Anda di halaman 1dari 16

MACAM-MACAM AKLAQ

MAHMUDAH

DOSEN PENGAMPU: SITI AMINAH,S.Ag.M.Pd.i.


MUHAMMAD AFFAN HANIF RAFI’ANTO
NPM:20310730001
KELAS:3-A1 TEKNIK ELEKTRO
MACAM-MACAM AKLAQ MAHMUDAH

• MALU
• MENAHAN DIRI DARI BERLAKU MAKSIAT
• MENGANGGAP BERSAUDARA
• AL-IHSAAN(BERBUAT BAIK)
• MEMELIHARA KESUCIAN DIRI(Al-’Ifaafah)
• BERBUDI TINGGI(Al-Muruuah)
• BERSIH
• DERMAWAN ATAU PEMURAH
MALU
• Malu adalah sifat atau perasaan yang membentengi seseorang untuk
melakukan hal yang rendah atau kurang sopan.
• Sifat malu merupakan ciri khas akhlak dari orang beriman. Orang yang
memiliki sifat ini jika melakukan kesalahan atau yang tidak patut bagi dirinya
makan akan menunjukkan rasa penyesalan. Sebaliknya, orang yang tidak
memiliki rasa malu, merasa biasa saja ketika melakukan kesalahan dan
dosa walaupun banyak orang lain yang mengetahui apa yang telah
dilakukannya.
Sifat rasa malu

Ada tiga macam sifat malu yang


perlu melekat pada seseorang.

Malu kepada Allah Rasa malu kepada sesama


1 2 manusia.

Rasa malu kepada diri


3 sendiri
MENAHAN DIRI DARI BERLAKU MAKSIAT

Perbuatan maksiat merupakan tindakan manusia yang


melanggar hukum moral yang bertentangan dengan perintah
Allah. Bahkan, perbuatan maksiat dapat melemahkan dan
memutuskan jalan menuju Tuhan.perbuatan maksiat
merupakan tindakan manusia yang melanggar hukum moral
yang bertentangan dengan perintah Allah. Bahkan, perbuatan
maksiat dapat melemahkan dan memutuskan jalan menuju
Tuhan.Mencegah kemaksiatan bisa diasah dengan selalu
mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha sungguh-
sungguh untuk selalu melakukan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya.
MENGANGGAP
BERSAUDARA
Manusia itu bersaudara, meski di antara mereka berbeda suku, bangsa, bahasa
atau agama yang dianutnya.umat Islam bahkan tidak dilarang atau dianjurkan
untuk bersikap baik dan berbuat adil kepada non muslim, bahkan juga kepada
orang-orang musyrik (mereka yang menyekutukan Allah), sepanjang mereka tidak
memerangi dan mengusir orang-orang Islam dari kediaman mereka. Yang terlarang
bagi umat Islam adalah bergaul erat karena lebih mencintai setiap orang yang
menyakiti dan memerangi kaum muslimin.Islam juga telah
memperkenalkanpersaudaraan yang lebih luas dari persaudaraan karena seagama
(al-ukhuwwah al-diniyyah), yakni pesaudaraan sebangsa setanah air (al-ukhuwwah
al-wathaniyyah), dan persaudaraan sesama manusia (al-ukhuwwah al-insaniyyah).
AL-IHSAAN(BERBUAT BAIK)

Secara bahasa kata “ihsan” berasal dari kata kerja (fi’il) “Hasuna-yahsunu-Hasanan”, artinya
baik, dan berbuat baik bersal dari kalimat “Ahsan-Yuhsinu-Ihsanan”. Dalam etimologi (asal-
usul kata), ihsan adalah lawan kata “is’ah” (berbuat kejelekan). Secara mandiri “Ihsan”
memiliki arti kebaikan, membaguskan, lebih indah, kesenangan. Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), arti ihsan adalah baik.

Sedangkan pengertian ihsan secara istilah itu terdiri dari dua jenis :
 Ihsan dalam Ibadah kepada Allah
 Ihsan Kepada Sesama Makhluk

Ihsan dalam ibadah kepada Allah adalah seorang hamba yang beribadah kepada Allah
seakan-akan ia melihat Allah, apabila ia tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah
melihatnya.

Ihsan kepada sesama makhluk adalah mendermakan dengan segala jenis kebaikan pada
siapapun makhluk (baik manusia maupun hewan) sesuai hak dan kedudukannya.
Berikut ini contoh-contoh penerapan ihsan dalam kehidupan sehari-hari :

Ihsan dalam Beribadah


1 Kepada Allah 4 Ihsan Pada Anak Yatim

Ihsan Kepada Kedua Ihsan Kepada Orang


2 Orang Tua 5 Miskin

3 Ihsan Kepada Kerabat 6 Ihsan Kepada Hewan


MEMELIHARA KESUCIAN DIRI

Ifaafah menurut Ibnu Maskawaih di dalam kitabnya Tahdzibul Akhlak, suatu


kemampuan yang dimiliki manusia untuk menahan dorongan hawa nafsunya.
‘Ifaafah merupakan keutamaan yang dimiliki manusia ketika ia mampu
mengendalikan syahwat dengan akal sehatnya. Dari sifat ‘Ifaafah inilah lahir
akhlak-akhlak mulia seperti sabar, qana’ah, adil, jujur, dermawan, santun, dan
perilaku terpuji lainnya. Sifat ‘Ifaafah ini pulalah yang membuat manusia menjadi
mulia (izzah). Sekiranya manusia sudah tidak lagi memiliki sifat ini, maka ia tidak
ubahnya dia seperti binatang. Karena, ketika seseorang mampu memfungsikan
‘Ifaafah-nya, berarti akal sehatnya bekerja dengan baik.

