DISUSUN OLEH :
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami tujukan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Hakekat Manusia
Menurut Islam. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Agama Islam di Fakultas Matematika dan Ilmu Alam,
Universitas Riau.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dan kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses lahir dan keberadaan manusia di dunia memang
membuktikan kekuasaan Allah Yang Maha Besar. Dibuktikan dengan adanya
jutaan sel sperma yang dikeluarkan oleh sang suami dan hanya ada satu yang
akan bertahan/masuk ke sel telur istri yang akan dibuahi dan akhirnya
menjadi embrio atau calon bayi. Jadi dapat dibayangkan, proses awal
terbentuknya manusia saja sudah terjadi tingkat kompetisi yang tinggi. Setelah
proses pembuahan, maka pada umur 4 bulan dalam kandungan, Allah
meniupkan roh dan pada akhir bulan ke-9 maka lahirlah sang bayi manusia.
Terkait terjadinya manusia, Allah berfirman:
)20 : (
dan diantara tanda-tanda Nya inilah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia dan berkembang biak (QS Ar-
Ruum:20)
)85 : (
dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan roh itu termasuk urusan
Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit (QS Al-
Israa:85)
Dari dua ayat di atas terlihat bahwa keberadaan manusia di dunia
adalah sebagai tanda kekuasaan Allah yang maha besar. Namun dengan demikian,
usaha-usaha manusia untuk melakukan penelitian tentang proses pembentukan
manusia juga telah dilakukan, sebagai upaya manusia untuk berpikir.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat?
2. Bagaimana konsep manusia menurut Al-Quran dan ilmuan barat?
3. Bagaimana asal usul penciptaan manusia?
4. Bagaimana eksistensi dan martabat manusia?
5. Bagaimana tanggungjawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian hakikat.
2. Mengetahui Konsep manusia menurut Al-Quran dan ilmuan barat.
3. Mengetahui asal usul penciptaan manusia.
4. Mengetahui eksistensi dan martabat manusia.
5. Mengetahui seberapa besar tanggungjawab manusia sebagai hamba
dan Khalifah Allah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-
Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. (Rahman,2017)
3
c) Behaviorisme: Homo mechanicus- perilaku manusia yang terbentuk sebagai
hasil pembelajaran dengan lingkungan
d) Kognitif : Homo sapiens- selalu berusaha memahami lingkungannya
e) Humanisme : Homo ludens, berperilaku untuk mempertahankan,
meningkatkan dan mengaktualisasikan diri
f) Aristoteles : Hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, dan
berbicara berdasar akal pikiran. (Departemen Agama RI,2001)
2. Menurut Al-Quran
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
dengan makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu
kata basyar, insan dan al-nas.
Al-Basyar
Al-Basyar adalah gambaran manusia secara materi yang dapat
dilihat, makan dan minum, berjalan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kata Basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-
kahfi: innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-
sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr :
33 )
,
manusia makan dan minum (al-muminum : 33)
(Makbuloh,2012)
4
Al-Insan
Kata insan digunakan dalam Al-Quran untuk menunjuk kepada
manusia dengan segala totalitasnya, jiwa, dan raga. Manusia mememiliki rasa
malu, jika melanggar aturan. Manusia adalah makhluk terhormat, mulia dan
terus bergerak ke arah kesempurnaan.
Kata Insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya
(al-alaq:5), yaitu allamal insaana maa lam ya (dia mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat
psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu,
dan memikul amanah (al-ahzab : 72).
(Makbuloh,2012)
Al-Nas
Kata Al-Nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27
walakad dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal
(sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap
macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia
sebagai makhluk social atau secara kolektif. (Makbuloh,2012)
Bani Adam
Bani Adam artinya keturunan Adam yang menunjukkan manusia
dilihat dari sudut keturunannya. Jika ada yang mengaku bukan keturunan dari
Nabi Adam a.a berarti bukan manusia. Oleh karena itu, bagi umat beragama
islam tidak perlu memperdebatkan teori-teori yang mengakui ilmiah tentang
asal-usul manusia berasal bukan dari Nabi Adam a.s (Makbuloh,2012)
5
makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau
makhluk lain.
.9
6
3)Dia menjadikan pendengaran(telinga), penglihatan(mata), dan afidah(hati)
(Q.S As-Sajdah [32] : 8-9).
7
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.
Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga
Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian
seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses
kejadian manusia yang disebutkan dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa
ini dapat dipertanggung jawabkan secara medis. Dalam Al-Quran, asal-usul
manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Muminuun : 12-14
berikutini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang
Paling Baik." (QS. Al Muminuun : 12-14).
8
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan,
khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu
seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan
keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat
kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing
anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang
sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang
kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya
saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir,
merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan
mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme
biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan mekanisme
kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap
sebagai pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempurna,
mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan hidup.
Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada
seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui, mengalami,
memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhirnya
tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya
manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik.
Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung
pada kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min (40) : 35).
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua
makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-
potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain.
Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.
9
Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah inilah, yang
menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Hak di sini
adalah suatu imbalan dari kewajiban-kewajiban yang telah ditunaikannya.
Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan yang akan
mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia.
Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri
berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat
pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu
posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan
lebih hina dari binatang.
Manusia diciptakan untuk mengelola dan memanfaatkan alam untuk
mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di dunia, sekaligus
dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada Pencipta
untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak. Fungsi ganda
manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi kekhalifahan dan
kehambaan (untuk mengabdi dan beribadah).
10
tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi
semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya. Tanggung jawab
manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis
berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya;
11
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.
Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif
yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di
muka bumi untuk kepentingan hidupnya.(Rahman,2017)
Artinya:
BAB III
12
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT
yang memiliki unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan
bertanggung jawab pada Allah SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat
rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda
dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu,
kalbu, dan sebagainya.
Fungsi utama manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini dan
perannya sebagai khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah SWT mencakup
tiga poin yaitu belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu. Tenggung
jawab manusia sebagai khalifah yang berarti wakil Allah adalah mewujudkan
kemakmuran di muka bumi, mengelola dan memelihara bumi.
2. Saran
13
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun
tersebut.
Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca
sudi memberika kritik dan saran yang tentunya membangun kepada kami,
demi mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami dan pembaca makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Departemen Agama RI. 2001. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan
Tinggi Umum, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
2. Mansoer,Hamdan.,dkk. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama
Islam, Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.
3. Rahman, Irfandy. 2017. Makalah Hakikat Manusia Menurut Islam.
http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-
islam.html. Diakses pada tanggal 25 september 2017.
4. Makbuloh, Deden. 2012. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
15