Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU ZALIM/ANIAYA

MUHAMAD GEDJNIZ MARTQIE (21) SITI YUSRIANI (33) DINDA AZMI (6) IKLIMA MUSYAROFAH (14) JEVA ADISTYA (16) WELLY KHARISMA (37)

Dalam pergaulan sehari-hari, umat Islam harus membiasakan dan mengembangkan sikap terpuji. Hal itu akan menjalin hubungan yang serasi, persahabatan yang kokoh serta persaudaraan yang kuat di antara umat Islam yang disebut Ukhuwah Islamiah. Umat islam harus menjauhi perilaku tercela, karena hal itu akan merusak pergaulan serta memutuskan tali silaturahim. Dalam pembahasan berikut ini akan diuraikan beberapa sikap tercela, hasud, ria, dan aniaya, diskriminasi.

Pengertian Zalim
Zalim (Arab: , Dholim) yang artinya aniaya,berlaku melampaui batas,keterlaluan dan dapat juga berarti meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin dan lawan kata dari zalim adalah adil.

Q.S Al Baqarah [2]: 229 Artinya : Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka

mereka itulah orang-orang yang dhalim.

Dari Jbir bin Abdillah bahwasanya Rasulullah Shallallhu alaihi wasallam bersabda: berhati-hatilah terhadap kezhaliman, sebab kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di hari Kiamat. Dan jauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan umat sebelum kamu. (H.R.Muslim) Hadits diatas dan semisalnya merupakan dalil atas keharaman perbuatan zhalim dan mencakup semua bentuk kezhaliman, yang paling besarnya adalah syirik kepada Allah Tala sebagaimana di dalam firman-Nya: Sesungguhnya syirik itu merupakan kedhaliman yang besar. Di dalam hadits Qudsiy, Allah Tala berfirman: Wahai hamba-hambaku!

Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman terhadap diriku dan menjadikannya diharamkan antara kalian.

Klasifikasi Kezhaliman
Syaikh Ibn Rajab berkata: Kezhaliman terbagi kepada dua jenis: Pertama, kezhaliman seorang hamba terhadap diri sendiri; Bentuk paling besar dan berbahaya dari jenis ini adalah syirik sebab orang yang berbuat kesyirikan menjadikan makhluk sederajat dengan Khaliq. Dengan demikian, dia telah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Jenis berikutnya adalah perbuatan-perbuatan maksiat dengan berbagai macamnya; besar maupun kecil. Kedua, kezhaliman yang dilakukan oleh seorang hamba terhadap orang lain, baik terkait dengan jiwa, harta atau kehormatan. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallhu alaihi wasallam, beliau bersabda: Barangsiapa yang pernah terzhalimi oleh saudaranya, maka hendaklah memintakan penghalalan (maaf) atasnya sebelum kebaikan-kebaikannya (kelak) akan diambil (dikurangi); Bila dia tidak memiliki kebaikan, maka kejelekan-kejelekan saudaranya tersebut akan diambil lantas dilimpahkan (diberikan) kepadanya.

Al Quran memberikan informasi banyak sekali tentang identitas atau cirri orang zalim yang sikap perilakunya atau cara memimpinnya dinisbatkan kepada firman di antaranya sebagai berikut : a. Senantiasa rakus terhadap kekuasaan. Artinya : Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (Q.S. An Naml : 34)

Ciri-ciri orang zalim berdasarkan Al Quran

b. Sikap zalim dapat juga diketahui dari sifat-sifat sombong, congkak, arogan, sewenang-wenang, sok kuasa, mentang-mentang dan mengklaim bahwa (seolah-olah) semua kesuksesan, dialah penggagasnya. c. Kaki tangannya (anak buahnya) sebagai perpanjangan kekuasaannya menindas dan menggusur si lemah. d. Merencanakan pembunuhan/menghilangkan nyawa kepada golongan tertentu agar keinginan (nafsu) memimpin lebih lama lagi terus berlangsung.

Bentuk-bentuk sifat Zalim/Aniaya


Pada dasarnya secara umum zalim atau perbuatan aniaya dapat diklasifikasi 4 macam : a. Zalim kepada Allah, dengan cara tidak mau melaksanakan perintah allah dan melaksanakan laranganNya. Contoh : meninggalkan ibadah shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya, bahkan berbuat syirik, sihir dan perbuatan terlarang lainnya. b. Zalim kepada diri sendiri, contohnya : membiarkan diri sendiri tetap bodoh, miskin, malas, minum-minuman keras, bunuh diri dan lain-lain. c. Zalim kepada orang lain (sesama manusia), contohnya : mengumpat, mengado domba, memfitnah, mencuri, merampok, penyiksaan, pembunuhan, dan lain-lain. d. Zalim kepada makhluk lain atau alam sekitarnya, contohnya : menebang pohon tanpa aturan, membuang sampah sembarangan, menyembelih binatang dengan senjata tumpul, dan lain-lain.

Penyebab terjadinya
Ibnu al-Jauziy menyatakan: kedhaliman mengandung dua kemaksiatan: mengambil milik orang lain tanpa hak, dan menentang Rabb dengan melanggar ajaran-Nya Dan hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama sehingga tidak mengetahui bahwa : 1. Hal itu amat dilarang bahkan diharamkan 2. Ketidakadilan akan menyebabkan adanya pihak yang terzhalimi 3. Orang yang memiliki sifat sombong dan angkuh akan menyepelekan dan merendahkan orang lain serta tidak peduli dengan hak atau perasaannya 4. Orang yang memiliki sifat serakah selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya sehingga membuatnya lupa diri dan mengambil sesuatu yang bukan haknya 5. Orang yang memiliki sifat iri dan dengki selalu bercita-cita agar kenikmatan yang dirasakan oleh orang lain segera berakhir atau mencari celah-celah bagaimana menjatuhkan harga diri orang yang didengkinya tersebut dengan cara apapun

Kebiasaan perbuatan pelajar yang berpotensi menjadi zalim


1. Kebiasaan membolos sekolah . 2. Kebiasaan malas mencatat dan belajar. Sering tidur di kelas dan sering mengerjakan pekerjaan (PR) di sekolah. 3. Kebiasaan usil / jahil yang berpotensi menimbulkan permusuhan. 4. Berkelahi antar pelajar (tawuran). 5. Kebiasaan merokok/ mabuk. 6. Kebiasaan telat masuk sekolah dengan sengaja karena malas. 7. Kebiasaan mengobrol/tidak memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran. 8. Kebiasaan mencuri, atau menyembunyikan harta milik teman-teman sekelasnya. 9. Memprovokasi teman-temannya dalam pelanggaran sekolah.

Bahaya sifat zalim


Akan merugikan kehidupan diri sendiri baik di dunia maupun akhirat Akan memperoleh adzab /laknat dari Allah (Q.S. 5 : 78-80) Akan memperoleh siksaan allah di akhirat (Q.S. 5 : 33) Amal perbuatannnya akan menjadi siasia di sisi Allah (Q.S. 18 : 103 105)

Cara-cara menghindari dari sikap aniaya/zalim


1. Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap menghadapi masalah 2. Jangan membuka aib atau cacat orang lain 3. Menumbuhkan rasa persaudaraan, kasih sayang, dan persaudaraan kepada antarsesama 4. Menyadari bahwa setiap perbuatan mempunyai sebab akibat sesuai dengan sunnatullah 5. Menyadari doa orang yang teraniaya itu makbul.

6. Mengamalkan ajaran agama dengan memperbanyak berbuat kebaikan sehingga tak ada waktu untuk berbuat aniaya 7. Membiasakan diri bersyukur kepada Allah SWT 8. Berhati-hati dalam bertindak, berbicara dan dalam menerima setiap informasi yang ada 9. Membiasakan menjaga amanah, yaitu memberikan hak orang lain 10.Membiasakan bersikap adil dalam memutuskan suatu perkara

Hukuman Allah terhadap pemimpin yang zalim


Akan dipertanggungjawabkan segenap perbuatannya. (Q.S. 36 ; 65, 45 ; 15) Akan mendapatkan balasan setimpal dengan apa yang telah dikerjakannya. (Q.S. 10 ; 27) Akan mendapatkan siksaan di neraka selama-lamanya. (Q.S. 16 ; 88, 98 ; 6) Akan mendapatkan siksaan yang besar, dibunuh dan disalib (Q.S. 5 ; 33)

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai