Anda di halaman 1dari 9

BAB III

MENGHINDARI AKHLAK TERCELA

A.    NIFAQ

1.      Pengertian Nifaq


Nifaq berasal dari kata nafiqa yang berarti lubang tempat keluarnya hewan
sejenis tikus dari sarangnya. Ada yang berpendapat ia berasal dari kata nafaq yaitu
lobang tempat bersembunyi. Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan
batin. Menurut Ibnu Rajab nifak secara bahasa bersinonim dengan kata mencela, berbuat
makar dan menampakkan kebaikan serta menyembunyikan kejahatan. Orang yang
melakukan perbuatan nifak disebut dengan munafik. Menurut Ibnu Katsir munafik
adalah orang yang keluar dari jalan kebenaran masuk ke jalan kesesatan. Karena itu
Allah memperingatkan dengan firman-Nya:َ

Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al


Taubah(9): 67)
Perbuatan munafik sangat dibenci oleh Allah Swt dan rasulNya. Oleh karena itu
orang munafik dijanjikan oleh Allah Swt mendapat balasan yang berat karena mereka
melakukan perbuatan tidak islami, menebarkan kebencian dan kebatilan serta
mengabaikan kebenaran. Orang munafik hanya berpikir demi kepentingan dan keinginan
mereka tanpa memperhatikan kebenaran dan prinsip-prinsip yang luhur. Mereka telah
menjual kejujuran dengan kesesatan dan makar.
2.      Bahaya Orang Munafik
Menurut al-Qur’an Allah Swt telah mengingatkan kita mengenai perihal orang
munafik dan memerintahkan agar kita menjauhi dan waspada terhadap perbuatan
mereka. Allah Swt berfirman:
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.
Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” (QS. Al Qalam(68):1011)
Pengkhiatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik sangat membahayakan.
Allah Swt mengingatkan hal tersebut dan berfirman:
“Jika mereka berangkat bersamasama kamu, niscaya mereka tidak menambah
kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di
celahcelah barisanmu, untuk Mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara
kamu ada orangorang yang Amat suka mendengarkan Perkataan mereka. dan Allah
mengetahui orangorang yang zalim”(QS. al Taubah(9):47)
Dalam hal ini seorang muslim harus melakukan antisipasi agar sifat nifak ini
tidak muncul, mengungkap, tanggap mencari informasi dan memastikannnya agar tidak
terperosok ke dalam permainan mereka. Allah Swt berfirman:
“Hai orangorang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu”.(QS. Al Hujurat(49):6)
3.      Macam-macam nifaq Perbuatan nifak di dalam syariat terbagi menjadi dua:
a.       Pertama, nifaq akbar Nifak akbar atau nifak besar ini adalah ketika
seseorang menampakkan keimanannya kepada Allah Swt, para malaikat,
kitab suci, rasul dan akhir, tetapi sebenarnya ia tidak percaya dan menolak
dengan seluruh hal tersebut. Sifat nifak inilah yang dahulu ada di masa
Rasulullah Saw dan Allah telah mencela mereka serta pelakunya kelak akan
ditempatkan di neraka paling bawah. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dari neraka. dan kamu sekalikali tidak akan mendapat seorang penolongpun
bagi mereka”. (QS. Al Nisa(4):145)
b.      Kedua, nifak asghar Nifak ashgar atau nifak kecil berarti manakala
seseorang menampakkan secara jelas segala amal-amal yang baik(tidak
termasuk di atas) hanya saja sesungguhnya ia tidak seperti itu bahkan
bertolak belakang.
4.      Tanda-tanda Pelaku Nifak
Pelaku nifak disebut dengan munafik. Ciri-ciri orang munafik sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim adalah sebagai berkut :
a.       Bila Berbicara, Ia berdusta Berdusta adalah berkata dengan tidak benar atau
berbohong. Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangat
dicela. Di dalam Musnad Ahmad Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh besar
pengkhianatanmu jika engkau mengatakan kepada saudaramu kejujuran
sedangkan engkau berdusta kepadanya”(HR. Ahmad) Orang yang berdusta
juga dianalogikan sebagai orang yang berpaling dari ayat-ayat Allah.
Rasulullah Saw bersabda: ”Sesungguhnya yang mengadaadakan
kebohongan, hanyalah orangorang yang tidak beriman kepada ayatayat
Allah, dan mereka Itulah orangorang pendusta.(QS. AlNahl(16): 105)
b.      Bila Berjanji,Ia Tidak Menepati Janji adalah ucapan yang menyatakan
kesediaan atau kesanggupan untuk berbuat, melakukan sesuatu tetapi tidak
ditepati. Mengingkari janji berarti tidak menepati kesediaan atau
kesanggupan yang telah dibuat. Janji terbagi menjadi dua macam:• Pertama,
seseorang berjanji tetapi ia meniatkan untuk tidak menepati janji tersebut. Ini
merupakan akhlak yang paling buruk. Allah Swt berfirman: “Dan tepatilah
Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpahsumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang
kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpahsumpahmu
itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”(QS. Al-
Nahl(16): 91) • Kedua, jika seseorang berjanji kepada saudaranya dan ia
sudah meniatkan akan menepati janjinya tetapi karena suatu hal ia tidak bisa
menepatinya dan ia belum sempat memohon maaf atas pengingkarannya
tersebut. Pengingkaran janji seperti ini tidak menjadi masalah karena hal
tersebut terjadi tanpa unsur kesengajaan, Dalam hal ini Rasulullah Saw
bersabda: Dari hadits Zaid bin Arqam, dari nabi SAW, beliau bersabda, “Bila
seorang lakilaki berjanji dan berniat menepatinya namun tidak dapat
menepatinya, maka tidak apaapa baginya (ia tidak berdosa).”(HR. Abu Daud
dan al-Turmudzi)
c.       Bila Bertengkar, Ia Berbuat Dosa Perbuatan dosa yang dilakukan dengan
memutarbalikkan fakta di mana ia menjadikan yang benar menjadi salah dan
yang salah menjadi benar dan hal ini terjadi karena semata-mata timbul
karena sifat dusta yang tertanam di dalam hati. Rasulullah Saw bersabda dari
Abdullah: َ ‫ َذ ْك‬HHHHHِ‫ا َ فَب‬HHHHHِ‫ َذ ْك الَّن‬HHHHHِ‫ف ا َل لِى اِ ْدهَ يَب‬HHHHHُ
ِ‫ال وْ ُما َّكيِا‬ ْ ‫ف الَّ ِن اَ ِورْ ُوج‬HHHHHُ
ْ ‫ا َّر النَ لِى اِ ْدهَ يِرْ ُوج‬
“Waspadalah terhadap sikap dusta, karena sesungguhnya ia akan menggiring
seseorang untuk berbuat dosa dan perbuatan dosa akan menyebabkan
seseorang masuk ke dalam neraka”(HR. Ahmad) Dalam hadits lain
Rasulullah Saw bersabda dari Yahya bin Rasyid : َ‫س ْفلَزَ ْيم‬ ْ ‫ِْعنَ ي َّ تَ ح الل َ ِن ٍم‬
ِ ‫ط ُخ‬ ِ
ْ َ ْ ُ
َ ‫ا ِ فَ َم‬H‫ط ب‬Hِ‫ ُوهَ ٍول‬Hَ‫“ لهُ َمل َع ي‬Barang siapa yang memperdebatkan sesuatu yang
‫اص خنَم‬H
bathil sedangkan ia mngetahuinya, niscaya ia akan terus berada di dalam
murka Allah swt hingga ia menghentikan perbuatannya itu”(HR. Abu Daud)
d.      Bila Mengikat Perjanjian, Ia Mengingkari Allah Swt memerintahkan umat
Islam agar melaksanakan amanah. Allah Swt berfirman: “Dan janganlah
kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu
pasti diminta pertanggungan jawabnya”(QS. Al Isra(17):34)
Di dalam ayat lain Allah Swt berfirman: “Dan tepatilah Perjanjian dengan
Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-
sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sebagai saksimu (terhadap sumpahsumpahmu itu). Sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.(QS. Al Nahl(16):91)
Pengingkaran terhadap perjanjian haram hukumnya, baik antara pihak
muslim dengan muslim atau antara pihak muslim dengan golongan
kafir(mu’ahadah). Perjanjian antara kaum muslimin wajib ditunaikan dan
membatalkannya mendapatkan dosa yang besar. Perjanjian-perjanjian yang
wajib ditunaikan seperti jual beli, pernikahan dan lain-lain.
e.       Bila Diberi Amanah, Ia Khianat Khianat adalah mengingkari tanggung
jawab, berbuat tidak setia atau melanggar amanah yang sudah dibuat. Secara
umum, khianat artinya mengingkari tanggung jawab yang telah
dipercayakan, baik daang dari Allah maupun dari orang lain. Apabila
seseorang diberi amanah, maka ia wajib melaksanakannya. Hal ini
sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. Al-
Nisa(4)’:58) Khianat terhadap amanah merupakan salah satu sifat munafik
sebagaimana firman Allah SWT, “Dan di antara mereka ada orang yang
telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan
sebahagian karuniaNya kepada Kami, pastilah Kami akan bersedekah dan
pastilah Kami Termasuk orangorang yang shalih. Maka setelah Allah
memberikan kepada mereka sebahagian dari karuniaNya, mereka kikir
dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orangorang yang
selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan
pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena
mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan
kepadaNya dan juga karena mereka selalu berdusta”. (QS. AlTaubah(9):
7577)
1.      Akibat buruk sifatnifaq
Perbuatan nifaq adalah salah satu perilaku tercela, baik nifaq kecil maupun nifaq
besar. Nifaq kecil merupakan jembatan menuju nifaq yang besar. Demikian pula
perbuatan-perbuatan maksiat merupakan jembatan menuju kekufuran. perbuatan nifak
akan mendatangkan keburukan baik bagi pelaku nifak itu sendiri ataupun bagi orang lain.
1. Bagi diri sendiri a. Tercela dalam pandangan Allah Swt.. 1) Hilangnya kepercayaan
dari orang lain atas dirinya. 2) Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari 3)
Mempersempit jalan untuk memperoleh Rizki 4) Mendapat siksa yang berat di hari
akhir 2. Bagi orang lain 1. Menimbulkan kekecewaan hati, merusak hubungan
persahabatan dan dapat terjadi tindakan anarkis.2. Membuka peluang munculnya fitnah3.
Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat.
A.    KERAS HATI (PEMARAH)
BAB III

