Anda di halaman 1dari 11

ESENSI AJARAN ISLAM TENTANG KEADILAN SOSIAL DAN

EKONOMI

OLEH :
Muhammad Hadiyansyah
Email: hadiyansyah422@gmail.com
No Hp: 082253989714

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


KOMISARIAT FUAD UINSI
CABANG SAMARINDS
2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SwtTuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
rahmatnyalah muka saya dapat menyelesaikan sebuah karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu.

Berikut penulis mempersenbahkan sebuah jurnal dengan judul "Esensi ajaran islam tentang
keadilan sosial dan ekonomi", yang menurut saya dapat bermanfaat bagi para pemuda, dimana proses
keadilan semakin menuru kita temukan di negara saat ini.

Dengan segala kerendahan hati, saya menghadirkan kata pengantar ini sebagai sebuah
penghargaan atas pentingnya pemahaman akan esensi ajaran Islam tentang keadilan dan ekonomi. Dalam
era yang dipenuhi dengan dinamika sosial dan ekonomi, pemahaman yang mendalam tentang prinsip-
prinsip keadilan dalam Islam menjadi semakin penting. Melalui penelusuran yang cermat dan analisis
yang mendalam

Dengan ini saya mempersenbahkan jurnal ini dengan penuh terima kasih dan semoga Allah Swt.
Memberkahi jurnal ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Samarinda, 16 Februari 2024

Muhammad Hadiyansyah
ESENSI AJARAN ISLAM TENTANG KEADILAN SOSIAL DAN
EKONOMI
Muhammad Hadiyansyah
Asal Cabang: Cabang Samarinda
Email: hadiyansyah422@gmail.com
No Hp: 082253989714

Abstrak: Islam sebagai hasil hubungan sosial bukan berarti menjauhkan manusia dari ajaran dasarnya. Ajaran dasar
yang dimaksudkan adalah menunjuk pada nilai-nilai teologis maupun Islam dogmatis yang menjadi sebab dari segala
sebab. Sedangkan, realitas yang disebabkan oleh satu sebab tersebut terurai menjadi sekian banyak bentuk dan jenis
dengan berbagai sifat, kebutuhan dan kepemilikan yang melekat pada kehidupan manusia secara individu maupun
kelompok, mulai dari fitrah manusia hingga muncul sebuah gagasan tentang realitas Islam produk sosial. Wujud
keragaman dan keberagamaan masyarakat merupakan bentuk kongkrit dari integrasi, interaksi dan internalisasi antara
nilainilai normatif doktrinal dan historis metodologis. Kedua sisi tersebut saling memberikan inspirasi timbal balik,
bahkan saling berpengaruh pada setiap insan dalam merealisasikan wujud kongkrit Islam yang diikutinya secara tepat
dan komprehensif.

Kata Kunci:Keadilan Sosial, Ekonomi Islam

Pendahuluan
Kata keadilan seolah mudah diucap mengajarkan bahwa keadilan harus
tapi tidak mudah diwujudkan. Siapapun bisa ditegakkan kepada siapa saja, tanpa pilih-pilih. Allah
mengatakan “ciptakan keadilan, berbuat berfirman:2 “Wahai orang-orang yang beriman!
adillah” tapi belum tentu ia mampu berlaku Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang sentiasa
adil atau berbuat adil. Pentingnya keadilan menegakkan keadilan, lagi menjadi saksi (yang
menerangkan kebenaran) kerana Allah, sekalipun
dalam kehidupan manusia dinyatakan dalam
terhadap diri kamu sendiri, atau ibu bapa dan kaum-
ajaran Islam. Keadilan dalam ajaran Islam kerabat kamu.”
wajib dilaksanakan dalam semua perkara. Salah satu bentuk keadilan yang
Allah berfirman:1 ditekankan oleh Islam ialah keadilan sosial.
Katakanlah: Tuhanku menyuruh Apa yang ditekankan dalam keadilan sosialini
berlaku adil (pada segala perkara), dan ialah bahwa setiap individu mendapat hak-
(menyuruh supaya kamu) hadapkan muka haknya dan di waktu yang sama ia juga perlu
(dan hati) kamu (kepada Allah) dengan betul melaksanakan segala tanggungjawabnya
pada tiap-tiap kali mengerjakan sembahyang, untuk merealisasikan keadilan dalamhidupnya.
dan beribadatlah dengan mengikhlaskanamal Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari
agama kamu kepada-Nya semata-mata; adalah hubungan antara si kaya dengan si
(kerana) sebagaimana Ia telah menjadikan miskin. Si kaya bebas mengumpulkan harta
kamu pada mulanya, (demikian pula) kamu sebanyak mungkin dengan cara yang wajar,
akan kembali (kepada-Nya). Islam juga tetapi hak si miskin dalam hartanya itu tidak
boleh dilupakan.

