Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SIKAP UJUB KARAKTER YANG TERCELA


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengajar : DR.KHAIDIR SAIB, M.Sc

Disusun Oleh:
Andres Kurniawan
Nim : 2202020145
Jurusan : S1 Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU


2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa saya dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang membahas tentang”Sikap Ujub Karakter
Yang Tercela” dengan lancar. Karena berkat dan karunia-nyalah makalah ini dapat disusun
dan diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umum nya dan saya pada
khususnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu saya sebagai penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah yang lebih baik penulisan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih

Pekanbaru,31 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apa pengertian Kebanggaan (‘Ujub)............................................................................. 2-3
2.2 Apa bahaya yang diakibatkan oleh sikap ‘Ujub ?.......................................................... 4
2.3 Bagaimana cara menunjukkan sikap membenci ‘Ujub ?............................................... 5-6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 7
3.2 Saran ............................................................................................................................ 7
3.3 Daftar Pustaka .............................................................................................................. 8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara naluri, manusia memiliki kecenderungan menonjolkan kelebihannya di hadapan


orang lain. Kecenderungan ini lahir dari watak bangga diri. Dalam hal ini, ada unsur
kesamaan antara manusia dengan beberapa jenis binatang. Burung merak misalnya, dia kerap
memamerkan kelebihan bulu-bulunya untuk menarik simpati lawan jenisnya.Setiap manusia
diberikan berbagai karunia dan kelebihan yang bisa menjadi potensi untuk melahirkan sifat
ujub. Ada kelebihan yang sifatnya alami dimana manusia tidak memiliki peran sama sekali
dalam memperolehnya semisal kecantikan dan ketampanan. Ada kelebihan yang merupakan
pengembangan potensi manusia. Apapun kelebihan itu, harus dikembalikan kepada Allah dan
mensyukurinya. Tak layak manusia membanggakan diri.
Sifat bangga diri (‘ujub) adalah sifat-sifat mazmumah yang perlu kita jauhi. Tanpa kita
sadari bahawa apabila sifat ini telah bertapak dalam hati kita akan menyebabkan hati kita
berpenyakit dan akan merusak amalan kita kepada Allah SWT. Sifat kekaguman dan
membangga-banggakan diri dapat menimbulkan kesombongan dan keangkuhan terhadap
orang lain. Sifat ini adalah salah satu penyakit hati yang sangat mencelakakan dan sulit
dihindari. Dalam al-Qur’an sudah tertera larangan dan ancaman serta bahaya yang akan
ditimbulkan dari sifat takabur ini. Jika seseorang sudah melekat pada sifat ini, maka segeralah
mungkin untuk mengobatinya dan menghindarinya, karena sifat ini sangat merugikan diri
sendiri maupun orang lain serta merugikan di dunia dan di akhirat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A.   Apa pengertian Kebanggaan (‘Ujub) ?
B.   Apa bahaya yang diakibatkan oleh sikap ‘Ujub ?
C.  Bagaimana cara menunjukkan sikap membenci ‘Ujub ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Secara umum Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami
perihal Sikap Ujub Karakter Tercela. Sehingga baik penyusun maupun pembaca dapat
menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya.dan tidak melakukan perbuatan tercela
tersebut

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebanggaan (‘Ujub)


‘Ujub artinya merasa bangga pada diri sendiri, merasa heran terhadap diri sendiri
dengan sebab adanya satu dan lain hal. Diri sendiri yang dimaksudkan disini ialah mengenai
pribadinya, golongannya, kelompoknya atau apa saja yang dianggap erat hubungannya
dengan dirinya sendiri itu.[1] ‘Ujub adalah sifat yang tercela, sebagaimana Firman Allah
dalam QS. At-Taubah : 25

“... dan (ingatlah) peperangan Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena
banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu
sedikitpun” (QS. At-Taubah: 25) [2]
 
Allah Ta’ala menyebutkan ini sebagai suatu pengingkaran, yakni tidak menyetujui sikap
kaum muslimin yang membanggakan dirinya, merasa heran terhadap jumlahnya yang
banyak, yang dikiranya dengan itu mereka pasti memperoleh kemenangan di medan perang.
Tapi kenyataannya tidaklah demikian.

