Anda di halaman 1dari 4

HAL-HAL YANG MERUSAK IMAN

Al-Imam Ibnu Taimiyah (661 H - 728 H/ 1263 M-1328 M), seorang Ulama dibidang
Usluhuddin berkata; “Iman adalah Aqidah dan amal, sebab itu ia bertambah dan
berkurang.”

Keimanan dapat diibaratkan sebatang pohon yang memerlukan siraman pupuk dan
penjagaan dari hama. Siraman iman ialah nasihat-nasihat agama, pupuknya adalah
ibadah, dan hamanya yaitu segala perbuatan dosa. Hama atau perusak iman dapat
berasal dari dirinya sendiri (intern) dan dari luar atau pengaruh lingkungan (ekstern).

Ada beberapa perbuatan yang dapat merusak Iman seorang Muslim:

1. Riya’ (Pamer)
Dikatakan Riya’ apabila seseorang berbuat baik, tetapi ditampakan buat orang lain
dengan maksud agar orang lain memuji perbuatan tersebut. Riya’ dapat terjadi
sebelum berbuat, ketika sedang berbuat, dan dapat pula sesudah berbuat. Sifat Riya’
dapat di ketahui melalui sikap, ucapan, maupun perbuatan itu sendiri.
Islam mengajarkan kepada kita agar dalam melakukan perbuatan baik didasari dengan
niat yang ikhlas karena Allah swt. Ikhlas menurut Islam bukan berati tanpa pamrih. Di
dalam Islam di tegaskan bahwa perbuatan baik yang dilakuakan sesorang harus punya
pamrih. Perbuatan yang dikalukan tanpa pamrih tidak ada nilainya. Menurut Islam
hanya ada satu pamrih yang dibenarkan, yakni ingin mencari ridha Allah atau semata-
mata menaati perintah-Nya. Dengan demikian ikhlas yang dimaksud dalam Islam
murni hanya karena Allah swt.
Dalam hal ini Allah swt berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu
menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
perasaan orang yang menerima seperti orang menafkahkan hartanya karena Riya’
kepada manusia” (QS. Al-Baqarah: 246)
Selain itu Rasulullah saw bersabda: ”Sesugguhnya segala perbuatan itu dinilai dari
niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh apa yang ia niatkan”
(H.R.Bukhari dan Muslim)

2. Takabur (Sombong)
Takabur atau sombong ialah suatu sikap yang menganggap orang lain lebih rendah
dari pada dirinya. Orang yang takabur selalu memandang bahwa dirinya lebih baik,
lebih benar, lebih pandai dan sebagainya dari pada orang lain. Oleh sebab itu, sifat ini
termasuk akhlakul madzmumah atau akhlak yang tercela sehingga tidak disukai dalam
pergaulan. Sifat atau sikap Takabur akan berdampak negatif bagi diri seseorang dan
juga orang lain.
Sifat Takabur wajib dijauhi oleh setiap Muslim. Allah swt berfirman: ”Dan janganlah
kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri. Sederhanakanlah kamu dalam berjalan
dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.
(QS. Luqman:18-19).

3. Nifaq
Kata Nifaq berasal dari bahasa Arab dan merupakan ”Shigat isim mashdar” yang
artinya berpura-pura atau bermuka dua. Kata kerjanya adalah ”naafaqa” yang
mengandung arti berbuat pura-pura. Orang yang bermuka dua dan suka berbuat pura-
pura di sebut Munafiq.
Secara garis besar munafiq dapat dibagi dua yakni yang berhubungan dengan I’tikad
(aqidah) dan yang berhubungan dengan amaliah (perbuatan).
Munafiq yang berhubungan dengan aqidah yakni orang yang mengaku percaya adanya
Allah swt, tetapi sebenarnya hatinya tidak percaya. Allah swt berfirman:”Di antara
manusia ada yang berkata: ’Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian’, padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.”(QS.Al-Baqarah: 8)
Kemudian Allah swt menegaskan lagi dalam surah selanjutnya. Allah swt berfirman:
”Mereka (orang-orang munafiq itu) hendak memperdayakan Allah dan orang-orang
beriman, padahal mereka tidak memperdayakan melainkan diri mereka sendiri, sedang
mereka tidak sadar. Di hati-hati mereka ada penyakit, maka Allah tambah penyakit
kepada mereka, dan adalah bagi mereka siksa yang pedih dengan sebab mereka telah
berdusta.”(QS. Al-Baqarah: 9-10)
Sedangkan yang di maksud Munafiq yang berhubungan dengan amaliah ialah yang
berhubungan dengan perbuatan nyata dan terdapat dalam pergaulan hidup
bermasyarakat. Allah swt berfirman: ”Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang
yang beriman, mereka mengatakan:’Kami telah beriman.’Dan bila mereka kembali
kepada setan-setan mereka, mereka menyatakan:’Sesungguhnya kami spendirian
dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” (QS. Al-Baqarah: 14)
Ciri-ciri orang munafiq telah ditegaskan Rasulullah saw dalam sabdanya: ”Tanda-
tanda munafiq ada tiga: apabila berbicara dusta, apabila berjanji ingkar dan apabila di
percaya khianat.” (HR. Bukhari). Sedangkan di alam akhirat, pelaku nifaq itu karena
dianggap kafir yang jahat, tentu akan dicampakkan kedalam neraka Jahanam dan ia
kekal di dalamnya. Allah swt berfirman: ”Sesungguhnya orang-orang munafiq itu
ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali
tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”(QS. An-Nisa’:145)