MENGHINDARI AKHLAK TERCELA

A.    NIFAQ

1.      Pengertian Nifaq


Nifaq berasal dari kata nafiqa yang berarti lubang tempat keluarnya hewan
sejenis tikus dari sarangnya. Ada yang berpendapat ia berasal dari kata nafaq yaitu
lobang tempat bersembunyi. Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan
batin. Menurut Ibnu Rajab nifak secara bahasa bersinonim dengan kata mencela, berbuat
makar dan menampakkan kebaikan serta menyembunyikan kejahatan. Orang yang
melakukan perbuatan nifak disebut dengan munafik. Menurut Ibnu Katsir munafik
adalah orang yang keluar dari jalan kebenaran masuk ke jalan kesesatan. Karena itu
Allah memperingatkan dengan firman-Nya:َ

Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al


Taubah(9): 67)
Perbuatan munafik sangat dibenci oleh Allah Swt dan rasulNya. Oleh karena itu
orang munafik dijanjikan oleh Allah Swt mendapat balasan yang berat karena mereka
melakukan perbuatan tidak islami, menebarkan kebencian dan kebatilan serta
mengabaikan kebenaran. Orang munafik hanya berpikir demi kepentingan dan keinginan
mereka tanpa memperhatikan kebenaran dan prinsip-prinsip yang luhur. Mereka telah
menjual kejujuran dengan kesesatan dan makar.
2.      Bahaya Orang Munafik
Menurut al-Qur’an Allah Swt telah mengingatkan kita mengenai perihal orang
munafik dan memerintahkan agar kita menjauhi dan waspada terhadap perbuatan
mereka. Allah Swt berfirman:
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.
Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” (QS. Al Qalam(68):1011)
Pengkhiatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik sangat membahayakan.
Allah Swt mengingatkan hal tersebut dan berfirman:
“Jika mereka berangkat bersamasama kamu, niscaya mereka tidak menambah
kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di
celahcelah barisanmu, untuk Mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara
kamu ada orangorang yang Amat suka mendengarkan Perkataan mereka. dan Allah
mengetahui orangorang yang zalim”(QS. al Taubah(9):47)
Dalam hal ini seorang muslim harus melakukan antisipasi agar sifat nifak ini
tidak muncul, mengungkap, tanggap mencari informasi dan memastikannnya agar tidak
terperosok ke dalam permainan mereka. Allah Swt berfirman:
“Hai orangorang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu”.(QS. Al Hujurat(49):6)
3.      Macam-macam nifaq Perbuatan nifak di dalam syariat terbagi menjadi dua:
a.       Pertama, nifaq akbar Nifak akbar atau nifak besar ini adalah ketika
seseorang menampakkan keimanannya kepada Allah Swt, para malaikat,
kitab suci, rasul dan akhir, tetapi sebenarnya ia tidak percaya dan menolak
dengan seluruh hal tersebut. Sifat nifak inilah yang dahulu ada di masa
Rasulullah Saw dan Allah telah mencela mereka serta pelakunya kelak akan
ditempatkan di neraka paling bawah. Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dari neraka. dan kamu sekalikali tidak akan mendapat seorang penolongpun
bagi mereka”. (QS. Al Nisa(4):145)
b.      Kedua, nifak asghar Nifak ashgar atau nifak kecil berarti manakala
seseorang menampakkan secara jelas segala amal-amal yang baik(tidak
