Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA

AKHLAKUL MAZMUMAH
( KIKIR, MARAH, HASAD)
Kelompok V
GALIH PUJI ASTUTI (11-84)
NIKEN PERTIWI (11-85)
SITI RAHMA DEWI (11-91)
PUTRI RAHMAWATI (11-92)
YESI HANDAYANI (11-93)
RESTY YULANDA (11-94)
NISAUL HAFIZA (11-95)
YULIA YASMI (11-201)
MIMI FITRIANI (11-202)
TIFFANY ANADIA (11-203)
RAHMATUL FAUZAN (11-204)
RIAN AL-FAJRI (11-205)
YULI TRISNIATY (11-702)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2012 / 2013

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT. Karena taufik dan
hidayah serta inayah-Nya ,akhirnya makalah perkuliahan yang berjudul : Tiga kerangka Dasar
Ajaran Islam dapat diselesaikan. Selanjutnya selawat dan salam,semoga selalu dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.yang berjasa membawa Islam sebagai rahmatan lilalamin.

Pemakalah mengucapkan terima kasih ,kepada semua angggota kelompok lima yang
tidak disebutkan satu persatu,yang telah memberikan kontribusi atas rampungnya makalah ini.
Pada dasarnya makalah ini merupakan suatu bentuk sistem pembelajaran untuk mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah semester III. Makalah ini merupakan hasil kerja
sama kelompok yang menggabungkan berbagai macam literatur.Kami tidak memungkiri bila
terjadi kesalahan yang ditemukan pembaca,sehingga kami juga membutuhkan kritikan dan
sumbang saran pembaca. Kelompok lima dengan lapang dada menerima setiap masukan /kritikan
dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini.
Kelompok lima sebagi pemakalah menyadari banyak kelemahan dalam penulisan ini.
Kepada Allah SWT pemakalah mohon ampun dan kepada pembaca minta maaf. Semoga setiap
titik kebaikan yang kita lakukan dibalasinya dengan ganjaran yang setimpal. Semoga makalah ini
bermanfaat adanya. Amin.
Padang , September 2012 M
Penulis ,
Kelompok V

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah..
BAB II ISI
a. KIKIR
b. HASAD
c. MARAH
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan.
b. Saran...
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar terhadap alam
dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu, jika
seseorang berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu
pula sebaliknya, jika akidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar.
Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga
lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia
akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin
menjauh

atau

bahkan

meninggalkan

perilaku-perilaku

yang

telah

ditetapkan-Nya.

Di makalah ini penulis akan menjelaskan tentang hubungan antara ketiganya, sehingga
kemantapan seorang mukmin akan terjaga. Semoga apa yang para penyusun susun dalam
makalah ini berguna untuk semua kalangan umat Islam.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah:
1. Hubungan akidah dengan syariat
2. Hubungan akidah dengan akhlak
3. Hubungan antara kidah, syariah, dan akhlak

BAB II
ISI
KIKIR
Pengertian Kikir
Kikir dalam bahasa arab "Bakhil" dan menurt istilah sifat seseorang yang amat
tercela dan hina,tida hendak mengelur harta yang wajib di kelurkan
Baik dalam ketentuan agama seperi Zakat, nafkah keluarga atau menurut ketentuan
prikemanusian seperti sedekah, infak, dan hadiah.
Dalam kehidupan sehari-sehari, kita sering melihat banyak orang dengan pola hidup
yang mewah tetapi kikir pada orang lain.
kelompok orang semacam ini suka mengeluarkan harta berlebih-lebihan namun
mereka engan untuk mendermakan pada orang lain atau sesamanya yang tengah di
himpit kesulitan.
Pola hidup semacam ini telah di sinyalir dalam AL-Qur'an khususnya Surat AL-Isra
Ayat 29-30
( 29)
(30)

