Anda di halaman 1dari 15

MENGHINDARI AKHLAK TERCELA

( BAKHIL )

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akidah akhlak


Disusun Oleh Kelompok 3, XI.6 :

1. Ananda Rezky Amalia Ilyas (07)


2. Andi Muhammad Faiz Iffah (08)
3. Faiz Sulmy Risq Tsani (15)
4. Ghiffari Fauzrahmam (17)
5. Kinanti Aini Ridwan (20)
6. Miftahul Jannah (22)
7. Muhammad Fitrah Al Fajrin Zubair (25)
8. Muhammad Ibnu Hisyam (26)
9. Naufal Radhy (30)
10. Nurul Farhana Dahram (33)
11. Putry Rasya Salsabila (34)
12. Sulaiman Rahmat (37)
13. Muhammad Rafi Al Atmidy (40)

MAN 2 KOTA MAKASSAR


2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas segala
karunianya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak
pihak. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada kak Luthfiah mahmudah
atas tugas yang telah diberikan. Dengan tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami
pelajari melalui dalam makalah ini. Makalah dengan judul “bakhil” disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran akidah akhlak. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Bakhil, sebuah kata yang berasal dari bahasa arab yang dalam bahasa
Indonesia berarti kikir atau pelit. Bakhil adalah sifat yang harus dihindari oleh
setiap muslim, karena kebakhilan adalah sikap egois yang dilarang oleh Islam,
tercela dan berakibat buruk baik di dunia maupun di akhirat.Orang yang memiliki
sikap bakhil menganggap bahwa harta adalah satu-satunya, sehingga sikap bakhil
itu baik untuk mencapai tujuannya. Padahal Allah sudah mengingatkan dalam
surat Ali Imran ayat 180; Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan
harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa
kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi
mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di
hari kiamat.

Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap dapat


memberikan manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kita nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 30 Januari 2024

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PRMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Pengertian Bakhil.................................................................................................6
B. Dasar Larangan Bakhil........................................................................................7
C. Bahaya Perilaku Bakhil.......................................................................................7
D. Contoh - Contoh Bakhil.......................................................................................9
E. Cara Menghindari Sifat Bakhil...........................................................................9
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah mukjizat paling sempurna yang diberikan oleh Allah swt.
Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril
secara berangsur-angsur.1 Al-Quran bukan hanya kitab yang membahas
persoalan syariah dan akidah saja, Al-Quran mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia, oleh sebab itulah Al-Quran sangat layak untuk dijadikan pedoman
kehidupan manusia. Al-Quran sangat mengedepankan kepentingan sosial
masyarakat. Sehingga Islam selalu mengajarkan tentang bagaimana kehidupan
yang baik, tidak egois dan mau menang sendiri. Dan Islam sangat mengancam
karakter-karakter seperti itu, sama halnya seperti bakhil. Allah swt sangat tidak
suka kepada orang bakhil. Sebab bakhil dapat menghancurkan hubungan
persaudaraan dan memutus tali silaturahim.

Karakter bakhil sangatlah sulit untuk dihapuskan dalam diri seorang


manusia. Sifat itu hanya mampu kita jauhkan, sebab dalam kondisi tertentu
sebagai manusia yang normal tentu sering terlintas sifat tersebut. Sifat ini juga
sering mengganggu ketenangan dalamh hidup bermasyarakat. Ada sebagian
orang yang terputus silaturahim akibat sifat tersebut. Mungkin terlihat sepele,
namun sangat membahayakan dalam hidup bermasyarakat karena akan timbul
permasalahan besar seperti permusuhan. Dengan seperti ini tentu kita akan sulit
untuk hidup dengan aman, damai dan tentram. Karena merasa memiliki musuh
atau merasa dimusuhi.

Allah swt menerangkan didalam Al-Quran tentang orang-orang yang bakhil


dan kemudian ia binasa, seperti Qarun yang menjadi simbol takabur dan bakhil
didalam Al-Qur'an. Sifat bakhil harus dijauhkan dari perilaku keseharian
manusia. Karena sifat bakhil merupakan tanda sedikitnya kepercayaan kepada
Allah SWT. Padahal ketika manusia membantu makhluk lain dengan apa yang
dimiliki maka Allah akan menggantikannya dengan berlipat-lipat. Rasulullah
sendiri pun memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat bakhil. Dan
dalam aspek lain Rasulullah saw pun menegaskan:

1
‫واليجتوع الشحىاااليواى في قلب عبذ ابذا‬

Artinya: "Tidak akan menyatu sifat kikir dan keimanan dalam hati seorang
hamba selama-lamanya." (HR. An-Nasa'i)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian bakhil ?
2. Dasar larangan bakhil ?
3. Bahaya apa yang ditimbulkan oleh sifat bakhil ?
4. Bagaimana cara menghindari sifat bakhil ?

