Anda di halaman 1dari 10

SIRAH DAN TANTANGAN DAKWAH NABI LUTH

DOSEN PENGAMPU: Drs, Anhar Anshory, M.Si, Ph.D

Disusun oleh:
1.Saprul Matojir 1800027013
2.Prabawati 1800027014
3.Slamad Watukila 1800027015
4.Muhammad Ilham 1800027012
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Makalah ini kami susun dalam rangka sarana pembelajaran mata kuliah Sirah
Nabawiyah, khususnya berkenaan dengan kisah Nabu Luth. Agar kita dapat
lebih memahami cerita tentang Nabi luth ,dan bias mendapat ibrah dari kisah
yang dipaparkan dari perjuangan dakwah beliau dalam menegakkan kalimat
Allah, lebih mengenal beliau , dan menumbuhkan bibit iman.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimanakah nasab nabi Luth?
2.Bagaimanakah keadaan masyarakat kaum Sadum?
3.Bagaimanakah perjuangan dakwah nabi Luth?
C.TUJUAN PENULISAN
1.Mengetahui nasab nabi Luth
2.B Mengetahui keadaan masyarakat kaum Sadum
3. Mengetahui perjuangan dakwah nabi Luth
BAB II
PEMBAHASAN

A. NASAB NABI LUTH


Nabi Luth adalah putra dari Haran bin Tarih. Tarih sendiri adalah Azar ,yakni
ayah dari Nabi Ibrahim. Ibrahim memiliki dua saudara kandung, yakni Haran dan
Nahur, dan Luth adalah anak dari Haran1. Silsilah lengkapnya adalah Luth bin
Haran bin Azara bin Nahur bin Sarugh bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin
Arfahsyad bin Sam bin Nuh2.
Jadi Nabi Luth adalah keponakan dari Nabi Ibrahim dan mereka hidup
sezaman, dan Nabi Luth dipilih menjadi Rasul ketika Nabi Ibrahim masih hidup.
Para pakar sejarah menyebutkan bahwa kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam
adalah kaum besar yang hidup pada zamanya nabi Ibrahim 'alaihi sallam, mereka
tinggal di sebuah kampong yang bernama Sadum,yang merupakan kampung
terbesar dari kaumnya nabi Luth diantara empat kampung lainnya, yaitu Shan'a,
Shu'ud, Atsrah, dan Duumaa3.
Bahkan Nabi Luth pernah menyertai Nabi Ibrahim ke Mesir dan Palestina
Nabi Luth meninggalkan negri pamannya ,Ibrahim , berdasarkan perintah darinya
untuk berdakwah kepada kaum Sadum.
Nabi Luth kemudian singgah dikota Sodom dinegri Ghour Zaghar. Ia
ditugaskan berdakwah kepada Kaum yang hidup di negeri Sadum
Kota sadun dihuni oleh penduduk yang amat keji, ingkar, berwatak buruk, baik
lahir maupun bathin. Mereka terbiasa merampok melakukan perbuatan keji
ditempat-tempat umum, dan tidak ada yang melarang satu sama lain atas
kemungkaran yang mereka perbuat.

B. KEADAAN KAUM NABI LUTH


Kaum Nabi Luth melakukan kekejian yang belum pernah dilakukan oleh
seorang manusia sebelumnya yakni perbuatan homo seksual . Mereka
meninggalkan para wanita dan lebih memilih untuk bergaul dengan sesama
jenisnya sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
‫ ِإنَّ ُك ۡم‬٨٠ َ‫سبَقَ ُكم ِب َها ِم ۡن أ َ َح ٖد ِمنَ ٱ ۡل َٰ َعلَ ِمين‬
َ ‫شةَ َما‬ َ ‫طا ِإ ۡذ قَا َل ِلقَ ۡو ِم ِهۦ أَت َ ۡأتُونَ ٱ ۡل َٰفَ ِح‬
ً ‫َولُو‬
٨١ َ‫م ُّم ۡس ِرفُون‬ٞ ‫سا ِء بَ ۡل أَنت ُ ۡم قَ ۡو‬ ۡ
َ ِ‫ُون ٱلن‬ ِ ‫لَتَأتُونَ ٱ ِلر َجا َل شَهۡ َو ٗة ِمن د‬