Artinya:
Danjanganlah engkau jadikan tanganmu terbelengu pada lehermu dan janganlah
(pula) engkau terlalu mengulurkanya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela
dan menyesal.
Sungguh tuhanmu melapangkan rizki bagi siapa yang dia khendaki dan
memebatasi (bagi siapa yang dia khendaki); sugguh dia maha mengetahui dan
maha melihat hamba-hambanya.
Yang dimana dalam dua surat ini sebenarnya mengancam dua pola hidup extrim
yang ada pada sebagian manusia yakni kikir dan boros.
Larangan Kikir
Harta adalah karunia Allah SWT. Meskipun tidak sedikit orang yang menganggap
harta itu miliknya sendiri ia merasa kerja keras untuk mendapat harta itu. zaman
sekarang banyak sekali orang yang mendewa-dewakan hartanya dan itu termasuk

sikap tercela termasuk perbuatan-perbuatan kikir


Perbuatn kikir dapat di sebabkan beberapa faktor:
a. Karena hartanya merasa milik sendiri
b. Karena takut harta mereka berkurang
Sebagai mana tercantum dalam Q.S Al-Baqoroh ayat 268


Artinya:
Setan menjanjikan (menakuti)kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu
berbuat kejahatan (kikir)sedangkan Allah akan menjanjikan untukmu ampunan
darinya dan karunia dan Allah maha luas karunianya dan lagi maha menetahui.
c. Tidak punya rasa kasih sayang
d. Merasa dirinya lebih dari orang lain
Padahal kikir tidak bisa dibiarkan berturut-turut karen acept maupun lambat akan
merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain jadi sikap kikir di larang dalam
agama.
Dampak Dan Penangulangannya Dari Sikap Kikir
1. Dampak Dari kikir
Tercantum dalam Q S ali imron ayat 180





Artinya
:
Dan jangan lah orang-orang yang kikir dangan apa yang telah dikaruniakan alloh
kepadanya mengira bahwa kekiran itu baik bagi mereka kelak harta yang mereka
kikirkan itu akan dikalungkan dilehernya dihari kiamat dan kepunyaan alloh segala
pusaka yang dilangit dan di bumi dan alloh menetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa sipat kikir itu perbuatan tercela dan kelak
mereka juaga akan memdapatkan belasan dari perbuatan mereka sendiri karena
harta yang tidak dinafkahkan dijalan alloh akan dikalungkan diakhirat nanti. Maka
janagn beranggapan bahwa kekikiran menguntungkan harta benda orang kikr
beranggapan bahwa menyimpan harta untuk dirinya sendiri itu baik, aqkan tetapi
secara tidak sadar mereka telah di perbudak oleh harta itu sendiri
Orang yang kikir ini juga akan menyebabkan mala petaka yang besar terhadap
suatu masyarakat karena penyakit ini bisa menanamakan rasa dengki dan iri hati
dalam jiwa. Sebagiman tercantum dalam Q.S Al Lail Ayat 8-11

