Makalah
Oleh kelompok 6:
Yuli amalia cahyani
Asrina
A.fahmi huadi
Pira setiana
1
KATA PENGANTAR
segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, tuhan yang
kami diberikan kelancaran dalam menulis makalah ini. Shalawat serta salam
keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kami yang akan
Makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dalam isi dan penulisannya,
maka kami mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca. Penulis
2
DAFTAR ISI
Sampul ............................................................................................................i
Bab I pendahuluan
C. Tujuan .................................................................................................1
Bab II pembahasan
A. Pengertian sombong.............................................................................2
D. Pengertian takabur...............................................................................5
F. Akibat takabur.....................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................16
B. Saran ..................................................................................................16
C. Daftar pustaka.....................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bekal yang lebih mendalam agar kita terdorong untuk selalu menghindari
sifat sombong (takabur), simaklah pembahasan berikut ini! Manusia diciptakan oleh
Allah SWT dengan bentuk yang sebaik-baiknya, bila dibandingkan dengan makhluk-
makhluk lain di dunia ini, manusia merupakan makhluk yang paling baik bentuknya dan
paling sempurna karena mempunyai akal.
Bila dibandingkan antara sesama manusia sendiri, maka di antara mereka ada
kelebihan dan ada kekurangannya. Tidak ada manusia yang paling sempurna bila
dibandingkan dengan yang lain. Oleh karenanya Allah SWT melarang manusia berlaku
sombong karena di balik kelebihan yang dimiliki, dia juga mempunyai kekurangan.
Apalagi kelebihan yang dimiliki oleh manusia adalah pemberian Allah SWT. Jadi, tidak
ada alasan untuk seseorang berbuat sombong.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. SOMBONG
1. Pengertian sombong
Sombong merupakan suatu penyakit hati yang mana pengidapnya menjadi bangga
dan memandang tinggi atas diri sendiri. Dalam hadist Nabi Muhammad SAW bersabda
yang berarti; “Sombong adalah menentang kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR
Muslim). Sebagai suatu penyakit, sombong hanya bisa disembuhkan berdasarkan
kesadaran diri sendiri karena sombong bertitik berat pada kondisi hati seseorang.
Allah SWT di dalam Al-Qur'an surat Al-Israa 'ayat 37 menyebutkan, yang berarti;
Terkait firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Israa 'ayat 37, jelaskan bahwa
manusia tidak setuju untuk berjalan di atas bumi dengan sifat sombongnya. Artinya,
Allah jelas menyumbang bagi manusia yang memiliki penyakit hati ini dan jika manusia
tidak mengindahkannya, maka murka Allah lah yang akan diterima sebagai ganjarannya.
” Tidak akan masuk surga orang lain dalam kemenangan ada sifat sombong, meski
hanya seberat biji sawi . ” (HR Muslim).
Jelas sudah, jika Allah tidak menyukai sifat sombong yang berarti sombong itu harus
dikeluarkan dan harus dihindari oleh manusia agar tidak mendapat murka Allah SWT.
Yang menjadikan seseorang seperti sombong bisa oleh berbagai macam, misalnya;
harta, fisik, ilmu pengetahuan, keturunan, bahkan ibadah. Namun, ada tiga (3) jenis
kesombongan yang perlu untuk diketahui agar kita terhindar daripadanya, yaitu:
Merupakan keadaan atau penyakit sombong yang paling parah karena seseorang
yang sombong kepada Allah SWT, berarti ia menolak dan tidak taat kepada Allah SWT.
Orang yang memiliki sifat yang tinggi hati kepada Allah SWT, yang berarti dalam
5
pertikaian dengan orang lain, yang tidak takut, juga tidak segan untuk mengatasi apa
pun yang meminta Allah SWT yang pastinya semua yang dilakukan tanpa ada perasaan
aman atau tidak ada yang berdosa.
Berarti:
Semua yang tidak mau mengikuti ajaran Rasulullah, menerima apa yang diminta
Nabi Muhammad tidak benar dan tidak sedikitpun peduli atau mau taat terhadap ajaran
beliau, berarti orang tersebut memiliki sifat sombong terhadap Rasulullah di dalam
perlindungan.
Jenis penyakit sombong yang paling sering terjadi yaitu menganggap remeh orang
lain, dianggapnya paling baik, paling bijaksanan, paling hebat, paling kaya, paling canti,
dan segala yang besifat paling populer . Selalu memabandingkan dirimu dengan orang
lain dan menganggap orang lain paling buruk jika dibandingkan dengan dirimu sendiri.
