CABANG PANDEGLANG
2021
Diajukan :
Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Latihan Kader II (LK II) Tingkat Nasional HMI
Cabang Pandeglang
Oleh
Cabang Kendari
0
ABSTRACT
i
ABSTRAK
Kata Kunci: Konsep keadilan sosial dengan perspektif ekonomi islam dalam
masyarakat
ii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................. ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, karunia serta hidayahNya sehingga penulis masih diberikan kesehatan
dalam menyelesaikan tulisan ini. Shalawat serta salam tak lupa kita kirimkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW karena beliaulah yang
mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang
seperti sekarang ini. Alhamdulillah penulis dimampukan menyelesaikan Jurnal ini
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Latihan Kader II (LK2) HMI
CABANG PANDEGLANG.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada HMI
Cabang Kendari dan juga kerabat-kerabat HMI yang selalu memberikan semangat
untuk berjuang, dan memberikan berbagai macam motivasi. Tidak lupa pula
ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh Pengurus HMI Cabang
Pandeglang yang telah menyelenggarakan latihan kader II dengan harapan dan
tujuan yang sangat mulia. Penulis sadari bahwa Jurnal ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, dan penuh dengan kekurangan maka dari itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga Jurnal ini dapat memberi
manfaat khususnya untuk diri pribadi, dan umumnya untuk para rekan-rekan
sekalian. Akhir kata,
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk keadilan yang ditekankan oleh Islam ialah keadilan
sosial. Apa yang ditekankan dalam keadilan sosial ini ialah bahwa setiap
individu mendapat hak- haknya dan di waktu yang sama ia juga perlu
melaksanakan segala tanggungjawabnya untuk merealisasikan keadilan dalam
hidupnya. Sebagai contoh, dalam kehidupan sehari-hari adalah hubungan antara si
kaya dengan si miskin. Si kaya bebas mengumpulkan harta sebanyak mungkin
dengan cara yang wajar, tetapi hak si miskin dalam hartanya itu tidak boleh
dilupakan.
1
1 Lihat: Q.S. Al-A'raaf ayat 29.
Hal ini adalah antara lain contoh pelaksanaan keadilan sosial dalam
Islam. Apa yang penting dalam keadilan sosial dari perspektif Islam ini ialah tidak
ada pihak yang dinafikan kepentingannya. Kepentingan setiap pihak/orang itu
berjalan seiring dengan kepentingan pihak yang lain, dalam kasus di atasadalah
pihak si kaya dengan si miskin. Contoh lain pihak pemerintah dengan rakyat, dan
sebagainya. Dalam tulisan ini keadilan yang akan dibahas lebih cenderung pada
keadilan sosial-ekonomi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEADILAN SOSIAL
Keadilan sosial merupakan hak bagi setiap warga negara indonesia yang
hidup bersama dalam negara ini. Perlakuan hukum tidak dibedakan antar
golongan atas maupun golongan bawah, semua berhak mendapatkan hukum yang
adil dan setara sama yang lainnya. Secara umum seseorang bisa dikatakan bahwa
orang yang tidak adil adalah orang yang tidak patuh terhadap hukum (unlawful,
lawless) dan orang yang tidak fair (unfair), makjustic yang adil adalah orang yang
patuh terhadap hukum (law-abiding) dan fair. Karena tindakan memenuhi atau
mematuhi hukum adalah adil, maka semua tindakan pembuatan hukum oleh
legislatif sesuai dengan aturan yang ada adalah adil.
Semua tindakan yang cenderung untuk memproduksi dan
mempertahankan kebahagiaan masyarakat adalah adil. Dengan demikian keadilan
bisa disamakan dengan nilai-nilai dasar sosial. Keadilan yang lengkap bukan
hanya mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagian orang lain.
Soekarno sangat memprioritaskan nilai keadilan dan menjunjung tinggi nilai hak-
hak asasi manusia dalam konsep hidup berbangsa dan bernegara.
