Anda di halaman 1dari 52

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Pendahuluan

Tahun 1969, Intel Corporation yang dipelopori oleh Bob Noice dan

Gordon Moore membuat chip-chip memori untuk industri komputer mainframe.

Pada tahun 1971, chip mikroprosesor 4040 pertama telah diproduksi oleh Intel

untuk sebuah konsorsium dua perusahaan Jepang. Chip 4004 mempunyai 2300

transistor dan merupakan chip 4 bit, Chip-chip ini adalah dasar untuk perancangan

kalkulator yang diberi nama Busicom yang merupakan kalkulator portable

pertama. Kalkulator ini adalah kalkulator 4 bit yang terdiri dari dua operasi yaitu

penambahan dan pengurangan. Chip 4040 ini cukup sukses yang kemudian diikuti

oleh mikroprosesor 8 bit pertama yaitu mikroprosesor 8008 dengan 3300

transistor. Ini merupakan mikroprosesor 8 bit sederhana dengan segala

keterbatasan sumber daya, kurangnya mekanisme interrupt, multiplexed address

dan data busses.

Pada awal tahun 1974 Intel mengeluarkan chip mikroprosesor 8 bit

pertama yang kaya dengan fitur-fitur, chip ini diberi nama Intel 8080 dengan 6000

transistor yang digunakan sebagai mikroprosesor untuk komputer di rumah-

rumah. Kesuksesan mikroprosesor 8080 telah membuat perusahaan lain seperti

Motorola memperkenalkan chip 8-bit 6800, disbanding dengan 8080 chip ini

mempunyai perbedaan arsitektur tetapi meskipun demikian chip ini cukup popular

dipasaran. Pada tahun 1976, Zilog memperkenalkan mikroprosesor Z80 yang

7
8

mana chip ini lebih maju dibanding 8080. Hal ini disebabkan instruction set Z80

cocok dengan 8080, dan hal ini pula yang menyebabkan Z80 menjadi

mikroprosesor paling sukses dipasaran pada zamannya.

Teknologi semikonduktor terus berkembang sehingga memungkinkan

manusia untuk membuat piranti semikonduktor yang dapat diprogram

(programmable device) sesuai dengan keperluan. Semikonduktor yang termasuk

dalam jenis ini antara lain mikroprosesor, mikrokontroller, CPLD (Complex

Programmable Logic Device) dan FPGA (Field Programmable Gate Array).

Penggunaan piranti yang programmable memiliki keuntungan, terutama dalam

hal penekanan biaya, penghematan ruang dan fleksibilitas yang tinggi. Dengan

manipulasi software, piranti programmable dapat meminimumkan penggunaan

piranti fisik dan mengoptimalkan unjuk kerja sistem.

Mikrokontroller merupakan salah satu jenis piranti semikonduktor

programmable yang paling diminati. Selain praktis dan murah, mikrokontroller

juga mudah untuk diaplikasikan pada berbagai keperluan. Beberapa

mikrokontroller yang banyak digunakan adalah 8051 dari Intel, AT89C51 dari

Atmel, 68HC11 dari Motorola, PIC16F84 dan PIC16F87x dari Microchip.

Mikrokontroller yang akan dibahas pada laporan ini adalah mikrokontroller

PIC16F876, salah satu jenis mikrokontroller dari keluarga PICmicro buatan

Microchip Technology Inc.


9

2.2Mikroprosesor dan Mikrokontroller

Mikroprosesor yang digunakan sebagai otak suatu PC (Personal

Computer) dan mikrokontroller yang lebih banyak digunakan untuk

mengendalikan sistem-sistem otomatis yang berdiri sendiri (stand alone) atau

tempelan (embedded) seperti mesin fotocopy, remote control, sistem keamanan

hingga aplikasi robot. Pada perkembangannya tentu saja berbeda, mikrokontroller

tidak berkembang sebagaimana pesatnya perkembangan mikroprosesor.