1 Qasasul Anbiya’(307)
2 Ar-Rahiq Al-Makhtum(53-54)
3
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala
dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah
itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada
mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui
batas” [Al-A'raf:80-81]
َ ‫ ٱ ۡل َٰفَ ِح‬disini ialah : Homoseksual, sebagaimana diterangkan
Perbuatan َ‫شة‬
dalam ayat 81 berikutnya ( َ‫س َب َق ُكم ِب َها ِم ْن أ َ َح ٍد ِمنَ ْال َعالَ ِمين‬
َ ‫“ ) َما‬Yang belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu. “Yakni, tidak pernah ada
seorang laki-laki berhubungan intim dengan laki-laki hingga kaum Luth
melakukannya.4
Diantara kebiasaan buruk yang mereka kerjakan ialah: Memanggang
rambut, mengurai pakaian, menembak,melontar dengan pelanting, bermain
burung merpati dan Mengundi nasib, permainan domino, catur, bertepuk tangan,
bermain anak anah,mengurai kancing pakaian luar, memendam khamr5, bahkan
beradu kentut dengan suara keras dimajelis-majelisnya.6

Disinilah Nabi Luth berjuang untuk menyeru kaum Sadum untuk


beribadah kepada Allah semata, melarang melakukan hal-hal keji dan mungkar,
serta perbuatan yang menjijikan. Namun mereka lebih memilih untuk terus
berada dalam kesesatan, kekejian dan pengingkaran. Hingga akhirnya Allah
melimpahkan adzab yang tidak mampu mereka hindari dan yang tidak pernah
mereka perhitungkan sebagai contoh dan pelajaran bagi umat manusia yang
berakal.

C.PERJUANGAN DAKWAWH NABI LUTH

4 Tafsir Ath-Thabari (XII/548)


5 Lihat penuturan yang disampaikan oleh Imam Suyuti dalam ad-Durar
al-Mantsur 4/323 dan Syaukani dalam Fathul Qadir 4/201. sebuah
riwayat dari sahabat Abu Umamah radhiyallahu 'anhu yang beliau
sandarkan riwayat tersebut kepada Ibnu Asakir, dan riwayat tersebut
disebut oleh al-Haitsami dalam kitabnya az-Zawajir 2/231.
6 Tafsir Thabari 20/93. dan Ibnu Katsir dalam
tafsirnya 3/411.
Ketika Nabi Luth menyeru mereka untuk beribadah hanya kepada Allah,
dan melarang mereka melakukan kekejian, mereka sama sekali tidak
menghiraukan seruannya, bahkan satu orangpun tidak ada.
Mereka enggan menionggalkan perbuatan yang dilarang, bahkan mereka
tidak menanggapi selain dengan menyatakan pencelaan, pengusiran dengan
kata-kata yang tidak pantas.
ٞ ‫وط ِمن قَ ۡريَتِ ُك ۡۖۡم إِنَّ ُه ۡم أُن‬
‫َاس‬ ٖ ُ‫اب قَ ۡو ِم ِهۦ ِإ ََّّل أَن قَالُواْ أ َ ۡخ ِر ُجواْ َءا َل ل‬
َ ‫۞فَ َما َكانَ َج َو‬
َ َ ‫َيت‬
٥٦ َ‫ط َّه ُرون‬
“ Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: "Usirlah Luth
beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang
yang (menganggap dirinya) suci" (QS.An-Naml:56)
Inti celaan adalah mengusir nabi luth. Tidakada motif apapun dari mereka yang
mendorong untuk melontarkan kata kata sepert itu selain pembangkangkang dan
sikap keras kepala. Dan allah kemudian menyucikan luth dan keluarganya
kecuali istrinya yang durhaka.
Allah mengeuarkan dari kota sodom untuk selamanya, yang diubah allah
menjadi danau yang berbau busuk menyengat dan bergelombang, yang pada
hakikatnya adalah api yang berkobar, dan airnya asin lagi pahit
Mereka mengatakan pada Luth.

َ ‫سبِي َل َوت َ ۡأتُونَ فِي نَادِي ُك ُم ٱ ۡل ُمن َك ۖۡ َر فَ َما َكانَ َج َو‬


‫اب‬ َّ ‫طعُونَ ٱل‬ َ ‫أَئِنَّ ُك ۡم لَت َ ۡأتُونَ ٱ ِلر َجا َل َوت َ ۡق‬
]٢٩,‫[ سورة العنكبوت‬٢٩ َ‫ص ِد ِقين‬ َّ َٰ ‫نت ِمنَ ٱل‬ ِ ‫قَ ۡو ِم ِهۦ ِإ ََّّل أَن قَالُواْ ٱ ۡئ ِتنَا بِ َعذَا‬
َ ‫ب ٱ َّّللِ ِإن ُك‬
“Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan
mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban
kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah,
jika kamu termasuk orang-orang yang benar" (Al-Ankabut:29)
Mereka meminta agar adzab yang pedih dan siksaan yang diancamkan
agar ditimpakan kepada mereka.
Saat itulah Nabi luth memanjatkan do’a terhadap mereka, memohon
kepada Raab semesta alam agar menolongnya dari kaum yang telah berbuat
kerusakan.Dan Allah memperkenankan doanya dan mengutus para malaikat-
malaikat besar.
Mereka mampir ke tempat Ibrahim untuk menyampaikan kabar gembira
kelahiran anak yang pandai(Ishaq) dan memberitahukan urusan besar dan
petaka yang akan ditimpakan pada kaum Luth.
٣٢ َ‫ قَالُواْ إِنَّا أ ُ ۡر ِس ۡلنَا إِلَ َٰى قَ ۡو ٖم ُّم ۡج ِر ِمين‬٣١ َ‫سلُون‬ َ ‫َطبُ ُك ۡم أَيُّ َها ٱ ۡل ُم ۡر‬
ۡ ‫۞قَا َل فَ َما خ‬
‫ فَأ َ ۡخ َر ۡجنَا َمن‬٣٤ َ‫س َّو َمةً ِعندَ َر ِب َك ِل ۡل ُم ۡس ِرفِين‬ َ ‫ ُّم‬٣٣ ‫ين‬ ٖ ‫ار ٗة ِمن ِط‬ َ ‫ِلنُ ۡر ِس َل َعلَ ۡي ِه ۡم ِح َج‬
‫ َوت َ َر ۡكنَا‬٣٦ َ‫ت ِمنَ ٱ ۡل ُم ۡس ِل ِمين‬ ٖ ‫ فَ َما َو َج ۡدنَا فِي َها غ َۡي َر بَ ۡي‬٣٥ َ‫َكانَ فِي َها ِمنَ ٱ ۡل ُم ۡؤ ِمنِين‬
٣٧ ‫يم‬ َ َ‫ِفي َها َءا َي ٗة ِللَّذِينَ َيخَافُونَ ٱ ۡل َعذ‬
َ ‫اب ٱ ۡۡل َ ِل‬
“ Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan? Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth) agar kami
timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah. yang ditandai di sisi Tuhanmu
untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas". Lalu Kami keluarkan
orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak
mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri. Dan
Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada
siksa yang pedih” (Adz:Dzariyat:31-37)

ْ‫يم بِٱ ۡلبُ ۡش َر َٰى قَالُواْ إِنَّا ُمهۡ ِل ُكواْ أ َ ۡه ِل َٰ َه ِذ ِه ٱ ۡلقَ ۡريَ ۖۡ ِة إِ َّن أ َ ۡهلَ َها َكانُوا‬
َ ‫سلُنَا إِ ۡب َٰ َر ِه‬
ُ ‫َولَ َّما َجا َء ۡت ُر‬
ُ‫وطا قَالُواْ ن َۡح ُن أ َ ۡعلَ ُم ِب َمن ِفي َه ۖۡا لَنُن َِجيَنَّهۥُ َوأ َ ۡهلَهۥُ ِإ ََّّل ٱمۡ َرأَت َۥه‬ ٗ ُ‫ قَا َل ِإ َّن ِفي َها ل‬٣١ َ‫ظ ِل ِمين‬ َ َٰ
٣٢ َ‫َكان َۡت ِمنَ ٱ ۡل َٰغَ ِب ِرين‬
“ Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar
gembira, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami akan menghancurkan
penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang
yang zalim" Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya di kota itu ada Luth". Para malaikat
berkata: "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-
sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dia
adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan) (Al-Ankabut:31-32)

٧٤ ٍ‫ع َو َجا َء ۡتهُ ٱ ۡلبُ ۡش َر َٰى يُ َٰ َج ِدلُنَا ِفي قَ ۡو ِم لُوط‬


ُ ‫لر ۡو‬ َ ‫َب َع ۡن ِإ ۡب َٰ َر ِه‬
َّ ‫يم ٱ‬ َ ‫فَلَ َّما ذَه‬
Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang
kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum
Luth (Hud:74)
Ibrahim mempersoalkan kaum Luth, karena ia berharap mereka mau
menerima seruan Luth, bertobat, berserah diri, meninggalkan semua dosa, dan
kembali ke jalan kebenaran.
Sa’id bin Zubair, As-Suddi, Qatadah dan Muhammad Ishaq menyebutkan,
bahwa Ibrahim mengatakan
“Apakah kalian akan membinasakan penduduk suatu perkampungan yang
disana ada 300 orang mukmin?”
“Tidak” jawab para malaikat
“Apakah kalian akan membinasakan penduduk suatu perkampungan yang
disana ada 40 orang mukmin?”
“Tidak” jawab para malaikat
“Apakah kalian akan membinasakan penduduk suatu perkampungan yang
disana ada 14 orang mukmin?”
“Tidak” jawab para malaikat
Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam memberitahukan, bahwa di sana terdapat
Luth, maka para malaikat pun menenangkannya dengan memberitahukan,
bahwa Allah akan menyelamatkan dia dan keluarganya selain istrinya yang kafir.
Para malaikat pun keluar dari rumah Ibrahim dan pergi menuju negeri
Sadum, hingga mereka sampai di rumah Luth dan mereka datang sebagai para
pemuda yang tampan. Saat Nabi Luth ‘alaihissalam melihat mereka, maka Nabi
Luth mengkhawatirkan keadaan mereka, dan tidak ada yang mengetahui
kedatangan mereka selain istri Nabi Luth, hingga akhirnya istrinya keluar dari
rumahnya dan memberitahukan kaumnya tentang kedatangan tamu-tamu Nabi
Luth yang rupawan.
Maka kaumnya pun datang dengan bergegas menuju rumah Nabi Luth
dengan maksud untuk melakukan perbuatan keji dengan para tamunya itu.
Mereka berkumpul sambil berdesakan di dekat pintu rumahnya sambil
memanggil Nabi Luth dengan suara keras meminta Nabi Luth mengeluarkan
tamu-tamunya itu kepada mereka.
Masing-masing dari mereka berharap dapat bersenang-senang dan
menyalurkan syahwatnya kepada tamu-tamunya itu, lalu Nabi Luth menghalangi
mereka masuk ke rumahnya dan menghalangi mereka dari mengganggu para
tamunya, ia berkata kepada mereka,

ِ ‫ َوٱتَّقُواْ ٱ َّّللَ َو ََّل ت ُ ۡخ ُز‬٦٨ ‫ون‬


٦٩ ‫ون‬ ِ ‫ض ُح‬ َ ‫قَا َل إِ َّن َٰ َهؤ ََُّل ِء‬
َ ‫ض ۡي ِفي فَ ََل ت َ ۡف‬
“Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu membuatku
malu,–Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku
terhina.” (QS. Al Hijr: 68-69)
Nabi Luth juga mengingatkan mereka, bahwa Allah Subhnahu wa Ta’ala
telah menciptakan wanita untuk mereka agar mereka dapat menyalurkan
syahwatnya, akan tetapi kaum Luth tetap ingin masuk ke rumahnya,
Hakim meriwayatkan dalam Mustadrak Subhanahu wa Ta’ala dari Ibnu
Abbas berkata,"Manakala utusan-utusan Allah datang kepada Luth, Luth
mengira mereka adalah para tamu yang menemuinya.Maka Luth meminta
mereka untuk mendekat dan mereka duduk di dekatnya. Luth menghadirkan tiga
orang putrinya. Luth menyuruh putri-putrinya agar duduk di antara para tamu dan
kaumnya. Maka kaumnya dating dengan tergopoh-gopoh. Ketika Luth elihat
mereka, dia berkata, 'Inilah putri-putriku. Mereka lebih suci bagimu, maka
bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan namaku terhadap
tamuku ini." (QS. Hud: 78). Kaumnya menjawab, "Bahwa kami tidak mempunyai
keinginan terhadap putri-putrimu dan sesungguhnya kamu mengetahui apa yang
sebenarnya kami kehendaki." (QS. Hud: 79).7
Ketika itu, Nabi Luth ‘alaihissalam tidak mendapati seorang yang berakal
dari kalangan mereka yang dapat menerangkan kesalahan mereka dan akhirnya
Nabi Luth merasakan kelemahan menghadapi mereka sambil berkata,