Ada tiga hal yang merusakkan atau mencelakakan yaitu : rasa bakhil yang dita’ati, hawa
nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya.”Ketahuilah bahwa sifat ‘ujub
bermuara dari merasa dirinya sempurna. Ada delapan perkara yang dapat menimbulkan sikap
‘ujub, yaitu :
1.‘Ujub dengan badan
Yakni menyangkut kecantikan atau ketampanan, tubuhnya yang indah, kekuatannya,
keindahan suaranya.
2.‘Ujub dengan ketangguhan dan kekuatan
Ini sebagaimana dikisahkan Allah dalam Al-Qur’an tentang kaum ‘Ad ketika mereka berkata
dalam surah Al Fuhsillat Ayat 15

2
Artinya:Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan
yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?" Dan apakah
mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar
kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan)
Kami.
3.‘Ujub dengan kepandaian dan kecerdasan
Akibat dari hal ini adalah ia ingin pendapatnya selalu dipakai, tidak suka bermusyawarah,
menganggap orang lain yang berselisih pendapat dengannya adalah orang bodoh.[8]
4.‘Ujub atas garis keturunan (nasab) yang muliaSebagian orang yang memiliki nasab mulia
mengira bahwa ia akan memperoleh keselamatan oleh sebab kemuliaan nasabnya dan
keselamatan nenek moyangnya.
5.    ‘Ujub dengan nasab pembesar negara atau pejabat-pejabat sebawahnya, bukan dengan
nasab ahli ilmu agama.Misalnya seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah anak
jenderal, cucu menteri dan sebagainya. 
6.‘Ujub dengan banyaknya anak, pelayan, pengikut, keluarga, dan kerabat
Sebagaimana dikatakan oleh kaum Mu’minin pada waktu perang Hunain, karena
meng’ujubkan jumlah balatentaranya yang amat banyak itu, sehingga mereka berkata : ” Nah,
hari ini kita tidak akan terkalahkan lagi oleh kaum musyrikin”. Tetapi karena ‘ujub, Allah
Ta’ala tidak memberikan kemenangan kepada mereka itu dan bahkan sebaliknya.
7.‘Ujub dengan harta
Mengagumi harta benda yang banyak adalah serupa dengan orang kafir, ketika ia berkata, 

3
2.2 Apa bahaya yang diakibatkan oleh sikap ‘Ujub
Sebagaimana riya' merupakan syirik kecil, demikian pula ‘ujub merupakan syirik kecil.
Karenanya ujub merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Bahaya ‘ujub itu banyak
sekali, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Sesungguhnya ‘ujub itu mendorong kepada kesombongan. Karena ‘ujub memang
merupakan salah satu sebab yang menimbulkan kesombongan. Jadi, dari sifat ‘ujub itulah
lahir kesombongan. Dan kesombongan itu sendiri jelas banyak sekali bahayanya yang
menyangkut hubungan dengan sesama manusia.
2.    Adapun menyangkut hubungan dengan Allah, ‘ujub itu menyebabkan seseorang
melupakan dan mengabaikan dosa-dosanya dimasa lalu.
3.    Sedangkan yang menyangkut amal saleh, maka ia menganggapnya sebagai suatu amalan
yang besar.
4.    Sifat ‘ujub ini akan menyesatkannya lebih jauh hingga ia tak segan-segan memuji diri
sendiri, menyanjung dan menganggapnya suci.
5.    Orang yang selalu membanggakan diri tidak mau berdiskusi atau bermusyawarah dalam
suatu masalah. Ia juga enggan bertanya mengenai hal yang tidak diketahui kepada orang yang
lebih mengetahui. 
6.    Seseorang yang’ujub itu akan mengutamakan dirinya sendiri, tidak perlu lagi memikirkan
kepentingan orang lain.