Mikroprosesor ialah suatu chip yang berfungsi sebagai pemroses data dari

input yang diterima pada suatu sistem digital. Mikroprosesor paling mudah

ditemukan pada komputer CPU (Central Processing Unit).

Seiring dengan berkembangnya teknologi mikroprosesor 8 bit dan 16 bit,

muncul pula kebutuhan agar perangkat elektronika dapat dikemas sekecil

mungkin. Seperti Atari, Nintendo, Sega, dan peralatan hiburan serta peralatan

rumah tangga seperti AC dan Audio/Video. Untuk mendukung hal tersebut, tidak

dapat dilakukan oleh mikroprosesor standar. Hal ini dikarenakan mikroprosesor

membutuhkan komponen eksternal tambahan seperti memori, ADC (pengolah

analog ke digital) dan perangkat komunikasi serial. Oleh karena itu

dikembangkanlah chip yang di dalam kemasan tersebut sudah terdapat

mikroprosesor, I/O pendukung, memori, bahkan ADC yang dikenal dengan istilah

mikrokontroler.

Mikrokontroller adalah sebuah sistem kontrol komputer yang terdapat

pada sebuah chip. Pada chip tersebut terdapat banyak rangkaian elektronik yang

dapat membaca setiap sandi (decode) instruksi yang tertulis dan mengkonversinya
10

menjadi sinyal-sinyal listrik. Mikrokontroller akan terus membaca instruksi-

instruksi tersebut dan melaksanakannya satu per satu. Instruksi-instruksi yang

diberikan pada mikrokontroller disebut program.

2.3Bagian-Bagian Mikrokontroller

Gambar 2.1 Komponen penyusun mikrokontroller.

Mikrokontroler dapat disebut sebagai “one chip solution”, pada Gambar

2.1 dapat dilihat suatu mikrokontroler standard yang disusun oleh komponen-

komponen sebagai berikut :

a. Power

b. Microprocessor core/CPU

c. Memory Unit

d. Internal Data & address Bus

e. I/O (Input/Output) Unit


11

f. Pembangkit Clock-Osilator

g. Timer/Counter Unit

h. Reset/Interrupt

i. Piranti tambahan (peripheral)

2.3.1 Power

Power adalah rangkaian catu daya (power supply) yang diperlukan oleh

mikrokontroller untuk menjalankan seluruh operasinya.

2.3.2 Microprocessor Core/CPU (Central Processing Unit)

CPU merupakan pengendali utama dari seluruh aktivitas mikrokontroller.

CPU melakukan melakukan koordinasi dengan bagian lain di dalam

mikrokontroller. Di dalam mikrokontroller terdapat ALU (Arithmetic and Logic

Unit) yang bertugas untuk melakukan perhitungan aritmatika dan logika. Selain

itu terdapat juga memori untuk menyimpan data sementara selama proses

eksekusi berlangsung. Memori yang terdapat di dalam CPU disebut register.

2.3.3 Memory Unit

Memori merupakan bagian dari mikrokontroller yang berfungsi untuk

menyimpan data. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan mengenai memori, yaitu

alamat (lokasi) memori, data dan jalur kendali. Alamat memori adalah lokasi

tempat suatu data berada. Data adalah isi dari memori yang diakses, sedangkan

jalur kendali adalah jalur yang bersisi perintah CPU, apakah suatu lokasi memori
12

akan dibaca atau akan ditulisi. Menurut sifatnya memori digolongkan menjadi

dua:

a. Memori yang menguap (Volatile Memory), memori ini akan hilang apabila

catu daya dimatikan. Memori jenis ini dikenal juga dengan sebutan RAM

(Random Access Memory).

b. Memori yang tidak menguap, memori ini tidak akan hilang walaupun catu

daya dimatikan dan disebut juga ROM (Read Only Memory).

