Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK 2 DOSEN PENGAMPU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DEPRIZON, M.pd

HAKEKAT MANUSIA MENURUT


ISLAM

DISUSUN OLEH :

1. Alma Nazila (1703113572)

2. Angela Dwina Elevie (1703121704)

3. Septiani Risdarenuadie (1703110597)

4. Umi Gaya Octori (1703110744)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN AJARAN 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami tujukan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Hakekat Manusia
Menurut Islam. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Agama Islam di Fakultas Matematika dan Ilmu Alam,
Universitas Riau.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dan kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Pekanbaru, September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Konsep Manusia dalam Al-Quran dan Ilmuan Barat........................ 3
2. Asal Usul Penciptaan ......................................................................... 5
3. Eksistensi dan Martabat Manusia....................................................... 7
4. Tugas Manusia sebagai Hamba dan Khalifah .................................... 9
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ...................................................................................... 12
2. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses lahir dan keberadaan manusia di dunia memang
membuktikan kekuasaan Allah Yang Maha Besar. Dibuktikan dengan adanya
jutaan sel sperma yang dikeluarkan oleh sang suami dan hanya ada satu yang
akan bertahan/masuk ke sel telur istri yang akan dibuahi dan akhirnya
menjadi embrio atau calon bayi. Jadi dapat dibayangkan, proses awal
terbentuknya manusia saja sudah terjadi tingkat kompetisi yang tinggi. Setelah
proses pembuahan, maka pada umur 4 bulan dalam kandungan, Allah
meniupkan roh dan pada akhir bulan ke-9 maka lahirlah sang bayi manusia.
Terkait terjadinya manusia, Allah berfirman:

)20 : (

dan diantara tanda-tanda Nya inilah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia dan berkembang biak (QS Ar-
Ruum:20)


)85 : (

dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan roh itu termasuk urusan
Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit (QS Al-
Israa:85)
Dari dua ayat di atas terlihat bahwa keberadaan manusia di dunia
adalah sebagai tanda kekuasaan Allah yang maha besar. Namun dengan demikian,
usaha-usaha manusia untuk melakukan penelitian tentang proses pembentukan
manusia juga telah dilakukan, sebagai upaya manusia untuk berpikir.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat?
2. Bagaimana konsep manusia menurut Al-Quran dan ilmuan barat?
3. Bagaimana asal usul penciptaan manusia?
4. Bagaimana eksistensi dan martabat manusia?
5. Bagaimana tanggungjawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian hakikat.
2. Mengetahui Konsep manusia menurut Al-Quran dan ilmuan barat.
3. Mengetahui asal usul penciptaan manusia.
4. Mengetahui eksistensi dan martabat manusia.
5. Mengetahui seberapa besar tanggungjawab manusia sebagai hamba
dan Khalifah Allah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep Manusia dalam Al-Quran dan Ilmuan


Barat
a. Pengertian Hakikat
Hakikat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di artikan inti sari atau
dasar juga diartikan kenyataan yang sebenarnya (sesungguhnya). Hakikat
juga bisa dikatakan inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Di kalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya
karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benarnya. Jadi Sama
halnya dengan pengertian dalam mencari suatu hakikat roh, nyawa dan lain-
lain. (Rahman,2017)

b. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-
Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. (Rahman,2017)

1. Menurut Ilmuan Barat


Tentang Konsep Manusia ini sendiri menjadi perbincangan dikalangan
para ilmuan Barat. Beberapa menyimpulkan pengertian manusia sebagai
berikut :
a) Carles Darwin : Binatang yang terjadi dari sebab-sebab mekanis
b) Sigmund Freund : Makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara
ide, ego, dan super ego

3
c) Behaviorisme: Homo mechanicus- perilaku manusia yang terbentuk sebagai
hasil pembelajaran dengan lingkungan
d) Kognitif : Homo sapiens- selalu berusaha memahami lingkungannya
e) Humanisme : Homo ludens, berperilaku untuk mempertahankan,
meningkatkan dan mengaktualisasikan diri
f) Aristoteles : Hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, dan
berbicara berdasar akal pikiran. (Departemen Agama RI,2001)