Orang yang sombong biasanya gila hormat dan sangat senang dipuji bahkan bisa
dibilang memuji. Mereka selalu memuji orang lain dengan niat ingin pamer agar dipuji
dan orang lain pun jadi sulit. Selain itu, orang yang sombong tidak suka menerima
teguran, kritik, saran, dan bantahan. Ia mengatakan bahwa ia lah yang paling benar dan
tidak akan peduli terhadap pendapat orang lain.
B. Bahaya Kesombongan
Layaknya sebuah penyakit yang menyerang fisik manusia, sombong yang merupakan
penyakit hati tentu akan memberikan banyak gangguan pada penderitanya. Diantara
bahaya yang diakibatkan sifat sombong adalah sebagai berikut:
6
2. Mereka yang memiliki sifat sombong, tidak akan pernah memiliki sifat ikhlas yang
merupakan dasar dari setiap tindakan yang kita kerjakan. Oleh karena
kesombongan itu dapat membinasakan amal ibadah, si-sialah semua perbuatan
yang ia lakukan.
3. Allah SWT tidak pernah menyukai mereka yang menyembah untuk-Nya, tetapi tidak
didasari dengan rasa ikhlas yang hanya ingin mencari ridha Allah saja. Karena pada
dasarnya, seseorang yang menentang sombong berarti ia tidak pernah benar-benar
ingin meminta pertolongan terhadap Allah, tidak juga memiliki niat sungguh-
sungguh dalam beribadah. Kasarnya, mereka hanya bermain-main.
4. Memperturutkan hawa nafsu
5. Orang yang sombong akan selalu sesuai dengan apa yang ia kehendaki tanpa
meminta atau memerdulikan sekitar. Direkomendasikan, mereka sering digunakan
tanpa berpikir dan hanya mengandalkan hawa nafsu. Mereka akan melakukan
apapun yang penting bisa membuat mereka puas dan bangga.
6. Dalam keadaan seperti itu, mereka akan membutuhkan bantuan serakah dan
mudah dihasut oleh setan dan iblis sehingga mereka harus membuat maksiat
hanya.
7. Lebih buruk dari syirik
8. Syirik adalah dosa yang takkan pernah terampuni oleh Allah SWT karena orang yang
syirik tidak mengakui ke-Esa-an Allah SWT. Jika disetujui itu sombong merupakan
penyakit yang lebih buruk daripada syirik tersebut, sudah pasti ganjaran yang
diterima akan lebih berat lagi.
9. Orang yang memiliki sifat sombong, membantah takdir atas kejelekkan atau
ketidakberuntungan yang mereka dapati. Sementara kompilasi mereka berkah,
mereka tidak akan pernah bersyukur kepada Allah. Dapat memberitahu mereka
yang memiliki sifat sombong, berarti mereka memiliki jauh dari Allah sehingga akan
menemai mereka diakhirat nanti adalah iblis dan bersama-sama menuju pergi.
10. Akibat dari Sifat Sombong
11. D ibenci Allah SAW dan Rasulullah
12. Di dalam Al-Qur'an surah Luqman ayat 18, Allah SWT berfirman yang artinya:
13. “ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang selamat lagi . ”
14. Dalam salah satu hadist shahihnya, Rasulullah juga berpesan bahwa manusia
harusnya berpikiran rendah hati. Berharap, jelas sudah jika memiliki sifat sombong
maka kita sudah menentang perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Orang yang
tidak pantas masuk akal jika tidak diundang.
15. Padahal, tiada yang paling parah kecuali dibenci oleh Allah SWT dan Rasulullah
SAW. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Rasulullah bersabda yang
berarti;
7
16. “ Sesungguhnya orang yang paling cintai dan duduk paling dekat kepadaku pada
hari kiamat adalah orang yang paling baik di antara kalian. Sementara orang yang
paling suka pada hari kiamat adalah orang-orang yang banyak bicara, suka ngobrol
dan bermulut besar (sombong). ”
17. Diabaikan Allah SWT
18. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda yang berarti;
19. “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh-
Nya, dan berbicara adzab yang pedih; (yaitu) Orang yang sudah tua berzina,
penguasa pendusta dan orang miskin yang sombong . ”(H . R . Muslim)
20. Merupakan Makhluk yang Hina
21. Allah SWT berfirman yang berarti;
22. "Orang-orang yang memilih sombong dimuka bumi tanpa alasan yang benar,
mereka akan Aku palingkan dari kebenaran sehingga mereka tidak dapat membuat
persetujuan-pengakuan otoritas-Ku." Sekalipun orang-orang yang menyaksikan
kepemilikan-bukti memegang-ku, mereka tetap tidak mau beriman. Jika mereka
melihat jalan sesat, mereka akan mengikutinya. Begitulah karakter orang-orang
yang sombong, mereka telah mendustakan agama Kami, dan mereka telah
melalaikan bukti-bukti kekuasan Kami. (QS Al-A'raf, ayat 146).