2.3.4 Internal Data & Address Bus

Bus adalah jalur-jalur fisik yang menghubungkan CPU dengan memori

atau unit lain dari mikrokontroller. Jalur-jalur tersebut tergabung dalam suatu

grup, dan grup inilah yang dinamakan bus. Ada dua macam bus di dalam

mikrokontroller yaitu bus data dan bus alamat. Pengendalian aliran data yang

melalui bus dilakukan oleh CPU melalui jalur kendali (control line).

2.3.5 I/O (Input/Output) Unit

Agar mikrokontroller dapat berkomunikasi dengan dunia luar, maka harus

ada terminal yang menghubungkan keduanya. Terminal tersebut dinamakan port

I/O. port I/O dialamati sebagai mana layaknya lokasi memori. Ada tiga jenis port

yaitu port input, port output dan port bidirectional. Port bidirectional adalah port

dua arah yang dapat difungsikan sebagai port input atau port output. Port

bidirectional ini biasa disebut port I/O saja. Sebagai masukan contohnya adalah

pada saat mikrokontroler harus mengawasi sebuah saklar (switch) untuk


13

mendeteksi apakah saklar tersebut ditekan atau tidak. Sebagai keluaran contohnya

adalah pada saat mikrokontroler harus menyalakan sebuah LED.

Gambar 2.2 Port I/O pada suatu mikrokontroller.

Port I/O di satu sisi terhubung ke bus data dan di sisi lain terhubung ke

pin-pin pada mikrokontroller. Biasanya, pada pin-pin I/O terdapat buffer untuk

melindungi port dari input eksternal yang berlebihan.

2.3.6 Pembangkit Clock-Osilator

Pembangkit clock-osilator adalah rangkaian osilator yang dibutuhkan oleh

mikrokontroller untuk menyediakan clock bagi mikrokontroller. Clock tersebut

digunakan oleh mikrokontroller agar mikrokontroller dapat mengeksekusi

instruksi program secara serempak (sinkron). Frekuensi clock yang dibangkitkan

oleh osilator akan menentukan waktu yang diperlukan mikrokontroller untuk

mengeksekusi suatu instruksi.

2.3.7 Timer/Counter Unit

Mikrokontroller juga dilengkapi dengan unit timer/counter

(pewaktu/pencacah). Timer/counter tersebut digunakan untuk keperluan


14

menghasilkan delay, mencacah pulsa, mengetahui keberadaan proses yang sedang

berlangsung dan sebagainya.

2.3.8 Reset/Interrupt

Reset/Interrupt berfungsi untuk menangani suatu permintaan (request)

pada saat mikrokontroller yang sedang beroperasi (running).

2.3.9 Piranti Tambahan (Peripheral)

Pada beberapa mikrokontroller, selain komponen-komponen standar ada

juga yang dilengkapi dengan beberapa komponen/fungsi tambahan, misalnya

Watchdog, ADC (Analog to Digital Converter), komparator, PWM (Pulse Width

Modulation) dan sebagainya.

2.4Arsitektur Mikrokontroller

Dua macam arsitektur mikrokontroller yang biasa digunakan adalah

arsitektur Von Neumann dan arsitektur Harvard. Arsitektur Von Neumann

digunakan oleh sebagian besar mikrokontroller, pada arsitektur Von Neumann

semua memori ditempatkan pada bus yang sama, begitu juga dengan kode

instruksi dan data menggunakan bus yang sama. Pada arsitektur Harvard

(digunakan oleh mikrokontroller PIC), kode instruksi dan data ditempatkan pada

bus yang terpisah. Tetapi meskipun demikian, kode instruksi dan data dapat

diambil secara bersamaan sehingga dapat meningkatkan kinerjanya

(performance).
15

Gambar 2.3 Inti sebuah komputer

Gambar 2.4 Arsitektur mikrokontroller. (a) Von Neumann. (b) Harvard

Mikrokontroller dengan arsitektur Harvard disebut juga mikrokontroller

jenis RISC (Reduced Instruction Set Computer) sedangkan mikrokontroller

dengan arsitektur Von Neumann disebut mikrokontroller jenis CISC (Complex

Instruction Computer).