(11) ( 10) ( 9) ( 8)
Artinya :
Adapaun orang yang kikir dan meras dirinya merasa serba kecukupan dan
mendustakan dengan kebaikan maka kami akan mudahkan dia kejalan yang payah
dan hartanya tidak akan menolong dia apabila dia terjerumus
Pada ayat di atas alloh menerangkan bahwa harta yang di tumpuk-tumpuk dan yang
dikikirkan itu tidak akan berguna baginya apabila telah mati, tidaka aka nada yang
dibawanya kedalam liang kubur dan alloh akan menyediakan mereka jalan yang
sulit.
Dan suatu hadits yang diriwayatkan muslim yang diterima jabir bin Abdullah yang
Artinya :
Dan takutlah kalian semua pada perbuatan aniyaya sesunguhnya aniyaya itu
merupakan kegelapan pada hari kiamat nanti dan takutilah kami bersikap kikrir
sesunguhnya kekikiran itu telah menghancurkan orang orang sebelum kamu sikap
kikir itu telah membawa mereka pada pertumpahan darah ( diantara mereka )
Dalam hadits diatas nabi menggingatkan kepada kita agar jangan saling berbuat
aniaya dan bersikap kikir Karen asikap kikir hanya akan menimbulkan kehancuran
saling memebunuh dan saling melanggar larangan umat terdahulu
Alloh memberikan pada orang kikir supaya merubah cara mereka berpikir dan alloh
swt, telah memberi mereka banyak karunia baik berupa harta, ilmu, kemegahan,
maupun macam macam kedunian lainnya, akan tetapi setelah karunia itu
diterimanya justru dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dia enggan memeberikan
sedekahnya untuk orang lain
Dalam sebuah hadits rosul menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan masuk
surga.
2. Penagulanga Dari Sikap Kikir
Semua masalah pasti ada solusinya / penagullanganya, baik itu lahir maupun batin,
kikir adalah salah satu masalah yang merusak ketentraman jiwa seseorang. Oleh
sebaba itu sipat kikir jangan di biarkan berturut-turut.
Ada beberapa penawar yang dapat menyembuhkan seeorang dari sipat kikir.
a) Keyakinan dibawah segala sesuatu itu milik alloh sempat tercantum dalam Q S Ali
Imron ayat 109
Artinya:
Kepunyaan alloh ialah segala yang ada di langit dan di bumi, dan kepada allohlah
dikembalikan segala urusan.
Ketika seeorang telah merasa bahwa segala sesuatu milik alloh maka ia tidak
merasa memiliki terhadap benda andi kata ia diberi keleluasaan rizki oleh alloh
maka hatinya akan terorong untuk bersodaqoh.
b) Banyak bersyukur atas nikmat yang alloh berikan seperti tercantum dalam Q.S
ibrahim ayat 7


.
Artinya :
Sesunguhya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambah nikmat kepadamu
dan jika kamu menginkari (nikmat-ku) maka sesunguhnya azabku sangat pedih.
Dalam ayat di atas di jelaskan bahwa konsekwensinya jika seorang menyukuri
nikmat alloh (menginfakan harta di jalan alloh). Maka alloh memberi tambhan yang
lebih baik. Namun apabila mengingkarinya maka ingtlah sesungunya azab alloh
sangat pedih. Selanjunya orang yang senantiasa bersyukur hidup akan merasa
berkecukupan dengan apa yang diberiksan.
c) Adanya motivasi untuk bersodaqoh
Kita Memahami Sebuah Ayat Yang Tercantum Dalam Q S Al Baqoroh ayat 261.



Artinya :
Perumpamaan orang-orang yang meninfakan hartanya di jalan alloh adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir pada setiap butir seratus biji.
Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yanh ia khendaki. Dan alloh maha
luas karuninya lagi maha mengetahui.
Jadi perbandingan harta yang di infakan di jalan allah itu 1 : 700. Jadi teman-teman
yang kami cintai ini boleh dikatakan motivasi dari alloh agar kita rajin sodaqoh.
Walaupun tujuan utama kita beramal bukan pahala dan takut siksa melainkan
mengharap Ridho Allah SWT.
HASAD
Defenisi hasad
Hasad dikenal dalam bahasa Indonesia dengan iri atau dengki.
Al-Ragib berkata, Hasad adalah berangan-angan agar nikmat itu hilang
dari orang yang berhak menerimanya, bahkan mungkin angan-angan itu
dibarengi dengan aksi untuk menghilangkan nikmat tersebut.[ Mufrodat Al-Fazil
Quran, halaman: 116]
Imam Ibnul Manzhur rohimahulloh berkata : Hasad adalah engkau berangananganhilangnya nikmat orang yang engkau dengki. (Lisanul Arab, Ibnul Manzhur
3/148, at-Tariifat, Ali al-Jurjani hlm.87]
Syaikhul Islam Ibni Taimiyyah berkata : Yang benar, bahwa hasad adalah sekedar
membenci apa yang dia lihat dari keutamaan dan kebaikan orang yang dia dengki.
(Majmu Fatawa 10/111)
Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh berkata : Sudah diketahui bersama, bahwa
orang yang sekedar benci dia akan berangan-angan hilangnya nikmat orang yang
dia dengki. Walhasil, sekedar engkau membenci kenikmatan Alloh yang diberikan

