BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
1. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada Stándar Isi (SI) dan Stándar Ketuntasan Lulusan (SKL) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang
menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Dengan dasar Undang-undang dan PP di atas, dalam upaya mendekatkan
pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan peserta didik dan lingkungan,
SMP Negeri 3 Tellu Siattinge mengembangkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). KTSP ini disusun dengan mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang untuk selanjutnya disebut
Kurikulum SMP Negeri 3 Tellu Siattinge ini disusun untuk mewujudkan visi sekolah
dengan mengakomodasi potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas satuan
pendidikan, baik dalam aspek akademis maupun non akademis, memelihara,
mengembangkan budaya daerah, menguasai IPTEK yang dilandasi iman dan taqwa
dan berwawasan lingkungan, serta ramah bagi semua peserta didik.
Di tengah hiruk pikuknya penanganan dan pencegahan Covid-19
Kurikulum SMPN 3 Tellu Siattinge ini disusun untuk tetap mewujudkan
visi sekolah dengan mengakomodasi potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas
sekolah, baik dalam aspek akademis maupun non akademis, (sesuai visi dan misi).
2
dioptimalkan melalui kegiatan pengembangan diri. Menyikapi kondisi ini, SMP Negeri
3 Tellu Siattinge melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja sama yang
harmonis dengan orang tua peserta didik/wali peserta didik dan mengadakan kegiatan
pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dan
masyarakat.
Selain itu mengingat Kabupaten Bone adalah daerah pertanian , maka dalam hal
upaya pelestarian lingkungan, pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan
maka ditetapkan mata pelajaran muatan lokal Bahasa Daerah dan Pendidikan
Lingkungan Hidup di SMP Negeri 3 Tellu Siattinge diajarkan baik secara monolitik
maupun secara integratif ke semua mata pelajaran dan pengembangan diri, yang
meliputi tema sampah, energi, keanekaragaman hayati, air dan makanan serta kantin
sekolah. Dengan adanya Pendidikan Lingkungan Hidup tersebut diharapkan akan
terbentuk karakter warga sekolah yang peduli terhadap kelestarian fungsi lingkungan.
Hal ini sesuai dengan SMP Negeri 3 Tellu Siattinge sebagai Sekolah Adiwiyata dan
Sekolah Sehat Tingkat Nasional.
2. Landasan Hukum
1). Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut :
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
4
B. Data Guru
KUALIFIKA
STATUS SI
KEPEGAWA L P L/P AKADEMIK
TAHUN IAN
GURU S1 S2
PELAJARAN
2020/2021 PNS 6 8 14 12 2
NON PNS 2 6 8 8 -
JUMLAH 8 14 22 20 2
C. Data Karyawan
TAHUN
KARYAWAN JUMLAH
KET
L P L/
P
PNS NO PNS NO SM SMA S1
N N P
11
PNS PNS
TU 3 3 1 2
Pesuruh/Satpam
Tukang Kebun
Petugas
3 2 5 5
PELAJARAN 2020/2021
Perpus/Lab
Petugas7K
Penjaga Sekolah 1 1 1
JUMLAH 4 2 2 8
D. Data Sarpras
NO RUANGAN ADA KET
1 R. Kelas √ 13
2 R. Lab Bahasa
3 R. Lab IPA √ 1
4 R. Lab komputer √ 1
5 R. Perpustakaan √ 1
6 Aula √ 2
7 Mushollah √ 1
8 R. Kasek √ 1
9 R. Wakasek √ 1
10 Kantin √ 1
11 R. Kopsis √ 1
12 R. UKS √ 1
13 R. LH √ 1
14 Lapangan Olah raga (Tenis, Futsal, √ 3
Voli)
15 Lahan Pertamanan dan tanaman obat √ 1
(Green House dan TOGA)
12
BAB II
TUJUAN, VISI DAN MISI
C. Visi
” Terwujudnya Siswa yang Berilmu, Berimtaq, Berbudaya, Berwawasan dan
Peduli Lingkungan.
D. Misi
1. Mewujudkan peserta didik dan tenaga pendidik yang memiliki kecerdasan spiritual,
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial secara
berimbang.
2. Meningkatkan Profesionalisme Pendidik dan tenaga Kependidikan
3. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model-model
pembelajaran berbasis scientific approach (Pendekatan ilmiah).
4. Menanamkan nilai-nilai keagamaam dengan menjalankan kewajiban dan ibadah
sesuai dengan keyakinan dan agama masing-masing.
5. Mewujudkan pembelajaran yang meningkatkan karakter peserta didk menjadi insan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa.
6. Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, hijau indah, dan ramah
lingkungan.