Mikrokontroller PIC merupakan mikrokontroller jenis RISC, sehingga

instruksi yang dipakai relatif sedikit yaitu 35 instruksi (mikrokontroller dari Intel

dan Motorola memiliki lebih dari seratus instruksi). Semua instruksi tersebut

dieksekusi dalam waktu satu siklus instruksi, kecuali untuk instruksi lompatan

(jump) dan instruksi percabangan (branch).


16

2.5Mikrokontroller Keluarga PICmicro

Microchip Technology Inc. telah membuat puluhan jenis mikrokontroler

yang tergabung dalam keluarga mikrokontroler PICmicro. Masing-masing

mikrokontroler memiliki kekhasan masing-masing yang berbeda dalam hal jenis

memori yang digunakan, ukuran memori, kegunaan dan lain-lain. Ada yang

menggunakan EEPROM ada pula yang menggunakan Flash memori bahkan ada

yang menggunakan memori sekali program (OTP / One Time Programmable).

Mikrokontroller dari keluarga PICmicro yang popular, antara lain

PIC12C508, PIC16C54, PIC16F84 dan PIC16F87X (PIC16F873, PIC16F874,

PIC16F876 dan PIC16F877). Namun dalam laporan akhir ini penulis hanya

menjelaskan penggunaan salah satu jenis mikrokontroler dari keluarga PICmicro

yaitu PIC16F876. Mikrokontroller PIC yang dapat diperoleh dengan banyak

perbedaan spesifikasi sebagai berikut.

Table 2.1 spesifikasi mikrokontroller keluarga PICmicro

Tipe Memori  Flash


 OTP (One Time
Programmable)
 ROM (Read Only
Memory)
 ROMless.
Jumlah Pin  4-18 pin
Input/Output (I/O)  20-28 pin
 32-44 pin
 lebih dari 44 pin (>44)
17

Ukuran Memori  0.5–1K


 2–4K
 8–16K
 24–32K
 48–64K
 96–128K
Fitur Khusus  CAN
 USB
 LCD
 Motor Control
 Radio Frequency

Meskipun terdapat banyak model mikrokontroller PIC, ada sesuatu yang

istimewa dari mikrokontroller tersebut yaitu keharmonisan/kecocokan antara satu

dengan yang lainnya, kemudahan pembuatan program untuk model

pengembangan (development) dan dalam kasus tertentu program yang dibuat

untuk satu model mikrokontroller dapat dengan mudah diterapkan untuk model

mikrokontroller lain (dalam satu keluarga PIC) tanpa ada perubahan.

Umumnya semua mikrokontroller PIC memberikan fitur-fitur sebagai

berikut.

a. RISC instruction set yang mudah dipelajari

b. Terdapat port I/O digital

c. On-chip timer dengan 8-bit prescaler

d. Power-on reset

e. Watchdog timer
18

f. Hemat daya (power saving) untuk mode SLEEP

g. High source and sink current

h. Direct, indirect, and relative addressing modes

i. External clock interface

j. RAM data memory

k. EPROM or Flash program memory.

Fitur-fitur yang terdapat pada beberapa piranti lain sebagai berikut.

a. Kanal input analog

b. Komparator analog

c. Rangkaian additional timer

d. Memori data EEPROM

e. Interrupt eksternal dan internal

f. Oscillator internal

g. Output pulse-width modulated (PWM)

h. Antarmuka serial USART.

Fitur-fitur yang terdapat pada beberapa piranti lain dengan perancangan

yang lebih kompleks sebagai berikut.

a. CAN bus interface

b. I2C bus interface

c. SPI bus interface

d. Direct LCD interface


19

e. USB interface

f. Motor control.