C. Tujuan
1. Memberi pemahaman tentang pengertian bakhil menurut islam.
2. Mengetahui dasar larangan bakhil.
3. Mengetahuibahaya apa saja yang ditimbulkan bakhil.
4. Mengetahui tentang bagaimana cara menghindari atau memperbaiki diri
dari bakhil.

BAB II

PRMBAHASAN
A. Pengertian Bakhil
Bakhīl/kikir ialah menahan harta yang seharusnya dikeluarkan. Al-Jurjani
dalam kitab at-Ta’rifat mendefinisikan bakhīl dengan menahan hartanya
sendiri,yakni menahan memberikan sesuatu pada diri dan orang lain yang
sebenarnya tidak berhak untuk ditahan atau dicegah, misalnya uang, makanan,
minuman, dan lain-lain.Ketika orang memiliki uang, makanan, dan minuman
yang mestinya bisa diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan
untuk memberikannya, maka ia adalah bakhīl . Orang yang dapat mengindari
perilaku bakhīl maka di sisi Allah digolongkan sebagai orang yang beruntung,
sebagaimana firman-Nya:
‫ٰۤل‬
‫َو َم ْن ُّيْو َق ُش َّح َنْفِس ٖه َفُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْفِلُحْو َن‬

Artinya: dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr [59]: 9)

Bakhīl adalah sifat tercela karena sifat ini terlahir dari godaan setan . Bakhīl
dijadikan oleh setan sebagai jalan untuk menuju ke neraka. Allah Swt.
berfirman dalam QS. al-Isra (17): 29-30 sebagai berikut:

‫ ِاَّن َر َّبَك‬٢٩ ‫َو اَل َتۡج َع ۡل َيَدَك َم ۡغ ُلۡو َلًة ِاٰل ى ُع ُنِقَك َو اَل َتۡب ُس ۡط َها ُك َّل اۡل َبۡس ِط َفَتۡق ُعَد َم ُلۡو ًم ا َّم ۡح ُس ۡو ًرا‬
٣٠ ‫َيۡب ُس ُط الِّر ۡز َق ِلَم ۡن َّيَش ٓاُء َو َيۡق ِد ُر ؕ ِاَّنٗه َك اَن ِبِع َباِدٖه َخ ِبۡي ًۢر ا َبِص ۡي ًرا‬

Prilaku bakhil seperti ini muncul karena terlalu cinta kepada dunia. Ia
meyakini harta bendanyalah yang akan menyelamatkan di dunia maupun di
akhirat. Padahal harta yang sesungguhnya adalah harta yang ia sedekahkan
kepada orang lain. Harta yang hanya dinikmati sendiri akan lenyap seiring
dengan hilangnya kenikmatan di dunia. Sedangkan harta yang disedekahkan
akan kekal nikmatnya kelak di akhirat.
Orang bakhil merasa sayang terhadap hartanya untuk diberikan kepada
orang lain, apalagi berkorban demi kebahagiaan orang lain. Orang bakhil
kadang keterlaluan, hingga kikir terhadap keperluan dirinya sendiri, khawatir
hartanya berkurang. Karena itu sungguh buruk di mata masyarakat prilaku
orang kikir, sehingga dijauhi masyarakat.

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa bakhil disebabkan karena cinta


dunia, sedangkan cinta dunia disebabkan karena dua hal, yaitu; mencintai
kesenangan dunia, dan merasa senang terhadap harta di tangannya.2

B. Dasar Larangan Bakhil


Harta yang dimiliki manusia adalah karunia dari Allah Swt. Sebagai
ungkapan rasa syukur kepada-Nya maka kita harus mengeluarkan sebagian dari
karunia tersebut untuk orang lain. Apabila menahannya berarti kebakhilan telah
menghinggapinya. Perilaku bakhil ini dilarang Allah Swt. sebagai firman-Nya:

‫َو اَل َيْح َسَبَّن اَّلِذ ْيَن َيْبَخ ُلْو َن ِبَم ٓا ٰا ٰت ىُهُم ُهّٰللا ِم ْن َفْض ِلٖه ُهَو َخْيًرا َّلُهْم‬

Artinya: Sekali-kali janganlah orang yang bakhīl dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhīlan itu baik
bagi mereka. Sebenarnya kebakhīlan itu adalah buruk bagi mereka. (QS. Ali
Imran [3]: 180)

