Anda di halaman 1dari 14

 

MAKALAH
Silicon Controlled Rectifier (SCR)

Disusun oleh : Aditya Ilham Pradana (1303151047)


Dewi Rodiyah (1303151034)

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


TAHUN 2015 
 

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Silicon Controlled Rectifier  (SCR) merupakan salah satu jenis semikonduktor daya yang
 paling penting dan telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika industri. SCR
 biasanya digunakan sebagai saklar/bistabil, beroperasi antara keadaan non konduksi ke konduksi.
Pada banyak aplikasi, SCR dapat diasumsikan sebagai saklar ideal akan tetapi dalam prakteknya
SCR memiliki batasan dan karakteristik tertentu.

B. Rumusan masalah

apa itu SCR ?

karakteristik SCR ?

C. TUJUAN

Sesudah membaca makalah ini pembaca diha-rapkan dapat:  

a. Memahami prinsip kerja SCR  

 b. menjelaskan
menjelaskan pengertian dan
dan karakteristik SCR

BAB II
PEMBAHASAN

I.  Pengertian dasar SCR

Silicon controlled rectifier (SCR) atau thyristor merupakan device semikonduktor yang

mempunyai perilaku cenderung tetap on setelah diaktifkan dan cenderung tetap off setelah
dimatikan ( bersifat
 bersifat histeresis
histeresis)) dan biasa digunakan sebagai saklar elektronik, protektor, dan lain
sebagainya. Sebelum kita mengetahui lebih dalam tentang pengertian dan prinsip kerja dasar dari
tentang  definisi dari dioda
Silicon controlled rectifier (SCR), sebaiknya kita tahu terlebih dulu tentang
shockley.. Karena SCR itu sendiri memang device yang dikembangkan dari sebuah dioda shockley,
shockley
yaitu dioda yang terdiri dari empat lapisan bahan semikonduktor, atau yang juga biasa disebut
sebagai dioda PNPN. 

SCR merupakan perangkat elektronik yang dirancang agar dapat mengendalikan daya arus
 bolak-balik (AC) hingga 10 MW dengan rating arus sebesar 2000 A pada tegangan 1800 V.

Adapun daerah frekuensi kerja SCR dapat mencapai sekitar 50 KHz. SCR dibuat dari bahan
 

semikonduktor jenis silicon dengan pertimbangan kemampuan terhadap temperature dan daya
yang tinggi.

Tahanan dalam dinamis suatu SCR adalah sekitar 0.01 sampai 0.1 ohm sedangkan tahanan
reversenyaa sekitar 100.000 ohm atau mungkin lebih.
reverseny

Struktur P-N-P-N sederhana


sederhana seperti pada SCR dapat dipandang
dipandang sebagai dua transistor N-P-N dan
P-N-P yang dihubungkan membentuk pasangan feedback regeneratif seperti pada gambar di
 bawah ini

(a)  (b)

Gambar 2-1 : P-N-P-N dua Transistor


Transist or (SCR)

(a)  Struktur
(b)  Arah Arus

Keterangan :

IB  : Arus basis

IC  : Arus collector

IA  : Arus anoda

IK   : Arus katoda

Ig  : Arus gate

Dari gambar 2-1 diperoleh :

IB1  = (1-α
(1-α1) IA – 
 –  I
 ICBO1….1)
….1)  

IC2  = α2 IK  + ICBO2….….2)


….….2)  
 

Dari gambar
gambar 2-1, terlihat ba
bahwa
hwa : IB1  = IC2 

(1-α
(1-α1) IA – 
 –  I
 ICBO1 = α2 IK  +
 + ICBO2…..3)
…..3)  

Juga terlihat bahwa : IK  =


 = Ig + IA, sehingga

(1-α
(1-α1) IA – 
 –  I
 ICBO1 = α2 (Ig + IA) + ICBO2 

(1-(α
(1-(α1+ α2)) IA = α2 Ig + ICBO1 + ICBO2 

atau :

 I 
  2  g    I CBO1  I CBO2
 I  A 
1  ( 1    2)

Persamaan diatas menunjukkan feedback regeneratif SCR akan jalan apabila α 1+ α2 ≥ 1 

Beberapa mekanisme menjalankan Thyristor :

