Disusun oleh:
Kelompok 6
A. Latar belakang
Jika makna malu adalah mencegah dari melakukan sesuatu yang tercela, maka
seruan untuk memiliki malu pada dasarnya adalah seruan untuk mencegah segala
maksiat dan kejahatan. Di samping itu rasa malu adalah ciri khas dari kebaikan,
yang senantiasa diinginkan oleh setiap manusia. Mereka melihat bahwa tidak
memiliki rasa malu adalah kekurangan dan suatu aib.
Pada dasarnya, islam dalam keseluruhan hukum dan ajarannya, adalah ajakan
yang bertumpu pada kebaikan dan kebenaran. Juga merupakan seruan untuk
meninggalkan setiap hal yang tercela dan memalukan[1].
Manusia sekarang sudah jarang yang memiliki rasa malu contohnya dalam
kehidupan sehari- hari kita kita sering menyaksikan manusia yang sudah tidak lagi
memiliki rasa malu bila melanggar hati nurani dan aturan hidup. Cobalah anda lihat
dan baca melalui media masa. Tidak sedikit manusia yang dengan bebasnya
melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap hati nurani dan norma masyarakat
yang berlaku. Dari mulai mereka berpakaian, bersikap dan bertingkah laku.
Jadi sebagai Orang tua dan para pendidik juga ikut berkewajiban untuk
menanamkan rasa malu secara sungguh-sungguh. Untuk itu, hendaknya mereka
menggunakan berbagai metode pendidikan yang baik, seperti mengawasi perilaku
anak-anak dan segera meluruskan jika melihat perbuatan yang bertentangan dengan
rasa malu, memilihkan teman bermain yang baik, memilihkan buku-buku yang
bermanfaat, menjauhkan dari berbagai tontonan yang merusak, dan menjauhkan dari
omongan yang tidak baik.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, akan timbul beberapa pertanyaan di antaranya:
1. Apa pengertian dan maksud malu?
2. Apa macam-macam malu?
3. Bagaimana menumbuhkan rasa malu?
4. Apa keutamaan dari sifat malu?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Macam-macam Malu
Dalam ajaran agama disebutkan “malu adalah sebagian dari iman“. ini berarti
bahwa malu merupakan salah satu nilai budi pekerti yang harus di miliki oleh
manusia. Dan juga Rasulullah
SAW bersabda, “Memiliki rasa malu itu merupakan manifestasi dari iman” (HR.
Bukhari).
Pada hakikatnya rasa malu adalah suatu akhlak yang mendorong untuk
meninggalkan halhal yang buruk dan kurang memperhatikan haknya orang yang
memiliki hak.
Dalam kajian aqidah akhlak sifat malu terbagi menjadi tiga:
1. Malu Terhadap Diri Sendiri
Orang yang mempunyai malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat dirinya
sangat sedikit sekali amal ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT serta
kebaikannya kepada masyarakat di lingkungannya, maka rasa malunya akan
mendorongnya untuk meningkatkan amal ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
Orang yang mempunyai rasa malu terhadap dirinya sendiri, saat melihat orang lain
lebih berprestasi darinya, dia akan malu, dan dia akan mendorong dirinya untuk
menjadi orang yang berprestasi.
D. Keutamaan Malu
Beberapa keutamaan ilmu berikut ini, yaitu:
3. Allah Azza wa Jalla cinta kepada orang-orang yang malu. Rasulullah SAW
bersabda
, فإذ اغتسل احدكم فليستتر,ان هللا عز وجل حي ستې رېحب الحېاء والستر
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Pemalu, Maha Menutupi, Dia mencintai
rasa malu dan ketertutupan. Apabila salah seorang dari kalian mandi, maka
hendaklah dia menutup diri.” (HR.Abû Dawud)
4. Malu adalah alah islam dan akhlak para Malaikat
5. Malu senantiasa seiring dengan iman, bila salah satunya tercabut hilanglah yang
lainnya.
7. Tidak perlu malu saat mengajarkan masalah-masalah agama dan saat mencari
kebenaran. Di dalam Al-Qur’an surat Al-Azhab: 53, Allah berfirman, “Dan Allah
tidak malu (menerangkan) yang benar.”
8. Rasa malu akan membuahkan iffah (kesucian diri). Maka barang siapa yang
memiliki rasa malu, hingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan buruk, berarti
ia telah menjaga kesucian dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata malu adalah leburan dari kata ( حياۃhidup). Malu dibangun di atas dasar
hidupnya hati, hati semakin hidup maka rasa malu akan semakin bertambah, bila
keimanan mati di dalam hati maka rasa malu akan hilang, barang siapa yang telah
hilang rasa malunya maka dia adalah orang mati di dunia dan kecelakaan di
akhirat.
2. Pada hakikatnya rasa malu adalah suatu akhlak yang mendorong untuk
meninggalkan hal-hal yang buruk dan kurang memperhatikan haknya orang yang
memiliki hak. Dalam kajian aqidah akhlak sifat malu terbagi menjadi tiga : Malu
kepada diri sendiri, malu kepada sesama manusia, malu kepada Allah.
3. Menumbuhkan rasa malu dalam kehidupan itu ada banyak cara di antaranya yaitu
dengan mulai dari yang kecil dari diri kita sendiri yaitu dengan membiasakan
berkata jujur dan berperilaku yang benar.
4. Sifat malu mempunyai beberapa keutamaan, di antaranya : malu dapat
mengantarkan seseorang masuk surga, mencegah seseorang berbuat maksiat, malu
adalah akhlak malaikat dan malu adalah cabang dari iman.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Musthafa Dieb Al-Bugha, Al-Wafi Menyelami makna 40 hadist Rasulullah SAW, (Jakarta
Timur: Al-I’tishom, 2003), Hal 153.
[2] Diakses di http://artikelilmiahlengkap.blogspot.com/2013/01/makalah-sifat-malu-atau-rasa-
malu.html pada hari
Rabu, 31 Maret 2015 jam 14.00 WIB
[3] Syaikh Muhammad Nashiruddin, Shahih St-Taghrib bab Adab, (Jakarta: Maktabah al-
Ma’arif, 2000), Hal.153
[4] Op.cit. Al-Wafi. Hal. 154
[5] Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mutiara Hadis Shahih Bukhari-Muslim, (Sukoharjo:
Penerbit Al-Andalus Solo, 2014), Hal. 19