MAKALAH
Silicon Controlled Rectifier (SCR)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu jenis semikonduktor daya yang
paling penting dan telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian elektronika industri. SCR
biasanya digunakan sebagai saklar/bistabil, beroperasi antara keadaan non konduksi ke konduksi.
Pada banyak aplikasi, SCR dapat diasumsikan sebagai saklar ideal akan tetapi dalam prakteknya
SCR memiliki batasan dan karakteristik tertentu.
B. Rumusan masalah
karakteristik SCR ?
C. TUJUAN
b. menjelaskan
menjelaskan pengertian dan
dan karakteristik SCR
BAB II
PEMBAHASAN
Silicon controlled rectifier (SCR) atau thyristor merupakan device semikonduktor yang
mempunyai perilaku cenderung tetap on setelah diaktifkan dan cenderung tetap off setelah
dimatikan ( bersifat
bersifat histeresis
histeresis)) dan biasa digunakan sebagai saklar elektronik, protektor, dan lain
sebagainya. Sebelum kita mengetahui lebih dalam tentang pengertian dan prinsip kerja dasar dari
tentang definisi dari dioda
Silicon controlled rectifier (SCR), sebaiknya kita tahu terlebih dulu tentang
shockley.. Karena SCR itu sendiri memang device yang dikembangkan dari sebuah dioda shockley,
shockley
yaitu dioda yang terdiri dari empat lapisan bahan semikonduktor, atau yang juga biasa disebut
sebagai dioda PNPN.
SCR merupakan perangkat elektronik yang dirancang agar dapat mengendalikan daya arus
bolak-balik (AC) hingga 10 MW dengan rating arus sebesar 2000 A pada tegangan 1800 V.
Adapun daerah frekuensi kerja SCR dapat mencapai sekitar 50 KHz. SCR dibuat dari bahan
semikonduktor jenis silicon dengan pertimbangan kemampuan terhadap temperature dan daya
yang tinggi.
Tahanan dalam dinamis suatu SCR adalah sekitar 0.01 sampai 0.1 ohm sedangkan tahanan
reversenyaa sekitar 100.000 ohm atau mungkin lebih.
reverseny
(a) (b)
(a) Struktur
(b) Arah Arus
Keterangan :
IB1 = (1-α
(1-α1) IA –
– I
ICBO1….1)
….1)
Dari gambar
gambar 2-1, terlihat ba
bahwa
hwa : IB1 = IC2
(1-α
(1-α1) IA –
– I
ICBO1 = α2 IK +
+ ICBO2…..3)
…..3)
(1-α
(1-α1) IA –
– I
ICBO1 = α2 (Ig + IA) + ICBO2
(1-(α
(1-(α1+ α2)) IA = α2 Ig + ICBO1 + ICBO2
atau :
I
2 g I CBO1 I CBO2
I A
1 ( 1 2)
Persamaan diatas menunjukkan feedback regeneratif SCR akan jalan apabila α 1+ α2 ≥ 1
1
(1) Tegangan antara collector dan emitor diperbesar, akhirnya akan tercapai keadaan dimana arus
bocor dapat menghasilkan
menghasilkan pembawa muatan yang lain, sehingga terjadi suatu breakdown
avalanche (longsor).
avalanche (longsor). Mekanisme ini bisa digunkan pada dioda empat lapis seperti DIAC.
(2) Perubahan tegangan
Setiap sambungan P-N mempunyai kapasitansi. Makin luas sambungan maka makin besar
kapasitansinya. Bila suatu fungsi tangga tiba-tiba dipasang antara collector dan emitter, suatu arus
pergi akan mengalir
mengalir sebesar
sebesar :
dv
i C ; arus ini dapat membuat nilai loop gain G mendekati nilai satu, yang akan
dt
menghantarkan
menghantarkan thyristor.
(3) Suhu
Pada suhu tinggi arus bocor (arus saturasi) pada sambungan P-N silikon dengan panjaran mundur
menjadi dua kali lipat dengan kenaikan suhu 8°C ini dapat membuat loop gain G mendekati satu
dan menghantarkan.
(4) Mekanism
Mekanismee transistor
Pada transistor pertambahan arus pada basis akan memperbesar arus colletor. Ini biasa digunakan
untuk menghantarkan thyristor yang mempunyai gate, SCR menghantarkan dengan memasukkan
arus pada gate P, sedangkan pada Complementary SCR (CSCR) digunakan gate N.
(5) Cahaya
Cahaya yang disinarkan pada SCR dapat melepaskan pasangan elektron dan hole. Cara trigger ini
dilakukan pada Light Activited
Activited SCR (LA
SCR (LA SCR) dan thyristor yang peka cahaya.
SCR dapat mengalirkan arus hanya pada satu arah yakni jika V A > VK serta bisa diatur sudut
penyalaannya
penyalaannya dengan mengatur
mengatur tegangan
tegangan gatenya.
Pada daerah pemblokiran maju, bila tegangan maju ditambah maka arus bocor hampir tidak
berubah hingga pelipat gandaan pembawa muatan oleh adanya breakdown avalanche
avalanche setelah
keadaan dilampaui arus di dalam SCR yang mempunyai nilai cukup besar hingga loop gain = 1,
pada keadaan ini SCR berkonduksi jika VA berada pada nilai tertentu, yang disebut arus bertahan
(holding current ).
