Anda di halaman 1dari 12

NIAT DAN IKHLAS

Divisi Asistensi
FSI AL KAUTSAR 2018
Pengertian Niat
 Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti
bersih/murni.
 Niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan.
 Niat merupakan amal hati secara murni, bukan amal lidah.
Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di dalam hati
lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada
keteguhan.
 Al khaththaby mendefenisikan niat adalah tujuan yang
terdetik di dalam hatimu dan menuntut darimu.
 Al Baidhawijuga mendefenisikan niat adalah dorongan
hati yang dilihatnya sesuai dengan suatu tujuan, berupa
mendatangkan manfaat atau mengenyahkan mudharat dari
sisi keadaan maupun harta.
Lanjutan…

 Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala


keburukan, nafsu dan keduniaan, harus ikhlash karena
Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih
mempunyai dua sendi, yang tidak akan diterima di sisi
Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
a) Niat yang ikhlas dan benar
b) Sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.
Pentingnya Niat yang Ikhlas
(Ikhlasunniyah)

 Ikhlas merupakan ruhnya amal, maka tanpa ikhlas,


sebagus dan sebesar apapun amal tidak akan ada
artinya disisi Allah swt.
 “Allah azza wa jalla tidak menerima amal kecuali
apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari
keridho’annya semata”.(H.R. Abu Daud dan Nasai).
Syarat Diterimanya Amal Atau
Perbuatan:

 Bersungguh-sungguh
 Ikhlas dalam berniat
 Sesuai dengan syariat Islam (AlQur’an dan
Sunnah)
Penentu Nilai/Kualitas Suatu Amal

 “Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada


niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia
niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya.
Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan
dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”.

(H.R. Bukhori dan Muslim).


Dalil-Dalil Al Qur’an dan Hadits terkait Niat
dan Ikhlas
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu
tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang
tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan”. (Hud 15-16).
Dalil-Dalil Al Qur’an dan Hadits terkait Niat
dan Ikhlas
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung
pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang
apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah
menuju Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu
kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa
berhijrah kepada dunia (harta atau kemegahan
dunia) atau karena seorang wanita yang akan
dinikahinya, maka hijrahnya itu kea rah yang
ditujunya”.
(H.R. Bukhori dan Muslim).
Unsur yang Membentuk Keikhlasan
Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan
Khaliq bukan pandangan makhluk.
Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus
sinkron dengan batinnya, yang tampak dengan yang
tersembunyi.
Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
Tidak boleh memandang ikhlasnya sehingga ia takjub
kepada diri sendiri, sehingga ketakjubannya itu
merusak dirinya.
Lanjutan…

Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat. Sebab


orang yang mukhlis tidak merasa aman terhadap
amalnya, yang bisa saja dicampuri bagian untuk
dirinya.
Menurut pandangan orang mukhlis, amal yang
dikerjakannya itu tidak layak dimintai suatu balasan
dan ia melihat pahala sebagai suatu kebaikan Allah
terhadap dirinya.
Takut penyusupan riya dan hawa nafsu ke dalam jiwa,
sementara dia tidak menyadarinya.
Cara-Cara Untuk Menumbuhkan Niat yang
Ikhlas
 Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal.
 Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari kiamat.
 Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan AlQur’an, karena Al
Qur’an adalah penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS 10:57)
termasuk riya, ujub dan sum’ah.
 Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal
karena Allah tanpa diketahui orang lain.
 Menghindari/mengurangi saling memuji.
 Berdo’a, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari
syirik.
Sumber

Lembaga Asistensi Pusat (LATSAT) Universitas Riau.


2018. Modul Asistensi Agama Islam Universitas Riau.
Pekanbaru: UKMI AR ROYYAN

Anda mungkin juga menyukai