termasuk di atas) hanya saja sesungguhnya ia tidak seperti itu bahkan
bertolak belakang.
4.      Tanda-tanda Pelaku Nifak
Pelaku nifak disebut dengan munafik. Ciri-ciri orang munafik sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim adalah sebagai berkut :
a.       Bila Berbicara, Ia berdusta Berdusta adalah berkata dengan tidak benar atau
berbohong. Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangat
dicela. Di dalam Musnad Ahmad Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh besar
pengkhianatanmu jika engkau mengatakan kepada saudaramu kejujuran
sedangkan engkau berdusta kepadanya”(HR. Ahmad) Orang yang berdusta
juga dianalogikan sebagai orang yang berpaling dari ayat-ayat Allah.
Rasulullah Saw bersabda: ”Sesungguhnya yang mengadaadakan
kebohongan, hanyalah orangorang yang tidak beriman kepada ayatayat
Allah, dan mereka Itulah orangorang pendusta.(QS. AlNahl(16): 105)
b.      Bila Berjanji,Ia Tidak Menepati Janji adalah ucapan yang menyatakan
kesediaan atau kesanggupan untuk berbuat, melakukan sesuatu tetapi tidak
ditepati. Mengingkari janji berarti tidak menepati kesediaan atau
kesanggupan yang telah dibuat. Janji terbagi menjadi dua macam:• Pertama,
seseorang berjanji tetapi ia meniatkan untuk tidak menepati janji tersebut. Ini
merupakan akhlak yang paling buruk. Allah Swt berfirman: “Dan tepatilah
Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpahsumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang
kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpahsumpahmu
itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”(QS. Al-
Nahl(16): 91) • Kedua, jika seseorang berjanji kepada saudaranya dan ia
sudah meniatkan akan menepati janjinya tetapi karena suatu hal ia tidak bisa
menepatinya dan ia belum sempat memohon maaf atas pengingkarannya
tersebut. Pengingkaran janji seperti ini tidak menjadi masalah karena hal
tersebut terjadi tanpa unsur kesengajaan, Dalam hal ini Rasulullah Saw
bersabda: Dari hadits Zaid bin Arqam, dari nabi SAW, beliau bersabda, “Bila
seorang lakilaki berjanji dan berniat menepatinya namun tidak dapat
menepatinya, maka tidak apaapa baginya (ia tidak berdosa).”(HR. Abu Daud
dan al-Turmudzi)
c.       Bila Bertengkar, Ia Berbuat Dosa Perbuatan dosa yang dilakukan dengan
memutarbalikkan fakta di mana ia menjadikan yang benar menjadi salah dan
yang salah menjadi benar dan hal ini terjadi karena semata-mata timbul
karena sifat dusta yang tertanam di dalam hati. Rasulullah Saw bersabda dari
Abdullah: َ ‫ َذ ْك‬HHHHHِ‫ا َ فَب‬HHHHHِ‫ َذ ْك الَّن‬HHHHHِ‫ف ا َل لِى اِ ْدهَ يَب‬HHHHHُ
ِ‫ال وْ ُما َّكيِا‬ ْ ‫ف الَّ ِن اَ ِورْ ُوج‬HHHHHُ
ْ ‫ا َّر النَ لِى اِ ْدهَ يِرْ ُوج‬
“Waspadalah terhadap sikap dusta, karena sesungguhnya ia akan menggiring
seseorang untuk berbuat dosa dan perbuatan dosa akan menyebabkan
seseorang masuk ke dalam neraka”(HR. Ahmad) Dalam hadits lain
Rasulullah Saw bersabda dari Yahya bin Rasyid : َ‫س ْفلَزَ ْيم‬ ْ ‫ِْعنَ ي َّ تَ ح الل َ ِن ٍم‬
ِ ‫ط ُخ‬ ِ
‫اص ْخنَم‬H َ Hِ‫ ُوهَ ٍول‬Hَ‫“ لُهُ َم ْل َع ي‬Barang siapa yang memperdebatkan sesuatu yang
َ ‫ا ِ فَ َم‬H‫ط ب‬
bathil sedangkan ia mngetahuinya, niscaya ia akan terus berada di dalam
murka Allah swt hingga ia menghentikan perbuatannya itu”(HR. Abu Daud)
d.      Bila Mengikat Perjanjian, Ia Mengingkari Allah Swt memerintahkan umat
Islam agar melaksanakan amanah. Allah Swt berfirman: “Dan janganlah
kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu
pasti diminta pertanggungan jawabnya”(QS. Al Isra(17):34)
Di dalam ayat lain Allah Swt berfirman: “Dan tepatilah Perjanjian dengan
Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-
sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sebagai saksimu (terhadap sumpahsumpahmu itu). Sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.(QS. Al Nahl(16):91)
Pengingkaran terhadap perjanjian haram hukumnya, baik antara pihak
muslim dengan muslim atau antara pihak muslim dengan golongan
kafir(mu’ahadah). Perjanjian antara kaum muslimin wajib ditunaikan dan
membatalkannya mendapatkan dosa yang besar. Perjanjian-perjanjian yang
wajib ditunaikan seperti jual beli, pernikahan dan lain-lain.
e.       Bila Diberi Amanah, Ia Khianat Khianat adalah mengingkari tanggung
jawab, berbuat tidak setia atau melanggar amanah yang sudah dibuat. Secara
umum, khianat artinya mengingkari tanggung jawab yang telah
dipercayakan, baik daang dari Allah maupun dari orang lain. Apabila
seseorang diberi amanah, maka ia wajib melaksanakannya. Hal ini
sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. Al-
Nisa(4)’:58) Khianat terhadap amanah merupakan salah satu sifat munafik
sebagaimana firman Allah SWT, “Dan di antara mereka ada orang yang
telah berikrar kepada Allah: “Sesungguhnya jika Allah memberikan
sebahagian karuniaNya kepada Kami, pastilah Kami akan bersedekah dan
pastilah Kami Termasuk orangorang yang shalih. Maka setelah Allah
memberikan kepada mereka sebahagian dari karuniaNya, mereka kikir
dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orangorang yang
selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan
pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena
mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan
kepadaNya dan juga karena mereka selalu berdusta”. (QS. AlTaubah(9):
7577)
1.      Akibat buruk sifatnifaq
Perbuatan nifaq adalah salah satu perilaku tercela, baik nifaq kecil maupun nifaq
besar. Nifaq kecil merupakan jembatan menuju nifaq yang besar. Demikian pula
perbuatan-perbuatan maksiat merupakan jembatan menuju kekufuran. perbuatan nifak
akan mendatangkan keburukan baik bagi pelaku nifak itu sendiri ataupun bagi orang lain.
1. Bagi diri sendiri a. Tercela dalam pandangan Allah Swt.. 1) Hilangnya kepercayaan
dari orang lain atas dirinya. 2) Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari 3)
Mempersempit jalan untuk memperoleh Rizki 4) Mendapat siksa yang berat di hari
akhir 2. Bagi orang lain 1. Menimbulkan kekecewaan hati, merusak hubungan
persahabatan dan dapat terjadi tindakan anarkis.2. Membuka peluang munculnya fitnah3.
Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat.
A.    KERAS HATI (PEMARAH)

Anda mungkin juga menyukai