Anda di halaman 1dari 8

Materi riya fitnah ghibah

4. Riya

Menurut bahasa arab, arrriya' berasal dari kata kerja raa  yang memiliki arti memperlihatkan.
Riya’ adalah sebuah perbuatan untuk memperlihatkan sekaligus memperbagus suatu amal ibadah
dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain.

Mengenai niat beramal, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:

Artinya: “ ....Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan
seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Hukum Riya
Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata, “ Riya adalah
menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”.

Adapun sesuai hadis sebelumnya, jika seseorang melakukan suatu amalan karena Allah SWT,
maka ia akan mendapatkan pahala sesuai yang ia niatkan. Sedangkan, bagi orang yang
melaksanakan amal ibadah tidak dilandasi niat karena Allah SWT, maka amalnya tidak diterima
oleh Allah SWT. 

Dalam Alquran surah Al-Baqarah:264, Allah SWT juga melarang hambanya untuk melakukan
perbuatan riya.

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya’ kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah : 264).

Hukum perbuatan riya termasuk haram dan digolongkan dalam syirik kecil kepada Allah SWT.
Hal ini tertuang dalam hadis berikut:
Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, “ Sesungguhnya
yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar
(syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar?
Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “ Ar Riya’.”

Menurut tingkatannya, riya terbagi menjadi dua, yakni:

1. Riya Kholish

Riya kholish adalah suatu perbuatan yang dimaksudkan untuk melakukan ibadah semata-mata
hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia.

Contoh riya kholish seperti:

 Riya badan, contohnya, memamerkan tubuh yang kurus tanda rajin berpuasa.


 Riya dalam pakaian, contohnya, memakai pakaian yang menutup aurat agar dipandang
orang sholeh.
 Riya dalam ucapan, seperti melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan suara yang merdu
dan fasih dihadapan orang agar dipuji.

2. Riya Syirik

Riya syirik adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah
SWT, namun juga dilandasi dengan niat agar mendapat perhatian dan pujian dari manusia
sekaligus. 

Bahaya Perbuatan Riya


Selain menghapus amal ibadah seseorang, riya juga mendatangkan murka Allah SWT karena
termasuk salah satu perbuatan yang dilarang. Karena niatnya terletak di dalam hati, riya bisa saja
terjadi pada siapapun, termasuk orang-orang sholeh.

“ Dan apabila mereka (kaum munafik) berdiri mengerjakan shalat, maka mereka berdiri dalam
keadaan malas dan riya’ di hadapan manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali
sedikit sekali.” (QS. An-Nisa ayat 142)

beberapa bahaya riya yang harus dihindari:

 Menghapus pahala atas amal kebaikan yang dilakukan


 Menjadikaan amal ibadah yang berpotensi mendatangkan kebaikan dan pahala menjadi
hilang, bahkan membuat dosa.
 Riya lebih berbahaya daripada fitnah
 Orang yang melakukan riya akan terhalang daripada taufik dan hidayah Allah SWT
 Menimbulkan kesempitan dalam hidup
 Jiwa menjadi tidak tenang dan terus menerus gelisah
 Hilangnya wibawa dan kharisma diri di hadapan orang lain.
 Terjebak dalam kesombongan yang nantinya akan membuat sulit diri sendiri. 
 Hilangnya keimanan. 
 Timbul Kesengsaraan
 Bisa mendapat siksa di akhirat

2. FITNAH

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa fitnah artinya perkataan bohong atau
tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang. Kata fitnah
berasal dari bahasa Arab (ُ‫ )الفِ ْتنَة‬yang bermakna ujian dan cobaan

Di dalam Al-Qur’an dan hadist sendiri ada banyak makna tentang fitnah, seperti fitnah
bermaksud Syirik Dalam Islam, berpaling dari jalan yang benar, sesat, pembunuhan dan
kebinasaan, perselisihan dan peperangan, kemungkaran dan kemaksiatan. Termasuk adalah
menyebar berita dusta atau bohong atau mengada-ngada yang kemudian merugikan orang lain
juga termasuk dalam fitnah. padahal Bahaya Berbohong Dan Hukumnya Dalam Islam sudah
jelas termasuk Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Sehari-hari

Hukum Fitnah

Fitnah merupakan suatu kebohongan besar yang sangat merugikan dan termasuk dalam dosa
yang tak terampuni oleh Allah SWT. Oleh karenya, Islam melarang umatnya memfitnah sebab
fitnah adalah haram.

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Wahai orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, (sehingga kamu tidak
menyangka sangkaan yang dilarang) karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah
dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjing setengahnya yang lain. Apakah seseorang dari
kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? ( Jika demikian kondisi mengumpat)
maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Jadi patuhilah larangan-larangan tersebut) dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q. S.
Al-Hujarat : 12).