2. Menurut Al-Quran
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu
kata basyar, insan dan al-nas.
Al-Basyar
Al-Basyar adalah gambaran manusia secara materi yang dapat
dilihat, makan dan minum, berjalan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kata Basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-
kahfi: innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-
sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr :
33 )

,
manusia makan dan minum (al-muminum : 33)

(Makbuloh,2012)

4
Al-Insan
Kata insan digunakan dalam Al-Quran untuk menunjuk kepada
manusia dengan segala totalitasnya, jiwa, dan raga. Manusia mememiliki rasa
malu, jika melanggar aturan. Manusia adalah makhluk terhormat, mulia dan
terus bergerak ke arah kesempurnaan.
Kata Insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya
(al-alaq:5), yaitu allamal insaana maa lam ya (dia mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat
psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu,
dan memikul amanah (al-ahzab : 72).

(Makbuloh,2012)
Al-Nas
Kata Al-Nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27
walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal
(sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap
macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia
sebagai makhluk social atau secara kolektif. (Makbuloh,2012)
Bani Adam
Bani Adam artinya keturunan Adam yang menunjukkan manusia
dilihat dari sudut keturunannya. Jika ada yang mengaku bukan keturunan dari
Nabi Adam a.a berarti bukan manusia. Oleh karena itu, bagi umat beragama
islam tidak perlu memperdebatkan teori-teori yang mengakui ilmiah tentang
asal-usul manusia berasal bukan dari Nabi Adam a.s (Makbuloh,2012)

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk


biologis, psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai

5
makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau
makhluk lain.

2. Asal Usul Penciptaan Manusia

Dalam Al-Quran dijelaskan proses perjalanan panjang manusia


yaitu : 1)Mulai dari saripati tanah, 2)Air mani yang tersimpan kokoh,
3)Segumpal darah, 4)Segumpal daging, 5)Jadi tulang belulang yang
terbungkus dengan daging, 6)Jadilah makhluk yang berbentuk lain, 7)Setelah
itu manusia akan benar-benar mati, 8)Kemudian akan dibangkitkan di hari
kiamat (Q.S Al-Mukminun [23] : 12-16)

.9

Dalam ayat lain dijelaskan dengan ada tambahan, yaitu: 1)Dia


menjadikan keturunannya dari saripati air mani, 2)Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh ciptaan-NYA,

6
3)Dia menjadikan pendengaran(telinga), penglihatan(mata), dan afidah(hati)
(Q.S As-Sajdah [32] : 8-9).

Atau dapat juga dikelompokkan menjadi 3 kejadian, yaitu:

Kejadian dan Asal-usul Manusia Pertama


Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang berarti pula proses
penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik dengan membuatnya
langsung dari tanah yang kering yang kemudian ditupkan ruh ke dalamnya
sehingga ia hidup. Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi,
dimana Nabi SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari segenggam tanah yang
diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak cucu Adampun seperti itu,
sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar dan
sebagainya.
Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua
Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan.
Begitupun dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak dipasangkan oleh
Alloh dengan lawan jenisnya yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, yaitu
Siti Hawa. Keterangan tersebut sesuai dengan firman Allah QS. An-Nisa, ayat
1 berikut:

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah


menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki

7
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.
Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga
Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian
seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses
kejadian manusia yang disebutkan dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa
ini dapat dipertanggung jawabkan secara medis. Dalam Al-Quran, asal-usul
manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Muminuun : 12-14
berikutini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang
Paling Baik." (QS. Al Muminuun : 12-14).

Jadi dapat disimpulkan susunan pembentukan manusia sebagai berikut:


Dari saripati berasal dari tanah.
Saripati dijadikan air mani yang disimpan kokoh.
Air mani dijadikan segumpal danging.
Jadilah tulang belulang yang berbungkus dengan daging.
Dia menjadikan pendengaran(telinga), penglihatan(mata), dan
afidah(hati).