(1)  Tegangan antara collector dan emitor diperbesar, akhirnya akan tercapai keadaan dimana arus
 bocor dapat menghasilkan
menghasilkan pembawa muatan yang lain, sehingga terjadi suatu breakdown
avalanche (longsor).
avalanche (longsor). Mekanisme ini bisa digunkan pada dioda empat lapis seperti DIAC.
(2)  Perubahan tegangan

Setiap sambungan P-N mempunyai kapasitansi. Makin luas sambungan maka makin besar
kapasitansinya. Bila suatu fungsi tangga tiba-tiba dipasang antara collector dan emitter, suatu arus
 pergi akan mengalir
mengalir sebesar
sebesar :

dv
i    C   ; arus ini dapat membuat nilai loop gain G mendekati nilai satu, yang akan
dt 

menghantarkan
menghantarkan thyristor.

(3)  Suhu
 

Pada suhu tinggi arus bocor (arus saturasi) pada sambungan P-N silikon dengan panjaran mundur
menjadi dua kali lipat dengan kenaikan suhu 8°C ini dapat membuat loop gain G mendekati satu
dan menghantarkan.

(4)  Mekanism
Mekanismee transistor
Pada transistor pertambahan arus pada basis akan memperbesar arus colletor. Ini biasa digunakan

untuk menghantarkan thyristor yang mempunyai gate, SCR menghantarkan dengan memasukkan
arus pada gate P, sedangkan pada Complementary SCR (CSCR) digunakan gate N.

(5)  Cahaya
Cahaya yang disinarkan pada SCR dapat melepaskan pasangan elektron dan hole. Cara trigger ini
dilakukan pada  Light Activited
Activited SCR (LA
SCR (LA SCR) dan thyristor yang peka cahaya.

Karakteristik V  –  I SCR :

SCR dapat mengalirkan arus hanya pada satu arah yakni jika V A  > VK   serta bisa diatur sudut
 penyalaannya
 penyalaannya dengan mengatur
mengatur tegangan
tegangan gatenya.

Gambar 2-2. Karakteristik V – 


V –  I
 I SCR

Pada daerah pemblokiran maju, bila tegangan maju ditambah maka arus bocor hampir tidak
 berubah hingga pelipat gandaan pembawa muatan oleh adanya breakdown avalanche 
avalanche  setelah
keadaan dilampaui arus di dalam SCR yang mempunyai nilai cukup besar hingga loop gain = 1,
 pada keadaan ini SCR berkonduksi jika VA berada pada nilai tertentu, yang disebut arus bertahan
(holding current ).
). Bila arus anoda turun di bawah nilai arus bertahan SCR akan kembali pada
 pemblokiran maju.
maju.

Pada keadaan pemblokiran mundur SCR berperilaku seperti dua dioda dipasang seri
 

(terpanjar mundur).

Pada keadaan VA  > VK   penambahan harga IG  akan memperkecil daerah pemblokiran, untuk IG 
yang cukup besar bisa mengak
mengakibatkan
ibatkan SCR berperilaku seperti dioda terpanjar maju.

Perhatikan contoh berikut ini :

Gambar 2-3. Rangkaian untuk melindungi alat dari tegangan lebih.

Cara kerjanya :

Jika Vi (DC) naik melebihi harga yang diijinkan maka Vab naik sehingga SCR berkonduksi dan
arus yang melewati fuse akan besar sehingga fuse akan putus.

(6)  Kontrol Fasa pada SCR


SCR dapat dibuat agar berkonduksi pada bagian tertentu
t ertentu daripada siklus tegangan PLN. Rangkaian
yang digunakan untuk ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

(a) (b)

Gambar 2-4. Rangkaian kontrol fasa SCR


 

Bentuk gelombang
Harga rata-rata keluaran adalah :
  
1
Vrata-rata 
2    Vm sisinn
 
 t  (d  t )

Vm
 [cos  t ]  

 
2  

  Vm (cos     cos )


2  

Vm
V rata   rata    (cos    1)
2  

(tegangan keluaran bisa diatur sesuai dengan harga α) 

α berkisar dari 0° sampai dengan 180° 


180° 

untuk α = 0°, θ = 180°, α = 180°, θ = 0° 


0°  

Poses penyulutan SCR  

Bentuk rangkaian picu SCR dapat bermacam-macam. Suatu rangkaian picu yang menggunakan
RC ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

