I
S
U
S
U
N
OLEH:
AJINOVRIZAL PUTRA
XII1
Makna dan Hakikat Khianat Khianat adalah lawan dari amanah. Khianat bisa diartikan
sebagai suatu perbuatan yang tidak melaksanakan atau menjaga apa yang diamanahkan
dan menjadi kewajibannya kepada Alloh dan Rosul-Nya ,, begitu juga orang lain atasnya.
Khianat adalah salah satu sifat dari orang munafik sebagaimana dijelaskan Nabi dalam
sabdanya: “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; apabila berbicara berbohong, dan
apabila berjanji mengingkari, dan apabila di percaya ia berkhianat.” (HR. Muslim)
Tidak ada dalam hati seorang mukmin yang sejati sifat ini. Bahkan, dalam al-Qur’an Alloh
menggambarkan sifat seorang mukmin sejati yang mendapatkan keberuntungan adalah
yang menepati amanahnya. Alloh berfirman: “Dan orang-orang yang memelihara amanat-
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS. al-Mu’minun [23]: 8) Tidak didapati dalam
kamus orang beriman bahwa ia berkhianat terhadap amanah yang diberikan kepadanya.
Terutama amanah dari Alloh dan Rosul-Nya untuk menyembah dan beribadah dengan
tauhid dan ittiba’. Itulah amanah yang kebanyakan manusia hari ini berkhianat padanya.
Begitu juga segala bentuk amanah yang diberikan manusia padanya selama bukan dalam
bermaksiat kepada Alloh dan RosulNya . Maka seorang mukmin yang bertaqwa senantiasa
menjaga amanah tersebut agar tidak berkhianat. Dan karena saking dipercayanya
Rosullulloh dan tak pernah berkhianat sebelum kenabiannya, beliau mendapatkan gelar
“al-Amin” artinya orang yang sangat dipercaya karena tak pernah berkhianat. Dalil yang
Mengharamkan Sifat Khianat Alloh berfirman: justify;"> “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kalian mengkhianati Alloh dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kalian
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedang kalian
mengetahui.” (QS. al-Anfal [8]: 27)Imam Ibnu Katsir memberikan statement mengenai
ayat tersebut, “Yang shohih adalah ayat ini bersifat umum, walaupun benar bahwasanya ia
turun karena sebab tertentu (seperti kisah Hatib tersebut). Namun, ibroh atau pelajaran
diambil dari keumuman lafadz ayat bukan sebab khususnya. Dan inilah pendapat mayoritas
para ulama. Dan makna khianat dalam ayat di atas adalah bersifat umum, mencakup dosa-
dosa besar dan kecil, baik yang disengaja maupun tidak.” Alloh berfirman: “Dan jika
kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah
perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai
orang-orang yang berkhianat.” (QS. al-Anfal [8]: 58) “… Sesungguhnya Alloh tidak
menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa.” (QS. an-Nisaa’ [4]:
107) “… Sesungguhnya Alloh tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi
mengingkari nikmat.” (QS. al-Hajj [22]: 38) “… dan bahwasanya Alloh tidak meridhoi tipu
daya orang-orang yang berkhianat.” (QS. Yusuf [12]: 52) Alloh tidak menyukai orang yang
berbuat khianat. Ayat-ayat di atas merupakan dalil haramnya berkhianat dalam segala hal.
Banyak hadits yang menjelaskan tentang keharaman berkhianat. Diantaranya hadits dari
Abdulloh bin ‘Amr. Rosululloh bersabda: “Ada empat perkara; barangsiapa yang empat
perkara itu ada padanya, maka ia adalah orang munafiq yang sebenarnya. Dan barangsiapa
ada padanya satu bagian dari yang empat perkara itu berarti ada padanya satu bagian dari
kemunafiqan, sehingga ia meninggalkannya, yaitu: apabila diberi amanat ia khianat,
apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji menyelisihi dan apabila bertengkar ia
curang.” (HR. al-Bukhori) Dari Abu Huroiroh , dari Nabi , beliau bersabda : “Alloh
berfirman: Ada tiga golongan yang besok pada hari kiamat menjadi musuh-Ku; Orang yang
berjanji dengan nama-Ku, kemudian dia khianat, Orang yang menjual orang merdeka, lalu
ia makan harganya (hasil penjualan itu), dan orang yang mempekerjakan buruh (karyawan)
dan karyawan itu telah bekerja dengan baik, tetapi orang tersebut tidak memberikan
upahnya.” (HR. al-Bukhori) )) ، اْلِكْب ِر َو اْلُغ ُلْو ِل َو الَّدْي ِن، َم ْن َم اَت َو ُه َو َب ِر يٌء ِمْن َث َالٍث:َع ْن َث ْو َب اَن َق اَل َق اَل َر ُسوُل ِهللا
“ ((َد َخ َل ْالَج َّنَةDari Tsauban ia berkata, “Rasululloh bersabda: “Barangsiapa meninggal
dunia dalam keadaan terbebas dari tiga hal, yaitu: sombong, khianat dan hutang, maka ia
masuk surga.” (HR. at-Tirmidzi) Dari ayat al-Qur’an dan hadits di atas menunjukkan bahwa
khianat adalah haram dalam Islam. Dan merupakan sifat yang dibenci Alloh karena
termasuk sifat orang–orang munafiq yang dikabarkan Alloh mereka berada di tempat
paling bawah dari dasar neraka Jahannam.
CONTOH KHIANAT
1.Khianat terhadap Alloh dan RosulNya
Alloh berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Alloh
dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepada kalian, sedang kalian mengetahui.” (QS. al-Anfal [8]: 27)Yang
dimaksud dengan berkhianat kepada Alloh dan Rosul-Nya dalam ayat di atas
sebagaimana dijelaskan oleh para ahli tafsir adalah dengan bermaksiat pada Alloh dan
Rosul-Nya . Adapun maksud larangan berkhianat terhadap amanah dalam ayat di atas
yaitu terhadap semua kewajiban yang dibebankan Alloh kepada manusia di dalam agama
ini. Hal ini sesuai dengan firman Alloh “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat dzolim dan amat bodoh.” (QS. al-Ahzab [33]: 72)
Kesimpulan khianat
adalah bagian dari munafik, dalam pengertian yang lain, munafik adalah mereka yang
menyatakan dirinya beriman padahal hatinya menolak, amal perbuatan tidak murni keluar
dari kepatuhannya kepada Allah. ia hanya ingin dilihat sebagai orang yang mengerjakan amal
Islami. Sehingga, bila di hadapan orang lain ia giat menunjukan sifat keislaman, sehingga bila
dibelakang manusia ia bertingkah laku seperti orang-orang kafir. Setelah melakukan
penelitian ini maka ada beberapa hal yang dapat peneliti simpulkan wanita khianat menurut
Wahbah Az-Zuhaili dalam tafsirnya al-Munir, wanita khianat yaitu: menutup hatinya dari
kebenaran, menghancurkan keharmonisan rumah tangga dan perpecahan dalam
masyarakat. 115 B. Saran 1. Hasil penulisan diatas masih jauh dari kata sempurna, karena
masih banyak ayat yang mungkin juga bisa dimasukkan dan mendukung tema tersebut.
Penulis berharap adanya kelanjutan penelitian mengenai tema tersebut atau yang serupa
untuk perkembangan kajian al-Quran tentang wanita khianat. 2. Hasil penelitian ini juga
diharapkan penulis dan pembaca bisa memahami dan menghindari sifat-sifat khianat.
Karena sifat khianat ini termasuk dalam sifat orang munafik. 3. Semoga karya ilmiah yang
sederhana ini dapat membantu dalam sumbangan pemikiran dalam pembuatan karya ilmiah
serupa. Aamiiiin,,,,,