pada seseorang, maka engkau orang yang hasad. (Syarh al-Arbain anNawawiyyah hlm. 339)
HUKUM HASAD
Hasad adalah perkara yang diharamkan dalam Islam karena ini merupakan
perangai Iblis. Sebagian salaf mengatakan : Hasad adalah dosa pertama kali yang
muncul dalam memaksiati Alloh di langit. Yaitu hasadnya Iblis kepada Adam. Dan
juga dosa pertama kali yang muncul dalam memaksiati Alloh di bumi, yaitu
hasadnya anak Adam kepada saudaranya ketika membunuhnya. (Adab Dunya wa
Dien halm. 424).Dan hasad adalah sifat dasar orang-orang yahudi.Allah taala
berfirman:

Artinya:Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman karena dengki yang
(timbul) dari diri mereka sendiri setelah nampak bagi mereka kebenaran. (QS. AlBaqarah: 109)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rohimahulloh berkata : Hasad ada tiga
tingkatan :
pertama : Berangan-angan untuk melebihi orang lain. Maka ini boleh, bukan hasad.
Kedua : Membenci nikmat Alloh yang diberikan kepada orang lain. Akan tetapi dia
tidak berusaha untuk menghilangkan nikmat itu dari orang yang ia dengki. Bahkan
selalu berusaha untuk menolak dan melawan gejolak hasadnya. Hasad semacam ini
tidak membahayakan, sekalipun yang lainnya lebih sempurna.
Ketiga : Hatinya terjangkiti penyakit hasad, dan dia berusaha menurunkan martabat
orang yang ia dengki, maka ini adalah hasad yang diharamkan. Pelakunya terkena
dosa. (Syarah al-Arbain an-Nawawiyyah hal. 343)
SEBAB-SEBAB HASAD
Imam al-Mawardi rohimahulloh berkata : Sebab pendorong hasad ada tiga
perkara :
Pertama : Kebenciannya terhadap orang yang dia dengki. Dia merasa sakit hati
dengan keutamaan yang diperoleh orang lain, dari sinilah hasadnya timbul.
Kedua : Orang yang ia dengki mempunyai keutamaan dan kelebihan yang tidak
bisa ditandingi oleh pelaku hasad tersebut. Dia benci apabila saingannya maju, dan
berhasil. Jenis hasad ini adalah hasad yang pertengahan. Karena ia tidak hasad
pada orang yang selevel atau yang lebih rendah darinya, dia hanya hasad pada
orang yang lebih tinggi dan berhasil darinya.
Ketiga : Orang yang hasad bakhil terhadap nikmat yang ia peroleh. Padahal nikmat
itu bukan usahanya. Maka apabila dia melihat orang lain mendapat nikmat Alloh, dia
akan benci, iri dan dengki dari hal tersebut. Secara tidak sadar ia telah menentang
ketentuan Alloh. Ini adalah jenis hasad yang paling jelek. (Adab Dunya wa Din hlm
426)
Malapetaka dan bahaya hasad
Orang yang hasad secara sadar maupun tidak telah terjatuh dalam beberapa
perkara dan malapetaka yang tidak bisa dianggap ringan :

Pertama : Membenci takdir Alloh, karena apabila dia benci terhadap apa yang Alloh
berikan kepada orang lain, pada hakekatnya penentangan terhadap takdir Alloh
juga. Sebagian salaf berkata : Barang siapa yang ridho terhadap ketentuan Alloh,
tidak ada seorangpun yang benci padanya. Barangsiapa yang qonaah terhadap
pemberian Alloh, rasa hasad tidak akan masuk padanya.( Adab Dunya wa Dien, alMawardi hlm. 425)
Kedua : Hasad menghapus kebaikan sebagaimana api menghanguskan kayu
bakar. Karena pada umumnya, orang yang hasad akan menganiaya orang yang ia
dengki. Dia akan menyebutkan sesuatu yang dibencinya, menghasud manusia agar
menjauhinya dan lain-lain. Ini adalah dosa besar yang menghapuskan kebaikan.
Ketiga: Orang yang hasad akan merasa sesak dada ketika melihat orang lain
mendapat nikmat. Acapkali kita melihat orang dengki hatinya gundah, sedih dan
dadanya sesak. Dia akan selalu mengawasi saingannya, kesedihan adakn
bertambah dan dunia terasa sempit bila saingannya mendapat nikmat.
Keempat : Hasad adalah akhlak orang yahudi. Alloh subhanahu wa taala
berfirman :


Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Alloh
berikan kepadanya? Sesungguhya kami telah memberikan Kitab dan hikmah
kepada keluarga Ibrahim, dan kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang
besar (QS. An-Nisa [4] : 54)
Dan sudah kita maklumi bersama, bahwa orang yang menyerupai suatu kaum maka
dia termasuk kaumnya. Berdasarkan sabda nabi yang berbunyi :

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia ternmasuk golongan mereka.
(HR. Abu Dawud ; 4031, Ahmad 2/50, Syaikhul Islam berkata dalam Majmu Fatawa
5/331 : Sanadnya bagus. Imam Suyuthi menghasankannya dalam al-Jami AshShoghir : 6025, oleh al-Albani)
Kelima : Sekuat apapun hasadnya, tidak mungkin menghilangkan nikmat Alloh yang
telah Dia berikan kepada orang lain. Lantas mengapa hasadnya masih mengurat
dalam hati?
Keenam : Hasad menafikan kesempurnaan iman. Berdasarkan sabda Nabi
shollallohu alaihi wa sallam yang berbunyi :

Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian sehingga ia mencintai untuk
saudaranya apa yang dicintainya untuk dirinya. (HR. Bukhori : 13, Muslim : 45)
Kelaziman hadits ini, seharusnya engkau benci apabila nikmat Alloh hilang dari
saudaramu, bukan malah senang. Apabila engkau senang nikmat Alloh hilang
darinya, berarti engkau belum mencintai saudaramu apa yang dicintai oleh dirimu
sendiri. Dan hal ini jelas mengurangi kesempurnaan iman.
Ketujuh : Hasad akan menyeret pelakunya berpaling meminta keutamaan dari
Alloh. Orang yang hasad akan selalu mengawasi nikmat Alloh yang diberkan kepada
orang lain, sementara dirinya sendiri lupa meminta keutamaan dari Alloh. Alloh
berfirman :





Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Alloh kepada sebagian
kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian
daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa
yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Alloh sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa:32)
Kedelapan : Hasad akan membawa peremehan terhadap nikmat Alloh. Orang yang
hasad akan melihat dirinya seakan-akan tidak memperoleh nikmat sedikitpun. Dia
selalu melihat bahwa orang yang dia dengki berada dalam nikmat yang besar.
Akibatnya secara tidak langsung dia telah meremehkan nikmat Alloh dan lupa
bersyukur kepada-Nya.
Kesembilan : Hasad adalah akhlak tercela, karena selalu mengawasi nikmat Alloh
yang diberikan kepada orang lain. Dia selalu berusaha mengajak kebanyakan
manusia untuk menjauhi orang yang dia dengki.
Kesepuluh : Orang yang hasad, pada umumnya akan menyakiti orang yang dia
dengki.Hal itu membuat amalannya menjadi bangkrut. Kebaikannya akan diambil
oleh orang yang dia dengki. Kebaikannya akan habis, selanjutnya kejelekan orang
yang dia dengki akan dilimpahkan kepadanya, kemudian dia akan dicampakkan ke
neraka.Waliyadzubillah.
Terapi Penyakit Hasad
1.Ilmu yang bermanfaat
Dengan Ilmu yang dimiliki dia akan menyadari bahwa hasad hanya akan
membahayakan dunia dan agamanya. Bahaya bagi agamanya karena dengan
hasad dia akan menentang takdir Alloh. Bahaya bagi dunianya, karena hati orang
yang hasad akan merasakan pedih manakala orang lain mendapatkan nikmat.
2.Taubat
Taubat adalah hal yang sangat menakjubkan. Menghapus dosa sehingga tidak
tersisa sedikitpun. Taubat yang nasuha(sejati),adalah dengan menyesali dosa
hasadnya, meninggalkan dan bertekat untuk tidak mengulanginya kembali di masa
yang akan datang. Apabila hasad muncul bersegeralah minta ampun kepada Alloh,
berdoalah agar kedengkian dalam dada hilang.
3. Berfikir positif dan merenungi akibat jelek hasad
Karena dengan demikian dia akan menahan jiwanya dari hasad kepada orang lain.
Menyadari bahwa hasad tidak membawa kebaikan sedikitpun.
4. Terimalah taqdir Alloh dengan lapang dada
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :


Terimalah apa yang Alloh berikan padamu, niscaya engkau menjadi manusia yang
paling kaya. (HR. Tirmidzi 2305, Ahmad 2/310. Dihasankan oleh Al-Albani dalam
ash-Shohihah n0.930)
Ibnu Sirin rohimahulloh mengatakan : Aku tidak pernah hasad kepada seorangpun
dalam urusan dunia. Karena apabila ia ahli surga, bagaimana mungkin aku hasad
padanya dalam urusan dunia yang itu tidak ada nilainya di surga nanti. Apabila ia
termasuk ahli neraka , maka bagaimana mungkin pula aku hasad padanya dalam
urusan dunia sedangkan dia akan masuk neraka? (Ihya ulumuddin 3/1973)
5. Doakan saudaramu

Apabila hatimu terjangkiti hasad, maka doakanlah kebaikan pada orang yang
engkau dengki dengan taufiq. Karena doa akan menimbulkan keajaiban, merubah
keadaan yang buruk menjadi baik. Pertanda bahwa dirinya tidak dengki dan tidak
ada tujuan kecuali kebaikan bagi saudaranya.
6.Cintailah saudaramu karena Allah
Cintailah saudaramu karena Alloh, mulailah dengan bertanya kepada dirinya, agar
hasad dalam jiwa hilang dan orang yang kita dengki menjadi orang yang kita
senangi. Karena apabila seorang teman sudah senang dan mencintai saudaranya,
sudah barang tentu rasa hasadnya akan berkurang dan hilang. Cobalah, barangkali
usaha ini tampaknya sulit, akan tetapi mujarab. Ingatlah selalu firman Alloh yang
berbunyi :

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara
yang baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS Fushilat[41] : 34)
7.Melakukan kunjungan
Kunjungan seorang muslim terhadap saudaranya merupakan bentuk perhatian dan
kasih sayang.
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :


siapa yang menjenguk orang sakit, atau mengunjungi saudaranya karena Alloh,
maka dia akan dipanggil dari atas langit : Semoga engkau menjadi baik, baik pula
perjalananmu dan engkau meraih kedudukan di surga. (HR. Tirmidzi 1931, Ibnu
Majah 1443. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Al-Misykah 1575. Lihat pula
Shohih al-Jami 6387)
8.Meminta nasehat darinya
Karena apabila engkau minta nasehat pada orang yang hasad padamu, berarti
engkau telah menanamkan nilai kecintaan dan pengagungan dalam dirinya. Hal ini
akan membantu hilangnya penyakit hasad pada dirinya.
Ibnu Abbas rodhiyallohu anhuma berkata : Tiga perkara yang aku tidak dapat
membalasnya kecuali doa : Seorang yang masuk menemuiku dalam suatu majelis,
dia berdiri dengan senyum dan gembira. Seorang yang memberi kelapangan
kepadaku dalam majelis. Seorang yang tertimpa masalah, kemudian dia minta
pendapatku. Mereka adalah orang-orang yang aku tidak dapat membalas
kebaikannya kecuali dengan doa. (Maalim Fi Thoriq Tholibil Ilmi, Dr. Abdul Aziz asSadhan hlm 103)
9.Menyadari bahaya hasad
Nabi shallallahualihi wasallam bersabda,yang artinya
Akan menjalar kepadamu suatu penyakait yang menjalar kepada umat
sebelummu,yaitu hasad dan kebencian.Kebencian itu mencukur,aku tidak katakan
mencukurrambut,akan tetapi mencukur agama.Demi(Allah) yang jiwaku berada
ditangannya,sesumgguhnya kalian tidak masuk sorga sampai beriman,dan kalian
tidak beriman sampai kalian saling mencintai.Maukah aku ceritakan dengan suatu

hal yang menguatkan kecintaan diantara kalian?sebarkanlah salam diantara kalian.