Seorang Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah;

“Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu? Lalu Rasulullah menjawab; ‘Menyebut sesuatu yang
tidak disukai saudaramu di belakangnya.’ Kemudian Sahabat kembali bertanta; ‘Bagaimana
jika apa yang disebutkan itu benar?’ Rasulullah kemudian menjawab; ‘kalau sekiranya yang
disebutkan itu benar, maka itulah ghibah. Tetapi jika hal itu tidak benar, maka engkau telah
melakukan buhtan (kebohongan besar).” (H. R. Muslin, Abu Daud, dan At-Tirmidzi).
Macam – macam Fitnah

Ada dua macam fitnah, yakni fitnah syubhat dan fitnah syahwat.

1. Fitnah Syubhat

Syubhat berarti samar-samar atau tidak jelas. Dalam fiitnah syubhat, seseorang menjadi rusak
ilmu dan keyakinannya sehingga menjadikan perkaran ma’ruf menjadi samar dengan
kemungkaran, sementara kemungkaran sendiri tidak ia hindari (dikerjakan). Fitnah syubhat
merupakan fitnah paling berbahaya oleh karena kurangnya ilmu dan lemahnya bashirah, ketika
diiringi dengan niat buruk dan hawa nafsu maka timbullah fitnah besar dan keji.

Rasulullah SAW  sangat mengkahwatirkan fitnah syubhat, sebagaimana hadist yang


diriwayatkan oleh Abu Barzah Al-Aslamy, beliau bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada
perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (H. R. Ahmad).

YangTermasuk dalam fitnah syubhat adalah;

 Kekafiran

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. mereka itu
orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap)
perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan
suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.  (Q. S. Al Kahfi 18: 103-105).

 Kemunafikan

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta. dan bila dikatakan kepada mereka: ’Janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi.’ Mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan.”  (Q. S. Al Baqarah 2: 10-11).

 Bid’ah penyebab perpecahan

Sebuah hadist dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA,

“Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri kepada kami, lalu bersabda: Ketahuilah,
sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama. Dan
sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di dalam neraka,
dan sati di dalam sorga, yaitu Al-Jama’ah.”

“Dan sesungguhnya akan muncul beberapa kaum dari kalangan umatku yang hawa-nafsu
menjalar pada mereka sebagaimana virus rabies menjalar pada tubuh penderitanya. Tidak
tersisa satu urat dan persendian kecuali sudah dijalarinya.” (H. R. Abu Dawud, Ahmad, Al-
Hakim).

2. Fitnah Syahwat

Fitnah syahwat merupakan segala perbuatan yang dapat melemahkan dan mengikis iman
seseorang disebabkan oleh mengikuti hawa nafsu. Mereka yang terkena fitnah syahwat biasanya
malas beribadah serta tidak segan melanggar perintah Allah dan mengerjakan apa yang dilarang.
Hal ini disebabkan oleh hawa nafsu beserta andil dari iblis yang senantiasa mengiringi dan
membuat iman semakin lemah.

Umumnya, fitnah syahwat adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia, kesenangan,
dan yang membangkitkan hawa nafsu.Allah SWT berfirman yang artinya;

“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syahwat (apa-apa yang diingini) berupa
wanita, anak-anak, harta kekayaan yang berlimpah dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi
Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (Q. S. Al-Imran : 14).

Bahaya Fitnah

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Q. S.
Al Hujurat : 6).

Apapun yang kita dengar dari orang lain, segala ucapan itu kita terima dengan telinga, bukan
dengan lidah (ucapan). Berita-berita itu menyebar luas dari telinga ke telinga seolah keluar dari
mulut ke mulut. Hati adalah yang menentukan apakah semua berita yang di dengar itu adalah
benar atau salah. Allah SWT berfirman yang artinya;

“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu
menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar” (Q. S. An
Nur : 15).

Selanjutnya, firman Allah SWT mengenai pertanggung jawaban panca indera kita di akhirat;

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi
beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka adzab yang
besar, pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal
menurut semestinya, dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan
(segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya).” (Q. S. An Nur : 23-25).

Fitnah itu hukumnya sangat berat, lebih berat daripada ketidaktaatan atau dosa besar. Sebab
fitnah itu sendiri berbahaya;

1. Menimbulkan kesengsaraan

Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah benar, fitnah sangat merugikan terutama bagi orang
yang difitnah dan bisa jadi harga dirinya hancur di mata masyarakat dan menjadi bahan
cemoohan. Sedangkan bagi yang memfitnah sendiri tidak akan lagi bisa dipercaya dan setiap
orang pasti akan menjauhinya.

