Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Homseksual dan lesbian merupakan perilaku yang menyimpang, baik
secara norma dan etika maupun dari segi pandangan hukum Islam. Jika
ditelaah dari sejarah peradaban manusia, sebenarnya fenomena penyimpangan
seksual seperti homseksual sudah muncul jauh sebelum masa diutusnya Nabi
Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul di muka bumi ini, yaitu tepatnya pada
masa Nabi Luth a.s yang diutus untuk kaum Sadoum. Hampir semua kitab
tafsir mengabadikan kisah tersebut ketika menyingkapi kandungan ayat-ayat
yang berkaitan dengan kisah nabi Luth.
Terkiat dengan hal ini Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf/80
ayat ke 80-84 yang berbunyi sebaga berikut:

‫ُون ٱلۡ َفٰ ِحشَ َة َما َس َب َقمُك هِب َ ا ِم ۡن َأ َح دٖ ِّم َن‬ َ ‫وطا ۡذ قَا َل ِل َق ۡو ِم ِه ٓۦ َأتَ ۡأت‬ ً ُ‫َول‬
ِ ِ ‫ٱ‬ ِ َ ‫ٱ‬ ۡ َ ۡ ‫مُك‬ ‫ِإ‬ ِ َ ۡ ‫ٱ‬
‫ُون لن ّ َس ٓا ۚء ب َ ۡل َأن ۡمُت‬ ‫د‬
ِ ّ َ ‫ن‬ ‫م‬ ٗ
‫ة‬ ‫ۡو‬ ‫ه‬ َ
‫ش‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ج‬ ‫لر‬
ِ ‫ُون‬
َ ّ َ َ َّ َ ٰ َ ‫ت‬‫أ‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ٨٠ ‫ني‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ل‬
‫ُ ِإ‬
‫ َو َما اَك َن َج َو َاب قَ ۡو ِم ِه ٓۦ ٓاَّل َأن قَ الُ ٓو ْا َأ ۡخ ِرجُ ومُه‬٨١ ‫ون‬ َ ‫م ُّمرۡس ِ ف‬ٞ ‫قَ ۡو‬
‫ِإ‬
‫ فََأ َجن ۡينَٰ ُه َوَأ ۡههَل ُ ۥٓ اَّل ٱ ۡم َرَأتَهُۥ‬٨٢ ‫ون‬ َ ‫س ي َ َت َطه َُّر‬ٞ ‫ِّمن قَ ۡري َ ِتمُك ۡ ۖ هَّن ُ ۡم ُأاَن‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ َوَأ ۡم َط ۡراَن عَلَهۡي ِ م َّم َط ٗرا ۖ فَٱ ُنظ ۡر َك ۡي َف اَك َن َعٰ ِق َب ُة‬٨٣ ‫اَك ن َۡت ِم َن ٱلۡ َغٰ رِب ِ َين‬
٨٤ ‫ني‬ َِ ‫ٱلۡ ُم ۡج ِر‬
‫م‬
Artinya: “ketika Luth berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan
perbuatan faahisyah (keji) yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun
sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan
syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas.
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka dari kotamu ini,
sesungguhnya mereka adalah orang-orangyang berpura-pura mensucikan diri.
Kemudian Kami selamatkan dia danpengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia
termasuk orang-orang yangtertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan
kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-
orang yang berdosaitu”. [QS Al-A’raf:80-84].1

1
Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan Terjemahan (
Berkaitan dengan ayat di atas, dalam surah lainnya Allah SWT
menggambarkan adzab yang ditimpakan kepada kaum nabi Luth a.s, yaitu
sebagaimana Allah berfirman dalam surah Hud/11 ayat ke 82-83 sebagai
berikut:

‫فَلَ َّما َج ٓا َء َأ ۡم ُراَن َج َعلۡنَ ا عَٰ ِلهَي َ ا َس ا ِفلَهَا َوَأ ۡم َط ۡراَن عَلَهۡي َ ا ِح َج َار ٗة ِ ّمن جِس ِّ ٖيل‬
٨٣ ٖ‫ني ِب َب ِعيد‬ َِ ‫ ُّم َس َّو َم ًة ِعندَ َرب ّ َ ِۖك َو َما يِه َ ِم َن ٱ َّلظٰ ِل‬٨٢ ٖ‫َّمنضُ ود‬
‫م‬
Artinya: “Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth
ituyang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka
denganbatu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda
olehTuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim”.
[Hud :82-83].2

Kedua ayat di atas secara jelas bahwa perbuatan homoseksual atau


lesbian merupakan perbuatan yang terlarang dalam ajaran Islam dan akan
menyalahi fitrah manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan sebagai
mahkluk sosial dan berpasang-pasangan. Kemudian dari ayat tersebut Allah
SWT mengutuk dan melaknat orang-orang yang melakukan praktik
homoseksual dan lesbian karena bertentangan dengan kodrat dan kenormalan
manusia itu sendiri. Sehingga dalam makalah ini akan dijelaskan terkait dengan
konsep homoseksual dan lesbian agar kiranya kita dapat memahami dan tidak
melakukan perbutan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini terkait dengan
beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan homoseksual dan lesbian?
2. Apa saja penyebab terjadinya praktik homoseksaul dan lesbian?
3. Bagaimana solusi terbaik terhadap pelaku homoseksual dan lesbian?
4. Bagaimana pandangan hukum Islam terkait dengan praktik homoseksual
dan lesbian?
C. Tujuan

2
Tujuan penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah di atas
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami praktik homoseksual dan lesbian.
2. Mengetahui dan memahami penyebab terjadinya praktik homoseksual dan
lebian.
3. Mengetahui dan memahami solusi terbagi bagi pelaku homoseksual dan
lesbian.
4. Mengetahui dan memahami pandangan hukum Islam tentang praktik
homoseksual dan lesbian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Homoseksual dan Lesbian


1. Pengertian Homoseksual dan Lesbian
Istilah Homoseksual berasal dari bahasa Inggris “homosexual” yang
berarti sifat laki-laki yang senang berhubungan seks dengan sesama lelaki.
Sedangkan lesbian, berarti sifat perempuan yang senang berhubungan seks
dengan sesamanya pula. Istilah ini dijumpai dalam Islam
sebagai Liwath yang diartikan secara singkat laki-laki yang selalu
mengumpuli sesamanya, sedangkan lesbian dijumpai dengan istilah Ash-
sahaaq yang dapat diartikan secara singkat dengan perempuan yang selalu
mengumpuli sesamanya.3 Homoseksual dilakukan dengan cara yang tidak
biasa dengan sesama jenisnya melalui dubur. Sedangkan lesbian dilakukan
dengan cara melakukan masturbasi satu sama lain atau dengan cara lainnya
untuk mendapatkan orgasme (puncak kenikmatan atau climax of the sex
act).4
Homoseksual adalah kebiasaan seorang laki-laki melampiaskan nafsu
seksualnya pada sesamanya sedangkan lesbian adalah kebiasaan seorang
perempuan melampiaskan nafsu seksualnya pada sesamanya dengan cara
yang tidak lazim dilakukan oleh manusia pada umumnya, sehingga
perbuatan ini telah melanggar aturan hukum manusia itu sendiri.5
2. Sejarah Homoseksual dalam Islam
Di dalam Al-Qur’an, ada diceritakan tentang sifat-sifat kaum (umat)
Nabi Luth yang terkenal dengan Homoseksual. Mereka tidak mau
mengawini perempuan, kerana mereka sangat gemar melakukan hubungan
seks dengan sesama lelaki. Tatkala Nabi Luth menawarkan beberapa orang
perempuan cantik untuk dikawini, maka mereka menolaknya dengan

3
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997),
hlm. 616.
4

5
Mahjudin, Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa
Kini (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), hlm. 22.
mengatakan: kami sama sekali tidak menginginkan perempuan, kerana kami
sudah memiliki pasangan hidup yang lebih baik: yaitu laki-laki yang
berfungsi sebagai teman hidup dan dapat membantu kelangsungan hidup
kami, ia pun boleh digunakan untuk melampiaskan nafsu seksual. Oleh
kerana itu, ketika Nabi Luth didatangi oleh para Malaikat utusan Allah yang
tampan menyamar sebagai pemuda rupawan, maka ia merasa cemas karena
mereka mengira bahwa mereka (Malaikat) itu adalah manusia biasa yang
menemuinya.
Timbulnya kerisauan di hati Nabi Luth, karena dibayangkannya
bahwa tetamu-tetamunya itu akan menjadi rebutan yang hebat dikalangan
kaumnya karena mereka sangat gemar terhadap pemuda-pemuda yang kacak
dan tampan. Ia merasa bahwa gejolak perasaan sukakan lelaki yang
ditimbulkan oleh kaumnya dalam hal tersebut, sukar untuk diatasinya dan
pasti banyak akan menimbulkan korban jiwa, di samping itu juga Nabi
Allah Luth merasa amat malu terhadap tetamunya itu. Ada beberapa ayat
Al-Qur’an yang menerangkan sifat-sifat kaum Nabi Luth, antara lain:
Artinya: “Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,
Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu,
bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (Asy-Su’araa’,
165-166).
 “Dan tatkala datang utusan-utusan kami (para Malaikat) itu kepada
Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan
mereka, dan dia berkata: saat ini adalah hari yang sangat sulit. Dan
datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu
mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji (Homoseksual).
Luth berkata: hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu,
maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)
ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah diantaramu seorang yang berakal?
Mereka menjawab: sesungguhnya kamu telah tahu, bahwa kami tidak
mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu
tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” (Q.S Huud, 77-
79).
Jadi, perbuatan Homoseksual itu terjadi semenjak dahulu kala hingga
sekarang ini. Perbuatan ini ini banyak berlaku dimasyarakat Negara sekular
atau di Negara Barat…dengan peruntukan undang-undang yang melindungi
mereka. atas nama hak kebebasan manusia.
Perbuatan Homoseksual tersebut tidak dilarang oleh undang-undang
di Negara yang berfahaman sekular, dan tidak dikategorikan sebagai
pelanggaran tata susila. Dan kalaupun ada larangan bagi mereka itu hanya
bertujuan untuk membenteras kemungkinan terjadinya beberapa macam
penyakit yang sering timbul dari perbuatan Homoseksual dan Lesbian;
misalnya penyakit kanker kelamin, AIDS dan sebagainya. Oleh karena itu
perbuatan Homoseksual dan Lesbian paling banyak di amalkan di negara
Barat, yang budaya Homoseksual dan penyakit berbahaya yang
ditimbulkannya, sampai menular ke negara asia tenggara mahupun di tanah
air kita melaui film, budaya kuning ikutan muda mudi..pembacaan di
internet yg membenarkan golongan ini menyampaikan fahaman dan anutan
mereka dan pelancong-pelancong mereka ke negara ini.6
B. Sebab-sebab Terjadinya Praktik Homoseksual dan Lesbian
C. Solusi Terbaik bagi Pelaku Homoseksual dan Lesbian
Perilaku ini dapat diatasi dengan terapi. Yang paling utama dalam terapi
ini adalah dengan adanya motivasi yang kuat yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri. Sedangkan agar meminimalisir kemungkinana
homoseksualitas maka pada saat masih kanak-kanak, individu harus diberikan
pendidikan secara proporsional oleh kedua orang tua. Seorang ayah harus
memerankan perannya sebagai seorang bapak yang baik dan begitu pula
seorang ibu harus memerankan perannya sebagai seorang ibu secara baik pula.
Oleh karena itu pola asuh orang tua yang baik dapat meminimalisir
kemungkinan individu menjadi homoseksual.7

6
Mahjudin, Masailul Fiqhiyah Berbasis Kasus…., hlm. 25.
7
D. Padangan Hukum Islam terhadap Praktik Homoseksual dan Lesbian
Pasangan homoseks dalam bentuk liwath termasuk dalam tindak pidana
berat (dosa besar), karena termasuk perbuatan keji yang merusak kepribadian,
moral dan agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah al-A’raf/7,
ayat ke 80 dan 81 sebagai berikut:
Senada dengan ayat-ayat tersebut, juga disebutkan dalam surah al-
Syu’ara’/26 ayat 165 dan 166 sebagai berikut:
Ayat-ayat yang telah disebutkan menerangkan bahwa perbuatan kaum
Nabi Luth yang hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki
melepaskan syahwatnya hanya kepada sesama laki-laki dan tidak berminat
kepada perempuan sebagaimana ditawarkan oleh Nabi Luth, tetapi mereka
tetap melakukan perbuatan homoseksual, akhirnya Allah memberikan
hukuman kepada mereka dan memutarbalikan negeri mereka, sehingga
penduduk Sodom, termasuk isteri Nabi Luth kaum lesbi, tertanam bersamaan
dengan terbaliknya negeri itu. Yang tidak kena azab hanya Nabi Luth dan
pengikut-pengikutnya yang saleh dan menjauhkan diri dari perbuatan
homoseks.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa perbuatan homo dan lesbi
haram hukumnya, apakah itu berbentuk pasangan menikah atau tidak. Kalau
ada ungkapan atau pernyataan yang mengatakan bahwa homo dan lesbi
dibolehkan, itu bukan ajaran Al-Qur‟an dan Hadis dan bukan pula hasil ijtihad
ulama yang mumpuni dibidangnya. Itu hanya ungkapan dan pernyataan dari
kalangan liberal yang hanya berbekal sedikit pengetahuan agama, yang belum
mengkaji dengan baik ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadis, sehingga mereka
memberi fatwa yang menyesatkan, yaitu mengabsahkan perilaku homoseksual
dan lesbi. Larangan homoseksual dan lesbian bukan hanya karena merusak
kemuliaan dan martabat kemanusiaan, tetapi resikonya lebih besar lagi, yaitu
dapat menimbulkan penyakit kanker kelamin HIV/AIDS, spilis, dan lain-lain.
Demikian pula perkawinan waria yang telah menjalani operasi penggantian
kelamin dengan laki-laki, dikategorikan sebagai praktek homoseksual, karena
tabiat kelaki-lakiannya tetap tidak bisa berubah oleh dokter, meskipun ia sudah
memiliki kelamin perempuan.

Anda mungkin juga menyukai