Meskipun terdapat ratusan model mikrokontroller PIC, pemilihan sebuah

mikrokontroller untuk sebuah aplikasi bukanlah sesuatu yang sulit, faktor-faktor

berikut ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan/referensi untuk keperluan

tersebut.

a. Banyaknya pin I/O

b. Peripheral yang diperlukan (seperti USART, USB)

c. Ukuran minimum memori program yang diperlukan

d. Ukuran minimum RAM

e. Keperluan ada/tidaknya memori data EEPROM non-volatile

f. Kecepatan

g. Ukuran fisik mikrokontroller

h. Harga.

2.6Mikrokontroller PIC16F876A

Mikrokontroller PIC16F876A merupakan salah satu mikrokontroller dari

keluarga PICmicro yang cukup populer digunakan sekarang ini. Hal tersebut

karena PIC16F876A sangat praktis dan menggunakan teknologi Flash memori

sehinga dapat diprogram-hapus hingga seratus ribu kali. Kelebihan

mikrokontroller jenis RISC ini dibanding dengan mikrokontroller 8-bit lain di

kelasnya terutama terletak pada kecepatan dan kompresi kodenya. Selain itu,
20

PIC16F876A juga tergolong praktis dan ringkas karena memiliki kemasan 28-pin

dengan 22 jalur I/O.

2.6.1 Fitur-Fitur PIC16F876A

Berikut ini beberapa fitur inti mikrokontroller keluarga PIC16F87XA

(PIC16F873/74/76/77).

a. Memiliki performansi tinggi sebagai CPU dengan arsitektur RISC

b. Terdiri dari 35 instruksi (instruction word)

c. Kecepatan operasi: DC - 20 MHz clock input DC - 200 ns instruction

cycle

d. Memori program FLASH hingga 8K x 14 word, memori data (RAM)

hingga 368 x 8 byte, memori data EEPROM hingga 256 x 8 byte

e. Power-on Reset (POR)

f. Power-up Timer (PWRT) dan Oscillator Start-up Timer (OST)

g. Watchdog Timer (WDT)

h. Teknologi High speed CMOS FLASH/EEPROM dengan daya rendah

i. Dua pin untuk In-Circuit Serial Programming (ICSP) dan In-Circuit

Debugging (ICD)

j. Konsumsi daya rendah: < 0.6 mA typical @ 3V - 4 MHz, 20µA typical @

3V - 32 kHz, < 1µA typical standby current.

Berikut ini fitur-fitur mikrokontroller PIC16F876A.

a. Timer0: 8-bit timer/counter dengan 8-bit prescaler


21

b. Timer1: 16-bit timer/counter dengan prescaler, dapat dinaikan selama

mode SLEEP melalui eksternal crystal/clock

c. Timer2: 8-bit timer/counter dengan 8-bit periode register, prescaler dan

postscaler

d. Dua module Capture, Compare, PWM

- Capture 16-bit, max. resolusi 12.5 ns

- Compare 16-bit, max. resolusi 200 ns

- PWM max. resolusi 10-bit

e. 10-bit multi-channel Analog-to-Digital converter

f. Synchronous Serial Port (SSP) dengan SPI™ (Master Mode) dan I2C™

(Master/Slave)

g. Universal Synchronous Asynchronous Receiver Transmitter (USART/SCI)

dengan 9-bit address detection

h. Parallel Slave Port (PSP) 8-bit, dengan eksternal RD, WR dan CS

controls (hanya pin-40/44)

i. Dilengkapi rangkaian Brown-out detection untuk Brown-out Reset (BOR).


22

2.6.2 Deskripsi Pin-Pin PIC16F876A

Gambar 2.5 Konfigurasi pin mikrokontroller PIC16F876A/873A kemasan

PDIP (28-pin), SOIC, SSOP

Gambar 2.6 Konfigurasi pin mikrokontroller PIC16F873A/876A kemasan MLF

2.7Teknik Antarmuka Mikrokontroller

Penggunaan mikrokontroller untuk berkomunikasi dengan

piranti/peralatan lain cukup luas, seperti sensor, motor, saklar (switch), keypad,
23

display, memori bahkan mikrokontroller yang lain. Banyak metoda antarmuka

(interfacing) yang dikembangkan setiap tahunnya untuk mencari solusi dari

kompleknya permasalahan kriteria rancangan rangkaian penyeimbang (balancing

circuit) seperti fitur-fitur, harga, ukuran, berat, konsumsi daya, kepercayaan,

pendapatan hingga kriteria pabrikasi.

