Anda di halaman 1dari 2

KONSEP AMANAH MENURUT PERSPEKTIF HADIS Islam menganjurkan sifat amanah supaya manusia

melaksanakan hak kepada Allah s.w.t dan tidak melampaui batas (al-Ghazali, 1980). Amanah dalam
Islam mempunyai makna yang luas. Ia tertumpu pada sesuatu tanggungjawab yang diserahkan
padanya dan ia bertanggungjawab di hadapan tuhannya. Berikut dijelaskan konsep amanah yang
terdapat dalam hadith Nabi s.a.w yang dapat diaplikasi dalam kehidupan manusia dalam membina
sifat amanah di dalam diri.

Hilang Amanah bermula dengan hilang rasa malu Sifat malu dan sifat amanah amat berkait rapat,
sifat amanah digambarkan dengan adanya rasa malu dalam diri seseorang. Manusia yang tidak
beramanah adalah yang tidak mempunyai sifat malu dalam diri dan mampu melakukan larangan
Allah s.w.t tanpa rasa bersalah. Sabda Rasulullah s.a.w:

Maksudnya: Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi s.a.w bersabda: "Apabila Allah hendak membinasakan
seorang hamba maka Dia akan memcabut rasa malu darinya, apabila rasa malu sudah dicabut
darinya maka kamu akan mendapatinya dalam keadaan sangat dibenci. Jika kamu tidak
mendapatinya melainkan dalam keadaan sangat dibenci, maka akan dicabut amanah darinya,
apabila amanah telah dicabut darinya, maka kamu tidak mendapatinya kecuali dalam keadaan
menipu dan tertipu. Apabila kamu tidak menjumpainya melainkan dalam keadaan menipu dan
tertipu, maka akan dicabut darinya sifat kasih sayang, dan apabila dicabut darinya kasih sayang,
kamu tidak akan menjumpainya kecuali dalam keadaan terlaknat lagi terusir, dan apabila kamu tidak
menjumpainya melainkan dalam keadaan terlaknat lagi terusir, maka akan dicabut darinya ikatan
Islam."( Ibnu majah kitab fitnah no hadis 4044)

Amanah amat berkait rapat dengan sifat malu. Malu mempunyai peranan yang amat penting bagi
memandu manusia dalam jalan kebenaran. Imam al-Nawawi dalam karyanya Kitab Arbain al-Nawawi
menyatakan malu menghalang manusia melakukan perbuatan yang keji. 1. malu dalam melakukan
jenayah atau kejahatan 2. Malu dalam memendekkan amalan 3.Malu yang membawa kemuliaan
seperti malu Rasulullah s.a.w ketika perkahwinannya dengan zainab dan kaumnya tidak berganjak
daripada majlis. Nabi malu untuk mohon mereka bersurai, ia adalah antara malu yang digambarkan
kepada kita melalui perbahasan Imam al-Nawawi.

Unsur Fitnah dalam Amanah Terdapat unsur fitnah dalam melaksanakan amanah. Wajar memahami
dengan baik saranan agama dalam melaksanakan amanah supaya ia sejajar dengan kehendak
agama. Sabda Rasulullah s.a.w:

Maksudnya: Dari Abu Hurairah, dia berkata Rasulullah s.a.w bersabda: "Sesungguhnya akan datang
kepada manusia tahun-tahun penipuan, di dalamnya orang yang berdusta dipercaya sedangkan
orang yang jujur didustakan, orang yang berkhianat diberi amanah sedangkan orang yang amanah
dikhianati, dan di dalamnya juga terdapat Ar-Ruwaibidlah." Ditanya, "Apa itu ArRuwaibidlah wahai
Rasulullah?" Beliau s.a.w bersabda: "iaitu orang bodoh yang berbicara (memberi fatwa) dalam
urusan manusia."(Musnad ahmad no 7571) Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari
menyatakan bahawa apabila seseorang bercakap sesuatu yang bukan kepakarannya ia menandakan
hampir berlaku kiamat. (Ibnu Hajar). Ia menjelaskan kepada manusia bahawa tidak boleh memberi
amanah kepada yang tidak berhak atau tidak mampu melaksanakan amanah tersebut kerana ia akan
membawa kehancuran dan kebinasaan.

Seseorang Dikenali oleh Allah dengan sifatnya Anjuran Allah s.w.t kepada umat manusia mempunyai
kelebihan tersendiri. Orang yang beramanah dikenali oleh Allah s.w.t dengan sifat amanah. Sabda
Rasulullah s.a.w.

Maksudnya: Dari Abdullah ia berkata, "Rasulullah s.a.w bersabda: "Jauhilah kebohongan, sebab
kebohongan cenderung kepada keburukkan, dan keburukkan akan membawa kepada neraka. Dan
sungguh, jika seseorang berbohong dan terbiasa dalam kebohongan hingga di sisi Allah ia akan
ditulis sebagai seorang pembohong. Dan hendaklah kalian jujur, sebab jujur membawa kepada
kebaikkan, dan kebaikkan akan membawa kepada syurga. Dan sungguh, jika seseorang berlaku jujur
dan terbiasa dalam kejujuran hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai orang yang jujur." (Sunan abi
daud, bab adab 4337)

Beberapa akibat tidak amanah dalam Islam seperti berikut ini:

1. Kehilangan iman - Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak
Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” (HR. Ahmad)
2. Termasuk ciri-ciri orang munafik - Rasulullah SAW bersabda:“Empat hal, barang siapa
dalam dirinya ada empat hal tersebut, dia munafik murni, dan barang siapa yang ada
sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu:
Jika dipercaya khianat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika bermusuhan
(berseteru) dia jahat”. (HR. Bukhari Muslim)
3. Menjadi orang yang rugi - Rasulullah SAW bersabda:“Empat hal jika dia ada dalam dirimu,
engkau tidak merugi walaupun kehilangan dunia. Menjaga amanah, berkata dengan jujur,
berakhlaq yang mulia dan menjaga makanan (dari yang haram).” (HR. Ahmad)

4. Tidak dipercaya - Maksud berfirman Allah: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata:
“Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
lagi dapat dipercaya”.” (QS. Al-Qashahs: 26)
5. Mendapat laknat dari Allah - Allah berfirman:“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani
Israil dengan lisan Daud dan `Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka
durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan
munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka
perbuat itu.” (QS. Ali Imran: 78-79)
6. Mendapat penderitaan di akhirat - Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya kalian nanti
akan sangat bercita-cita terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari
kiamat. Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh
derita” (HR. Bukhari Rasulullah SAW bersabda:no. 7148)
7. Dipermalukan di akhirat - Rasulullah SAW bersabda: “Setiap pengkhianat akan
mendapatkan bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek bendera tersebut sesuai
dengan kadar pengkhianatannya. Ketahuilah bahwa pengkhianatan yang paling besar
adalah pengkhianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya.” (HR. Bukhari)
8. Menjadi pengkhianat Allah dan RasulNya - Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa
mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal di sana ada orang yang lebih
diridhai oleh Allah, maka dia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang
mukmin.” (HR. Hakim)
9. Dibenci Allah - Artinya: “Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang
mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu
berkhianat lagi bergelimang dosa,”(Q.S. An Nisa: 107)
10. Hati menjadi keras - Artinya: “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki
mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah)
dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah
diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari
mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan
biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S. Al Maidah: 13)
11. Calon penghuni neraka - Artinya: “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai
perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang
hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada
suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun
dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam
bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”.”(Q.S. At Tahrim: 10)
12. Tidak mendapat pertolongan di akhirat
13. Mendapat azab dari Allah

Anda mungkin juga menyukai