C. Bahaya Perilaku Bakhil


A. Harta yang ditahan karena kebakhilan akan dikalungkan di lehernya di
hari kiamat, sebagaimana firmannya

‫ۗ َو اَل َيْح َسَبَّن اَّلِذ ْيَن َيْبَخ ُلْو َن ِبَم ٓا ٰا ٰت ىُهُم ُهّٰللا ِم ْن َفْض ِلٖه ُهَو َخْيًرا َّلُهْم ۗ َبْل ُهَو َش ٌّر َّلُهْم‬

Artinya: ”Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang
diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir)

2
itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka.” (Q.S Ali
'Imran [3]: 180/

B. Mengikuti jejak setan.


Orang yang bakhil, sebenarnya telah mengikuti petunjuk setan, karena
mereka mengira, bahwa dengan kebakhilannya itu akan dapat
menyelamatkan hartanya. Hal tersebut disindir oleh Allah Swt. dalam
firman-Nya:

‫ۖ َالَّشْيٰط ُن َيِع ُد ُك ُم اْلَفْقَر َو َيْأُم ُر ُك ْم ِباْلَفْح َش ۤا ِء ۚ َو ُهّٰللا َيِع ُد ُك ْم َّم ْغ ِفَر ًة ِّم ْنُه َو َفْض اًل ۗ َو ُهّٰللا َو اِس ٌع َع ِلْيٌم‬

Artinya: “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan


menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan
ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha
Mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah [2]: 268)

C. Terhalang Masuk Surga


Rasulullah Saw., menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan
masuk surga

D. Rizki menjadi sempit


Orang yang mempunyai tabiat kikir/bakhīl mengira, bahwa dengan
kebakhialnnya itu dia akan menjadi kaya, padahal yang terjadi
sesungguhnya adalah dia telah disempitkan hidupnya, karena dalam
jiwanya selalu merasa sempit/tidak berkecukupan atas harta yang
dimilikinya.

E. Menimbulkan malapetaka
Perilaku bakhīl akan menimbulkan malapetaka yang besar terhadap
kemanusiaan. Perilaku ini bisa menimbulkan rasa dengki dan iri hati dalam
jiwa orang-orang fakir dan miskin terhadap orang kaya yang bakhīl .
Sebagai akibatnya, orang-orang miskin akan mencari-cari kesempatan
yang tepat untuk melampiaskan rasa kedengkiannya terhadap orang-orang
kaya yang bakhīl, dan berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta
kekayaan mereka.
Perilaku bakhil atau kikir juga dapat merugikan hubungan sosial,
merugikan diri sendiri, dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat.
Selain itu, bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
ketidaksetaraan dalam masyarakat.

D. Contoh - Contoh Bakhil


Berikut beberapa contoh dan bentuk bakhil:
Alquran dan hadis menganjurkan umat manusia untuk bersikap prihatin
terhadap sesama, khususnya kepada orang-orang yang kurang beruntung.
Namun kebakhilan masih dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
contoh sifat bakhil yang harus dihindari yaitu:
1. Enggan membayar zakat fitrah dan zakat maal
2. Berfoya-foya tetapi tidak ingin bersedekah
3. Bersikap masa bodoh ketika melihat anak yatim piatu
4. Tidak berkurban ketika hari raya Idul Adha meskipun berkecukupan
secara finansial.
5. Tidak ingin melaksanakan haji dan umrah karena takut uangnya
berkurang, padahal hartanya lebih dari cukup.3

E. Cara Menghindari Sifat Bakhil


A. Menanamkan keyakinan bahwa segala sesuatu itu milik Allah Ketika
seseorang telah merasa bahwa segala sesuatu milik Allah maka ia tidak
merasa memiliki terhadap benda andi kata ia diberi keleluasaan rizki oleh
Allah maka hatinya akan terdorong untuk bersedakah. Sebagaimana firman
Allah QS. Ali Imran (3): 109

‫َو ِهّٰلِل َم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِضۗ َو ِاَلى ِهّٰللا ُتْر َج ُع اُاْلُم ْو ُر‬
3
Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan
kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.( QS. Ali Imran [3]: 109)

B. Memperbanyak rasa syukur


Jika seseorang mensukuri nikmat Allah, maka Allah akan memberi
tambahan yang lebih baik. Namun apabila mengingkarinya maka akan diazab
oleh Allah dengan azab yang pedih. Karena sesungguhnya kebersyukuran
manusia hakikatnya untuk dirinya sendiri.