4. Fasiq
Kata Fasiq berasal dari bahasa Arab dan merupakan ”shigat Isim’ fa’il” yang artinya
orang yang berbuat jahat atau orang yang berbuat maksiat. Fasiq adalah orang yang
sebenarnya mengetahui perintah dan larangan Allah, tetapi dengan sengaja ia tidak
mematuhinya. Orang fasiq itu pada awalnya termasuk orang yang beriman juga, tetapi
karena imannya yang lemah, ia tak mampu mempertahankan diri dari godaan setan
dan akhirnya mengikuti semua ajakan setan. Dalam hal ini Allah swt berfirman: ”Dan
janganlah kamu menjadi sperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang
fasiq.”(QS. Al-Hasyr: 19)
Menurut kaidah Islam, kalau seseorang melakukan kejahatan dan kemaksiatan dengan
senang dan bangga, tidak ada rasa menyesal dan rasa malu, maka orang tersebut
sebenarnya bukan orang beriman tetapi adalah orang kafir. Allah swt berfirman: ”Dan
adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat yang
turun itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan
mereka mati dalam keadan kafir.”(QS. At-Taubah: 125)
Conto-contoh perbuatan jahat dan maksiat yang dilakukan oleh orang fasiq itu banyak,
antara lain mencuri, merampok, menganiaya, berzina, mengadu domba, memfitnah
dan lainnya. Perbuatan fasiq berbahaya, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Bahaya bagi diri sendiri, yakni mendapatkan dosa karena tidak menaati Allah dan
Rasul-Nya. Bahaya bagi orang lain yakni manimbulkan kerugian dan mala petaka.
Allah swt berfirman: ”Dan adapun orang-orang yang fasiq, maka tempat mereka
adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar dari padanya, mereka di kembalikan
lagi kedalamnya dan dikatakan kepada mereka. ”Rasakanlah yang kamu dulu
mendustakannya.”(QS. As-Sajadah: 20)

5. Perbuatan Dosa
Dosa adalah sebagai akibat dari tidak melaksanakan perintah Allah yang wajib dan
mengerjakan larangan Allah yang haram. Hal ini disebabkan karena imannya yang
masih lemah, atau belum memiliki keyakinan kuat kepada kebenaran agamanya.
Seseorang yang beriman lemah apabila berulang-ulang melakukan perbuatan dosa dan
tidak segera bertobat, tentu dosa itu akan mengotori jiwanya, merusak iman yang ada
dalam jiwanya. Allah swt berfirman: ”Sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang mengotorinya.” (QS. Asy-
Syam:9-10)
Perbuatan dosa dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Bagi diri sendiri,
dapat menyebabkan goncangan jiwa, pikiran kacau, hati resah dan cemaskalau
perbuatan dosa tersebut diketahui orang lain. Rasulullah saw bersabda: ”Dosa ialah
yang merisaukan hatimu dan kamu rela (bila hal itu) diketahui orang
lain.”(H.R.Muslim)
Selamatkanlah Iman kita
Setiap muslim wajib melakukan usaha-usaha agar imannya itu bertambah sehingga
semakin kuat. Seseorang yang beriman kuat tentu akan senantiasa bertaqwa kepada
Allah swt. Selain itu setiap muslim wajib berusaha memelihara imannya agar tidak
rusak apalagi hilang (murtad).
Yang paling penting bagi setiap muslim ialah membentengi diri agar jangan sampai
melakukan riya’,takabur, nifaq, fasiq dan perbuatan dosa khusunya dosa syirik. Apa
bila sikap dan perbuatan itu tersebut dimiliki dan diperbuat, maka orang tersebut akan
celaka dunia dan akhirat.
Dari Abu Bakar ra bahwa Rasulullah saw bersabda: ”Maukah aku kabarkan pada
kalian dosa yang paling besar?”, kami para sahabat menjawab: ”Baiklah, ya
Rasullullah.” Beliau bersabda: ”Menyekutukan Allah (syirik) dan durhaka kepada
orang tua.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai