Anda di halaman 1dari 2

Niat Ibadah menurut Islam

PENGERIAN NIAT
Secara bahasa (Arab), niat (‫ )نية‬adalah keinginan dalam hati untuk melakukan suatu tindakan. Orang Arab
menggunakan kata-kata niat dalam arti "sengaja".

Terkadang niat juga digunakan dalam pengertian sesuatu yang dimaksudkan atau disengajakan.

Secara istilah, tidak terdapat definisi khusus untuk niat. Karena itu, banyak ulama yang memberikan
makna niat secara bahasa, semisal Imam Nawawi yang mengatakan niat adalah bermaksud untuk
melakukan sesuatu dan bertekad bulat untuk mengerjakannya.”

Mengacu kepada hadits shahih, niat adalah motivasi, maksud, atau tujuan di balik sebuah perbuatan.
Rasulullah Saw menyatakan, niat menjadi penentu pahala sebuah perbuatan. Jika niatnya karena Allah,
maka pahalanya dari Allah. Jika niatnya bukan karena Allah, atau disertai motif lain, maka Allah tidak
akan menerima amalan itu sebagai ibadah.

Hadits selengkapnya mengisahkan tentang niat seseorang dalam berhijrah. Hijrah termasuk ibadah karena
ia perintah Allah SWT. Namun, jika dalam berhijrah ada niat lain, maka hijrah tidak menjadi sebuah
ibadah.

"Sesungguhnya amal-amal itu bergantung kepada niatnya. Dan setiap orang memperoleh sesuai dengan
apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nnya, maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nnya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dikejarnya atau
wanita yang hendak ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia (niatkan) hijrah kepada nya." (HR.
Bukhari-Muslim).

Imam Bukhari menyebutkan hadits ini di awal kitab shahihnya (Shahih Bukhari) sebagai mukaddimah
kitabnya. Di sana tersirat bahwa setiap amalan yang tidak diniatkan karena mengharap Allah SWT adalah
sia-sia. 

FUNGSI NIAT
Dalam Islam, niat berfungsi sebagai pembeda amalan.  Niat membedakan antara satu ibadah dengan
ibadah lainnya atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan. Niat juga membedakan tujuan
seseorang dalam beribadah.

Itulah sebabnya, niat menjadi rukun dan/atau syarat sah semua amal ibadah. Niat menempati posisi
pertama dalam setiap rukun atau syarat sah ibadah.

Allah SWT memerintahkan kita, umat Islam, agar senantiasa meluruskan niat beribadah hanya karena
Allah SWT saja (ikhlas):

"Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al Bayyinah/98:5).

Dalam sebuah riwayat disebutkan, ada dua orang melakukan shalat, orang yang pertama meraih keridhaan
Allah SWT sehingga dosa-dosanya gugur, sedangkan orang yang kedua mendapatkan kecelakaan dan
kemurkaan Allah Azza wa Jalla karena nifak dan riyâ’nya.
Pelajaran Dari Niat

1.  Niat itu termasuk bagian dari keimanan karena niat termasuk amalan hati.


2.  Seorang muslim wajib mengetahui hukum suatu amalan sebelum ia melakukannya, apakah
amalan itu disyariatkan atau tidak, apakah hukumnya wajib atau sunah. Sebab, hadits ini menunjukkan
bahwa amalan bisa tertolak apabila luput darinya niat yang disyariatkan.
3.  Disyaratkannya niat dalam amalan-amalan ketaatan dan harus ditakyin (ditentukan). Maksudnya,
apabila seseorang ingin shalat, ia harus menentukan dalam niatnya shalat yang akan ia kerjakan,
apakah shalat sunnah atau shalat wajib, Zuhur atau Ashar, dst. Apabila ingin berpuasa, ia harus
menentukan apakah puasanya itu puasa sunnah, puasa qadha, atau yang lainnya.
4.  Amal tergantung pada niat, termasuk dalam hal sah-tidaknya, sempurna-tidaknya, taat-
maksiatnya.
5.  Seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Namun, perlu diingat, niat
yang baik tidaklah mengubah perkara mungkar (kejelekan) menjadi makruf (kebaikan). Niat
juga tidak bisa mengubah yang bid’ah menjadi sunnah.
6.  Wajibnya berhati-hati dari riya, sum‘ah (beramal karena ingin didengar orang lain), dan tujuan
dunia lainnya, karena perkara tersebut merusakkan ibadah kepada Allah subahanahu wa ta’ala.
7.  Hijrah (berpindah) dari negeri kafir ke negeri Islam memiliki keutamaan yang besar dan
merupakan ibadah apabila diniatkan karena Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Anda mungkin juga menyukai