23. Sombong merupakan penyakit hati yang menyebabkan penderitanya berpindah
masuk ke dalam kelompok orang-orang yang zalim, meski ia adalah orang kaya dan
terhormat.
24. Hatinya Terkunci
25. Sesuai apa yang tertera dalam Al-Qur'an surah Mukmi aat 35, menjawab bahwa
Allah SWT akan menutup rapat pintu hati seseorang yang membahas sombong
sehingga ia tidak akan bisa menerima kebenaran.
26. Menjadi Iblis
27. Allah berfirman yang berarti;
28. " Dan (ingatlah) kompilasi Kami berfirman ke para malaikat:" Sujudlah kamu untuk
Adam, "lalu sujudlah mereka sebelum Iblis; ia enggan dan takabur dan termasuk ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir . " (QS Al-Baqarah, ayat 34).
29. Menjadi Penghuni Neraka
30. Orang yang memiliki sifat sombong akan dibenci dan ditutup oleh Allah SWT. Maka
jadilah mereka yang ikut iblis yang senang mengerjakan sekehendak hati dan tidak
akan pernah taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.
31. Maka tiada yang lain diletakkan di neraka. Rasulullah SAW bersabda yang berarti:
32. ” Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong .
” (HR Bukhari dan Muslim).
33. Dijauhi Sesama Manusia
34. Tidak ada kata pun yang disukai sesamanya yang memiliki sifat sombong. Maka,
mereka yang sombong pasti akan dijauhi oleh sesama manusia karena yang
sombong selalu saja memandang lemah orang lain dan menganggap diri lebih
8
tinggi. Wajar jika mereka keluar dan tidak ada yang mau berteman dengan orang
yang sombong.
C. TAKABUR
1. Pengertian Takabur
Di sisi yang lain disadari atau tidak, terkadang seseorang menampakkan sikap
angkuh dan takaburnya. Apabila sikap takabur ini hanya dilakukan sesekali, barangkali
orang yang di sekelilingnya belum memberikan predikat sebagai orang yang takabur.
Predikat takabur ini biasanya baru diberikan ketika perbuatan takabur itu berulang-
ulang kali dilakukan dan ditampakkannya, baik berupa sikap, perkataan, maupun cara
bertingkah laku. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita menghindarkan diri dari
sifat dan perilaku sombong ini. Teladan seorang muslim adalah Rasulullah SAW.
Beliau adalah sosok manusia yang bergelimang kemuliaan dan kelebihan, namun
beliau tidak pernah sedikitpun merasa lebih. Bahkan para pengikutnya pun dipanggilnya
dengan sebutan “sahabat”. Sebutan sahabat ini mempuyai makna tersirat yakni
kesetaraan. Jadi, Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang mempunyai derajat tinggi,
tetapi tidak menganggap dirinya lebih tinggi dari para pengikutnya yang disebutnya
dengan sahabat itu.
9
Takabur dari segi objek atau sasaranya terbagi menjadi tiga macam, yaitu
Inilah bentuk takabbur terburuk, seperti yang pernah dilakukan oleh Namrud, Fir’aun
dan sejenisnya. (QS. 40 : 60 dan 25 : 60).
Yaitu sikap tinggi hati, menolak mengikuti dan mematuhi Nabi, karena menganggapnya
sebagai manusia biasa (QS. 23:34, 36:15). Seperti yang dinyatakan kaum kafir Quraisy
kepada Nabi : “Bagaimana kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang
ada di sekitarmu orang-orang faqir”
Yaitu dengan membanggakan diri dan meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun
tidak seberat yang pertama dan kedua, namun masih sangat berbahaya karena :
· Kebesaran dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan terbatas.
