Anda di halaman 1dari 11

KELUARGA SAKINAH MAWADDAH KELOMPOK 7

DAN WA RAHMAH
LATAR BELAKANG

Islam sebagai agama yang tujuan utamanya adalah kebahagiaan di dunia dan diakhirat.
Islam sangat mementingkan pembinaan pribadi dan keluarga. Pribadi yang baik akan
melahirkan keluarga yang baik, sebaliknya pribadi yang rusak akan melahirkankeluarga
yang rusak. Demikian juga seterusnya, apabila keluarga baik, maka akan melahirkan negara
yang baik. Manusia diberi mandat atau amanah oleh Allah sebagai mandataris-Nya.
Manusia ditantang untuk menemukan, memahami dan menguasai hukum alam yang sudah
digariskan-Nya, sehingga dengan usahanya itu ia dapat mengeksploitasinya untuk tujuan-
tujuan yang baik. Dengan kata lain, ia harus mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan
mampu pula melestarikan alam ini. Karena alam yang diciptakan Allah ini bukanlah alam
yang siap pakai, tetapi ia harus diolah dan dibangun oleh manusia menjadi suatu alam yang
baik. Adanya anggapan alam ini sebagai suatu tempat yang siap pakai, merupakan suatu
kekeliruan. Anggapan yang menyesatkan ini bertentangan dengan tugas manusia di bumi
sebagai mandataris-Nya. Justru itu amat wajar Islam mengutamakan pembinaan terhadap
individu dan keluarga.
 Rumusan Masalah

1. Apakah keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah itu?


2. Apakah ciri atau karakteristik dari keluarga sakinah?
3. Bagaimana cara membangun keluarga yang sakinah?

 Manfaat dan Tujuan

1. Memberikan pemahaman tentang keluarga sakinah mawaddah dan wa


rahmah
2. Mengetahui ciri ciri atau karakteristik keluarga sakinah mawaddah wa
rahmah
3. Mengetahui cara untuk membangun keluarga sakinah mawaddah wa
rahmah
Makna Keluarga Sakinah Mawahddah Wa
Rohmah
2.1 Penger

Setelah berlangsungnya pernikahan yang sah setiap keluarga baru pasti mengimpikan keluarga
yang bahagia baik dunia maupun akhirat. Namun, dibalik hal tersebut keluarga bahagia yang
dimaksud secara agama yaitu keluarga sakinah. Arti kata sakinah sendiri dalam bahasa arab yaitu
kedamaian, tenang, tentram dan aman. Al-Isfahan (ahli fiqh dan tafsir) mengartikan sakinah dengan
tidak adanya rasa gentar dalam menghadapi sesuatu; Menurut al-Jurjani (ahli bahasa), sakinah
adalah adanya ketentraman dalam hati pada saat datangnya sesuatu yang tidak diduga,
dibarengi satu nûr (cahaya) dalam hati yang memberi ketenangan dan ketentraman pada yang
menyaksikannya, dan merupakan keyakinan berdasarkan penglihatan (ain al –yaqîn). Ada pula
yang menyamakan sakinah itu dengan kata rahmah dan thuma’nî nah, artinya tenang, tidak gundah
dalam melaksanakan ibadah. Dalam perkembangannya, kata sakinah diadopsi ke dalam Bahasa
Indonesia dengan ejaan yang disesuaikan menjadi sakinah yang berarti kedamaian, ketentraman,
ketenangan, kebahagiaan.
Sakinah

Sakinah berasal dari bahasa arab yang artinya ketenangan, ketentraman, aman
dan damai. Lawan kata dari ketentraman itu sendiri adalah keguncangan, keresahan
dan kehancuran. Sebagaimana artinya keluarga sakinah merupakan keluarga yang
didalamnya mengandung ketentraman, yang dimana akan menjaga kedamaian
semua unsur didalamnya sehingga dapat tercapainya kebahagiaan. Keluarga yang
sakinah berlawanan dengan keluarga yang penuh keresahan yang akan
menimbulkan kehancuran bagi keluarga itu sendiri sehingga tidak akan merasakan
bahagia dalam lingkungan keluarga itu sendiri. Contoh dari keluarga yang tidak
sakinah adalah keluarga yang dimana didalamnya sering terjadi perkelahian,
kecurigaan satu sama lain hingga menimbulkan perdebatan yang tidak usai
sehingga kerap berujung perpecahan. Ketidak percayaan merupakan salah satu
aspek yang membuat keluarga sakinah itu sendiri susah bahkan tidak dapat
terwujud.
Mawaddah

Mawaddah berasal dari bahasa arab yang artinya perasaan kasih sayang. Dalam penjelasan
kosa katanya, mawaddah berasal dari fi’il wadda-yawaddu, waddan wa mawaddatan yang artinya
cinta, kasih, dan suka. Cinta yang membara terhadap satu sama lain. Kata mawaddah juga sudah
diadopsi ke Bahasa Indonesia menjadi mawadah yang berarti kasih sayang. Mawaddah mengandung
pengertian filosofis adanya dorongan batin yang kuat dalam diri sang pencinta untuk senantiasa
berharap dan berusaha menghindarkan orang yang dicintainya dari segala hal yang buruk, dibenci
dan menyakitinya. Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak jiwa dari kehendak buruk.
Mawaddah khususnya digunakan untuk istilah perasaan cinta terhadap pasangan. Dalam islam
mawaddah merupakan fitrah yang dimiliki oleh manusia. Munculnya perasaan cinta ini timbul karena
hal-hal yang sebabnya dari beberapa aspek yang diminati suatu individu seperti paras, moralitas,
kedudukan dan berbagai hal lain yang melekat pada individu lain. Kriteria calon istri sendiri menurut
islam dan kriteria suami menurut islam dapat menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan untuk
menimbulkan rasa cinta terhadap pasangan.

Adanya perasaan mawaddah pastinya dapat membuat suasana rumah tangga lebih nyaman,
penuh cinta dan diselimuti kasih sayang antar satu sama lain. Tanpa adanya cinta, keluarga akan
menjadi hambar dan tidak nyaman. Adanya cinta inilah yang membuat pasangan suami istri beserta
anak-anak mau bekorban, mau memberikan sesuatu yang lebih untuk keluarganya atas dasar rasa
cinta.
Wa Rahmah

Wa Rahmah berasal dari bahasa arab yang artinya adalah ampunan,rahmat rezeki dan
karunia. Rahmah terbesar tentu berasal dari Allah SWT. Rahmah berasal dari fi’il rahima-
yarhamu-rahmatan wa marhamatan yang berarti sayang, menaruh kasihan. Kata rahmah,
setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan menjadi rahmat yang berarti
kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang melakukan kebaikan
kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi. Karena itu, kedamaian dan kesejukan
berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta penuh cinta kasih dan semangat
berkorban bagi yang lain. Pada saat bersamaan jiwa dan ruh rahmah tersebut akan
membingkainya dengan dekap kasih dan sapaan lembut sang Khalik yang diberikan pada
suatu keluarga yang terjaga rasa cinta,kasih sayang dan kepercayaan antar anggotanya.

Keluarga yang Rahmah tidak mungkin muncul hanya sekejap melainkan akan muncul karena
adanya proses saling membutuhkan dan menutupi kekurangan satu sama lain. Adanya rasa
saling memahami dan memberi pengertian satu sama lain dapat menjadi pedoman
terciptanya suasana keluarga yang baik pula. Rahmah atau karunia dan rezeki dalam
keluarga tercipta karena proses dan kesabaran suami maupun istri dalam membina rumah
tangga yang mereka bangun, serta melewati pengorbanan juga kekuatan jiwa. Dengan
proses yang tidak mudah karunia itu pun juga akan diberikan oleh Allah SWT. Sebagai
bentuk cinta bagi suatu keluarga. Rahmah tidak akan terwujud jika suami dan istri saling
mendurhakai satu sama lain. Untuk itu perlu dipahami pula hal-hal mengenai ciri-ciri suami
durhaka terhadap istri maupun sebaliknya.
Tujuan Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah

2. Menjadi Ladang Ibadah dan Beramal Shalih


1. Menunjang Misi Kekhalifahan Manusia di Muka Bumi Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga
Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi semata-mata diri dan keluarga dari api neraka. Artinya, untuk
untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana Allah SWT menjauhi api neraka, maka manusia diperintahkan
elah berfirman : untuk memperbanyak amal ibadahnya bukan
‫نس ِإّلُ ِليَ ْعبدون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِجنُ َو‬
َُ ‫اْل‬ maksiatnya. Allah SWT berfirman :
Bacaan Latin: Wamaa khalaqtul jinna wal-insa ilaa “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
iya'buduun(i) keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
Adz-Dzariyat : 56) apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi khalifah fil mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim :
ard yang artinya manusia melaksanakan pembangunan 6)
dan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya untuk Dengan adanya keluarga sakinah, maka memudahkan
kemakmuran di muka bumi melalui jalan apapun. Maka setiap orang untuk memperbanyak amal shalihnya.
dengan adanya keluarga sakinah tujuan tersebut bisa
diwujudkan bersama-sama.
3. Tempat Menuai Cinta, Kasih, Sayang dan Memenuhi Kebutuhan
Allah SWT Berfirman:
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari
isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?" (Q.S. An-Nahl:
72)
Dengan adanya keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, tentunya kebutuhan yang diperlukan
manusia bisa dipenuhi dalam keluarga. Kebutuhan tersebut meliputi rasa aman, tentram, rezeki
berupa harta, cinta, seksual dari pasangan, kehormatan, dan tentunya bentuk-bentuk ibadah yang
bisa dilakukan dalam amal shalih berkeluarga. Keluarga sakinah, mawaddah, dan wa rahmah
bukan hanya tujuan, melainkan proses untuk menggapai kebahagiaan lebih dari dunia, yaitu
berupa kebahagiaan di akhirat.
4. Untuk Memperoleh Keturunan yang Sholeh
Yang terpenting dalam pernikahan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha
mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang sholeh dan
bertakwa kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri
kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu
dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang
hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah
kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia,
supaya mereka bertakwa”.(Q.S. Al-Baqarah : 187)
CARA MEMBANGUN KELUARGA YANG
SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH
1. Memilih suami atau istri dengan kriteria yang tepat.

Dalam memilih pasangan kriteria yang tepat sangatlah penting, misalnya beragama islam, sholeh atau sholihah, berasal dari keturunan baik-
baik, berakhlak mulia dan lainnya.

2. Memenuhi syarat utama dalam keluarga yaitu ‘mawaddah’ (cinta yang membara dan menggebu) dan ‘rahmah’ (kasih saying yang lembut,
siap berkorban dan melindungi kepada yang dikasihi).

3. Saling mengerti atau memahami antara suami dan istri serta menghindari aksi egoisme sangat penting dalam membina sebuah keluarga.

4. Mengetahui hak dan kewajiban masing-masing.

5. Saling menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing.

6. Saling menghargai satu sama lain.

Penghargaan terhadap pasangan adalah hal yang penting, karena setiap manusia itu pasti memiliki kelebihan.

7. Saling mempercayai antara suami dan istri.

Kepercayaan merupakan salah satu faktor yang memberikan ketenangan terhadap satu sama lain.

8. Mengerti dan dengan sukarela menjalankan kewajiban masing-masing.

9. Hubungan harus didasari dengan perasaan saling membutuhkan.


KESIMPULAN

Sakinah, mawaddah, wa rahmah merupakan sebuah pokok yang harus ada dalam
menjalin kehidupan berkeluarga. Arti kata sakinah, mawaddah, wa rahmah berasal dari
bahasa arab. Sakinah berarti ketenangan, ketentraman, aman, dan damai. Mawaddah berarti

TERIMAKASIH
perasaan kasih sayang cinta yang membara, dan menggebu. Sedangkan wa rahmah berarti
ampunan, rahmat, rezeki, dan karunia yang berasal dari Allah SWT.
Ciri-ciri atau karakteristik dari keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah antara lain terdapat
cinta, kasih sayang dan rasa saling memiliki yang tetap dan terjaga antara satu sama lain,
terdapat ketenangan dan ketentraman yang tentunya terjaga, keikhlasan dan ketulusan peran
yang diberikan masing-masing anggota keluarga, memiliki kepercayaan satu sama lain baik
pasangan suami istri maupun anak-anaknya, kecintaan pada nilai agama bukan hanya hawa
nafsu sesaat, jauh dari rasa ketidakpercayaan dan curiga antar pasangan, mampu saling
menjaga dalam aspek keimanan dan ibadah, serta mampu menjaga pergaulan dalam islam
dengan tidak berkhianat.

Anda mungkin juga menyukai