Sudah tentu, lahirnya gagasan tentang defnisi keadilan sosial ini
merupakan hasil refeksi Soekarno tentang masa gelap sejarah bangsa Indonesia.
Keadilan merupakan idealisme dalam Pancasila diciptakan setelah Indonesia
merdeka untuk menciptakan suasana yang kuat di mana setiap orang manusia
benar-benar dapat menggunakan hak-haknya sebagai warga negara dalam semua
bidang kehidupan yaitu keadilan personal dan keadilan sosial. Makna sila kelima
tersebut di antaranya bersikap adil terhadap sesama dan menghargai orang lain.
Saya merasa adil tidak bisa menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia, saya justru
merasa Indonesia hanya adil dengan kaum good looking atau yang mempunyai
uang.
3
Inti isi keadilan sosial pada prinsip kelima Pancasila, merupakan
perwujudan yang terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sesuai dengan kenyataan yang adil,
artinya memenuhi segala sesuatu yang menjadi haknya dalam kaitannya hidup
berdampingan dengan sesama, keadilan sosial harus ada dalam hidup dan keadilan
sosial syarat mutlak dan penting dalam kehidupan yang harus ditanam di perasaan
hati manusia, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk
sosial, sehingga semua manusia adalah sama adanya.
Menurut saya dari definisi keadilan sosial diatas adalah sangat baik.
Karena kita diajarkan untuk dapat melihat bahwa setiap manusia adalah sama,
sehingga tidak ada garis pembeda diantaranya. Tetapi keadilan sosial ini belum
sepenuhnya dilakukan dan diterapkan oleh masyarakat bahkan oleh pemerintahan
serta aparat hukum. Contoh nya adalah kasus tewasnya sejumlah mahasiswa saat
melakukan demonstrasi beberapa waktu lalu yang diduga akibat penembakan
yang dilakukan oleh salah satu aparat kepolisian, tetapi hal ini belum ada tindakan
apapun dari penegak hukum.
Jadi untuk menjadikan negara kita negara yang dapat menjalankan
keadilan sosial, kita harus memiliki kesadaran tersendiri akan pentingnya untuk
berperilaku adil didalam hidup ini. Kita juga harus mengerti bahwa semua
manusia adalah sama. Sehingga kita memiliki pola pikir bahwa tidak ada garis
pembeda antara umat manusia. Dan juga kita harus menanamkan nilai keadilan
sosial sejak dini, agar kedepannya kita dapat memiliki pemimpin – pemimpin
yang memiliki nilai keadilan sosial, serta dapat menerapkan nilai tersebut dalam
masyarakat. Sebagai warga negara, saya sungguh masih bisa sangat mengritik
keadilan sosial yang sedang terjadi di Indonesia ini. Indonesia belum bisa
mengaplikasikan sila ke lima ini untuk negrinya sendiri. Kurang bijak kalau
indonesia mengakui sudah melaksanakan sila ini dengan baik.
4
B. KEADILAN EKONOMI
Keadilan ekonomi suatu negara terwujud jika kebutuhan semua warganya
terpenuhi. Namun, kebutuhan itu akan sulit tercapai jika pengangguran masih
terjadi. Pengangguran dapat memberikan dampak buruk bagi perekonomian
maupun individu dan masyarakat sehingga harus di atasi sesuai dengan jenis-jenis
pengangguran seperti jenis pengangguran friksional, struktural, siklikal. Untuk
mengatasinya, pertama, pemerintah perlu menerapkan kebijakan fiskal dengan
cara menyesuaikan pengeluaran dan pajak oleh pemerintah dengan tujuan untuk
meningkatkan permintaan agregat sehingga output domestik dan kesempatan kerja
meningkat.
Kedua, pemerintah perlu menerapkan kebijakan moneter dengan cara
meningkatkan penawaran uang untuk menurunkan tingkat bunga dan
meningkatkan permintaan agregat bagi produk dan jasa yang dihasilkan.