3. Eksistensi dan martabat manusia

8
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan,
khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu
seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan
keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat
kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing
anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang
sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang
kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya
saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir,
merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan
mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme
biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan mekanisme
kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap
sebagai pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempurna,
mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan hidup.
Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada
seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui, mengalami,
memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhirnya
tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya
manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik.
Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung
pada kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min (40) : 35).
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua
makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-
potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain.
Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.

9
Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah inilah, yang
menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Hak di sini
adalah suatu imbalan dari kewajiban-kewajiban yang telah ditunaikannya.
Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan yang akan
mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia.
Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri
berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat
pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu
posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan
lebih hina dari binatang.
Manusia diciptakan untuk mengelola dan memanfaatkan alam untuk
mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di dunia, sekaligus
dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada Pencipta
untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak. Fungsi ganda
manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi kekhalifahan dan
kehambaan (untuk mengabdi dan beribadah).

4. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan


Khalifah Allah
1. Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah

Makna yang esensial dari kata abd (hamba) adalah ketaatan,


ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT
yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran
dan keadilan. (Rahman, 2017)

Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta


makhluk-makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di
antara makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah

10
tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi
semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya. Tanggung jawab
manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis
berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya;

Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:


Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan
dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki
adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang
pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan
akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala
dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka
semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang
pengembalaannya .(Muttafaq alaih)

Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia


dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan
ditanya atas setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia.
Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan
telah dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.

2. Tanggung jawab manusia sebagai Khalifah Allah

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus


dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini
adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka
bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan alam.(Rahman,2017)

Manusia selaku khalifah di muka bumi mempunyai tugas dan


kewajiban mengelola dan memakmurkan alam semesta sesuai dengan aturan
dan ketentuan Allah, menegakkan kebenaran dan keadilan, serta melakukan
amar maruf nahyi mungkar.

11
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.
Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif
yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di
muka bumi untuk kepentingan hidupnya.(Rahman,2017)

Firman Allah SWT:

Artinya:

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya


Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau
hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan
menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis
dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu
tidak ketahui. (Al-Baqarah:30)

Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah


melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia
merupakan makhluk yang paling istimewa. Firman Allah SWT :
Artinya :

Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami)


kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka
mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya
(kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada
ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup
memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka
melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak
patut dikerjakan.(Al-Ahzab: 72)

BAB III

12
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT
yang memiliki unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan
bertanggung jawab pada Allah SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat
rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda
dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu,
kalbu, dan sebagainya.

Hakikat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai khalifah di bumi


ini. Yang mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik. Hal yang
menjadikan manusia sebagai khalifah adalah karena manusia memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya, seperti akal dan perasaan.
Selain itu manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling baik, ciptaan
Allah yang paling sempurna.

Fungsi utama manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini dan
perannya sebagai khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah SWT mencakup
tiga poin yaitu belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu. Tenggung
jawab manusia sebagai khalifah yang berarti wakil Allah adalah mewujudkan
kemakmuran di muka bumi, mengelola dan memelihara bumi.

Sebenarnya Al Quran sudah membahas semua hal mengenai fungsi,


peran dan tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca
dan memahami Al Quran agar dapat memahami apa fungsi, peran dan
tanggung jawabnya sebagai manusia, sehingga dapat menjalani kehidupan
dengan penuh makna.

2. Saran

13
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun
tersebut.
Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca
sudi memberika kritik dan saran yang tentunya membangun kepada kami,
demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami dan pembaca makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

14
1. Departemen Agama RI. 2001. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan
Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
2. Mansoer,Hamdan.,dkk. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama
Islam, Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.
3. Rahman, Irfandy. 2017. Makalah Hakikat Manusia Menurut Islam.
http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-
islam.html. Diakses pada tanggal 25 september 2017.
4. Makbuloh, Deden. 2012. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

15

Anda mungkin juga menyukai