1 2
Lihat: Q.S. Al-A'raaf ayat 29. Lihat: Q.S. An-Nisa' ayat 135.
Sebab itu islam mensyari’atkan ajaran zakat, (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari
wakaf dan sedekah. Sikaya dapat menyalurkan bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha
sebagian hartanya kepada si miskin. Si miskin, Kuasa atas segala sesuatu.”5
tidak boleh mencuri hartasi kaya sesuka hati,
sebaliknya, haknya akan diberikan melalui Dalam ayat lain Allah berfirman:
penagihan zakat dan sedekah yang diajarkan “Sesungguhnya zakat-zakat itu,
Islam. hanyalahuntuk orang-orang fakir, orang-
Hal ini adalah antara lain contoh orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
pelaksanaan keadilan sosial dalam Islam. Apa mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
yang penting dalam keadilan sosial dari (memerdekakan) budak, orang-orang yang
perspektif Islam ini ialah tidak ada pihak yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka
dinafikan kepentingannya. Kepentingan setiap yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
pihak/orang itu berjalan seiring dengan suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
kepentingan pihak yang lain, dalam kasus di Allah Maha Mengetahui lagi Maha
atasadalah pihak si kaya dengan si miskin. Bijaksana.”6”Dan Allah melebihkan
Contoh lain pihak pemerintah dengan rakyat, sebahagian kamu dari sebagian yang lain
dan sebagainya. Dalam tulisan ini keadilan dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang
yang akan dibahas lebih cenderung pada dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau
keadilan sosial-ekonomi. memberikan rezki mereka kepada budak-
budak yang mereka miliki, agar mereka sama
Konsep Keadilan Sosial Islam (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka
Dalam Alquran ada beberapa ayatyang mengingkari nikmat Allah?.”7
megandung makna keadilan sosial- ekonomi Dalam perspektif lain dikatakan: ”Dan
adalah: ”Dan berikanlah kepada anak-anak dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung
yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya
kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan Dia menentukan padanya kadarmakanan-
dan jangan kamu makan harta mereka makanan (penghuni)nya dalam empat masa.
bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan- (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-
tindakan (menukardan memakan) itu, adalah orang yang bertanya.”8”Dan Allah telah
dosa yang besar.”3”...dan sempurnakanlah meninggikan langit dan Dia meletakkan
takaran dan timbangan dengan adil. Kami neraca (keadilan). Supaya kamu jangan
tidak memikulkan beban kepada sesorang melampaui batas tentang neraca itu. Dan
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan
apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu janganlah kamu mengurangi neraca
berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat itu.” ”Berimanlah kamu kepada Allah dan
9