4
2.3 Bagaimana cara menunjukkan sikap membenci ‘Ujub
Termasuk hal yang tidak terpuji, jika orang yang berakal mengagumi ilmu dan akalnya,
sehingga ia merasa heran kalau Allah memberikan kefakiran kepadanya dan memberikan
kekayaan kepada sebagian orang-orang yang bodoh. Seharusnya orang yang berakal itu
selamanya kagum terhadap keutamaan atau kelebihan Allah dan kedermawanan-Nya. Karena
Allah telah memberi dia ilmu dan akal.
Oleh karena itu jangan sampai kita terjerumus dalam kebiasaan yang tidak baik itu.
Hendaklah kita memaklumi bahwa perbuatan yang demikian tadi akan berakibat menurunkan
derajat dari pandangan orang lain dan akan mengakibatkan murka Allah.
Memuji diri sendiri itu tidak menaikkan derajat dalam pandangan orang lain, maka hendaklah
kita renungkan bagaimana pandangan kita ketika ada teman yang memuji-muji kebaikannya
sendiri, membanggakan kedudukannya dan memamerkan kekayaannya. Ketika itu pastilah
hati kita menolak untuk mengetahui apa yang diceritakan oleh teman kita itu, dan di dalam
hati kecil kita akan menyatakan bahwa perbuatan teman kita itu merupakan suatu hal yang
keterlaluan sehingga setelah kita berpisah dengannya, kemungkinan kita pun akan menaruh
kebencian kepadanya. 
Jika kita tidak senang mendengar orang lain memuji dirinya sendiri, maka orang lain
pun merasa benci ketika mendengar kita memuji terhadap diri sendiri.

Artinya: Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak
Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka
janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.
”(QS. An-Najm :32)
Ayat ini menunjukkan kelemahan manusia dan potensi dosa dan kekurangan dirinya.
Jadi, janganlah kalian merasa suci dengan mengaku-ngaku bertakwa dan istiqamah. Hanya
Allah semata yang mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa. Dengan demikian, semua
orang harus berhenti menganggap dirinya suci dan hendaklah selalu meminta ampun kepada
Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Maha Kuasa

Sedangkan cara menanggulangi Penyakit 'ujub antara lain:


1. Selalu mengingat akan hakikat diri
Orang yang kagum pada diri sendiri hendaknya sadar bahwa nyawa yang ada dalam
tubuhnya semata-mata anugerah Allah. Andaikan nyawa tersebut meninggalkan badannya,
maka badan tidak ada harganya lagi sama sekali.
 

5
2. Selalu sadar akan hakikat dunia dan akherat
Hendaklah seseorang selalu sadar bahwa dunia adalah tempat menanam kebahagiaan
kehidupan akherat. Dia harus sadar bahwa sekalipun umurnya panjang, namun tetap akan
mati, kemudian hidup di sebuah kampung abadi yaitu akhirat. Kesadaran seperti ini akan
mendorong seseorang untuk meluruskan akhlaknya yang bengkok, sebelum nafasnya
meninggalkan jasadnya dan sebelum hilang kesempatan untuk bertaubat.
3. Selalu mengingat nikmat Allah
Dengan kesadaran seperti ini, seseorang akan merasa lemah dan merasa butuh kepada
Allah, sehingga dia akan membersihkan diri dari penyakit kagum diri dan berusaha terhindar
darinya.
4. Selalu ingat tentang kematian dan kehidupan setelah mati
Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang meninggalkan perasaan kagum diri
karena takut akan berbagai kesengsaraan hidup setelah mati.
5. Tidak berkawan dengan orang yang kagum diri
Sebaiknya, berkawanlah dengan orang-orang yang tawadlu’ dan memahami status
dirinya. Hal semacam itu sangat membantu seseorang untuk meninggalkan perangai buruk
kagum diri.
6.Memperhatikan keadaan orang yang sedang sakit,
bahkan keadaan orang yang meninggal dunia, ziarah kubur dan merenungkan keadaan
ahli kubur
Cara semacam ini akan mendorong seseorang untuk meninggalkan perasaan kagum diri dan
panyakit hati lainnya.
7. Selalu bermuhasabah (Introspeksi diri)
Dengan demikian, mudah dideteksi gejala awal dari segala bentuk penyakit hati,
terutama penyakit kagum diri. Dengan demikian, penyakit ini akan mudah diobati.
8. Selalu memohon bantuan dari Allah
Dengan cara berdoa dan senantiasa memohon perlindungan dari-Nya agar terhindar
dari penyakit kagum diri dan tidak terjerumus ke dalamnya.
 

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
‘Ujub artinya merasa bangga pada diri sendiri, merasa heran terhadap diri sendiri
dengan sebab adanya satu dan lain hal. Ada delapan perkara yang dapat menimbulkan sikap
‘ujub, yaitu : ‘Ujub dengan badan,‘Ujub dengan ketangguhan dan kekuatan, ‘Ujub dengan
kepandaian dan kecerdasan, ‘Ujub atas garis keturunan (nasab) yang mulia,  ‘Ujub dengan
nasab pembesar negara atau pejabat-pejabat sebawahnya, bukan dengan nasab ahli ilmu
agama, ‘Ujub dengan banyaknya anak, pelayan, pengikut, keluarga, dan kerabat, ‘Ujub
dengan harta, ‘Ujub dengan pendapatnya yang salah.
Bahaya ‘ujub itu banyak sekali, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Sesungguhnya ‘ujub itu mendorong kepada kesombongan
2.Adapun menyangkut hubungan dengan Allah, ‘ujub itu menyebabkan seseorang melupakan
dan mengabaikan dosa-dosanya dimasa lalu.
3.Sedangkan yang menyangkut amal saleh, maka ia menganggapnya sebagai suatu amalan
yang besar.
4.Sifat ‘ujub ini akan menyesatkannya lebih jauh hingga ia tak segan-segan memuji diri
sendiri, menyanjung dan menganggapnya suci.
5.Orang yang selalu membanggakan diri tidak mau berdiskusi atau bermusyawarah dalam
suatu masalah
6.Seseorang yang’ujub itu akan mengutamakan dirinya sendiri, tidak perlu lagi memikirkan
kepentingan orang lain.
Jika kamu ingin mengetahui bahwa memuji diri sendiri itu tidak menaikkan derajat
dalam pandangan orang lain, maka cobalah kamu renungkan bagaimana pandanganmu ketika
temanmu memuji-muji kebaikannya sendiri, membanggakan kedudukannya dan
memamerkan kekayaannya. Jika kamu tidak senang mendengar orang lain memuji dirinya
sendiri, maka orang lain pun merasa benci ketika mendengar pujianmu terhadap dirimu
sendiri.

3.2 SARAN
Demikianlah pembuatan dan penyampaian makalah tentang ‘Ujub. Tentunya dalam
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangtelitian. Olehkarena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami butuhkan demi perbaikan makalah ini dan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua mahasiswa pada
umumnya. Amiiin.

7
3.3 DAFTAR PUSTAKA
http://andywibowo21.blogspot.com/2013/06/ujub.html
Muhammad Jamaludin Al qasimi, Bimbingan untuk mencapai tingkat mu’min,
(Bandung : CV. Diponegoro, 1994), hlm. 786
[2]Kementrian Agama RI , Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta : Lentera Abadi, 2010),
hlm. 88
[3] Kementrian Agama RI , Al-Qur’an dan tafsirnya, .....hlm. 90                               
[4] ‘Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar, ( Jakarta : Qisthi Press, 2008), hlm.311
[5]‘Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar, .....hlm. 311
[6]M.  Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),hlm. 27
[7] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, .....hlm.31-32
[8] Sa’id Hawwa,Tazkiyatun nafs, (Jakarta : Pena Pundi Aksara, 2006), hlm. 238
[9]Kementrian Agama RI , Al-Qur’an dan tafsirnya, .....hlm.606
[10] Kementrian Agama RI , Al-Qur’an dan tafsirnya, .....hlm. 609
[11]Muhammad Jamaludin Al qasimi, Bimbingan untuk mencapai tingkat
mu’min, .....hlm. 629-630
[12]Moh. Abdai Rathomy,Terjemahan  Mauidhatul Mukminin, (Bandung :TP, 1975)
[13] Sa’id Hawwa,Tazkiyatun nafs, .....hlm 234
[14]Achmad Sunarto, Pandangan Imam Al-Ghazali tentang Takabur dan ‘Ujub,
(Jakarta :Pustaka Amani,1988), hlm. 54-55
[15] Achmad Sunarto, Pandangan Imam Al-Ghazali tentang Takabur dan
‘Ujub, .....hlm.57
[16] ‘Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar, .....hlm.214
[17] ‘Aidh al-Qarni, Tafsir Muyassar,  .....hlm. 214-215
[18] file:///D:/ujub.htm, Kamis, 02 Mei 2013, pkl. 13.56

Anda mungkin juga menyukai