Menurut pandangan tersebut di atas, secara umum takabur dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu :
Takabur batini atau batin adalah sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang
sehingga tidak tampak secara lahir/fisik, seperti seseorang yang mengingkari kebenaran
yang datang dari Allah swt. padahal dia mengetahui kebenaran tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari orang yang termasuk golongan takabur batin memiliki
sikap, antara lain enggan minta tolong kepada orang lain meskipun ia membutuhkan
serta tidak mau berdoa untuk memohon pertolongan Allah swt. padahal semua
persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan sendiri tanpa pertolongan-Nya. Allah
STW. berfirman :
Takabur zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat langsung dengan panca indra,
seperti dalam bentuk ucapan dan gerakan anggota tubuh. Contohnya, riya, angkuh, dan
memalingkan muka terhadap orang lain. Allah swt. tidak menyukai orang-orang yang
10
memalingkan muka (sombong) sebagaimana terdapat dalam Surah Luqman Ayat 18
berikut :
Artinya : “Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman: 18)
D. Penyebab Takabur
Tidak akan sombong kecuali orang yang menganggap dirinya besar dantidak akan
menganggap dirinya besar kecuali orang yang menyakini memiliki sifat
kesempurnaan.[2] Pangkal hal tersebut adalah kesempurnaan keagamaan dan
keduniaan. Keagamaan adalah menyangkut ilmu dan amal, sedangkan keduniaan
menyangkut nasab, kecantikan, kekuatan,harta kekayaan dan banyaknya pendukung.
1. Ilmu pengetahuan
Seseorang bertambah ilmu tetapi bertambah pula kesombongannya, hal ini karena
mereka menekuni ilmu tetapi bukan ilmu yang hakiki. Serta mereka menggeluti ilmu
dengan batin yang kotor, jiwa yang buruk dan akhlak yang tidak baik. Tidak
memperhatikan jiwanya dan memperhatikan batinnya.
Orang yang zuhud dan para ahli ibadah tidak lepas dari nistanya kesombongan,
kepongahan dan tindakan yang memikat hati manusia. Kesombongan itu menyelinap di
dalam diri mereka baik menyangkut urusan dunia dan akhirat. Dalam urusan dunia, ia
memandang orang lainlebih patut untuk menziarahi dirinya dari pada ia menziarahi
orang lain. Sedangkan dalam urusan agama, ia memandang binasa orang lain dan dirinya
yang selamat. Padahal dengan pandangannya tersebut justru memastikan dirinya lah
yang binasa.
3. Nasab keturunan
Orang yang mempunyai nasab keturunan yang mulia menganggap hina orang yang yang
tidak memiliki nasab tersebut, sekalipun lebih tinggi ilmu da amalnya. Kadang kadang,
11
sebagian dari mereka menyombongkan diri dan menganggap orang lain sebagai
pengikut. Sehingga mengakibatkan ia enggan bergaul dan duduk bersama mereka.
Akibatnya dalam lisan ialah membanggakan nasab keturunannya.ini merupakan hal yang
sangat mengakar dalam jiwa, tidak dapat terlepas darinya orang yang berketurunan
mulia, sekalipun ia orang yang shalih atau berakal sehat. Hanya saja hal itu tidak
mengimbas kepadanya jika tetap dalam kondisi yang baik. Jika emosi telah
mendominasinya maka hal itu akan memadamkan cahaya bashirah-nya dan mengimbas
kepadanya.
4. Kecantikan/ketampanan (Al-jamal)
Hal ini kebanyakan terjadi di kalangan kaum wanita dan menimbulkan cacian, gunjingan
dan menyebabkan aib aib orang. Diantaranya, apa yang diriwayatkan dari Aisyah ra
dalam sebuah hadist “ada seorang wanita mau menemui nabi Muhammad saw, lalu aku
berkata dengan tanganku begini, yakni ia pendek, lalu ia nabi saw bersabda “kamu
sungguh telah menggunjingnya” pangkal timbulnuya hal ini adalah terselubungnya
kesombongan, karena seandainya aisyah juga pendek niscaya ia tak kan menyebutnya
pendek. Seolah-olah aisyah ujub dengan postur tubuhnya dan menganggap pendek
wanita itu dibandingkan dengan dirinya, lalu ia mengatakan apa yang telah di
katakannya.
Hal ini biasanya di kalangan raja yang membanggakan harta simpanan mereka, para
saudagar yang membanggakan barang dagangannya, para tuan tanah yang membangga
banggakan tanah mereka, atau para pesolek yang membanggakan pakaian, kuda dan
kendaraan mereka. Sehingga orang yang kaya merendahkan orang yang miskin dan
menyombongkan diri.
Secara umum, segala nikmat yang bisa di yakini sebagai kesempurnaan menimbulkan
kesombongan. Demikian pula orang yang fasiq, terkadang ia membanggakan dirinya
dengan dengan hal hal buruk, seperti minum khamer dan berbuat mesum dengan para
wanita.Menyombongkan diri dengan perbuatan perbuatan keji ini karena ia mengira
bahwa hal tersebut merupakan kesempurnaan, sekalipun salah. Itulah hal hal yang
secara umum di pakai para hamba untuk menyombongkan diri atas orang orang yang
tidak memilikinya atau atas orang orang yang memiliki tapi menurut anggapannya masih
di bawah tingkatannya.
12
6. Kekuatan (Al Quwwah)
Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan takabbur atas mereka yang lemah dan
tidak berdaya.
E. Akibat Takabur
Diantara sebab timbulnya rasa takabur adalah melupakan akan akibat buruknya.[4]
Hal ini disebabkan orang yang takabur merasa lebih tinggi dari hamba-hamba Allah yang
lain. Maka secara sadar atau tidak sadar ia telah melampaui batas hingga menempati
kedudukan Illahi. Orangseperti ini sudah barang tentu akan terkena sangsi dan sangsi
atau hukuman yang pertama ialah terhalang dari memperhatikan dan mengambil
pelajaran terhadap sesuatu. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"Dan betapa banyak tanda-tanda di langit dan dibumi yang mereka lewati, tapimereka
berpaling dari padanya." (Yusuf : 105)
2. Kegoncangan Jiwa
Orang yang takabur dan merasa lebih tinggi dari pada orang lain, berkeinginan agar
orang lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia sudah barang
tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada dasarnya mereka tidak disiapkan
untuk hal itu. Karena keengganan orang lain untuk menundukkan diri kepadanya, berarti
ia gagal memasuki keinginannya. Maka sebagai akibatnya timbullah kegoncangan dalam
jiwanya. Allah berfirman yang artinya :
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, Tuhan akan memberinya siksaan
yang berat" (Al-Jin : 17)
13
Hal ini disebabkan orang yang sombong mengira dirinya telah sempurna dalam segala
hal, maka iatidak mau intropeksi diri
sehingga ia tidak mau menerima nasehat, pengarahan dan bimbingan dari orang
lain.Sebagaimana firman Allah yang artinya:
"(Bukan demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah meliputi oleh
dosanya,mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah : 81 )
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat dzarrah dari
takabbur…" (HR Muslim)
Note : Cara menghindarkan takabur dari sifat tercela yaitu merendahkan diri, dan .
Mendekatkan seseorang untuk berbuat dosa
Sebagai umat Islam yang beriman, kita harus berusaha menjauhi sifat takabur agar tidak
tertanam dalam hati kita. Berikut ini cara-cara menghindari sikap dan perilaku takabur :
3. Beramal dengan ikhlas hanya karena Allah bukan karena mengharpkan pujian
manusia.
5. Memahami dan menyadari tentang bahaya takabur, baik bahayanya di dunia maupun
bahaya di akhirat nanti.
6. Menerima setiap nikmat maupun kelebihan yang dimiliki semata-mata karena karunia
Allah SWT.
14
9. Berusaha untuk dapat bergaul dengan siapa saja denga baik, tanpa membeda-
bedakannya.
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A. KESIMPULAN
Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggaan bahwa hanya
dirinya beranggapan yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain. Takabur
semakna dengan ta`azum, yakni menampakan keagungan dan kebesaranya. Takabur
termasuk termasuk sifat yang tercela yang harus di hindari.
Tidak akan sombong kecuali orang yang menganggap dirinya besar dantidak akan
menganggap dirinya besar kecuali orang yang menyakini memiliki sifat kesempurnaan.
Pangkal hal tersebut adalah kesempurnaan keagamaan dan keduniaan. Keagamaan
adalah menyangkut ilmu dan amal, sedangkan keduniaan menyangkut nasab,
kecantikan, kekuatan,harta kekayaan dan banyaknya pendukung.
B. SARAN
Dari pembahasan yang telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah-mudahan
setelah kita mempelajari pelajaran mengenai sifat tercela. Penulis menyarankan agar
kita tidak bersikap takabur walau kita memiliki kelebihan baik lahir maupun batin.
Seseungguhnya takabur adalah sifat tercela . Namun kita harus menyadari bahwa kita
adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan tujuan tidak untuk menyombongkan diri
di atas bumi melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Apapun yang kita lakukan di
muka bumi ini semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.
janganlah kalian takabur dengan apa yang telah anda punya karena pepatah bilang di
atas langit masih ada langit, jadi jangan sekali kali kalian takabur.
16
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad ali qutthb syaikh, 30 amal sholeh pengantar kesurga dan penyelamat
atisa, 1992)
Kosasih ahmad, 33 butir pesan religius buat kehidupan (jakarta: salembah diniyah,
2002)
17