PEMBAHASAN
1.Kutipan Hadis
Artinya:
Niat adalah maksud atau keinginan (hasrat hati) untuk melakukan sesuatu
yang beriringan (berbarengan) dengan perbuatan.
Pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan secara eksplisit orang
yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya:
سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:عن أمير المؤمنين أبي حقص عمر بن الخطاب رضي هللا عنه قال
فمن كانت هجرته إلى هللا ورسوله فهجرته إلى هللا. وإنما لكل امرىء ما نوى، ” إنما األعمال بالنيات:يقول
ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه ” رواه إماما المحدثين،ورسوله
وأبو الحسين مسلم بن الحجاح ،أبو عبدهللا محمد ابن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبه البخاري
بن مسلم القشيري في صحيحيهما اللذيب هما أصح الكتب المصنفة.
‘an amiiril mu’miniina abii hafshin ‘umarobni khoththoobi rodhiya allahu ‘anhu
qoola: sami’tu rosuulallahi shollallahu ‘alaihi wa sallam yaquulu: ” innamal
a’maalu binniyaati, wa innamaa likullimri’im maa nawa, famang kaanat hijrotuhu
ila allahi wa rosuulihi fahijrotuhu ila allahi wa rosuulihi, wamang kaanat hijrotuhu
lidunyaa yushiibuhaa awimro’atin yangkihuhaa fahijrotuhu ila maa haajaro ilaihi ”
rowaahu imaaman al-muhadditsiina abuu ‘abdillahi muhammad ubnu ismaa’iil
abni ibroohiim abnil mughiirot abni bardizbah al-bukhooriyyu, wa abul husaini
muslim ubnul hajjaj ibni mulumil qusyairiyyu an-naisaabuuriyyu fii
shohiihaihimaa al-ladzaini humaa ashohhul kutubil mushonnafati.
Artinya:
Terjemahannya:
Terjemahannya:
29. Katakanlah:” Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu
atau kamu melahirkanmya,pasti Allah mengetahuinya.” Allah mengetahui
apa-apayang ada dilangit dan apa-apa yang ada di bumi.Dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu
Artinya:
Nafka yang diberikan seseorang kepada keluarga dengan tulus karena Allah
terhitung sedekah.Dan Nabi bersabda:”Akan tetapi jihad dan niat.”
1
2
Disepakati bahwa tempat niat adalah dalam hati dan dilakukan pada
permulaan melakukan perbuatan untuk tujuan amal kebajikan. Niat berperan
penting dalam ajaran islam, khususnya perbuatan yang berdasarkan perintah
syara, atau menurut sebagian ulama,dalam perbuatan yang mengandung harapan
untuk mendapatkan pahala dari Allah. Niat akan menentukan nilai, kualitas serta
hasilnya, yakni pahala yang akan diperolehnya.
Orang yang berhijrah dengan niat ingin mendapat keuntungan dunia atau
ingin mengawini seorang wanita, ia tidak akan mendapatkan pahala dari Allah
SWT. Sebaliknya kalau orang hijrah karena ingin mendapat ridha Allah maka ia
akan mendapatkannya, bahkan keuntungan dunia pun akan diraihnya3[8].
Agama islam mensyariatkan niat ada dua hikmah yang terkandung
didalamnya:
a) Untuk membedakan perbuatan-perbuatan yang semata-mata berdasarkan
kebiasaan dengan perbuatan-perbuatan ibadah.
b) Untuk membedakan martabat, nilai ibadah dari perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang.
3
Lebih lanjut ash-Shidieqy menjelaskan bahwa niat adalah ruh dan amal
neracanya. Sesungguhnya tidaklah terjadi sesuatu amal ikhtisyari yang
diqashadkan (yang disengajakan) melainkan dengan adanya niat. Maka yang
diperoleh oleh seorang amil dari amalannya adalah apa yang mendorongnya untuk
beramal, bukan lahiriah amalan.
Lafal niat dalam bahasa Arab digunakan untuk
Pertama, mebedakan antara suatu amal dengan amal yang lain, antara
sesuatu ibadah dengan ibadah yang lain,
Kedua, membedakan antara niat seseorang dengan niat seseorang yang lain.
Al-imam Ibnu Katsir brkata, bahwa hadis nabi saw
ِ َّالني
ات ِّ ِال ب
ُ إِمَّنَا اْأل َْع َم
“sesungguhnya segala amal itu dengan niat”
Yang memberi pengertian bahwa amal yang dipandang disisi Allah,
hanyalah amal yang disertai niat, adalah karena tidak ada sesuatu yang
tersembunyi dari Allah, baik dibumi maupun dilangit. Dan bukanlah kenyataan
(rupa) amal yang berharga di sisi-Nya. Allah menghargai amal seseorang menurut
niat yang menggerakannya.
54.’Abdullah bin Maslamah meriwayatkan kepada kami,ia berkata: Malik
mengabarkan kepada kami,dari Yahya bin Sa,id,dari Muhammad bin Ibrahim,dari
‘Alqamah bin Waqqash, dari ‘Umar,bahwasanya Rasulullah bersabda:”Amalan itu
tergantung niat,dan setiap orang mendapatkan sesuai dengan apa yang
diniatkannya.Barang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-nya,maka hijrahnya itu
kepada Allah dan Rasul-Nya.Barang siapa hijrahnya karena materi dunia yang
ingin diraihnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya,maka hijrahnya itu
kepada apa yang ditujunya.”