17
BAB III
KERANGKA DASAR, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
B. Struktur Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenal tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum satuan
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
KTSP yang dimaksud disini adalah kurikulum operasional yang disusun oleh para guru,
dewan sekolah atau komite sekolah SMP Negeri 3 Tellu Siattinge dan di laksanakan di
SMP Negeri 3 Tellu Siattinge.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh pesera didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan
kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan
21
Struktur kurikulum terdiri atas tiga komponen, yaitu komponen mata pelajaran,
muatan local, dan pengembangan diri. Komponen mata pelajaran dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika, dan
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
Komponen muatan lokal dan pengembangan diri merupakan bagian integral dari
struktur kurikulum. Struktur kurikulum ini meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, yakni mulai kelas VII
sampai dengan kelas IX.
Struktur kurikulum SMP Negeri 3 Tellu Siattinge dapat dilihat dalam tabel berikut
:
Kelas dan Alokasi Waktu
KOMPONEN
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaran 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 3 3 3
9. Pend. Jasmani ,OR dan Kesehatan 3 3 3
10. Teknologi Informasi dan Komunikasi - - -
11. Prakarya 2 2 2
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Daerah 2 2 2
KETERANGAN :
Alokasi waktu satu jam Pembelajaran adalah 30 menit
Minggu Efektif dalam satu tahun pelajaran ( 2 semester) adalah 38 pekan
Minggu Efektif Fakultatif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 1 Pekan
terdapat program Intrakurikuler seperti tabel diatas dan juga ekstrakurikuler yang
dikembangkan dalam program pengembangan diri
Substansi mata pelajarn IPA dan IPS merupakan ”IPA Terpadu” dan ”IPS
Terpadu”.
B. Muatan Kurikulum
22
Muatan kurikulum di SMP Negeri 3 Tellu Siattinge meliputi sejumlah mata pelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun. Materi muatan lokal
dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. Adapun muatan
kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Daftar Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang
akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu.
Sesuai dengan ketentuan standar isi, maka SMPN 3 Tellu Siattinge dalam
pembelajaran melaksanakan secara konsisten mata-mata pelajaran sesuai dengan
standar isi, yang meliputi :
VII VIII IX
1. Bahasa Daerah 2 2 2
b. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas manusia
Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional di dalam :
Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu : (1) beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan
keterampilan,(4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang
mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa
memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan tersebut.
Dampak pandemic Corona virus Desease-19 (Covid-9) besar kemungkinan
akan masuk pada dunia pendidikan termasuk warga sekolah SMP Negeri 3 Tellu
Siattinge, termasuk peserta didik. Hal ini sangat wajar dengan begitu banyak kasus
Covid yang terjadi.
Peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) sangat dibutuhkan saat pemilhan
pasca pandemic dalam membantu mengembalikan kepercayaan diri warga sekolah
terutama peserta didik.
Minggu
Satu jam Jumlah jam Waktu
efektif per
Kelas pembelajaran pembelajaran pembelajaran /
tahun
tatap muka per minggu jam per tahun
Pelajaran
1440 Jampel
VII 40 menit 40 40
(57.600 menit)
1440 Jampel
VIII 40 menit 40 40
(57.600 menit)
1440 Jampel
IX 40 menit 40 40
(57.600 menit)
2). Pemanfaatan 50% dari Jumlah waktu kegiatan tatap muka untuk
Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
46
2. Tujuan Penilaian:
a. Untuk mengumpulkan informasi.
b. Untuk mengetahui keterlaksanaan suatu program.
c. Untuk mengetahui kelemahan belajar peserta didik.
d. Untuk Pengambilan keputusan yang diambil oleh guru.
e. Hasil penilaian dapat digunakan untuk menyusun program yang
akan datang.
Kurikulum 2013
Jenis Teknik Penilaian
- Penilaian Sikap Utama :
Observasi guru mata pelajaran
selama 1 semester dan
observasi oleh wali kelas dan guru
BK selama 1 semester
Penunjang
1. Penilaian antar teman dan
2. penilaian diri
Tes tulis
-Penilaian
Tes lisan
Pengetahuan
Penugasan
- Penilaian Praktek
Ketrampilan Produk
Proyek
Portofolio
5. Pelaksana Penilaian
Pelaksana penilaian dilakukan oleh:
a. Pemerintah
b. Satuan Pendidikan
c. Pendidik
b. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Nilai proses di
peroleh melalui:
Kurikulum 2013
a. TLS = Tes Tulis
b. LSN = Tes Lisan
c. TT = Tugas Terstruktur
d. TM = Tugas Mandiri
e. PRK = Praktik
f. PDK = Produk
g. PRO = Proyek
h. PF = Portofolio
i. SKP = Sikap
49
b. Kriteria Kelulusan
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1
Tahun 2021 ayat 3 bahwa peserta didik dinyatakan lulus jika memenuhi
persyaratan berikut
Peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Negeri 3 Tellu Siattinge setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan
c. Mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
Ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud adalah dalam bentuk:
a) Portofolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku,
dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil
perlombaan, dan se bagainya);
b) Penugasan;
c) Tes secara luring atau daring; dan/ atau
d) Bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan.
I. Mutasi
Sudah seharusnya prinsip penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara
demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminâtif dengan menjunjung tinggi
hak asasi setiap manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa Indonesia. Prinsip tersebut berlaku tidak hanya pada proses kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, tetapi berlaku juga pada tahap
penerimaan dan perpindahan peserta didik. Karena "pindah sekolah" merupakan
hak setiap peserta didik seperti yang tercantum di dalam pasal 12 (ayat 1, poin
ke 5) UU No. 20 Tahun 2003, yang berbunyi:
"Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke
program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara."
Apakah setiap peserta didik/peserta didik berhak pindah sekolah dari
sekolah swasta ke sekolah negeri, ataupun sebaliknya? Jawabannya adalah
BERHAK. Lalu, apakah setiap peserta didik/peserta didik bisa pindah dari
sekolah swasta ke sekolah negeri, atau dari sekolah negeri ke sekolah swasta?
Jawabannya BELUM TENTU, bisa atau tidaknya pindah sekolah sejalan dengan
terpenuhi atau tidaknya aturan aturan mengenai perpindahan peserta didik pada
masing-masing sekolah.
Berikut ini aturan-aturan yang berkaitan dengan pindah sekolah peserta
didiklpeserta didik dari sekolah swasta/negeri, maupun dari jalur pendidikan lain
yang setara, pada jenjang dasar (SD/MI, SMP/MTs) dan jenjang menengah
(SMA/MA/SMK/MAK)
1. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat wajib menerima warga negara
berusia 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun sebagai
peserta didik sampai dengan batas daya tampungnya. (Pasal 71 ayat 2, PP No.
17 Tahun 2010). Berdasarkan bunyi pasal tersebut dapat kita ketahui bahwa
setiap satuan pendidikan dasar setingkat SMP, wajib menerima semua warga
negara (peserta didik barulpeserta didik pindahan) yang berusia 13-15 tahun
sebagai peserta didik sampai dengan batas daya tampungnya yaitu paling
banyak 32 orang per rombongan belajar/kelas.
2. Peserta didik jalur nonformal dan 'informal dapat diterima di SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat tidak pada awal kelas 7 (tujuh) setelah memenuhi
persyaratan: lulus ujian kesetaraan Paket A; dan lulus tes kelayakan dan
penempatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan formal yang
bersangkutan. (Pasal 73 ayat 3, PP No. 17 Tahun 2010).Tidak hanya peserta
didik jalur formal saja (SMP/MTs) yang diperbolehkan untuk pindah sekolah,
tetapi juga peserta didik dari jalur nonformal ataupun informal memiliki
kesempatan yang sama dengan syarat lulus ujian kesetaraan paket A, dan
lulus tes kelayakan/penempatan sekolah yang dituju.
3. Peserta didik pendidikan dasar setara SMP di negara lain dapat pindah ke
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat di Indonesia setelah memenuhi
persyaratan: menunjukkan ijazah atau dokumen lain yang membuktikan
bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan dasar setara SD;
dan lulus tes kelayakan dan penempatan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan. (Pasal 73 ayat 5, PP No. 17 Tahun 2010).
Melalui ayat di pasal mi pemerintah Indonesia memfasilitasi peserta didik
setara SMP dari Negara lain untuk dapat pindah sekolah di Indonesia,
tentunya dengan syarat telah menyelesaikan pendidikan dasar setara SD, dan
lulus tes kelayakan dan penempatan sekolah yang dituju terlebih dulu
4. Satuan pendidikan memberikan bantuan penyesuaian akademik, sosial,
dan/atau mental yang diperlukan oleh peserta didik berkelainan dan peserta
didik pindahan dari satuan pendidikan formal lain atau jalur pendidikan lain.
(Pasal 73 ayat 7, PP No. 17 Tahun 2010). Bantuan bisa berupa penyesuaian
58
nilai mata pelajaran dan nilai raport, bantuan pengenalan lingkungan sekolah
dll. Penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan dasar dilakukan secara
objektif, transparan, dan akuntabel. (Pasal 74 ayat 1, PP No. 17 Tahun 2010).
