Anda di halaman 1dari 3

PENJELASAN HADITS ARBAIN NAWAWI BAB PERTAMA

TENTANG NIAT

Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu bersamaan dengan


melakukan sesuatu.Menurut imam syafi’i niat merupakan inti ajaran
agama islam karena mencakup sepertiga nya dari ilmu.Sebab nya
adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati lisan dan
anggota badan.

Niat wajib untuk segala ibadah,dan waktu niat secara umum adalah
awwalu ibadah.tetapi ada juga yang tidak di awal seperti puasa.

Di samping itu, niat adalah tolak ukur suatu amalan: diterima atau
tidaknya tergantung niat dan banyaknya pahala yang didapat atau
sedikit pun tergantung niat.

Niat adalah perkara hati yang urusannya sangat penting, seseorang


bisa naik ke derajat shiddiqin dan bisa jatuh ke derajat yang paling
bawah disebabkan karena niatnya.Kemudian Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam membuatkan perumpamaan terhadap kaidah ini
dengan hijrah: yaitu barang siapa yang berhijrah dari negeri syirik
mengharapkan pahala Allah, ingin bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam untuk menimba ilmu syari’at agar bisa mengamalkannya, maka
berarti ia berada di atas jalan Allah (fa hijratuhuu ilallah wa rasuulih),
dan Allah akan memberikan balasan untuknya.

Sebaliknya, barang siapa yang berhijrah dengan niat untuk


mendapatkan keuntungan duniawi, maka di tidak mendapatkan pahala
apa-apa, bahkan jika ke arah maksiat, ia akan mendapatkan dosa.

Niat secara istilah adalah keinginan seorang untuk mengejarkan


sesuatu, tempatnya di hati bukan di lisan.Oleh karena itu, tidak
dibenarkan melafazkan niat, seperti ketika hendak sholat, hendak
wudhu, hendak mandi, dan lainnya.

Menurut pada Fuqaha’ (ahli fiqih), niat memiliki dua makna:

A. Tamyiiz (pembeda), hal ini ada dua macam:Pembeda antara ibadah


yang satu dengan yang lainnya. Misalnya antara shalat fardhu dengan
shalat sunat, shalat Zhuhur dengan shalat Ashar, puasa wajib dengan
puasa sunnah, dst. Pembeda antara kebiasaan dengan ibadah.
Misalnya mandi karena hendak mendinginkan badan dengan mandi
karena janabat, menahan diri dari makan untuk kesembuhan dengan
menahan diri karena puasa.

B. Qasd (meniatkan suatu amal “karena apa?” atau “karena


siapa?”)Maksudnya apakah suatu amal ditunjukan karena mengharap
wajah ALLAH Ta’ala saja (ikhlas) atau karena lainnya? Atau apakah ia
mengerjakannya karena ALLAH SWT dan karena lainnya juga atau
tidak?.
Faedah Hadits Ke 1

1. Tidak mungkin suatu amalan itu ada kecuali sudah didahului niat.
Adapun jika ada amalan yang tanpa niat, maka tidak di sebut amalan
seperti amalan dari orang yang tertidur dan gila. Sedangkan orang yang
berakal tidaklah demikian, setiap beramal pasti sudah memiliki niat.
Para ulama mengatakan “Seandainya Allah membebani suatu amalan
tanpa niat, maka itu sama halnya membebani sesuatu yang tidak
dimampui.

2. “Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”, maksut


hadits ini adalah setiap orang akan memperoleh pahala yang ia
niatkan.

3.Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan,oleh


karena nya ketika niatnya benar maka perbuatan nya itu benar dan jika
niatnya buruk maka perbuata itu buruk.
4.Niat baik yang belum terlaksana tetap mendapatkan pahala.

Anda mungkin juga menyukai