2. Menimbulkan keresehan

Oleh sebab fitnah yang disebarkan masyarkat jadi tidak tenang karena takut. Misalnya, ada yang
difitnah menjadi pencuri, pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan jadi korban.

3. Memecah kebersamaan dan tali silaturrahmi

Satu fitnah bisa menghancurkan satu bangsa karena satu fitnah saja bisa menimbulkan berbagai
masalah yang akhirnya bisa menjadi seperti lingkaran setan (masalah yang tiada akhir). Padahal
Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi dalam Islam sangatlah besar.

4. Dapat mencelakai orang lain

Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, pada kenyataannya itu memang benar. Fitnah
umumnya dilatarbelakangi ketidaksukaan atau kebenciaan terhadap orang lain, tidak menutup
kemungkinan turut membangkitkan niatan jahat berbuat kriminal yang dapat mencelakai orang
lain.

5. Fitnah merugikan orang lain

Sudah sangat jelas bahwa fitnah banyak memberikan korbannya kerugian, mulai dari fisik,
psikis, sampai harta benda dan keluarga. Yang paling menyakitkan adalah hancurnya harga diri
karena pada dasarnya setiap manusia pasti ingin dihargai di mata manusia lainnya.

6. Tanda orang munafik

Ciri-ciri orang munafik yakni; bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan (amanah) justru
mengkhianatinya, dan melanggar janji.

7. Masuk neraka
Fitnah merupakan salah satu dosa besar yang menjadi penghalang seorang Muslim masuk surga.
Akibat dari perbuatan fitnah sendiri akan menjadi tanggungannya seumur hidup yang apabila
tidak segera bertaubat maka neraka lah ancamannya.

6. Ghibah

Menurut bahasa, ghibah artinya menggunjing. Menurut istilah, ghibah berarti membicarakan
kejelekan dan kekurangan orang lain dengan maksud mencari kesalahan kesalahannya, baik
jasmani, agama, kekayaan, akhlak.

Menurut Wikipedia. Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang
muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya,
agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun
bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak
tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.

Menurut seorang cendikiawan muslim Dr. Yusuf alQardawi mengatakan, “Ghibah adalah
keinginan untuk menghancurkan orang, keinginan menodai harga diri, kehormtan, kemuliaan
orang lain, sedangkan mereka tidak ada di hadapannya, hal ini menunjukan kelicikannya, sebab
sama dengan menusuk dari belakang serta pengumpatan ini berarti melawan orang yang tidak
berdaya”.

Hukum Ghibah

Hukum ghibah itu diharamkan berdasarkan kata sepakat ulama. Ghibah termasuk dosa besar.
Masalah ghibah kelihatannya adalah masalah yang sepele dan ringan, akan tetapi sebenarnya
masalah ini adalah masalah yang sangat berat karena menyangkut kehormatan sese orang.
Apalagi kalau yang dighibahkan adalah saudara Muslim kamu sendiri yang mana kehormatan
seseorang muslim sangat dijaga. 

Akibat Ghibah

1. Orang yang melakukan ghibah akan mengalami kerugian, karena pahala amal
kebaikannya dia berikan kepada orang yang menjadi sasaran ghibahnya ;
2. Mengakibatkan putusnya ukhuwah, rusaknya kasih saying, timbulnya permusuhan,
tersebarnya aib, lahirnya kehinaan dan timbulnya keinginan untuk menyebarkan berita
keburukan orang lain;
3. Mendapat azab Allah SWT yang sangat pedih

Contoh Perilaku Ghibah

1. Membicarakan keburukan orang lain melalui lisan ;


2. Membicarakan keburukan orang lain melalui isyarat ;
3. Membicarakan keburukan orang lain melalui gerakan tubuh dengan maksud mengolok-
olok;
4. Membicarakan keburukan orang lain melalui media massa tanpa ada maksud untuk
kebaikan.

Cara Mencegah dan Menghindari Ghibah

1. Selalu mengingat bahwa perbuatan ghibah adalah penyebab kemarahan dan kemurkaan
Allah SWT;
2. Usahakan menggunakan mulut dan lidah dengan berhati hati;
3. Jika ingin membicarakan kejelekan orang maka ingatlah kebaikannya;
4. Membiasakan bergaul dengan orang ¬orang yang berprilaku baik (akhlakul karimah);
5. Membiasakan diri dalam keadaan suci dengan berwudlu;
6. Hendaknya orang yang melakukan ghibah mengingat dulu aib dirinya sendiri dan segera
berusaha memperbaikinya, dengan demikian akan timbul perasaan malu pada diri sendiri
bila membuka aib orang lain;
7. Hukumnya wajib mengingatkan orang yang sedang melakukan ghibah bahwa perbuatan
tersebut hukumnya haram.

Anda mungkin juga menyukai