1. Annisa Lestari
2. Baiq Bintang Maharani Nuraksa
3. Muhammad Fathir Ardiansyah
4. Novaldy Ansabilirizqi
5. Phasya Rafqi Faqih
i.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah Makalah kami yang berjudul “PENTINGNYA RASA MALU
DALAM ISLAM” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa jua kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penympaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasa malu adalah emosi yang dialami seseorang ketika berada pada kondisi yang
tidak nyaman atau canggung karena situasi tertentu. Malu berarti merasa sangat
tidak enak hati karena berbuat sesuatu yang kurang baik, kurang benar, berbeda
dengan kebiasaan, memiliki cacat dan kekurangan, dan sebagainya. Rasa malu
dapat membuat seseorang merasa terpojok dan tidak menyenangkan.
Pada umumnya, rasa malu dianggap sebagai emosi negatif karena mengurangi rasa
percaya diri seseorang. Meskipun begitu, rasa malu juga berperan penting dalam
pengembangan diri seseorang. Rasa malu dapat mendorong seseorang agar
melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerjanya di masa mendatang. Selain itu,
rasa malu dapat membantu seseorang untuk memperbaiki hubungannya dengan
orang lain. Hal itu terjadi karena berkat rasa malu, seseorang menjadi terdorong
untuk meminta maaf atau memberikan penjelasan atas kesalahan yang telah
dilakukan. Oleh karena itu, rasa malu bukanlah sesuatu yang perlu dihindari atau
diabaikan. Melainkan, rasa malu dapat menjadi sinyal penting bahwa ada suatu hal
yang perlu diperbaiki atau dipertimbangkan supaya dapat menjadi pribadi yang
lebih baik ke depannya. Akan menjadi perhatian penting jika rasa malu yang
berlebihan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, menandakan adanya masalah
kesehatan mental yang harus ditangani.
Rasa malu dapat muncul ketika seseorang merasa bahwa dirinya sedang
diperhatikan atau terpapar perhatian dari orang lain dan merasa bahwa dirinya
tidak mampu memenuhi ekspektasi atau standar yang diharapkan orang.
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu malu
2. Untuk mengetahui pentingnya rasa mlu dalam islam
3. Untuk mengetahui dampak jika adanya rasa malu dalam diri
4. Untuk mengetahui dampak jika tidak adanya rasa malu dalam diri
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Malu
Rasa malu adalah emosi yang dialami seseorang ketika berada pada kondisi yang
tidak nyaman atau canggung karena situasi tertentu. Malu berarti merasa sangat
tidak enak hati karena berbuat sesuatu yang kurang baik, kurang benar, berbeda
dengan kebiasaan, memiliki cacat dan kekurangan, dan sebagainya. Rasa malu
dapat membuat seseorang merasa terpojok dan tidak menyenangkan.
Pada umumnya, rasa malu dianggap sebagai emosi negatif karena mengurangi rasa
percaya diri seseorang. Meskipun begitu, rasa malu juga berperan penting dalam
pengembangan diri seseorang. Rasa malu dapat mendorong seseorang agar
melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerjanya di masa mendatang. Selain itu,
rasa malu dapat membantu seseorang untuk memperbaiki hubungannya dengan
orang lain.
Definisi malu dari segi bahasa adalah ( al-hayâ’ ) yang artinya menahan diri dari
melakukan sesuatu dengan alasan takut akan celaan dari orang lain. Sedangkan
secara istilah malu adalah salah satu akhlak terpuji yang mendorong seseorang
untuk meninggalkan perbuatan yang jelek dan menahan dirinya dari merampas hak
orang lain.
Rasa malu tidak dapat dipisahkan dari iman yang keduanya merupakan pasangan
satu sama lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, beliau berkata:
َفِإَذ ا ُر ِفَع َأَح ُدُهَم ا ُر ِفَع ْاَال َخ ُر، َاْلـَحَياُء َو ْاِإل ْيَم اُن ُقِر َنا َج ِم ـْيًعا
Artinya: “Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan ini
kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna.” (HR. Al
Hakim).
Ada juga hadis yang mengatakan bahwa “malu itu sebagian dari iman”
Artinya seseorang yang memiliki rasa malu kepada Allah , maka ia akan berusaha
untuk meninggalkan segala sesuatu yangdibenci oleh Allah SWT dan mengerjakan
segala sesuatu yang dicintai oleh Allah. Sifat malu kepada Allah akan
mengantarkan pemiliknya malu untuk berbuat dosa, karena sifat muraqabatullah
yaitu sifat merasa selalu terikat oleh Allah dalam setiap kondisi kapanpun dan
dimanapun.
Artinya seseorang harus mempunyai rasa malu pada dirinya sendiri. Malu kepada
diri sendiri berarti malu ketika ingin melakukan kesalahan tatkala sendiri. Sehingga
ketika memiliki niat untuk berbuat dosa tatkala sendiri, malu karena menahan diri
untuk melakukannya.
Artinya tidak hanya malu kepada Allah dan diri sendiri, kita harus memiliki malu
kepada orang lain. Orang yang memiliki rasa malu kepada orang lain, maka ia
tidak akan berani melakukan kesalahan atau kesalahan di hadapan orang lain.