Disamping itu juga menyediakan lapangan kerja yang memadai kepada semua
angkatan kerja yang ada; meningkatkan ketersediaan informasi lowongan kerja
dan kwalifikasi yang dibutuhkan dunia kerja; melakukan pembinaan terhadap
angkatan kerja; menyeimbangkan peraturan tentang kesempatan kerja;
menghindari diskriminasi penggunaan tenaga kerja dan promosi berdasar suku
atau gender; mendesain program latihan untuk meningkatkan ketrampilan dan
pengalaman kerja bagi angkatan kerja yang menganggur secara struktural;
pemerintah secara langsung mempekerjakan dan melatih penganggur struktural
dalam jangka panjang; memberikan subsidi upah atau pengurangan pajak secara
langsung; membayar secara langsung atau memotong pajak yang harus dibayar
perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan kelompok-kelompok yang secara
khusus tidak menguntungkan. Kebijaksanaan dari sisi suplay; pemerintah
mengambil tindakan secara sengaja untuk meningkatkan penawaran tenaga kerja,
tabungan dan investasi untuk mengurangi biaya menghasilkan barang dan jasa
sehingga kurva agregat suplay bergerak kekanan. Pemerintah secara langsung
mempekerjakan orang-orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan.
5
C. KONSEP KEADILAN SOSIAL ISLAM
kamu ingat.”4
(Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah
6
mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka
7 Lihat: Q.S.16:71.
7
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
pertumbuhan ekonomi.”17
8
oleh adanya kolusi antara penguasa dan pengusaha dalam menguasai asset
negara. Inilah bentuk monopoli ekonomi yang sangat berbahaya. Sehingga
tidaklah mengherankan, jika Ibn Taimiyyah (abad 13 M) dan Ibn al-Qayyim
Al-Jauziyyah (abad 13-14 M) sangat mengecamnya. Inilah sistem yang akan
mengakibatkan perputaran aset dan harta hanya berada di tangan
kelompok the have saja, padahal Allah SWT sangat membencinya.18 Bahkan,
al-Maqrizi (abad 14-15 M) menegaskan lebih lanjut bahwa perputaran harta di
tangan segelintir kelompok itu merupakan salah satu sumber penyebab
terjadinya ghila (inflasi). Padahal masyarakat banyaklah yang harus
menanggung akibatnya. Daya beli mereka menjadi turun dan nilai riil uang
mereka menjadi berkurang. Oleh karena itu Islam sangat menekankan keadilan
distribusi dalam system ekonomi.
9
membagikannya kepada kaum miskin darikalangan mereka juga.Muadz
menjawab, Kalau saya menjumpai orang miskin di sana, tentu saya tidakakan
mengirimkan apa pun kepada Anda.Pada tahun kedua, Muadz mengirimkan
separuh hasil zakat yangdipungutnya kepada Khalifah Umar, tetapi Umar
mengembalikannya. Pada tahun ketiga, Muadz mengirimkan semuahasil zakat
yang dipungutnya, yang juga dikembalikan oleh Khalifah Umar. Muadz berkata,
Saya tidakmenjumpai seorang pun yang berhak menerima bagian zakat yang
saya pungut.20
rakyatnya21. Muadz adalah staf Rasulullah saw. yang diutus untuk memungut
zakat di Yaman. Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar, Muadz terus
bertugas di sana.
Tidak hanya di Yaman, wilayah Bahrain juga contoh lain dari keberhasilan
ekonomi Islam. Ini dibuktikan ketika suatu saat Abu Hurairah menyerahkan
uang 500 ribu dirham22 (setara Rp 6,25 miliar) kepada Khalifah Umar yang
diperolehnya dari hasil kharaj propinsi Bahrain pada tahun 20 H/641M. Pada
saat itu Khalifah bertanya kepadanya, Apa yang engkau bawa ini?, Abu
Hurairah menjawab, Saya membawa 500 ribu dirham. Khalifah pun terperanjat
dan berkata lagi kepadanya, Apakah engkau sadar atas apa yang engkau katakan
tadi? Mungkin engkau sedang mengantuk. Pergi, tidurlah hingga subuh. Ketika
keesokan harinya Abu Hurairah kembali maka Khalifah berkata, Berapa banyak
uang yang engkau bawa?, Abu Hurairah menjawab: Sebanyak 500 ribu dirham.