5. Keputusan penerimaan calon peserta didik menjadi peserta didik dilakukan
secara mandiri oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala satuan
pendidikan. (Pasal 74 ayat 3, PP No. 17 Tahun 2010). Setiap SMP diberikan
wewenang khusus untuk menerima atau tidaknya pindahan peserta didik
melalui rapat guru yang dipimpin oleh kepala sekolah. Salah satu tujuan dari
rapat ini adalah untuk mendengarkan pendapat dari wali kelas tentang kondisi
daya tampung kelas/jumlah peserta didik.
Satuan pendidikan dasar (SMP/MTs) dapat menerima peserta didik pindahan
dan satuan pendidikan dasar lain. (Pasal 75 ayat 1, PP No. 17 Tahun 2010).
Sangat jelas tertera pada pasal ini bahwa setiap sekolah (SMP/MTs), baik itu
SMP negeri maupun SMP swasta dapat menerima peserta didik pindahan dari
SMP lainnya dengan tidak melihat status swasta/negeri SMP tersebut.
6. Satuan pendidikan dapat menetapkan tata cara dan persyaratan tambahan
penerimaan peserta didik pindahan selain persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 73 dan Pasal 74 dan tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (Pasal 75 ayat 2, PP No. 17 Tahun 2010).
Pemerintah memberikan hak kepada setiap SMP untuk membuat juknis dan
persyaratan tambahan penerimaan peserta didik pindahan sesuai dengan
aturan yang berlaku dimasing-masing sekolah. Persyaratan tambahan dan
tatacara penerimaan peserta didik pindahan yang berlaku ditiap-tiap sekolah
tidak boleh bertentanganlmelanggar ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
59
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan
hari libur.
Setiap permulaan awal tahun pelajaran, sekolah menyusun kalender pendidikan
untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran, mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan
han libur.
Pengaturan waku belajar mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta ketentuan dari pemerintah atau pemerintah daerah. Beberapa aspek penting
yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender pendidikan sebagai berikut:
1. Pengaturan Permulaan tahun pelajaran
adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran
pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu pada bulan Juli (13 Juli 2020) setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya.
2. Jumlah Minggu Efektif Betajar Selama Satu Tahun Pelajaran
Semester Ganjil
JUMLAH MINGGU
NO
BULAN TIDAK EFEKTIF
SELURUHNYA EFEKTIF
EFEKTIF FAKULTATIF
1 Juli 2020 5 3 - 2
2 Agustus 2020 4 - - 4
3 September 2020 5 - - 5
4 Oktober 2020 4 - - 4
5 Nopember 2020 4 - - 4
6 Desember 2020 5 3 - 2
Jumlah 27 6 - 21
Penggunaan Minggu efektif :
60
JUMLAH MINGGU
1 Januari 2021 5 - - 5
2 Pebruari 2021 4 - - 4
3 Maret 2021 4 1 - 3
4 April 2021 5 2 - 3
5 Mei 2021 4 - - 4
6 Juni 2021 5 3 - 2
Jumlah 27 6 - 21
3. Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur
khusus)
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1 Minggu efektif 40 minggu Digunakan untuk kegiatan
belajar pembelajaran: tatap muka, UH,
Remidi/ Pengayaan, UTS, UAS,
Try Out, US, UN dan Cadangan
2 Jeda tengah semester 1 minggu Satu minggu setiap semester,untuk
kegiatan KTS
KETERANGAN
• Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lâmanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
• Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan din.
63
• Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran tenjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan
hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten / Kota atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
• Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk han - hari besar
nasioanl dan hari libur khusus.
• Libur jeda tengah semester, jeda antar semester dan libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk persiapan kegiatan dan administrasiakhir dan awal tahun
pelajaran.
• Hari libur umum atau nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten / Kota.
64
BAB VI
PENUTUP
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyusun Kurikulum SMP Negeri 3 Tellu Siattinge
tahun pelajaran 2020/2021, dimana substansinya merupakan keinginan dan komitmen
bersama baik dalam perancangan maupun pelaksanaannya. Oleh karena itu terealisasi
atau tidaknya Kurikulum SMP Negeri 3 Tellu Siattinge ini merupakan tanggung jawab
seluruh stake holder sekolah di bawah monitoring dan pengendalian Kepala Sekolah.
Oleh karena Kurikulum SMP Negeri 3 Tellu Siattinge ini bersifat flaksibel dan
dinamis, maka hal-hal lain yang merupakan ide dan gagasan seluruh stakeholder selama
pelaksanaan Kurikulum SMP Negeri 3 Tellu Siattinge akan tetap diperhatikan, untuk
kedepan dijadikan sebagai bahan masukan demi penyempurnaan dan perbaikan
Kurikulum SMP Negeri 3 Tellu Siattinge khususnya dan pelaksanaan pendidikan di
SMP Negeri 3 Tellu Siattinge pada umumnya, baik dari segi input, proses maupun
outputnya.