DISUSUN OLEH :
FAUSIAH ALMADIAH.S
A RAHMI AULIA
Makalah ini disajikan secara singkat dan jelas sehingga dapat menambah
pengetahuan kita mengenai hadis-hadis tentang tata cara wudhu.
Walaupun masih banyak terdapat kekurangan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu dengan adanya saran dan kritikan dari rekan-rekan maupun
dosen sangat kami harapkan.
Semoga apa yang kami paparkan dalam makalah ini bisa memberikan
wawasan ilmu pengetahuan khususnya hadis-hadis tentang tata cara
wudhu.
C. Tujuan
A. Pengertian Wudhu
67. Telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Unaiyah dari Zuhrdari Abi
Salamah dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu
bangun tidur. Janganlah dia langsung mencelupkan tangannya ke
dalam bejana, hingga dia mencucinya lebih dahulu tiga kali. Sebab
dia tidak tahu dimana semalaman tangannya berada.”
68. Telah mengkhabarkan kepada kami Maalik dan Ibnu Uyainah dari
Abi Zinad dari Abi Huraira, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda:’apabila salah seorang diantara kamu
bangun tidur, janganlah dia langsung mencelupkan tangannya
kedalam bejana. Sebab dia tidak tahu dimana semalaman
tangannya berada”.
69. Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Abi Zinad dari A’raj
dari Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam telah
bersabda: “apabila salah seorang di anatara kamu bangun tidur,
hendaklah membasuh tangannya dahulu sebelum memasukkannya
kedalam bejana. Sebab dia tidak tahu dimana tangannya berada
70. Telah mengkhabarkan kepada kami Sofyan bin Uyainah dari Abi
Zinad dari A’raj dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Apabila salah seorang di antara
kamu bangun tidur, hendaklah membasuh tangannya lebih dahulu
sebelum memasukkannya ke dalam bejana. Sebab dia tidak tahu
dimana semalaman tangannya berada. “Al-Asham kemudian
berkata: “Sesungguhnya aku sengaja mengetengahkan hadis yang
diriwayatkan dari Malik secara menyendiri , dan hadis yang
diriwayatkan dari Sofyan secara menyendiri pula. Karena Imam
Asy-Syafi’I sebelum itu menuturkan kedua hadis tersebut secara
bersamaan dengan menggunakan teks hadis riwayat Malik.
Bagi orang yang baru saja bangun tidur, apabila akan melakukan
wudhu’, hendaklah membasuh tangannya lebih dahulu sebelum
memasukkannya ke dalam bejana. Sebab dia tidak tahu, apakah
semalaman tangannya menyentuh najis atau tidak. Ini
dimaksudkan untuk menjaga kesucian air di dalam bejana,
disamping sebagai amalan sunat. Akan lebih sempurna lagi
kesunatannya, bila dalam membasuh tangan hingga tiga kali.
71. Telah mengkhabarkan kepada kami IbnuUyainah dari Muhammad
bin Ishak dari Ibnu Abi ‘Atiq dari Aisyah, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Siwak dapat
membersihkan mulut, dan sangat diridhai Allah.”
Siwak adalah sarana untuk membersihkan dan menjaga kesehatan
mulut, sekaligus sebagai sarana mencari keridhaan Allah. Sebab
Allah sangat mencintai orang-orang yang suci.
72. Telah mengkhabarkan kepada kami Sofyan dari Abi Zinad dari A’raj
dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sekiranya aku tidak merasa memberatkan terhadap
umatku, niscaya aku perintahkan kepada mereka untuk mengakhiri
shalat Isya’ hingga akhir waktu, dan bersiwak setiap kali hendak
mengerjakan shalat.”
73. Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Amr bin Yahya Al-
Mazini dari ayahnya, dia telah berkata kepada Abdillah bin Zaid Al-
Anshari: “Adakah engkau dapat memperlihatkan kepadaku tentang
bagaimana cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melaksanakan wudhu’?” jawab Abdillah bin Zaid: “Ya, saya dapat.”
Kemudian dia minta agar disediakan tempat wudhu’, lalu
menuangkan air ke atas kedua telapak tangan, kemudian
membasuhnya dua kali. Lalu berkumur dan menghirup air tiga kali,
kemudian membasuh muka tiga kali, dan membasuh kedua tangan
hingga siku dua kali. Lalu mengusap kepala dengan telapak tangan
tiga kali, yakni dia mulai dari bagian depan kepala kemudian dia
tarik ke belakang sampai tengkuk, lalu ditarik kembali ke depan
hingga sampai ke tempat semula. Lalu membasuh kedua belah
kaki.
74. Telah mengkhabarkan kepada kami Malik dari Amr bin Yahya dari
ayahnya dari Abdillah bin Zaid, dia telah berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaksanakan wudhu’ dengan
membasuh muka tiga kali, membasuh tangan dua kali, dan
mengusap kepala dengan dua belah telapak tangannya. Beliau
mulai menggerakkan telapak tangan dari arah depan, kemudian
digerakkan perlahan-lahan ke belakang hingga sampai tengkuk,
baru kemudian beliau menggerakkan kembali ke depan sampai
tempat dimana beliau mulai mengusap. Lalu beliau membasuh
kedua belah kaki.”
75. Telah mengkhabarkan kepada kami Sofyan dari Hisyam dari Urwah
dari ayahnya dari Humran, dia telah berkata: “Sesungguhnya
Utsman bin Affan pernah melakukan wudhu’ dengan membasuh
anggota wudhu tiga kali tiga kali, kemudian dia berkata: Aku telah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa berwudhu’ seperti wudhu’ yang aku lakukan, maka
keluarlah semua dosa yang ada pada dirinya, baik lewat muka,
lewat kedua belah tangan maupun kedua belah kakinya.”
Wudhu’ dengan sempurna, disamping berpahala, juga dapat
dijadikan tebusan atas dosa-dosa yang terlanjur dilakuka. Tetesan
air yang keluar dari muka, kedua belah tangan, dan kedua belah
kaki yang dibasuh ketika wudhu’, merupakan merantara pelebur
dosa. Karena itu, hendaklah setiap muslim menyempurnakan
wudhu’ ketika berwudhu hingga mendapatkan kesempurnaan
pahala maupun ampunan dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Adapun klasifikasi lain dalam bentuk dimensi batin wudhu dan aplikasinya
dalam kehidupan.
(Sumber: Khusyuk Sholat Berguru pada Rasulullah oleh Muhammad Imam Ar-
Ridla’)
Dimensi Batin Wudhu dan Aplikasinya dalam Kehidupan
1. Membasuh Muka
2. Membasuh Tangan
Artinya:“pada hari ini kami tutup mlut meraka dan berkatalah kepada kami
tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap
apa yang dahulu mereka lakukan.” (qs.36/Yasin:65)
3. Menyapu Kepala
4. Menyapu telinga
Dengan menyapu telinga seorang muslim minimal lima kali
sehari semalam membersihkan telinganya. Penyucian ini selain
memiliki konotasi fisik, agarr telinga bersih, juga bermakna batin
yang dapat digunakan untuk mendengar yang baik-baik.
Telinga sebagai salah satu pancaindra yang menyuplai
informasi kedalam otak manusia memang perlu untuk orientasi
kepada kerihaan Allah. Sebab informasi yang tak tersaing secara
religius bisa jadi akan merusak kesucian perilaku manusia.
Dengan begitu maka dengan menyapu telinga dimaksudkan
agar informasi bisa dikumpulkan sebanyak-banyaknya, danpada
saat yang sama informasi itu diterima secara objektif dan
bertanggung jawab, karena semua yang didenagr dan
ditindaklanjuti seseorang akan dipertanggung jawabkandihadapan
Allah. Sebagai firmannya:
6. Berkumur-kumur
(Sumber: Khusyuk Sholat Berguru pada Rasulullah oleh Muhammad Imam Ar-
Ridla’)
DAFTAR PUSTAKA
(Sumber: Khusyuk Sholat Berguru pada Rasulullah oleh Muhammad Imam Ar-
Ridla’)
(Sumber: Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas & Bermoral Melalui Shalat
yang Benar oleh Jefry Noer)