(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
agar kamu ingat.”4 menguasainya. Maka orang-orang yang
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja beriman di antara kamu dan menafkahkan
yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala
perang, maka sesungguhnya seperlima untuk yang besar.”10
Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu
beriman kepada Allah dan kepada apa yang 5
Lihat: Q.S. al-Anfal ayat 41.
kami turunkan kepada hamba Kami 6
Lihat: Q.S. at-Taubah ayat 60.
7
Lihat: Q.S.16:71.
3
Lihat: Q.S. Al-Nisa’ ayat 2. 8
Lihat: Q.S. Fushshilat ayat10.
4
Lihat: Q.S. al-An’am ayat152. 9
Lihat: Q.S. ar-Rahman ayat 55:7-9.
10
Lihat: Q.S. al-Hadid ayat 7.
”Sesungguhnya Kami telah mengutus miskin hanya sekitar 0,6 persen, sedangkan
rasul-rasul Kami dengan membawa bukti- sisanya, yaitu 99,4 persen dinikmati oleh
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan kelompok kaya dunia. Hal tersebut
bersama mereka Al Kitab dan neraca menunjukkan adanya penurunan share
(keadilan) supaya manusia dapat kelompok miskin sebesar 70 persen.
melaksanakan keadilan ” 11
Fakta ini menunjukkan bahwa
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang perekonomian dunia saat ini cenderung
diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta bergerak kepada ketidakseimbangan
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota penguasaan aset dan sumber daya ekonomi,
maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum yang menjadikan kelompok kaya menjadi
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang semakin kaya, dan kelompok miskin menjadi
miskin dan orang-orang yang dalam semakin miskin. Eronisnya fakta tersebut
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di paralel dengan kenyataan di banyak negara
antara orang-orang kaya saja di antarakamu. Muslim, di mana strategi trickle down effect
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka yang dahulu begitu diagung-agungkan,
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, ternyata hanya menghasilkan kesenjangan
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada sosial yang luar biasa besar. 15
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras Di Indonesia, angka kemiskinan setiap
hukumannya.”12 tahun mengalami naik turun dan setiap
lembaga berbeda-beda. Namun berdasarkan
”Dan orang-orang yang dalam data terakhir BPS, mencapai 37,17 juta jiwa.
hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang Begitu pula dengan angka pengangguran yang
(miskin) yang meminta dan orang yang tidak mencapai 11 persen.
mempunyai apa-apa (yang tidak mau Dua fakta di atas menjadi indikator
meminta).”13 betapa bangsa ini masih belum mampu
melepaskan diri dari keterpurukan. Sementara
Pentingnya Keadilan di Bidang Ekonomi di sisi lain, terlihat bahwa pada sektor riil
Hasil penelitian The New Economics berada pada kondisi stagnan. Padahal sektor
Foundation (NEF)14 tentang hubungan inilah yang diharapkan mampu membuka
pertumbuhan pendapatan per kapita dengan lapangan pekerjaan Dan bila dicermati,
proporsi atau share dari pertumbuhan yang keadaan di atas mengindikasikan adanya
dinikmati oleh kaum miskin, menunjukkan persoalan ketidakadilan ekonomi yang sangat
bahwa pada dekade 1980-an, dari setiap signifikan, sehingga dibutuhkan adanya suatu
kenaikan 100 dolar AS pendapatan per kapita konsep ekonomi yang lebih menjamin rasa
dunia, maka kaum miskin hanya menikmati keadilan masyarakat. Yakni ekonomi Islam.16
2,2 dolar AS, atau sekitar 2,2 persen. Artinya, Pertanyaannya sekarang adalah, apakah
97,8 persen lainnya dinikmati oleh orang- keadilan ekonomi yang dimaksud adalah