Rasa malu adalah sikap yang menghormati norma sosial dan nilai-nilai moral
dalam Islam. Ini mencakup rasa malu terhadap Allah SWT, yang menginspirasi
seseorang untuk menjauhi dosa dan melakukan perbuatan baik. Rasa malu juga
mencakup rasa malu terhadap manusia, yang mendorong seseorang untuk menjaga
etika dan moral dalam masyarakat serta berinteraksi dengan baik dengan orang
lain.
Dalam pandangan Islam, rasa malu adalah salah satu karakteristik yang
membedakan antara tindakan yang layak dan perilaku yang tidak pantas. Ini adalah
hal yang dituntut dalam syariat untuk menjaga kesucian hati dan perilaku. Rasa
malu memotivasi seseorang untuk melakukan perbuatan baik, menjauhi dosa, dan
menjaga martabat diri serta nilai-nilai agama.
Rasa malu tidak hanya merupakan perasaan atau emosi, tetapi juga merupakan
tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Seorang Muslim yang memiliki rasa
malu akan selalu berusaha untuk menjalani kehidupan yang mencerminkan iman
dan moralitas Islam yang tinggi. Dengan menjaga rasa malu, seorang Muslim dapat
memberikan teladan yang baik dalam masyarakat dan membantu memelihara
integritas individu dan komunitas Muslim.
Rasa malu yang ada dalam diri seseorang membuatnya menunaikan kewajiban,
memenuhi hak orang lain, menyambung silahturahmi, dan berbuat kebaikan.
Rasa malu yang tertanam dalam diri seseorang dapat membuatnya menjauhi
kemaksiatan dan perbuatan jahat serta menumbuhkan perilaku baik dalam
kehidupan sehari-hari.
Malu dapat menjadi perisai bagi seorang Muslim untuk menjauhkan diri dari sifat-
sifat maksiat. Dengan sifat malu, seorang Muslim dapat mengendalikan hawa
nafsunya dan mencegah diri sendiri saat akan melakukan perbuatan maksiat.
Malu dapat membuat seorang Muslim bersifat lebih rendah hati dan tidak
sombong. Dengan sifat rendah hati, seseorang tidak akan menyombongkan dirinya
dan menyadari segala kekurangannya.
Selain itu, dengan sifat rendah hati, seseorang terhindar dari sikap tidak hormat
pada orang yang lebih tua atau seorang yang seharusnya dihormati.
4. Membuat seorang muslim lebih taat kepada Allah
Malu akan membuat seorang Muslim untuk taat kepada Allah karena mengetahui
bahwa nikmat-nikmat Allah tidak terhitung sehingga terdorong untuk lebih taat
kepada Allah, dan senantiasa bersyukur kepada-Nya.
Rasa malu juga dapat memberikan dampak negatif, berikut contoh dampak negatif
akibat dari sifat malu
Malu yang berlebihan dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang
tinggi. Ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik seseorang.
Jika seseorang terlalu takut untuk mengambil risiko atau melakukan hal-hal di luar
zona nyamannya karena rasa malu, mereka mungkin melewatkan peluang penting
untuk pertumbuhan pribadi.
Rasa malu yang berlebihan dapat mengganggu hubungan sosial seseorang. Mereka
mungkin menghindari interaksi sosial atau merasa sulit untuk terbuka dengan
orang lain.
2.5 Dampak tidak adanya rasa malu dalam diri
Rasa malu adalah sikap yang baik dan akan menghantarkan kita kedapa hal hal
yang baik pula. Namun, apabila seseorang tidak memiliki atau telah hilang rasa
malu dalam dirinya maka akan berdampak sebagai berikut
2.
Malu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, serta merasa sanhat tidak enak
hati jika melakukan perbuatan tercela. Malu merupakan benteng pertahanan
seseorang dalam menghindari perbuatan maksiat dan merupakan faktor pendorong
untuk melakukan kebaikan. Sumber sifat malu adalah keimanan dan pengakuan
akan keagungan Allah AWT. Sifat malu tidak selamanya mendatangkan keburukan,
justru seseorang yang tidak memiliki atau kehilangan sikap malu akan lebih buruk
daripada seseorang yang memiliki sifat malu, karena apabila kita kehilangan sifat
malu maka kita akan terdorong untuk melakukan hal hal yag di muraki oleh Allah
SWT, sebaliknya apabila kita memiliki sifat malu maka akan mendorong kita untuk
melakukan hal hal yang disukai dan di ridhai oleh Allah AWT.
3.2 Saran
Bersyukur lah bagi kalian yang memiliki sifat malu sejak lahir karena banyak
orang di luar sana melatih diri untuk bersikap malu. Jangan pernah untuk
menyepelekan sifat malu dan latihlah dirimu untuk bersikap malu
DAFTAR PUSTKA
- https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/08/08/142139/3-dampak-
buruk-yang-akan-kamu-rasakan-jika-hilangnya-rasa-malu
- https://badilag.mahkamahagung.go.id/pojok-dirjen/pojok-dirjen-
badilag/rasa-malu-menggambarkan-kwalitas-keimanan-
seorang-muslim
- https://piaud.fitk.uin-malang.ac.id/menjelajahi-emosi-malu-
pada-anak-usia-dini/
- https://stiqsi.ac.id/pentingnya-memelihara-rasa-malu/
- https://pa-tulangbawang.go.id/105-layanan-publik/pengaduan-
layanan-publik/228-produk-pelayanan.html