(a) (b)

Gambar 2-4. Rangkaian picu SCR dengan RC

(a)  Rangkaian
(b)  Bentuk gelombang
 

(7)  Bila anoda sedang negatif terhadap katoda, kapasitor C diisi muatan melalui D1 hingga tegangan
Vp. Dioda D1 mencegah arus gate negatif pada SCR, selanjutnya waktu anoda positif kapasitor C
diisi melalui R dengan tetapan waktu (t = RC). Bila Vc melampaui tegangan ambang (V GT) maka
SCR akan berkonduksi sehingga VAK   0 , dengan mengatur R sudut konduksi dapat diatur dari 0°
sampai 180°.
Rangkaian picu lain akan dibahas setelah mem
mempelajari
pelajari TRIAC.

Beberapa aplikasi sederhana SCR :

  
1
V rata-rata 

  
 Vm sisinn
 
(
 td   t  )

 Em
 (1  cos  )
  

Thyristor
Variable DC
Ac LOAD
Phase
input 

Velocity

Control logic

and
 

Prinsip Kerja Dasar Silicon Controlled Rectifier (SCR)

Perkembangan dioda shockley menjadi SCR sebenarnya dicapai hanya dengan menambah suatu
tambahan kecil yang tidak lebih dari sambungan kawat ketiga yang diberi nama “gate”
“gate” dari
 dari struktur
PNPN yang telah ada. untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
gambar dibawah ini.

Perkembangan dioda shockley menjadi SCR

Berikut ini gambar simbol skematik dan diagram skematik dari SCR.

SCR

Jika sebuah gate dari SCR dibiarkan mengambang atau tidak terhubung (terputus), maka SCR akan
 berperilaku sama
sama persis seperti
seperti dioda shockley. Seperti
Seperti halnya dioda
dioda shockley,
shockley, SCR juga akan aktif
aktif

dan mengunci (latch) saat diberikan tegangan breakover


breakover antara katoda dan anoda. Untuk mematikan
kembali SCR dapat dilakukan dengan cara mengurangi arus sampai salah satu dari transistor internal
tersebut jatuh dan berada dalam mode cut off , dan perilaku SCR yang seperti ini juga seperti dioda
shockley. Lalu sekarang coba kita bahas tentang kawat atau terminal gate yang menjadi perbedaan
dari kedua perangkat ini. Kita tahu kalau terminal
t erminal gate SCR terhubung langsung ke basis transistor
yang lebih rendah, itu berarti terminal gate ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengaktifkan
SCR (latch up). Dengan memberikan tegangan yang kecil antara gate dan katoda, transistor yang
 bawah atau transistor yang lebih
lebih rendah akan
akan dipaksa ON
ON oleh arus basis
basis yang dihasilkan,
dihasilkan, hal ini
akan menyebabkan
menyebabkan arus basis transistor atas mengalir dan transistor atas akan aktif dan
an arus basis untuk transistor yang bawah (tidak dibutuhkan lagi pasokan tegangan dari
menghantarkan
menghantark

terminal gate), sehingga


sehingga kini kedua transistor saling menjaga agar tetap aktif atau saling mengunci
 

(latch). Arus yang diperlukan gate untuk memulai latch up tentu saja jauh lebih rendah daripada arus
yang melalui SCR dari katoda ke anoda, sehingga SCR tidak
t idak perlu mencapai penguatan.

Cara yang paling umum digunakan dan dianggap aman untuk mengaktifkan SCR adalah dengan
memberikan
memberikan tegangan pada terminal gate, dan cara atau metode seperti ini disebut dengan “memicu”
“memicu”  

(triggering). Bahkan dalam penggunaannya SCR biasanya sengaja dibuat atau dipilih dengan
tegangan breakover yang jauh lebih besar melampaui tegangan terbesar yang diperkirakan akan
dialami oleh sumber listrik. Sehingga SCR hanya bisa diaktifkan dengan pulsa tegangan yang
diterapkan ke terminal gate, bukan dengan tegangan breakover.