( HR at-Tirmidzi, no. 2510.Dan dihasankan oleh syaikh Al Albani)
10.Memurnikan tauhid. Makhluk-makhluk ini ada yang menggerakkannya. Tidaklah
makhluk mendapatkan manfaat dan mudarat kecuali seijin Penciptanya. Jika
seseorang memurnikan tauhid maka hilanglah ketakutan kepada selain Allah
Subhanahu wa Taala dari hatinya. Musuhnya menjadi lebih ringan di matanya
daripada ditakuti bersama Allah Subhanahu wa Taala. Akan keluar dari hatinya
kesibukan memerhatikan musuhnya, lalu hatinya akan dipenuhi dengan cinta, takut,
kembali, dan tawakal kepada Allah Subhanahu wa Taala. Ia memandang bahwa
menggunakan pikirannya untuk memikirkan musuhnya adalah bentuk lemahnya
tauhid. Karena, jika ia telah memurnikan tauhid, niscaya dalam hatinya ada
kesibukan tersendiri.
HASAD YANG DIPERBOLEHKAN?
Mungkin diantara kita ada yang bertanya-tanya, apakah benar hasad itu ada yang
diperbolehkan?, jawabannya, marilah kita simak sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam:

Artinya: Tidak ada hasad kecuali kepada dua orang, yang pertama; kepada
seseorang yang telah diberi harta kekayaan oleh Allah taala dan ia habiskan dijalan
yang benar, yang kedua; kepada seseorang yang telah diberi hikmah (ilmu) oleh
Allah taala dan ia memutuskan perkara dengannya serta mengajarkannya.
(HR.Muttafaq alaih) .
Akan tetapi hasad dalam hadits ini berbeda pengertiannya dengan hasad yang telah
disebutkan diatas, hasad yang ini disebut oleh para ulama dengan sebutan Ghibtah
yaitu menginginkan kenikmatan seperti yang telah diperoleh oleh orang lain dengan
tanpa benci kepada orang tersebut, serta tidak mengharapkan kenikmatan itu
musnah darinya.
MARAH
Menjaga lisan, adalah sebuah amal ibadah, yang memiliki ganjaran yang amat
besar. Simaklah hadits Rasulullah SAW ini, "Barangsiapa bisa memberikan jaminan
kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya,
maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.
Lihatlah, perhatikanlah, renungkanlah.
Menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya berarti lisan kita ini. Apa balasan
dari menjaga lisan? Jaminan surga! Subhanallah. "Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam. (Al
Hadits).