). Bila arus anoda turun di bawah nilai arus bertahan SCR akan kembali pada
pemblokiran maju.
maju.
Pada keadaan pemblokiran mundur SCR berperilaku seperti dua dioda dipasang seri
(terpanjar mundur).
Pada keadaan VA > VK penambahan harga IG akan memperkecil daerah pemblokiran, untuk IG
yang cukup besar bisa mengak
mengakibatkan
ibatkan SCR berperilaku seperti dioda terpanjar maju.
Cara kerjanya :
Jika Vi (DC) naik melebihi harga yang diijinkan maka Vab naik sehingga SCR berkonduksi dan
arus yang melewati fuse akan besar sehingga fuse akan putus.
(a) (b)
Bentuk gelombang
Harga rata-rata keluaran adalah :
1
Vrata-rata
2 Vm sisinn
t (d t )
Vm
[cos t ]
2
Vm
V rata rata (cos 1)
2
Bentuk rangkaian picu SCR dapat bermacam-macam. Suatu rangkaian picu yang menggunakan
RC ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
(a) (b)
(a) Rangkaian
(b) Bentuk gelombang
(7) Bila anoda sedang negatif terhadap katoda, kapasitor C diisi muatan melalui D1 hingga tegangan
Vp. Dioda D1 mencegah arus gate negatif pada SCR, selanjutnya waktu anoda positif kapasitor C
diisi melalui R dengan tetapan waktu (t = RC). Bila Vc melampaui tegangan ambang (V GT) maka
SCR akan berkonduksi sehingga VAK 0 , dengan mengatur R sudut konduksi dapat diatur dari 0°
sampai 180°.
Rangkaian picu lain akan dibahas setelah mem
mempelajari
pelajari TRIAC.
1
V rata-rata
Vm sisinn
(
td t )
Em
(1 cos )
Thyristor
Variable DC
Ac LOAD
Phase
input
Velocity
Control logic
and
Perkembangan dioda shockley menjadi SCR sebenarnya dicapai hanya dengan menambah suatu
tambahan kecil yang tidak lebih dari sambungan kawat ketiga yang diberi nama “gate”
“gate” dari
dari struktur
PNPN yang telah ada. untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
gambar dibawah ini.
Berikut ini gambar simbol skematik dan diagram skematik dari SCR.
SCR
Jika sebuah gate dari SCR dibiarkan mengambang atau tidak terhubung (terputus), maka SCR akan
berperilaku sama
sama persis seperti
seperti dioda shockley. Seperti
Seperti halnya dioda
dioda shockley,
shockley, SCR juga akan aktif
aktif
(latch). Arus yang diperlukan gate untuk memulai latch up tentu saja jauh lebih rendah daripada arus
yang melalui SCR dari katoda ke anoda, sehingga SCR tidak
t idak perlu mencapai penguatan.
Cara yang paling umum digunakan dan dianggap aman untuk mengaktifkan SCR adalah dengan
memberikan
memberikan tegangan pada terminal gate, dan cara atau metode seperti ini disebut dengan “memicu”
“memicu”
(triggering). Bahkan dalam penggunaannya SCR biasanya sengaja dibuat atau dipilih dengan
tegangan breakover yang jauh lebih besar melampaui tegangan terbesar yang diperkirakan akan
dialami oleh sumber listrik. Sehingga SCR hanya bisa diaktifkan dengan pulsa tegangan yang
diterapkan ke terminal gate, bukan dengan tegangan breakover.
Perlu dikatakan bahwa SCR terkadang bisa dimatikan secara langsung dengan menjumper atau
mengkorsletkan
mengkorsletkan terminal gate dan katoda, yang disebut dengan “reverse
“reverse triggering”,
triggering”, dimana
dimana gate
dengan tegangan negatif (mengacu pada katoda), sehingga transistor yang lebih rendah atau dibawah
dipaksa cut off. Kadang-kadang
Kadang-kadang karena cara ini akan melibatkan semua arus kolektor dari transistor
atas yang melewati basis transistor yang dibawah. Dan arus ini mungkin sangat substansial sehingga
thyristor - GTO
SCR dan GTO mempunyai skema yang sama yaitu dua transistor yang terhubung secara positif-
dengan mode feedback atau berbalikan. Satu-satunya perbedaan dari rancangan konstruksi adalah
untuk memberikan transistor NPN sebuah β yang lebih besar dari PNP. Hal ini memungkinkan arus
gate yang lebih kecil (forward atau reverse)
reverse) untuk mengerahkan tingkat kontrol yang lebih besar atas
konduksi dari katoda ke anoda. Dalam keadaan terkunci (latch), transistor PNP menjadi lebih
tergantung pada NPN bukan sebaliknya. Thyristor Gate-Turn-Off juga dikenal dengan nama Gate-
controlled switch (GCS).
Pengetesan
Pengetesan fungsi dasar SCR, atau mengidentifikasi
mengidentifikasi terminal dapat dilakukan dengan ohmmeter.