orang kaya. Kemudian, antara tahun 1990 keadilan yang berdasarkan prinsip ''sama rata,
hingga 2001, kesenjangan tersebut makin sama rasa'' seperti yang dulu pernah menjadi
menjadi-jadi. Setiap kenaikan pendapatan sangat populer dalam sistem sosialis-
perkapita sebesar 100 dolar AS, maka komunis? Tentu saja keadilan dalam konteks
persentase yang dinikmati oleh orang-orang seperti ini tidak mungkin terwujud, karena
bagaimanapun kaya dan miskin adalah
11 sunnatullah. Artinya, Islam mengakui bahwa
Lihat: Q.S. al-Hadid ayat 25.
12
Lihat: Q.S. al-Hasyr ayat 7.
13 15
Lihat: Q.S. al-Ma’aarij ayat 24-25. Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, 2004: 44-
14
Lembaga riset yang berkedudukan di Inggris. 47
16
www.pacific.net.id. Diakses tanggal 13 April 2010. Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, 2004: 48-
50
perbedaan itu eksis, dan termasuk perbedaan Namun demikian, tingginya
dalam kekayaan, serta menjadi bagian dari pertumbuhan ini, jika tidak dibarengi dengan
fenomena kehidupan. Permasalahannya kebijakan pemerintah untuk melindungi
adalah, apakah perbedaan penguasaan aset itu kelompok masyarakat lemah, akan
muncul sebagai akibat proses alami, misalnya menimbulkan ketidakseimbangan pasar yang
karena rasa malas, ataukah sebagai akibat mengancam perekonomian itu sendiri.
ketidakadilan system, atau dalam bahasa Apalagi jika kondisi tersebut diperparah oleh
Didin Hafidhuddin adalah “kemiskinan adanya kolusi antara penguasa dan pengusaha
struktural”?. Tulisan ini melihat ketidakadilan dalam menguasai asset negara. Inilah bentuk
ekonomi disebabkan oleh ketidakadilan monopoli ekonomi yang sangat berbahaya.
system dalam hal ini ketidakadilan distribusi. Sehingga tidaklah mengherankan, jika Ibn
Maka di sinilah peran pemerintah dan si kaya Taimiyyah (abad 13 M) dan Ibn al-Qayyim Al-
harus dioptimalkan. Jauziyyah (abad 13-14 M) sangat
mengecamnya. Inilah sistem yang akan
Keadilan Sosial Islam Dalam Bidang mengakibatkan perputaran aset dan harta
Ekonomi hanya berada di tangan kelompok the have
Fakta di atas, menunjukkan bahwa saja, padahal Allah SWT sangat
antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan membencinya.18 Bahkan, al-Maqrizi (abad 14-
distribusi seolah-olah terdapat kontradiksi dan 15 M) menegaskan lebih lanjut bahwa
pertentangan. Jika satu faktor meningkat,maka perputaran harta di tangan segelintirkelompok
faktor yang lain akan turun. Bagaimana itu merupakan salah satu sumber penyebab
sebenarnya posisi Islam terkait hal ini?. terjadinya ghila (inflasi). Padahal masyarakat
Sesungguhnya, diskusi tentang konsep banyaklah yang harus menanggung akibatnya.
pertumbuhan ekonomi telah banyak dibahas Daya beli mereka menjadi turun dan nilai riil
dalam literatur-literatur ekonomi Islam klasik. uang mereka menjadi berkurang. Oleh karena
Salah satunya yang terkenal adalah konsep itu Islam sangat menekankan keadilan
pertumbuhan yang ditawarkan oleh Ibn distribusi dalam system ekonomi.
Khaldun, seorang ulama besar abad ke 14 Beberapa fragmen sejarah yang
Masehi, dalam bukunya Muqaddimah.Konsep gemilang perlu diketahui, semisal masa
tersebut dikenal dengan istilah 'umran Khalifah Umar bin Khaththab (13-23 H/634-
(pembangunan). Ibn Khaldun mengatakan 644 M) atau masa Khalifah Umar bin Abdul
bahwa: “ketika populasi mengalami Aziz (99-102 H/818-820 M). Tujuannya agar
pertumbuhan, maka akan terjadi surplus of kita lebih menyadari bahwa ekonomi Islam
labor (kelebihan tenaga kerja). Kemudian sesungguhnya bukan konsep baru sama
dengan adanya pembagian kerja dan kerja sekali, melainkan sebuah konsep praktis yang
sama antar-labor, maka output akan prestasi dan kesuksesannya telah dicatat
meningkat. Peningkatan output ini akan dengan baik menggunakan tinta emas dalam