Perlu dikatakan bahwa SCR terkadang bisa dimatikan secara langsung dengan menjumper atau
mengkorsletkan
mengkorsletkan terminal gate dan katoda, yang disebut dengan “reverse
“reverse  triggering”,
triggering”, dimana
 dimana gate
dengan tegangan negatif (mengacu pada katoda), sehingga transistor yang lebih rendah atau dibawah
dipaksa cut off. Kadang-kadang
Kadang-kadang karena cara ini akan melibatkan semua arus kolektor dari transistor
atas yang melewati basis transistor yang dibawah. Dan arus ini mungkin sangat substansial sehingga

membuatt triggered shut off dari SCR begitu sulit.


membua sulit . Dan sebuah thyristor Gate-Turn-Off (GTO) yang
merupakan variasi dari SCR yang akan mampu mempermudah tugas ini. akan tetapi bahkan dengan
sebuah GTO sekalipun, arus gate yang dibutuhkan untuk mematikannya mungkin sebanyak 20% dari
arus anoda (beban). Simbol skematik dari GTO ditunjukkan oleh gambar ilustrasi dibawah ini.

thyristor - GTO

SCR dan GTO mempunyai skema yang sama yaitu dua transistor yang terhubung secara positif-
dengan mode feedback atau berbalikan. Satu-satunya perbedaan dari rancangan konstruksi adalah
untuk memberikan transistor NPN sebuah β yang lebih besar dari PNP. Hal ini memungkinkan arus
gate yang lebih kecil (forward atau reverse)
reverse) untuk mengerahkan tingkat kontrol yang lebih besar atas
konduksi dari katoda ke anoda. Dalam keadaan terkunci (latch), transistor PNP menjadi lebih
tergantung pada NPN bukan sebaliknya. Thyristor Gate-Turn-Off juga dikenal dengan nama Gate-
controlled switch (GCS).

Pengetesan
Pengetesan fungsi dasar SCR, atau mengidentifikasi
mengidentifikasi terminal dapat dilakukan dengan ohmmeter.

Karena koneksi internal antara gate dan katoda adalah PN junction tunggal, alat ukur harus
 

menunjukkkan
menunjukkkan adanya sambungan atau koneksi antara terminal-term
terminal-terminal
inal ini saat probe merah
dihubungkan ke gate dan probe hitam pada katoda. Seperti gambar dibawah ini.

 pengujian SCR

Dan SCR akan menunjukkan terminal terbuka atau tak terhingga (OL jika pada display multimeter
digital) saat pengukuran dilakukan pada sambungan-sambunga
sambungan-sambungan
n yang lain.
l ain. Perlu dipahami bahwa tes
ini sangat kasar dan bukan merupakan
merupakan penilaian yang komprehe
komprehensif
nsif dari SCR. Hal ini dilakukan
untuk memberikan
memberikan indikasi tahanan SCR masih baik atau sudah rusak. Dan satu-satunya
satu-satunya cara untuk
menguji SCR yang lebih mendalam adalah dengan arus beban.

Jika anda menggunakan multimeter yang mempunyai fungsi dioda cheknya, indikasi tegangan antara
sambungan
sambungan atau persimpangan
persimpangan gate ke katoda mungkin hasilnya tidak akan sesuai dengan
 persimpangan
 persimpangan PN silikon pada umumnya
umumnya (yang biasanya sekitar
sekitar 0,7 volt). Dalam beberapa kasus,
kasus,
hasil pengukuran tegangan akan jauh lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh resistor internal yang
terhubung antara gate dan katoda yang dimasukkan kedalam beberapa SCR. Resistor ini ditambahkan
ditambahkan
untuk mengurangi kerentanan SCR terhadap pemicu (trigger) palsu, yang berasal dari lonjakan
tegangan palsu, dari noise rangkaian, atau dari pelucutan listrik statis. Dengan kata lain, adanya
resistor yang terhubung di persimpang
persimpangan
an gate-katoda mengharuskan sinyal trigger yang kuat (arus
yang besar) untuk diterapkan pada gate SCR. Fitur ini
i ni ditemukan pada SCR yang lebih besar bukan
SCR yang kecil. Ingatlah bahwa SCR dengan resistor internal yang terhubung antara gate dan katoda
akan menunjukkan kontinuitas hubungan dalam dua arah antara dua terminal.
 