Karena koneksi internal antara gate dan katoda adalah PN junction tunggal, alat ukur harus
menunjukkkan
menunjukkkan adanya sambungan atau koneksi antara terminal-term
terminal-terminal
inal ini saat probe merah
dihubungkan ke gate dan probe hitam pada katoda. Seperti gambar dibawah ini.
pengujian SCR
Dan SCR akan menunjukkan terminal terbuka atau tak terhingga (OL jika pada display multimeter
digital) saat pengukuran dilakukan pada sambungan-sambunga
sambungan-sambungan
n yang lain.
l ain. Perlu dipahami bahwa tes
ini sangat kasar dan bukan merupakan
merupakan penilaian yang komprehe
komprehensif
nsif dari SCR. Hal ini dilakukan
untuk memberikan
memberikan indikasi tahanan SCR masih baik atau sudah rusak. Dan satu-satunya
satu-satunya cara untuk
menguji SCR yang lebih mendalam adalah dengan arus beban.
Jika anda menggunakan multimeter yang mempunyai fungsi dioda cheknya, indikasi tegangan antara
sambungan
sambungan atau persimpangan
persimpangan gate ke katoda mungkin hasilnya tidak akan sesuai dengan
persimpangan
persimpangan PN silikon pada umumnya
umumnya (yang biasanya sekitar
sekitar 0,7 volt). Dalam beberapa kasus,
kasus,
hasil pengukuran tegangan akan jauh lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh resistor internal yang
terhubung antara gate dan katoda yang dimasukkan kedalam beberapa SCR. Resistor ini ditambahkan
ditambahkan
untuk mengurangi kerentanan SCR terhadap pemicu (trigger) palsu, yang berasal dari lonjakan
tegangan palsu, dari noise rangkaian, atau dari pelucutan listrik statis. Dengan kata lain, adanya
resistor yang terhubung di persimpang
persimpangan
an gate-katoda mengharuskan sinyal trigger yang kuat (arus
yang besar) untuk diterapkan pada gate SCR. Fitur ini
i ni ditemukan pada SCR yang lebih besar bukan
SCR yang kecil. Ingatlah bahwa SCR dengan resistor internal yang terhubung antara gate dan katoda
akan menunjukkan kontinuitas hubungan dalam dua arah antara dua terminal.
SCR dengan nilai resistor internal yang kecil terkadang juga disebut sebagai SCR gate sensitif,
karena kemampuannya
kemampuannya yang dipicu (triggered) oleh sinyal positif gate yang sangat sedikit.
Rangkaian tes untuk SCR berikut ini sangat baik untuk digunakan sebagai alat uji SCR, selain itu
i tu
juga sangat baik
baik untuk mengetahui
mengetahui dan memahami
memahami ope
operasi
rasi dasar SCR. Sebuah
Sebuah sumber
sumber tegangan DC
DC
yang digunakan sebagai daya dari rangkaian dan dua push button switch yang digunakan untuk
Jika SCR tidak bisa atau gagal untuk latch, mungkin masalahnya ada pada beban rangkaian bukan
DC sampai SCR aktif dan mengunci (latch) dengan sendirinya (tanpa perlu menekan
menekan tombol
pushbutton). Saat tes tegangan
tegangan breakover ini perlu
perlu kehati-hatian k
karena
arena mungkin
mungkin memerlukan
memerlukan
tegangan yang sangat tinggi. Dalam bentuk sederhana, rangkaia
rangkaian
n tes SCR bisa cukup sebagai
rangkaian kontrol start/stop untuk motor DC, lampu, atau beban-beban
beban-beban yang praktis lainnya.
Contoh penggunaan SCR pada sirkuit DC adalah sebagai perangkat atau device crowbar
yang berfungsi untuk memproteksi bila terjadi tegangan lebih (over voltage). Sirkuit crowbar
terdiri dari sebuah SCR yang dihubungkan pararel dengan output dari power supply DC.
Rusaknya SCR dan power supply dapat dicegah dengan pemasangan secara benar dan
bijaksana sebuah
sebuah fuse atau
atau resistansi seri
seri yang besar setelah
setelah SCR untuk
untuk membatasi
membatasi arus
hubung singkat dari rangkaian.
Beberapa rangkaian
rangkaian atau perangkat
perangkat sensor tegangan output akan terhubung ke gate SCR. Sehingga
ketika kondisi overvoltage terjadi, tegangan akan diterapkan di antara gate dan katoda, yang
kemudian memicu atau mentrigger SCR dan memaksa fuse untuk memutus.
Meskipun fakta mengatakan bahwa SCR merupakan perangkat DC (arus searah), namun sebagian
besar aplikasi
aplikasi SCR adalah untuk
untuk mengontrol daya
daya AC (arus bola
bolak-balik).
k-balik). Jika dibutuhkan
dibutuhkan arus
rangkaian dalam dua arah, maka beberapa atau lebih dari satu SCR dapat digunakan dalam sebuah
rangkaian. Dengan begitu SCR akan dapat menangani
menangani atau mengalirkan
mengalirkan setiap arah arus dari kedua
setengah siklus gelombang AC.