Dengan demikian, orang yang memiliki harga diri adalah orang yang mampu
menampilkan kemuliaan dirinya (‘izzah), menjaga kehormatannya (muru’ah), dan
menahan diri (‘Ifaafah) dari dorongan hawa nafsu, perbuatan maksiat, perilaku
yang buruk dan segala sesuatu yang dilarang olah Allah SWT.
BERBUDI TINGGI(Al-Muruuah)

Muru’ah adalah kata sifat yang diambil dari kata benda “Mar’u” yang berarti
manusia atau orang . Muru’ah pada mulanya berarti sifat yang dimiliki oleh
manusia. Sifat tersebutlah yang membedakan manusia dari hewan dan
makhluk lain pada umumnya. Istilah ini dipakai dalam agama Islam dalam
pengertian mengaplikasikan akhlak yang terpuji dalam segala aspek
kehidupan serta menjauhkan akhlak yang tercela sehingga seseorang
senantiasa hidup sebagai orang terhormat dan penuh kewibawaan .

Iman Mawardi, salah seorang tokoh mazhab Syafi’i, menurutnya muru’ah


adalah :
“ Menjaga kepribadian atau akhlak yang paling utama sehingga tidak kelihatan
pada diri seseorang sesuatu yang buruk atau hina ”
Ibnu Qayim al-Jauziah mengatakan bahwa muru’ah berlaku pada perkataan, perbuatan,
dan niat setiap orang. Orang yang dapat memelihara perkataan, perbuatan, dan niatnya,
sehingga senantiasa berjalan sesuai dengan tuntunan agama, disebut orang yang
memiliki muru’ah . Ibnu Qoyim membagi muru’ah atas tiga tingkatan:

Pertama, muru’ah terhadap diri sendiri; yaitu mempertahankan dan melaksanakan akhlak
yang mulia dan menjauhi akhlak yang rendah dan tercela, kendatipun hanya diketahui
oleh diri sendiri sehingga hal demikian menjadi milik pribadinya ketika bergaul dalam
masyarakat. Misalnya, orang yang tetap menutup auratnya sekalipun berada ditempat
sepi .

Kedua, muru’ah terhadap sesama makhluk; yaitu senantiasa berakhlak luhur dan
menjauhi akhlak tercela ditengah khalayak ramai, sanggup menahan diri terhadap
sesuatu yang tidak disenangi dan dapat memetik mamfaat dari suatu keburukan yang
timbul ditengah masyarakat.

Ketiga, muru’ah terhadap Allah SWT; yaitu merasa malu terhadap Allah SWT sehingga
membuat seseorang senantiasa berupaya melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya .
BERSIH
Kebersihan adalah salah satu bagian penting di dalam Islam.
Kebersihan, kesehatan, dan kesucian merupakan bagian dari
kesempurnaan nikmat yang diberikan Allah kepada hambanya.
Karena bersih merupakan modal awal dari hidup sehat, yang
mana kesehatan merupakan nikmat yang tidak ternilai harganya.

Sangat jelas dikatakan bahwa kebersihan dan kesucian


merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keimanan.
Oleh sebab itu, orang yang tidak menjaga kebersihan,
kesehatan, dan kesucian, sama dengan telah mengabaikan
sebagian dari nilai keimanan. Sehingga, dia belum terma­suk
orang yang betul-betul beriman secara keseluruhan.
kebersihan di berbagai aspek kehidupan:

1 Kebersihan rohani. 4 Kebersihan makanan.

2 Kebersihan badan. 5 Kebersihan lingkungan.

3 Kebersihan pakaian. 6 Kebersihan harta.


DERMAWAN ATAU PEMURAH

Menurut bahasa, dermawan atau pemurah adalah orang


yang suka memberi, atau murah hati. Dan menurut
istilah, dermawan atau pemurah adalah orang yang suka
memberi bantuan, baik berupa harta maupun jasa
kepada orang lain.Sifat dermawan atau pemurah
merupakan akhlak terpuji yang seharusnya dimiliki oleh
tiap-tiap mukmin sebab tolong-menolong merupakan
perintah dari Allah SWT.Sifat pemurah hendaknya
dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari sebab memiliki
begitu banyak manfaat dan keutamaan bagi yang
melakukan serta orang yang dikasihi.
Keutamaan sifat dermawan atau pemurah antara lain:

Mendapatkan Balasan dan Pahala


1 yang Banyak 2 Mendapatkan Ampunan

3 Dijauhkan dari Azab Neraka 4 Dicintai Allah SWT


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai