Disusun oleh:
1.Saprul Matojir 1800027013
2.Prabawati 1800027014
3.Slamad Watukila 1800027015
4.Muhammad Ilham 1800027012
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Makalah ini kami susun dalam rangka sarana pembelajaran mata kuliah Sirah
Nabawiyah, khususnya berkenaan dengan kisah Nabu Luth. Agar kita dapat
lebih memahami cerita tentang Nabi luth ,dan bias mendapat ibrah dari kisah
yang dipaparkan dari perjuangan dakwah beliau dalam menegakkan kalimat
Allah, lebih mengenal beliau , dan menumbuhkan bibit iman.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimanakah nasab nabi Luth?
2.Bagaimanakah keadaan masyarakat kaum Sadum?
3.Bagaimanakah perjuangan dakwah nabi Luth?
C.TUJUAN PENULISAN
1.Mengetahui nasab nabi Luth
2.B Mengetahui keadaan masyarakat kaum Sadum
3. Mengetahui perjuangan dakwah nabi Luth
BAB II
PEMBAHASAN
1 Qasasul Anbiya’(307)
2 Ar-Rahiq Al-Makhtum(53-54)
3
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala
dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah
itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada
mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui
batas” [Al-A'raf:80-81]
َ ٱ ۡل َٰفَ ِحdisini ialah : Homoseksual, sebagaimana diterangkan
Perbuatan َشة
dalam ayat 81 berikutnya ( َس َب َق ُكم ِب َها ِم ْن أ َ َح ٍد ِمنَ ْال َعالَ ِمين
َ “ ) َماYang belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu. “Yakni, tidak pernah ada
seorang laki-laki berhubungan intim dengan laki-laki hingga kaum Luth
melakukannya.4
Diantara kebiasaan buruk yang mereka kerjakan ialah: Memanggang
rambut, mengurai pakaian, menembak,melontar dengan pelanting, bermain
burung merpati dan Mengundi nasib, permainan domino, catur, bertepuk tangan,
bermain anak anah,mengurai kancing pakaian luar, memendam khamr5, bahkan
beradu kentut dengan suara keras dimajelis-majelisnya.6
ْيم بِٱ ۡلبُ ۡش َر َٰى قَالُواْ إِنَّا ُمهۡ ِل ُكواْ أ َ ۡه ِل َٰ َه ِذ ِه ٱ ۡلقَ ۡريَ ۖۡ ِة إِ َّن أ َ ۡهلَ َها َكانُوا
َ سلُنَا إِ ۡب َٰ َر ِه
ُ َولَ َّما َجا َء ۡت ُر
ُوطا قَالُواْ ن َۡح ُن أ َ ۡعلَ ُم ِب َمن ِفي َه ۖۡا لَنُن َِجيَنَّهۥُ َوأ َ ۡهلَهۥُ ِإ ََّّل ٱمۡ َرأَت َۥه ٗ ُ قَا َل ِإ َّن ِفي َها ل٣١ َظ ِل ِمين َ َٰ
٣٢ ََكان َۡت ِمنَ ٱ ۡل َٰغَ ِب ِرين
“ Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar
gembira, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami akan menghancurkan
penduduk negeri (Sodom) ini; sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang
yang zalim" Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya di kota itu ada Luth". Para malaikat
berkata: "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-
sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dia
adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan) (Al-Ankabut:31-32)
Saat itulah, para tamu Nabi Luth memberitahukan siapa mereka kepada
Nabi Luth, dan bahwa mereka bukan manusia tetapi malaikat yang datang untuk
menimpakan azab kepada kaumnya yang fasik itu.
Tidak berapa lama, kaum Luth mendobrak pintu rumahnya dan menemui
para malaikat itu, lalu salah seorang malaikat membuat buta mata mereka dan
mereka kembali dalam keadaan sempoyongan di antara dinding-dinding rumah.
Kemudian para malaikat meminta Nabi Luth untuk pergi bersama keluarganya
pada malam hari, karena azab akan menimpa mereka di pagi hari. Mereka juga
menasihatinya agar ia dan keluarganya tidak menoleh ke belakang saat azab itu
turun, agar tidak menimpa mereka.
Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihissalam dan keluarganya pergi
meninggalkan negeri Sadum. Setelah mereka pergi meninggalkannya dan tiba
waktu Subuh, maka Allah mengirimkan kepada mereka azab yang pedih yang
menimpa negeri itu.
Saat itu, negeri tersebut bergoncang dengan goncangan yang keras,
seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung sayapnya dan mengangkat
ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu; bagian atas menjadi bawah dan bagian
bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan batu yang panas secara
bertubi-tubi. Allah Ta’ala berfirman,
Maka Nabi Luth dan keluarganya menjadi teladan baik dalam hal kesucian
dan kebersihan diri, sedangkan kaumnya menjadi teladan buruk dan pelajaran
bagi generasi yang datang setelahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Hikmah di dalam kisah Nabi Luth yang dapat dipelajari adalah kegigihan
dan kesabaran beliau untuk menyuarakan firman Allah kepada kaumnya.
Meskipun mereka tidak mendengarkan dakwah tersebut, Nabi Luth tetap
menyerukannya dalam berbagai kesempatan.
Hikmah lain dapat dilihat dari keikhlasannya pada isteri yang berkhianat
hingga mendapatkan azab. Nabi Luth tetap berbesar hati menerima
keputusan Allah.
B.REFERENSI
Ibnu Katsir, 2018, Kisah Para Nabi. Pustaka Ummul Qura
Shafiyurrahman Mubarakfuri, 2016, Ar-Rahiq Al-Makhtum. Darul Haq
Ibnu Katsir, 2017, RingkasanAl Bidayah wan Nihayah, Ummul Qura