‫ َو َم ا‬، ‫َو َع ْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َأَّن َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ََقاَل َم ا َنَقَص ْت َص َد َقٌة ِم ْن َم اٍل‬
‫ َو َم ا َتَو اَضَع َأَح ٌد ِهَّلِل ِإاَّل َر َفَع ُه ُهللا‬،‫ ِإاَّل ِع ًّز ا‬، ‫َز اَد ُهللا َعْبًدا ِبَع ْفٍو‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Harta
itu tidak menjadi berkurang karena disedeqahkan, dan Allah tidak
menambah bagi orang yang suka memaafkan melainkan kemulyaan,
dan tiada seorang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah
akan meninggikan derajatnya”. (HR. Muslim)

C. Melakukan kegiatan sosial dengan memperbanyak infak dan sedekah


Kegemaran mengikuti kegiatan sosial melalui infak dan sedekah akan
mengikis perilaku bakhīl yang disebabkan oleh cinta harta, sehingga penyakit
rohani ini akan hilang dengan sendirinya, dan di akhirat nanti akan terbebas
dari api neraka, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:

‫َفاَّتُقوا الَّناَر َو َلْو ِبِش ِّق َتْمَر ٍة‬

Artinya : Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Jagalah dirimu dari api
neraka walau dengan sedeqah separuh biji kurma”. (HR.Bukhari).

D. Memohon perlindungan Allah dari sifat bakhīl /kikir


Berikut ini, adalah do’a yang berisi permintaan agar kita terhindar dari
penyakit hati yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit yang amat
berbahaya.
‫الَّلُهَّم ِقِني ُش َّح َنْفِس ي َو اْج َع ْلِني ِم َن اْلُم ْفِلِح ين‬

Artinya: “Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah
aku orang-orang yang beruntung”

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Mustafa Said, tidak mengucapkan salawat terhadap Nabi Saw
ketika nama beliau disebut adalah bagian dari sifat pelit (asy-syuhh).Sebagian
ulama membedakan antara Bukhl (kikir) dan (asy-syuhh = pelit). Kalau Bukhl
pelit terhadap apa yang ada di tangannya saja (miliknya), tetapi asy-sykhh
mempunyai arti yang lebih tajam lagi, disamping mempunyai makna kikir
terhadap apa yang ada di tangannya (miliknya), tetapi juga berarti
menghendaki agar milik orang lain berpindah kepadanya. Dari sini asy-syuhh
lebih berbahaya dari al-bukhl.
Mengapa Mustafa Said, berpendapat orang yang tidak mau bersalawat
saat mendengar disebut nama Muhammad Saw dengan sebutan Asy-syuhh,
sebuah uangkapan yang lebih tinggi dan hina dari Al-Bukhl. Menurut beliau
orang yang tidak mau bersalawat saat disebut nama Rasulullah, tidak
memerlukan modal apa-apa, hanya dengan menggerakkan lidah dan bibirnya.4
Tidak ada hartanya yang harus dikurangi, kalau perbuatan seperti itu juga tidak
dikerjakan, pantas ia disebut kikir ( asy-syuhh). Suatu sifat yang tercela dan
melebihi dari tercelanya sifat al-Bukhl. Kalau orang enggan mengeluarkan
hartanya untuk diberikan kepada orang lain, mungkin ia masih saying pada
hartanya atau masih ada keperluan memenuhi kehidupan dirinya dan
keluarganya. Tetapi untuk bershalawat, tidak ada alasan lain, kecuali karena
malas. Karena itu ia dijuliki orang yang paling bakhil.

B. Saran
Setelah diselesaikan makalah ini, maka penulis memberikan saran yang
berbentuk positif kepada pembaca terutama kepada penulis sendiri supaya
menghindari dan menjauhi perbuatan bakhil karena perbuatan itu sangat
dilarang. Disisi lain sudah saatnya para pengkaji al-Qur’an menumbuhkan
kesadaran untuk meningkatkan kualitas dan kehati-hatian dalam memahami
kata-kata dalam alQur’an. Semoga Allah meridhai setiap usaha dan niat baik
kita.

4
DAFTAR PUSTAKA

H. Sihabul Milahudin, S.Ag., M.Pd.I., Akidah Akhlak 2 (Jakarta, 2019) hal. 141

Surat al-Isra Ayat 29-30 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir

Surat al-Hasyr Ayat 9 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir

H. Sihabul Milahudin, S.Ag., M.Pd.I., Akidah Akhlak (Jakarta, 2019) hal. 142

Surat al-Imran Ayat 180 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir

H. Sihabul Milahudin, S.Ag., M.Pd.I., Akidah Akhlak (Jakarta, 2019) hal. 143
Surat al-Lail Ayat 8-11 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir

H. Sihabul Milahudin, S.Ag., M.Pd.I., Akidah Akhlak (Jakarta, 2019) hal. 144

Surat al-Imran Ayat 109 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir

Anda mungkin juga menyukai