SYARAH HADITS
Imam al-Bukhari tidak membawakan hadits yang lafazhnya “(Amal itu tergntung)
niat dan ketulusan mengharapkan pahala dari Allah.”Beliau hanya berdalil dengan
hadits ,Umar yang menyebutkan bahwa amalan-amalan itu tergantung
niatnya,juga dengan hadits Abu Mas,ud yang menyebutkan bahwa amalan itu
tergantung kadar ketulusannya (mengharapkan pahala) dari Allah.
Perkataan al-Bukhari dalam judul bab:” dan setiap orang memperoleh sesuai
kadar kadar niatnya” adalah penggalan hadits tentang niat (yakni hadits ‘Umar).
Keterangan bahwa niat termaksud imam adalah berdasarkan pemahaman Imam al-
Bukhari yang menyatakan bahwa imam adalah amal,sebagaimana telah dijelaskan
diatas.Adapun mengenai iman dalam arti tashdiq (pembenaran), maka tidak
membutuhkan niat seperti halnya amalan-amalan hati lainnya. Miasalnya,takut
kepada Allah, mengagungkan-Nya, mencintai-Nya, dan mendekatkan diri kepada-
Nya.Sebab,amalan-amalan tersebut dikhususkan untuk Allah sehingga tidak perlu
niat untuk membedakannya dengan amalan lain.
Tujuan niat adalah untuk membedakan antara amalan yang dikerjakan untuk
Allah dan amalan yang dikerjakan untuk selain-Nya,atau karena riya’,juga untuk
membedakan tingkatan-tingkatan sebuah amal seperti membedakan antara amal
yang wajib dengan yang sunnah.Selain itu,niat juga ditujukan untuk membedakan
antara ibadah dengan adat,misalnya membedakan antara puasa dan pantangan
makan.
Perkataan:’Dan wudhu.” Dengan ungkapan ini,al-Bukhari mengisyaratkan
perbedaan pendapat yang ada,sebab ada sebagian ulama yang tidak mensyaratkan
niat ketika berwudhu;sebagian pendapat yang dinukil dari al-Auza’i, Abu
Hanifah, dan ulama lainnya.
Perihal haji yang wajib,harus ada niat bagi yang mengerjakannya untuk orang
lain,berdasarkan sebuah dalil khusus,yaitu hadits ibnu ‘Abbas tentang kisah
syubrumah.
Hadits itu sebenarnya dari ali yahya bin said Al-ansari dari muhammad bin
ibrahim At-Tamimi dan ‘Alqamah bin Waqas dari umar ibnu Khththab. Dari
semua ahli pengarang kitab-kitab yang terpercaya sebagai sandaran, telah
meriwayatkan hadits itu semuanya, kecuali malik, dia tidak meriwayatkannya di
dalam kitabnya Al-Muwatha’. Tetapi ibnu Dahiyah meragukannya dan dia
berkata, bahwa sebenarnya hadits itu ada di dalam kitab Al-Muwatha’. Demikian
dengan harapan keraguan tdi menjadi sirna, karena adanya riwayat dari Al-
Bukhari, Muslim dari Al-Nasa’i, mereka bertiga meriwayatkan hadits tersebut
dari Malik. Adapun apa yang terjadi di dalam kitab As-Shihab dengan kata-kata
Al-A’mal bin-niyat yakni dengan kata-kata jama’ serta menghapus kata-kata
“innama”. Menurut Imam Al-Nawawi’ dari Abi musa Al-Madani Al-ashbahani,
bahwa hadst itu tidak benar sanadnya dan Al-Nawawi menjauhinya.
Sedangkan menurut Hafizh Ibnu Hajar, bahwa hadits itu memang meragukan dan
telah diriwayatkan pula oleh Al-Hakim dlam kitabnya Arba’in, dari jalan malik,
demikian pula ibnu Hibban meriwayatkan juga tetai dalam bentuk yang lain,
yakni di dalam kitab Mawadi’ Tis’ah dari kitab Shahihnya, yang termuat didalam
sebagian judul kesebelas, yakni dari judul ke tiga, keempat dan keduapuluh
Dengan demikian,iat akn menjadi kunci daripada hasil perbuatan (amal). Apabila
perbuatan itu baik dan didasari oleh niatan yang baik pula maka akan
menghasilkan sesuatu yang baik. Namun, apabila perbuatn baik, tetapi tidak
didasari oleh niat (tujuan) baik, maka sia-sia. Niat yang tulus adalah penghambaan
yang semata-mata dilakukan kerena mengharap ridha Allah. Keutamaan ikhlas
dalam beramal akan membuahan hasil yang sangat banyak bahkan berlipat ganda.
Allah SWT menggambarkan keikhlasan dalam beramal ini seperti dimuat dalam
Al-qur’an surah Al-Baqarah : 265 sebagai berikut :
FITRIANI RASYID
KHAERUNNISA
DIAN MELANI
2014
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak
ada daya dan upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan
karunia Nya dalam mengarungi kehidupan ini.
Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di
manapun mereka berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari Nyalah, sehingga makalah
ini dapat saya selesaikan. Makalah ini kami beri judul “hadits tentang niat”
Dalam makalah dijelaskan tentang definisi dan periodesasi Pembukuan
Hadist serta penjelasan tentang faktor-faktornya. Dengan penjelasan dalam
makalah ini diharapkan kepada para pembaca lebih memahami tentang Ilmu
Hadist dan supaya dapat menjadi nilai tambah dalam mempelajari Islam.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan dan
juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.
Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa
yang akan datang.
Tim penyusun
Daftar isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran niat dalam beramal
B. Wajibnya niat berwudhu
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B. kritik dan saran
BAB 1
PEMBAHASAN
Rumusan masalah
Tujuan penulisan
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Selain membahas niat juga membahas macam macam niat, seperti hadits
tentang niat wudhu.