Banyak mikrokontroller yang dirancang untuk berbagai metoda

antarmuka. Pada rancangan yang paling sederhana, sebuah mikrokontroller dapat

menampilkan sebuah sistem dari input-input yang dibacanya, memprosesnya

kemudian melakukan kontrol output. Gambar 2.7 memperlihatkan piranti-piranti

input dan output antarmuka mikrokontroller dan gambar 2.8 memperlihatkan

diagram antarmuka mikrokontroller.

Gambar 2.7 Antarmuka mikrokontroller


24

Gambar 2.8 Diagram antarmuka mikrokontroller

2.7.1 Digital I/O

Digital I/O pada mikrokontroller dapat digunakan untuk

monitoring/kontrol On/Off memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan Kekurangan

Antarmuka yang sederhana Hanya monitoring/kontrol On/Off


Biaya implementasi yang murah Jarak dekat
(built into the microcontroller) Monitoring/kontrol single device
Kecepatan tinggi
Biaya/ongkos pemrograman yang
murah

Dibawah ini contoh gambar-gambar antarmuka digital I/O pada

mikrokontroller keluarga PICmicro.


25

Gambar 2.9 Digital input pembacaan status tombol/switch On/Off

Gambar 2.10 Digital input antarmuka Keypad


26

Gambar 2.11 Digital output kontrol Relay

Gambar 2.12 Digital output kontrol LED


27

2.7.2 Analog I/O

Mikrokontroller juga dapat dibuat antarmuka untuk analog I/O, pada

dasarnya hal ini dilakukan dengan memonitoring/memantau/kontrol tegangan.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan penggunaan analog I/O ini yaitu sebagai

berikut.

Kelebihan Kekurangan

Antarmuka yang sederhana Biaya mahal untuk keperluan


Biaya murah untuk keperluan resolusi tinggi
resolusi rendah Tidak semua mikrokontroller
Kecepatan tinggi mempunyai Analog I/O
Biaya/ongkos pemrograman yang Sulitnya rancangan rangkaian
murah ketika eksternal DAC atau DAC
diperlukan
Jarak dekat

Tegangan: Jangkauan yang khas

a. 0 - 2.5V

b. 0 - 4V

c. 0 - 5V

d. +/- 2.5V

e. +/- 4V

f. +/- 5V

Arus: Jangkauan yang khas

a. 0-20mA

b. 4-20mA
28

Gambar 2.13 Contoh antarmuka analog

2.7.3 Parallel Bus

Komunikasi data mikrokontroller menggunakan parallel bus terdiri dari

beberapa tipe digital input/output, kelebihan dan kekurangan parallel bus yang

umum digunakan sebagai berikut.

Kelebihan Kekurangan

Kecepatan tinggi Banyak pin mikrokontroller yang


Throughput yang tinggi, dimana harus digunakan untuk
beberapa bit ditransmisikan pada implementasi parallel bus
satu transisi clock
Biaya yang murah

Tipe umum (most common type) parallel bus:

a. 4-bit

b. 8-bit (seperti Centronics)

c. 16-bit (seperti ISA)

d. 32-bit (seperti PCI)


29

Gambar 2.14 Contoh antarmuka parallel bus 4-bit pada LCD

Gambar 2.15 Contoh antarmuka parallel bus 8-bit pada LCD


30

2.7.4 Serial Bus

Selain komunikasi data parallel bus terdapat juga komunikasi data serial,

seperti pada gambar 2.16 tampak diagram antarmuka mikrokontroller yang

memperlihatkan dua macam komunikasi data serial yaitu asinkron (asynchronous)

dan sinkron (synchronous). Komunikasi serial asinkron terbagi tiga yaitu 1-wire,

RS232/RS485 dan Ethernet. Sedangkan komunikasi serial sinkron terbagi dua

yaitu 2-wire (I2C) dan 4-wire (SPI dan Microwire).