Khalifah berkata: Apakah itu harta yang sah? Abu Hurairah menjawab, Saya
10
Kedua, Masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Masa kekhilafahannya
cukup singkat, hanya sekitar 3 tahun (99-102 H/818-820 M), umat Islam akan
terus mengenangnya sebagai khalifah yang berhasil menyejahterakan rakyatnya.
Ibnu Abdil Hakam meriwayatkan, Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa
itu berkata, Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke
Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikannya kepada orang-
orang miskin. Namun, saya tidak menjumpai seorang pun.U mar bin Abdul Aziz
telah menjadikan semua rakyat pada waktu itu berkecukupan. Akhirnya, saya
itu tidak hanya ada di Afrika, tetapi juga merata di seluruh penjuru wilayah
11
uang.Khalifah memerintahkan lagi, kalauada orang lajang yang tidak memiliki
harta lalu dia ingin menikah, nikahkan dia dan bayarlah maharnya.
AbdulHamid sekali lagi menyurati Khalifah, Saya sudah menikahkan semua
yang ingin nikah. Namun, di Baitul Malternyata masih juga banyak
uang.Akhirnya, Khalifah Umar memberi pengarahan, carilah orang yangbiasa
membayar jizyah dan kharaj. Kalau ada yang kekurangan modal, berilah mereka
pinjaman agar mampu mengolahtanahnya. Kita tidak menuntut pengembaliannya
kecuali setelah dua tahun atau lebih.
Seperti kakeknya (Umar bin al- Khaththab), Khalifah Umar bin Abdul Aziz
tetap hidup sederhana, jujur, dan zuhud. Bahkan sejak awal menjabat khalifah,
beliau telah menunjukkan kejujuran dan kesederhanaannya. Ini dibuktikan dengan
tindakannya mencabut semua tanah garapan dan hak-hak istimewa Bani
Umayyah, serta mencabut hak mereka atas kekayaan lainnya yang mereka peroleh
dengan jalan kekerasan dan penyalahgunaan kekuasaan Khilafah Bani Umayyah.
Khalifah Umar memulai dari dirinya sendiri dengan menjual semua kekayaannya
dengan harga 23.000 dinar (sekitar Rp 12 miliar) lalu menyerahkan semua uang
hasil penjualannya ke Baitul Mal.
12
Demikianlah gambaran kemakmuran dan kesejahteraan di bawah sistem
ekonomi Islam yang adil. Semua individu rakyat mendapatkan haknya dari Baitul
Mal dengan tanpa perlu mengemis, menangis, mengeluh, dan memohon.
Agaknya Umar bin Abdul Aziz benar-benar melaksanakanperkataannya:“Harta
ibarat sebuah sungai besar, sedangkan jatah manusia darinya adalah sama.”
27
13
pendapatan. Kriteria distribusi yang memungkinkan cukup banyak dan inilah
yang menyebabkan perbedaan natural atau perbedaan perolehan antara individu-
Berkaca dari masa khalifah Umar bin Khaththab dan umar bin Abdul Aziz,
dan konsep al-Quran di atas, maka keadilan sosial akan terwujud, apabila
distribusi harta dilakukan dengan baik (jujur dan adil) berdasarkan criteria-kriteria
yang ada. Jika diskemakan, distribusi harta dalam Islam antara lain dapat
dilakukan sebagai berikut:
Skema Damai:
Skema Memaksa:
14
36Sintesis dari kriteria pertukaran dan kebutuhan di muka berbeda dengan
15
14Lembaga riset yang berkedudukan di Inggris. www.pacific.net.id. Diakses
biasa besar. 15
16
oleh ketidakadilan system dalam hal ini ketidakadilan distribusi. Maka di sinilah
peran pemerintah dan si kaya harus dioptimalkan.