Kata ghadab secara harfiah berarti marah atau pemarah. Marah dalam pengertian
ghadab bersifat negatif. Dengan istilah lain, ghadab (marah) yaitu merasa tidak
senang dan panas hati karena suatu sebab, seperti dihina dan lainnya.
Ghadab juga berarti darah yang memanas di jantung. Orang yang marah bisa
berakibat muka tampak memerah dan pandangan mata menjadi seram, dengan
diikuti denyut jantung yang makin cepat dan tubuh berasa gemetar.
Hal ini terjadi karena darah beredar ke seluruh tubuh, sehingga terjadi pemanasan
dalam tubuh. Apabila marah ini tidak terkendali maka seseorang akan mudah
melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Seorang pemarah cenderung tidak mempunyai
sifat pemaaf terhadap orang lain, jauh dari kelembutan dan ketenangan, serta
menunjukkan bahwa dia tidak sabar dalam pribadinya.
Marah adalah sifat tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Oleh
karena itu sifat ini dilarang oleh Islam. Sudah seharusnyalah kita berusaha
mengendalikan sifat ini. Marah akan menutupi pikiran sehat seseorang.
Orang yang marah tidak akan bisa mempertimbangkan baik dan buruk. Ia akan
bertindak sekehendak nafsu amarahnya. Ia bertindak berdasarkan emosi saja.
Dengan demikian akan mudah dipengaruhi setan. Sebagai orang beriman dan
bertakwa kita harus bisa mengendalikan diri dari amarah, karena mengendalikan diri
dari marah adalah salah satu ciri orang yang bertakwa.
Bahaya sifat marah, antara lain :
1. Meretakkan hubungan pertemanan atau kekerabatan. Orang yang dimarahi
akan merasa dihina dan dicemooh.
2. Akan dijauhi orang lain.
3. Bisa menimbulkan penyakit pusing bahkan bisa terserang hipertensi (darah
tinggi).
4. Menimbulkan dosa, apalagi kalau marahnya berlebihan dengan menimbulkan
kerusakan-kerusakan terhadap barang-barang, baik milik sendiri maupun milik
orang lain.
5. Dibenci Allah, Rasul-Nya, serta manusia.
6. Dapat merusak iman seseorang dan dapat menimbulkan dendam dan sakit hati.
Marah adalah perbuatan yang berasal dari setan. Oleh karena itu kita harus
menanggulanginya. Beberapa cara menanggulangi sifat marah adalah :

1. Berusaha menyadari akibat buruk yang timbul dari marah.


2. Mengoreksi kesalahan diri sendiri.
3. Berusaha bersabar dalam menghadapi masalah, yaitu jika marah dalam
keadaan berdiri, hendaknya kita segera duduk. Jika tidak reda juga, kita berbaring
dan jika tidak terkendali juga, kita harus segera berwudlu, sebagaimana yang
diajarkan Rasulullah dalam hadistnya.
Marah yang pada tempatnya dianjurkan dalam Islam. Marah menurut ajaran Islam,
antara lain
1.
2.

Jika aturan Allah SWT dilanggar atau dihina dan terdapat kemaksiatan.
Marahnya orang tua kepada anak karena tujuan kasih sayang dan pendidikan.

Ghadhab yang tidak berhasil dikendalikan akan merugikan.


Pertama, dari segi lahiriah akan menimbulkan tindakan agresif-destruktif seperti
mencaci, memukul dan merusak.
Kedua, dari segi batin akan menimbulkan rasa dendam, kejahatan yang
terorganisasi, rencana pembunuhan sadis, serta berbagai perbuatan nekat lainnya.
Al-Ghazali mengusulkan dua strategi pengendalian marah.
Pertama, melemahkan potensi marah pada diri kita dengan tindakan preventif
seperti puasa sunnah, puasa bicara, dzikir kalbu, shalat tahajjud, dan tawajjuh
(bermuwajahah/bertatapmuka/berusaha menemui) kepada Allah secara istiqamah
dan mudawamah, konsisten dan berkesinambungan.
Kedua, melakukan tindakan kuratif ketika api marah mulai menyala dengan
berwudhu, duduk dan berbaring, serta menjauhi sasaran kemarahan.
Kedua strategi ini jika belum membawa hasil yang memuaskan, maka perlu
mengikuti riydhat al-nafs, pelatihan jiwa atau spiritual education yang lebih intensif,
terutama dengan perubahan pola makan dan pola hidup serta pola ibadah.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kikir, hasad, dan marah merupakan akhlak mazmumah. Dimana ketiga nya
memiliki pengertian yang berbeda.
Kikir adalah sikap berlebihan dalam mencintai dunia, harta benda dan yang lainnya
sehingga mengalahkan kepentingan agama. Hasad merupakan sifat tercela yang
muncul ketika seseorang merasa tidak senang dan benci terhadap nikmat yang
diberikan ALLAH swt kepada orang lain, sembari berharap harta tersebut hilang
darinya. Sedangkan marah merupakan ketidak stabilan jiwa karna ia tidak mampu
mempersepsi sesuatu secara positif.

Anda mungkin juga menyukai