Kami menyadari bnyak kelemahan dan kekurangan dari makalah ini. Oleh
karena itu, kami selaku penulis mengharapakan masukan dan saran pembaca agar
kedepannya dapat menjadi bahan evaluasi saya dalam membuat makalah
kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
terkhususnya dalam pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang di maksud dengan keadilan, kepemimpinan, dan kerukunan
menurut islam?
2. Babagaimana upaya dalam Pembangunan kehidupan beragama
BAB II PEMBAHASAN
A. Keadilan
1.Makna Keadilan
Keadilan adalah kata jadian dari kata “adil” yang terambil dari bahasa Arab “adl”.
Kamus-kamus bahasa Arab menginformasikan bahwa kata ini pada mulanya berarti “sama”.
Persamaan tersebut sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat immaterial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “adil” diartikan: (1) tidak berat
sebelah/tidak memihak, (2) berpihak kepada kebenaran, dan (3) sepatutnya/tidak
sewenang-wenang.“Persamaan” yang merupakan makna asal kata “adil” itulah yang
menjadikan pelakunya tidak berpihak , dan pada dasarnya pula seorang yang adil
berpihak kepada yang benar kareana baik yang benar dan yang salah sama-sama harus
mempeoleh haknya. Dengan
demikian, ia melakukan sesuatu “yang patut” lagi “tidak sewenang-wenang”.
Keadilan yang dibicarakan dan dituntut oleh Al-Quran amat beragam, tidak
hanya pada proses penetapan hukum atau terhadap pihak yang berselisih,
melainkan Al-Quran jugamenuntut keadilan tehadap diri sendiri , baik ketika
berucap, menulis, atau bersikap batin.Al-
Quran memandang kepemimpinan sebagai “perjanjian ilahi” yang melahirkan
tanggung jawab menentang kezaliman dan menegakkan keadilan.
Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu (hai Ibrahim)
pemimpin untuk
seluruh umat manusia
. “Dia (Ibrahim) berkata, “(Saya bermohon agar) termasuk juga
keturunan-
keturunanku.” Allah berfirman, “Perjanjian
-
Ku ini tidak akan diterima oleh orangorang yang zalim” (QS
Al-Baqarah (2): 124).Bahkan Al-Quran menegaskan bahwa alam raya ini ditgakkan atas
dasar keadilan
Artinya:"Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan)".
(neraca kesetimbangan) (QS Ar Rahman (55):7)”
Walhasil, dalam Al-Quran dapat ditumukan pembicaraan tentangkeadilan, dari
tauhid sampai keyakinan mengenai hari kebangkitan, darinubuwwah (kenabian)
hinggan kepemimpinan, dan dari individu hingamasyarakat. Keadilan adalah syarat bagi
terciptanya kesmpurnaan pribadi, standar kesejahteraan masyarakat, dan sekaligus
jalan terdekatmenuju kebahagiaan ukhrawi.3.
1.Masalah Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-2hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaansampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan
lainnya.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka “Kepemimpinan”
artinya, perihal pemipin; cara memimpin.Dalam bahasa inggris pemimpin itu
disebut leader,kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Ada lagi
istilah kepemimpinan secaraspiritual dan empiris. Pengertiannya, spiritual
adalah kepemimpinan yang mampu mentaati perintah dan larangan Allah dan
Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam dalam semua aspekkehidupan. Secara empiris
kegiatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat ( H. NawawiHadar, 2001 : 17 &
27).Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukanapa
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan
sertakekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan
yang tak dapatdipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka
satu samalainnya, tetapi banyak faktor.2.
a.Pemimpin Formal
Yaitu orang yang secara resmi diangkat dalam jabatan kepemimpinan, teratur
dalamsuatu organisasi pemerintahansecara hiearki, tergambar dalam suatu gambar baganyang
tergantung di kantor-kantor kepemimpinan.
c.Pemimpin Informal
Yakni seorang individu yang walaupun tidak mendapat pengangkatan secara
yuridisformal sebagai pemimpin, tapi memiliki sejumlah kualitas ( objektif dan
subjektif) , yangmemungkinkan mencapai kedudukan sebagai orang yang dapat
mempengaruhikelakuan serta tindakan suatu kelompok masyarakat baik dalam arti
positif maupunnegatif.
3.Potensi Kepemimpinan
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang
berkaitan satu dengan
lainnya.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka “Kepemimpinan”
artinya, perihal pemipin; cara memimpin.Dalam bahasa inggris pemimpin itu
disebut leader,kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadership. Ada lagi
istilah kepemimpinan secaraspiritual dan empiris. Pengertiannya, spiritual
adalah kepemimpinan yang mampu mentaati perintah dan larangan Allah dan
Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam dalam semua aspekkehidupan. Secara empiris
kegiatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat ( H. NawawiHadar, 2001 : 17 &
27).Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukanapa
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan
sertakekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan
yang tak dapatdipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka
satu samalainnya, tetapi banyak faktor.2.
Kerja yang terus menerus dan berlanjut serta sabar dan tidak mudah putus asa.c.
Pandai membagi waktu, waspada, cerdik, (cepat dan tepat merespon setiap kejadian)
sertamemiliki bashirah (mata hati) dengan segala potensinya inilah seoran pemimpin dengan
idzinAllah mampu membawa organisasinya melangkah benar.
4.
Pemimpin yang Maha Mutlak (absolute) hanyalah Allah SWT. (al-Mulk 1; al-
Ma’idah 18)
b.
C.Kerukunan1.
A.KESIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap,
dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama. Keadilan adalah suatu sikap dan tindakan
2proporsional. Sedangkan kerukunan adalah baik dan damai, tidak
bertengkar.Menyatakan bahwa dalam menjadi pemimpin di muka bumi maka manusia harus
bisa menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh Allah dengan adil dan di setiap langkah
sebagai seorang pemimpin, Allah akan memberikan peringatan bagi kaum
Muslimin agar selalu berhati-hati tentang apa yang akan dilakukan sebagai
khalifah Allah di bumi. Dan sebagai khalifah sudah sepantasnya manusia hidup
dengan rukun baik ukhuwah islamiyah, ukhuwahwathoniyah, dan ukhuwah
basyariyah 5yang nantinya juga untuk mewujudkan kehidupan antarumat beragama
dengan rukun dan damai.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Miftah Faridl,1980. “Pokok - pokok Ajaran Islam”. Edisi Pertama. Bandung:
Penerbit
Pustaka Bandung.
M. Quraish Shihab, 1996. “Wawasan Al-Quran”.
Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Mizan.
Dr. Musa Subaiti,1996. “Akhlak Keluarga Muhammad SAW.” Jakarta: Penerbit
Lentera. Andiansyah, Lutfy. “Keadialan, Kepemimpinan, dan Kerukunan.”
06 September 2016.
http://lutfyra.blogspot.co.id/2014/12/keadilan-kepemimpinandan-kerukunan.htm.