Resistor internal pada kaki gate dan katoda SCR

SCR dengan nilai resistor internal yang kecil terkadang juga disebut sebagai SCR gate sensitif,
karena kemampuannya
kemampuannya yang dipicu (triggered) oleh sinyal positif gate yang sangat sedikit.
Rangkaian tes untuk SCR berikut ini sangat baik untuk digunakan sebagai alat uji SCR, selain itu
i tu
 juga sangat baik
baik untuk mengetahui
mengetahui dan memahami
memahami ope
operasi
rasi dasar SCR. Sebuah
Sebuah sumber
sumber tegangan DC
DC
yang digunakan sebagai daya dari rangkaian dan dua push button switch yang digunakan untuk

mengaktifkan dan mematikan SCR.

Rangkaian sederhana penguji SCR

Push button NO (tombol on) menghubungka


menghubungkan
n gate dengan anoda, sehingga arus dari terminal negatif
 baterai akan
akan melalui PN junction
junction katoda-gate,
katoda-gate, kemudian melalui
melalui saklar, melalui
melalui resistor beban
beban dan
kembali ke baterai. Arus gate inilah yang akan membuat SCR latch on, sehingga meskipun tombol on
dilepas, beban akan tetap mendapat daya listrik. Dengan menekan
menekan push button NC (tombol off), arus
yang melalui SCR akan terhenti, sehingga hal tersebut akan memaks
memaksaa untuk mematikan SCR (Turn
off).

Jika SCR tidak bisa atau gagal untuk latch, mungkin masalahnya ada pada beban rangkaian bukan

 pada SCR. Arus


Arus beban dengan
dengan jumlah minimum
minimum tertentu diperlukan
diperlukan atau wajib
wajib dimiliki untuk
menjaga agar SCR latch on. Tingkat atau level arus minimum ini disebut “holding
“holding  current”.
current”. Holding
 Holding
 

current biasanya berkisar antara 1 miliampere sampai


sampai 50 miliampere atau mungkin lebih untuk unit
yang lebih besar.

Untuk pengujian sepenuhnya dapat dilakukan dengan menguji trigger


tri gger dengan tegangan breakover.
Untuk menguji batas tegangan breakover dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
meningkatkan suplai tegangan

DC sampai SCR aktif dan mengunci (latch) dengan sendirinya (tanpa perlu menekan
menekan tombol
 pushbutton). Saat tes tegangan
tegangan breakover ini perlu
perlu kehati-hatian k
karena
arena mungkin
mungkin memerlukan
memerlukan
tegangan yang sangat tinggi. Dalam bentuk sederhana, rangkaia
rangkaian
n tes SCR bisa cukup sebagai
rangkaian kontrol start/stop untuk motor DC, lampu, atau beban-beban
beban-beban yang praktis lainnya.

Rangkaian kontrol start/stop motor DC

Contoh penggunaan SCR pada sirkuit DC adalah sebagai perangkat atau device crowbar
yang berfungsi untuk memproteksi bila terjadi tegangan lebih (over voltage). Sirkuit crowbar
terdiri dari sebuah SCR yang dihubungkan pararel dengan output dari power supply DC.
Rusaknya SCR dan power supply dapat dicegah dengan pemasangan secara benar dan
 bijaksana sebuah
sebuah fuse atau
atau resistansi seri
seri yang besar setelah
setelah SCR untuk
untuk membatasi
membatasi arus
hubung singkat dari rangkaian.

rangkaian power supply DC

Beberapa rangkaian
rangkaian atau perangkat
perangkat sensor tegangan output akan terhubung ke gate SCR. Sehingga
 

ketika kondisi overvoltage terjadi, tegangan akan diterapkan di antara gate dan katoda, yang
kemudian memicu atau mentrigger SCR dan memaksa fuse untuk memutus.

Meskipun fakta mengatakan bahwa SCR merupakan perangkat DC (arus searah), namun sebagian
 besar aplikasi
aplikasi SCR adalah untuk
untuk mengontrol daya
daya AC (arus bola
bolak-balik).
k-balik). Jika dibutuhkan
dibutuhkan arus

rangkaian dalam dua arah, maka beberapa atau lebih dari satu SCR dapat digunakan dalam sebuah
rangkaian. Dengan begitu SCR akan dapat menangani
menangani atau mengalirkan
mengalirkan setiap arah arus dari kedua
setengah siklus gelombang AC.

Anda mungkin juga menyukai