mendorong peningkatan pendapatan. Sebagai lembaran sejarah.
implikasinya, naiknya pendapatan akan Misalnya pada era pemerintahan
meningkatkan permintaan sosial (atau Khalifah Umar bin Khaththab selama 10 tahun,
permintaan agregat dalam istilah modern), di berbagai wilayah (propinsi) yang
yang pada akhirnya akan mendorong menerapkan Islam dengan baik, kaum Muslim
peningkatan produksi dan pertumbuhan menikmati kemakmuran dan kesejahteraan.
ekonomi.”17 Kesejehteraan merata ke segenap penjuru.
Buktinya, tidak ditemukan seorang miskin
17
Teori ini muncul ketika Ibn Khaldun
18
menganalisis proses kemunculan dan kejatuhan sebuah Q.S. Al-Hasyr/59: 7.
dinasti.
pun oleh Muadz bin Jabal19 di wilayahYaman. Tidak hanya di Yaman, wilayah Bahrain
Abu Ubaid menuturkan bahwa: juga contoh lain dari keberhasilan ekonomi
Muadz pernah mengirimkan hasil Islam. Ini dibuktikan ketika suatu saat Abu
zakat yang dipungutnya di Yaman kepada Hurairah menyerahkan uang 500 ribu
Khalifah Umar di Madinah, karena Muadz dirham22 (setara Rp 6,25 miliar) kepada
tidak menjumpai orang yang berhakmenerima Khalifah Umar yang diperolehnya dari hasil
zakat di Yaman. Namun, Khalifah Umar kharaj propinsi Bahrain pada tahun 20 H/641
mengembalikannya. Ketika kemudian Muadz M. Pada saat itu Khalifah bertanya kepadanya,
mengirimkan sepertiga hasil zakat itu, Apa yang engkau bawa ini?, Abu Hurairah
Khalifah Umar kembali menolaknya dan menjawab, Saya membawa 500 ribu dirham.
berkata, Saya tidak mengutusmu sebagai Khalifah pun terperanjat dan berkata lagi
kolektor upeti. Sayamengutusmu untuk kepadanya, Apakah engkau sadar atas apayang
memungut zakat dari orang-orang kaya di sana engkau katakan tadi? Mungkin engkau sedang
dan membagikannya kepada kaum miskin mengantuk. Pergi, tidurlah hingga subuh.
darikalangan mereka juga.Muadz menjawab, Ketika keesokan harinya Abu Hurairah
Kalau saya menjumpai orang miskin di sana, kembali maka Khalifah berkata, Berapa
tentu saya tidakakan mengirimkan apa pun banyak uang yang engkau bawa?, Abu
kepada Anda.Pada tahun kedua, Muadz Hurairah menjawab: Sebanyak 500 ribu
mengirimkan separuh hasil zakat dirham. Khalifah berkata: Apakah itu harta
yangdipungutnya kepada Khalifah Umar, yang sah? Abu Hurairah menjawab, Saya tidak
tetapi Umar mengembalikannya. Pada tahun tahu kecuali memang demikian adanya.23
ketiga, Muadz mengirimkan semuahasil zakat Kedua, Masa Khalifah Umar bin
yang dipungutnya, yang juga dikembalikan Abdul Aziz. Masa kekhilafahannya cukup
oleh Khalifah Umar. Muadz berkata, Saya singkat, hanya sekitar 3 tahun (99-102 H/818-
tidakmenjumpai seorang pun yang berhak 820 M), umat Islam akan terus mengenangnya
menerima bagian zakat yang saya pungut.20 sebagai khalifah yang berhasil
menyejahterakan rakyatnya. Ibnu Abdil
Sungguh merupakan keberhasilan Hakam meriwayatkan, Yahya bin Said,
yang fantastis dan kisah yang sangat indah. seorang petugas zakat masa itu berkata, Saya
Keadilan masa ini tidak hanya berlaku untuk pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk
rakyat yang muslim, tetapi juga untuk yang memungut zakat ke Afrika. Setelah
non-Muslim. Sebab, keadilan adalah untuk memungutnya, saya bermaksud
semua, tak ada diskriminasi atas dasar agama. memberikannya kepada orang-orang miskin.
Negara memberlakukan keadilan kepada Namun, saya tidak menjumpai seorang pun.
semua rakyatnya21 Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua
rakyat pada waktu itu berkecukupan.
19
Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli
Muadz adalah staf Rasulullah saw. yang
diutus untuk memungut zakat di Yaman. Pada masa
Khalifah Abu Bakar dan Umar, Muadz terus bertugas
di sana.