َ ‫قَا َل لَ ۡو أ َ َّن ِلي ِب ُك ۡم قُ َّوة ً أ َ ۡو َءا ِوي ِإلَ َٰى ُر ۡك ٖن‬


٨٠ ‫شد ِٖيد‬
“Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat
berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).” (QS. Huud: 80)

Saat itulah, para tamu Nabi Luth memberitahukan siapa mereka kepada
Nabi Luth, dan bahwa mereka bukan manusia tetapi malaikat yang datang untuk
menimpakan azab kepada kaumnya yang fasik itu.
Tidak berapa lama, kaum Luth mendobrak pintu rumahnya dan menemui
para malaikat itu, lalu salah seorang malaikat membuat buta mata mereka dan
mereka kembali dalam keadaan sempoyongan di antara dinding-dinding rumah.
Kemudian para malaikat meminta Nabi Luth untuk pergi bersama keluarganya
pada malam hari, karena azab akan menimpa mereka di pagi hari. Mereka juga
menasihatinya agar ia dan keluarganya tidak menoleh ke belakang saat azab itu
turun, agar tidak menimpa mereka.
Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihissalam dan keluarganya pergi
meninggalkan negeri Sadum. Setelah mereka pergi meninggalkannya dan tiba
waktu Subuh, maka Allah mengirimkan kepada mereka azab yang pedih yang
menimpa negeri itu.
Saat itu, negeri tersebut bergoncang dengan goncangan yang keras,
seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung sayapnya dan mengangkat
ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu; bagian atas menjadi bawah dan bagian
bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan batu yang panas secara
bertubi-tubi. Allah Ta’ala berfirman,

٨٢ ‫ضو ٖد‬ ٖ ‫ار ٗة ِمن ِس ِج‬


ُ ‫يل َّمن‬ َ ‫فَلَ َّما َجا َء أَمۡ ُرنَا َجعَ ۡلنَا َٰ َع ِليَ َها‬
َ ‫سافِلَ َها َوأ َ ۡم‬
َ ‫ط ۡرنَا َعلَ ۡي َها ِح َج‬
٨٣ ‫لظ ِل ِمينَ ِب َب ِع ٖيد‬ َّ َٰ ‫ي ِمنَ ٱ‬ ۡۖ
َ ‫س َّو َمةً ِعندَ َر ِب َك َو َما ِه‬ َ ‫ُّم‬
7 Diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak Alas
Shahihain, 2/375
“Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas
ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu
tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya


selain istrinya dengan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena mereka
menjaga pesan itu, bersyukur atas nikmat Allah dan beribadah kepada-Nya.

Maka Nabi Luth dan keluarganya menjadi teladan baik dalam hal kesucian
dan kebersihan diri, sedangkan kaumnya menjadi teladan buruk dan pelajaran
bagi generasi yang datang setelahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َ َ‫َوت َ َر ۡكنَا فِي َها َءا َي ٗة ِللَّذِينَ َيخَافُونَ ٱ ۡل َعذ‬


َ ‫اب ٱ ۡۡل َ ِل‬
٣٧ ‫يم‬
“Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut
kepada siksa yang pedih.” (Adz Dzaariyat: 37)

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
 Hikmah di dalam kisah Nabi Luth yang dapat dipelajari adalah kegigihan
dan kesabaran beliau untuk menyuarakan firman Allah kepada kaumnya.
Meskipun mereka tidak mendengarkan dakwah tersebut, Nabi Luth tetap
menyerukannya dalam berbagai kesempatan.
 Hikmah lain dapat dilihat dari keikhlasannya pada isteri yang berkhianat
hingga mendapatkan azab. Nabi Luth tetap berbesar hati menerima
keputusan Allah.

B.REFERENSI
Ibnu Katsir, 2018, Kisah Para Nabi. Pustaka Ummul Qura
Shafiyurrahman Mubarakfuri, 2016, Ar-Rahiq Al-Makhtum. Darul Haq
Ibnu Katsir, 2017, RingkasanAl Bidayah wan Nihayah, Ummul Qura

Anda mungkin juga menyukai