Puji syukur saya sampaikan kepada Allah SWT. yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Bakhil” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkatbantuan dari berbagai
sumber. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap sumber yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan
hati, saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah tatanan
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk bangsa Indonesia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akidah Akhlak merupakan bagian dari pendidikan agama Islam yang
lebih mengedepankan aspek efektif, baik nilai ketuhanan maupun
kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan
kedalam peserta didik sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan
teoritis yang bersifat kognitif semata, tetapi sekaligus juga mampu
mengubah pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif menjadi
bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku
sehari-hari. Indikator keberhasilan pembelajaran Akidah Akhlak adalah
mencakup tiga ranah, yaitu aspek efektif, kognitif, dan psikomotorik.
Salah satu bentuk nilai edukasi Islam yaitu melalui mata pelajaran
Akidah Akhlak yang di bebankan di sekolah madrasah aliyah (MA)
Raudhatul Jannah. Mata pelajaran Akidah Akhlak dalam kurikulum
Madrasah Aliyah merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
dan mengamalkan perilaku islam, yang kemudian menjadi dasarpandangan
hidup (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi pembelajaran akidah akhlak dalam mewujudkan visi
sekolah di MA Raudhatul Jannah?
2. Apa kendala dalam mewujudkan visi sekolah melalui pembelajaran akidah
akhlak?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bakhil
1. Pengertian Bakhil
Bakhil/kikir ialah menahan harta yang seharusnya dia keluarkan. Al-
Jurjani dalam kitab At-Ta’rifat mendefinisikan bakhil dengan menahan
hartanya sendiri, yakni menahan memberikan sesuatu pada diri dan orang
lain yang sebenarnya tidak berhak untuk ditahan atau dicegah, misalnya
uang, makanan, minuman, dan lain-lain.
Ketika orang memiliki uang, makanan, dan minuman yang mestinya bisa
diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan untuk
memberikannya, maka ia adalah bakhil. Dalam Tafsir Al-Maraghi Jilid
IV, Musthafa al Maraghi menjelaskan, bakhil adalah tidak mau menunaikan
zakat dan enggan mengeluarkan harta di jalan Allah.
Sebagai contoh, dia mempunyai kemampuan untuk membayar zakat tapi
dia tahan (tidak menunaikannya), atau dia seorang yang memiliki banyak
harta tapi manakala datang fakir miskin untuk meminta haknya justru tidak
dia beri.
Bakhil adalah sifat yang tercela karena sifat ini terlahir dari godaan
syaithan. Bakhil dijadikan oleh syaithan sebagai jalan untuk menuju jalan
ke neraka. Dalil yang melarang dari perbuatan bakhil di antaranya adalah
QS Al Isra: 29-30 dan hadis Nabi SAW,
3
Banyak contoh tentang kehancuran orang-orang yang bakhil. Salah
satunya adalah Qarun sebagai raja kebakhilan yang pernah muncul di
muka bumi ini. Di mana Allah akhirnya menenggelamkannya beserta
pengikut dan hartanya.
Kisah detailnya bisa di- baca dalam Al-Qur`an pada surah Al-Qashash. Hal
ini perlu kita cermati sebagai pelajaran bahwa bakhil dapat membawa
kehancuran di dunia dan di akhirat. Sifat bakhil muncul diakibatkan
kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, tidak adanya keyakinan tentang
kemuliaan yang ada di sisi Allah, tamak dan kagum kepada diri sendiri
serta sebab-sebab lainnya.
Apapun posisi dan kedudukan kita, janganlah berbuat bakhil, bila kita
sebagai suami janganlah bakhil pada istri dan anak-anak tentu dengan
tidak mengajari sifat boros kepada mereka. Sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadis:
4
b. Mengikuti jejak setan
Tidak akan masuk surga orang yang menipu, bakhil (kikir) dan orang
yang buruk (H.R Tirmidzi)
5
hati dalam jiwa orang-orang fakir miskin terhadap orang-orang kaya
yang bakhil. Sebagai akibatnya, orang-orang miskin tersebut akan
mencari-cari kesempatan yang tepat untuk melampiaskan rasa
kedengkiannya terhadap orang-orang kaya yang bakhil, dan
berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan
mereka.
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada
Allahlah dikembalikan segala urusan.
6
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Harta itu
tidak menjadi berkurang karena disedekahkan, dan Allah tidak
menambah bagi orang yang suka memaafkan melainkan kemulyaan,
dan tiada seorang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah
akan meninggikan derajatnya”. (HR. Muslim)
Dari ‘Adiy bin Hatim ra, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Jagalah dirimu dari api neraka walau dengan sedeqah
separuh biji kurma”. (HR.Bukhari)
Ada sebuah do’a sederhana yang jaami’ (singkat dan syarat makna)
yang sudah sepatutnya kita menghafalkannya karena amat
bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita terhindar dari
penyakit hati yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit yang
amat berbahaya.
7
4. Hikmah
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Harapan kami, makalah ini tidak cukup disini saja, tetapi berlanjut pada
permasalahan atau persoalan yang lebih kompleks lagi, karena kami yakin
dan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Dari pembahasan yang ada di makalah ini, tentunya menyisakan berbagai
persoalan yang kiranya bisa ditindak lanjuti kemudian,sebagai upaya
berkesinambungan guna memeperoleh kesimpulan kesimpulan yang lebih
baik lagi.