20
Abu Ubaid,Al-Amwal, h. 596; Lihat juga: Al- dariperbekalan para pegawainya. Abu Ubaid, Al-
Qaradhawi, 1995. Amwal, h. 596
21 22
Suatu saat Umar sedang dalam perjalanan 1 dirham kurang lebih senilai Rp 12.500 (per
menuju Damaskus. Umar berpapasan dengan orang akhir Januari 2007).Standar 1 dirham = 2,975 gram
Nasrani yangmenderita penyakit kaki gajah. perak. Harga perak 26 Januari 2007
Keadaannya amat menyedihkan. Khalifah Umar pun (http://www.analisadaily.com/6-3.htm) adalah $13,27
kemudian memerintahkanpegawainya untuk per ounce (1 ounce = 28,35 gram). Dengan asumsi $1 =
memberinya dana yang diambil dari hasil pengumpulan Rp 9.000,- akan diperoleh 1 dirham = Rp 12.532,-
23
sedekah dan juga makanan yang diambil Karim, 2001; Muhammad, 2002.
budak lalu memerdekakannya.24 Kemakmuran berkata: “Segala pujian milik Allah yang telah
itu tidak hanya ada di Afrika, tetapi juga memenuhi janji-Nya.”(Q.S. Az-Zumar: 74).
merata di seluruh penjuru wilayah Khilafah Karena itu, suruhlah orang yang menjumpaimu
Islam, seperti Irak 25dan Basrah.26 untuk memuji Allah swt.”
Di Irak, seperti gambarkan oleh Abu Seperti kakeknya (Umar bin al-
Ubaid, mengisahkan: Khalifah Umar bin Khaththab), Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Abdul Aziz mengirim surat kepada Hamid bin tetap hidup sederhana, jujur, dan zuhud.
Abdurrahman, Gubernur Irak, agar membayar Bahkan sejak awal menjabat khalifah, beliau
semua gaji dan hak rutin di propinsi itu. Dalam telah menunjukkan kejujuran dan
surat balasannya,Abdul Hamid berkata: Saya kesederhanaannya. Ini dibuktikan dengan
sudah membayarkan semua gaji dan hak tindakannya mencabut semua tanah garapan
mereka. Namun, di Baitul Mal masihterdapat dan hak-hak istimewa Bani Umayyah, serta
banyak uang.Khalifah Umar memerintahkan, mencabut hak mereka atas kekayaan lainnya
carilah orang yang dililit hutang tetapi tidak yang mereka peroleh dengan jalan kekerasan
boros, berilah dia uang untuk melunasi dan penyalahgunaan kekuasaan Khilafah Bani
hutangnya.Abdul Hamid kembali menyurati Umayyah. Khalifah Umar memulai dari
Khalifah Umar, Saya sudahmembayarkan dirinya sendiri dengan menjual semua
utang mereka, tetapi di Baitul Mal masih kekayaannya dengan harga 23.000 dinar
banyak uang.Khalifah memerintahkan lagi, (sekitar Rp 12 miliar) lalu menyerahkan
kalauada orang lajang yang tidak memiliki semua uang hasil penjualannya ke Baitul Mal.
harta lalu dia ingin menikah, nikahkan dia dan Demikianlah gambaran kemakmurandan
bayarlah maharnya. AbdulHamid sekali lagi kesejahteraan di bawah sistem ekonomi Islam
menyurati Khalifah, Saya sudah menikahkan yang adil. Semua individu rakyat mendapatkan
semua yang ingin nikah. Namun, di Baitul haknya dari Baitul Mal dengan tanpa perlu
Malternyata masih juga banyak mengemis, menangis, mengeluh, dan
uang.Akhirnya, Khalifah Umar memberi memohon. Agaknya Umar bin Abdul Aziz
pengarahan, carilah orang yangbiasa benar-benar
membayar jizyah dan kharaj. Kalau ada yang melaksanakanperkataannya:“Harta ibarat
kekurangan modal, berilah mereka pinjaman sebuah sungai besar, sedangkan jatah
agar mampu mengolahtanahnya. Kita tidak manusia darinya adalah sama.” 27
menuntut pengembaliannya kecuali setelah Hikmahnya, bahwa Distribusi Harta
dua tahun atau lebih. dalam Islam adalah sebagai Penopang
Di Basrah seperti digambarkan oleh (support) keadilan socialPersoalan distribusi
Gubernur Basrah, beliau pernah mengirim berhubungan erat dengan pertanyaan: untuk
surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz: siapa kita melakukan kegiatan produksi?
“Semua rakyat hidup sejahtera sampai saya Bagaimana produksi nasional akan
sendiri khawatir mereka akan menjadi didistribusikan di antara faktor-faktor
takabbur dan sombong. Khalifah Umar dalam produksi yang berbeda-beda? Bagaimana
surat balasannya berkata: Ketika Allah mengatasi problem ketidaksamaan sebagai
memasukkan calon penghuni surga ke dalam akibat dari distribusi? Ini merupakan tiga
surga dan calon penghuni neraka ke dalam pertanyaan utama yang dihadapi oleh setiap
neraka, Allah Azza wa Jalla merasa ridha masyarakat dengan sistem ekonomi apa pun
kepada penghuni surga karena mereka yang menjadi anutannya.
Menurut Islam, distribusi sebagaimana
24
Sîrah Umarbin Abdul Azîz, hlm. 59; Al- dirujuk oleh istilah dūlah28 dalam al-Qur’an
Qaradhawi, 1995.
25
Abu Ubaid, Al-Amwâl, h. 256. 27
Al-Ashfahani, al-Aghani (Kairo: Daar al-
26
Abu Ubaid, Al-Amwâl, h. 256. Sya’ab), juz: IX, h. 3375
28
Q.S. al-Hasyr/ 59: 7.
merupakan landasan pentingnya peredaran Berkaca dari masa khalifah Umar bin
harta, kekayaan dan pendapatan agar tidak Khaththab dan umar bin Abdul Aziz, dan
terkonsentrasi di tangan orang-orang tertentu konsep al-Quran di atas, maka keadilan sosial
yang sudah kaya atau berkecukupan secara akan terwujud, apabila distribusi harta
ekonomi.29 Di samping pernyataan langsung dilakukan dengan baik (jujur dan adil)
tentang perlunya pendapatan dan kekayaan berdasarkan criteria-kriteria yang ada. Jika
didistribusikan sehingga tidak terjadi diskemakan, distribusi harta dalam Islamantara
konsentrasi, al-Qur’an juga menyebutkan tiga lain dapat dilakukan sebagai berikut:
macam tindakan yang mencegah terjadinya Skema Damai:
proses distribusi yang adil, yakni larangan Orang-orang kaya Pemerintah
menimbun harta (al-iktināz),30 bermegah- Fakir-miskin (sedekah, infak,
megahan yang melalaikan (al-takātsur), 31 dan wakaf)
dan celaan atas penumpukan harta dan terlalu Skema Memaksa:
“perhitungan” (jama`a māl wa `addadah). 32 Pemerintah Orang-orang
Untuk menjalankan proses distribusi kaya Fakir-miskin (zakat)
dibutuhkan basis legitimasi. Yang dimaksud
basis adalah kriteria atau prinsip apa pun yang Pemerintah dan masyarakat harus
menentukan dan berlaku bagi siapa saja yang bersama-sama dalam menegakkan keadilan
memiliki hubungan nyata dengankekayaan dan sosial, jika salah satu saja tidak jujur/
pendapatan. Kriteria distribusi yang monopoli, maka akan terjadi ketidakadilan.
memungkinkan cukup banyak dan inilahyang Dūlah akan menjadi mancet, terbendung dan
menyebabkan perbedaan natural atau hanya dinikmati orang-orang kaya saja.
perbedaan perolehan antara individu-individu. Skema distribusi perlu didefinisikan
Kriteria itu meliputi: pertukaran, 33 kebutuhan, melalui sejumlah ukuran dan kebijakan
34
kekuasaan, 35 dan sistem sosial atau nilai distribusi yang dipandu oleh aturan-aturan
etis.36 syariah dengan seluruh implikasiekonominya.
Dan ini memerlukan pembahasan dan
penelitian yang lebih serius. Pada tarap teori
29 tulisan Zakiyuddin Baidhawy37.