17
Etika al- • Distribusi sumber
Qur’an daya alam dan
lingkungan berada
dalam kerangka
partisipasi;
• Redistribusi kekayaan
dan pendapatan
merupakan tanggung
jawab bersama
untuk Memastikan
jaminan sosial,
Jelas, bahwa Islam dengan konsep yang tegas dan rinci sangat
menekankan keadilan di bidang ekonomi. Sebab itu menjadi tanggung
jawab pelaku ekonomi dan Negara untuk merealisasikan ajaran dan konsep
keadilan ini. Penyerahan ini bukan tanpa alasan. Karena Allah menunjuk Negara
yang bertanggungjawab sebagai penjamin kemakmuran rakyatnya.
Menurut Zainal Abidin ada lima hal yang menjadi pekerjaan atau
tugas Pemerintah, yaitu: “Menghindarkan ancaman kelaparan, menjamin
pekerjaan, memberantas kefakiran, mengadakan organisasi-organisasi sosial,
18
menjamin pekerjaan, sesuai dengan al-Taubah ayat 60, ditegaskan bahwa
“pembagian harta zakat adalah untuk menjamin kehidupan 8 golongan,
diantaranya fakir-miskin.” Masalahnya, apakah jaminan itu merupakan harta
sehingga pada umumnya sifatnya insidentil (bantuan sementara), ataukah berupa
Tugas lain bagi pemerintah (tugas ketiga) adalah dalam hal memberantas
kefakiran. Islam mengajarkan bahwa kemiskinan berarti berjuang untuk hidup
tetapi hasil pencahariannya tidaklah mencukupi kebutuhan hidupnya sekeluarga,
maka kefakiran berarti bahwa perjuangannya sama sekali tidak memberi hasil
apa-apa. Membiarkan adanya kefakiran ini berartri membuka pintu kepada satu
dari dua bahaya putus asa atau menganggur. Putus asa dan pengangguran akan
membawa kepada kejahatan. Seseorang akan mengambil jalan pintas apabila dua
hal ini berkumpul dalam dirinya. Karena itu pemerintah wajib melayani dan
menyediakan ruang bagi rakyatnya untuk hidup layak dan sejahtera.
Penciptaan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat adalah misi utama dari
instrumen keuangan Islam baik yang wajib (zakat) atau pun yang sunnah (infak,
sedekah, dan wakaf). Bercermin dari masa pemerintahan Islam, maka
perwujudannya dalam kehidupan bernegara adalah tanggung jawab pemerintah
bersama-sama rakyatnya. Pengejewantahan instumen keuangan sosial Islam
(Islamic Sosial Finance) adalah wujud nyata keadilan sosial dalam konsep
ekonomi Islam.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam memiliki konsep keadilan ekonomi yang tegas dan jelas. Prinsip dan
dan tujuan penerapannya sangat mudah difahami. Konsep keadilan sosial dalam
ekonomi Islam, sebagaimana dijelaskan di atas, menetapkan prinsip-prinsip
moral untuk ditumbuhkan dan diinternalisasikan dalam institusi-institusi ekonomi.
Melalui prinsip- prinsip ini pula keadilan ekonomi membebaskan setiap orang
untuk terlibat secara kreatif dalam bekerja berorientasi ekonomi dan lebih dari itu
menjadi jiwa dan spirit bagi mereka.
20
DAFTAR PUSTAKA
1995.
2002.
Umer Chapra, Islam and Economics Challenge, Ttp: The Islamic Foundation
andIIIT: 1995
21
CURRICULUM VITAE
Kel. Lalolara
Jenjang Training :
a. Ayah : Asrun
b. Ibu : Najoria
Nomor Telepon : 0852 5627 5674
22
23