Q.S. al-Hasyr/ 59: 7.
30
Ibnu Manzur, Lisān al-`Arab, vol. 5,
hlm.401-402. Kesimpulan
31
Q.S. al-Takatsur/ 102 :1. Dalam konteks ini, Islam menegaskan
32
Q.S. al-Humazah/ 104: 1-2. bahwa distribusi harta harus dilakukan dengan
33
Q.S. al-Baqarah/ 2: 275. adil dan proporsional, tanpa memihak pada
34
Q.S. Hud/ 11: 6.
35
Q.S. Hud/ 11: 3. kelompok tertentu. Islam menegaskan bahwa
36
Sintesis dari kriteria pertukaran dan harta dan kekayaan bukanlah hak eksklusif
kebutuhan di muka berbeda dengan Prinsip Berbasis individu atau kelompok tertentu, melainkan
Balasan yang memandang kriteria "usaha" dan merupakan amanah yang harus dikelola secara
"kontribusi aktual" sebagai basis distribusi. Kriteria bijaksana dan adil. Dalam Alquran, Allah SWT
usaha diterima oleh al-Qur'an karena "setiap orang tidak
akan menerima kecuali apa yang ia usahakan". Namun, berfirman: "Dan janganlah kamu serahkan
kriteria kontribusi aktual tidak sepenuhnya diterima kepada orang-orang yang belum sempurna
karena beberapa alasan: bahwa dalam harta dan akalnya, harta yang dijadikan Allah untuk
kekayaan seseorang ada hak bagi mereka yang kurang menguji kamu dengannya. Berilah mereka
beruntung; mereka yang memiliki tanggung jawab nafkah dan pakaian (dari hasil) harta itu, dan
memberi nafkah kepada keluarga dengan sendirinya
memperoleh tunjangan lebih daripada mereka yang
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik"
bujangan; dan dengan ketulusan dan kesukarelaan (QS. An-Nisa: 5).
seseorang diperbolehkan berkorban untuk orang lain
sehingga bagiannya ia distribusikan kepada mereka Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa
yang membutuhkan. Islam menempatkan tanggung jawab sosial yang
besar terhadap mereka yang memiliki harta untuk
mendistribusikannya secara adil kepada yang
membutuhkan. Hal ini mencakup berbagai
bentuk kegiatan sosial ekonomi seperti zakat, Referensi
sedekah, wakaf, dan berbagai program sosial
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Al-Iqtishād
lainnya. Prinsip ini juga tercermin dalam ajaran
al-Islāmi:Ushusun Wa Mubā’un Wa
Rasulullah SAW yang mengajarkan pentingnya
Akhdāf, Terj., Yokyakarta: Magistra
berbagi rezeki dengan sesama, sebagaimana
Insania Press, 2004.
sabda beliau: "Tangan yang memberi lebih baik
daripada tangan yang menerima." Al-Qaradhawi, Yusuf, Musykilah al-Faqr wa
Kayfa Alajaha al-Islâm, Terj., Syafril
Dalam konteks ekonomi modern, Halim, Jakarta: Gema Insani Press,
prinsip-prinsip distribusi yang adil dalam Islam 1995.
dapat diaplikasikan melalui berbagai kebijakan Karim, Adiwarman Azwar (Ed.), Sejarah
ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta:
kesenjangan ekonomi dan meningkatkan IIIT,2001.
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Hal ini termasuk di dalamnya kebijakan Muhammad, Quthb Ibrahim, As-Siyâsah al-
redistribusi pendapatan dan kekayaan, serta Mâliyyah liUmar ibn al-Khaththâb,
pemberdayaan ekonomi bagi kelompok- Terj., Ahmad Syarifuddin Shaleh,
kelompok yang kurang mampu. Kebijakan Ekonomi Umar bin
KhaththabJakarta: Pustaka Azzam,
2002.
Sulaiman, Thahir Abdul Muhsin,
Menanggulangi KrisisEkonomi Secara
Islam (Ilâj al- Musykilah al-
Iqtishâdiyah bi al- Islâm), Terj.,
Anshori UmarSitanggal, Bandung: PT
Alma’arif, 1985.

Anda mungkin juga menyukai