Gambar 2.16 Diagram antarmuka mikrokontroller

Komunikasi data serial secara sinkron merupakan bentuk komunikasi data

serial yang memerlukan sinyal clock untuk sinkronisasi di mana sinyal clock

tersebut akan tersulut pada setiap bit pengiriman data sedangkan komunikasi

asinkron tidak memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi. Pengiriman data

pada komunikasi serial mikrokontroller dilakukan mulai dari bit yang paling

rendah (LSB) hingga bit yang paling tinggi (MSB).


31

Gambar 2.17 Komunikasi sinkron dan komunikasi asinkron

2.7.4.1 Komunikasi Sinkron

Sinyal clock pada komunikasi sinkron diperlukan oleh peralatan penerima

data untuk mengetahui adanya pengiriman setiap bit data. Tampak pada gambar

2.18 bahwa sinyal clock tersulut (positif edge) pada saat pengiriman bit yang

pertama dan setiap perubahan bit data. Peralatan atau komponen penerima akan

mengetahui adanya pengiriman bit yang pertama maupun perubahan bit data

dengan mendeteksi sinyal clock.

Gambar 2.18 Komunikasi data sinkron

2.7.4.2 Komunikasi Asinkron

Seperti telah disebutkan sebelumnya, komunikasi asinkron tidak

memerlukan sinyal clock sebagai sinkronisasi, namun pengiriman data ini harus

diawali dengan start bit dan diakhiri dengan stop bit seperti tampak pada gambar
32

2.17, sinyal clock yang merupakan baud rate dari komunikasi data ini

dibangkitkan oleh masing-masing, baik penerima maupun pengirim data dengan

frekuensi yang sama.

Penerima hanya perlu mendeteksi adanya start bit sebagai awal pengiriman

data, selanjutnya komunikasi data terjadi antar dua buah shift register yang ada

pada pengirim maupun penerima. Setelah 8 bit data diterima, maka penerima akan

menunggu adanya stop bit sebagai tanda bahwa 1 byte data telah terkirim dan

penerima dapat siap untuk menunggu pengiriman data berikutnya. Pada

aplikasinya proses komunikasi asinkron ini selalu digunakan untuk mengakses

komponen-komponen yang mempunyai fasilitas UART (Universal Asynchronous

Receiver/Transmitter) seperti Port Serial PC atau Port Serial mikrokontroler yang

lain.

Gambar 2.19 Komunikasi data asinkron

2.7.4.3 I2C (Inter Integrated Circuit)

Pada awal tahun 80-an, Philips Semiconductor menghubungkan sebuah

mikrokontroller dengan peralatan peripheral TV (televisi). Cara ini dikenal dengan

istilah I2C bus. I2C bus adalah antarmuka 2-wire (dua kabel) dengan satu master

dan multi-slave (memungkinkan juga untuk konfigurasi banyak master).


33

I2C terdiri dari sinyal DATA (SDA), CLOCK (SCL) dan Ground. SDA

merupakan sinyal yang selalu bi-directional (dua arah), SCL merupakan sinyal bi-

directional hanya pada mode multi-master. Seperti pada gambar 2.20 output setiap

node terhubung dengan bus menggunakan Open Drain atau Open Collector dan

setiap bus mendapat pull-up resistor yang berfungsi untuk menentukan rise time.

Gambar 2.20 Dasar komunikasi I2C

Nilai resistansi ini adalah syarat untuk menentukan rise time. Nilai

resistansi kecil akan menurunkan rise time, tetapi akan menambah konsumsi arus.

Resistor 4.7 kΩ adalah nilai yang biasanya digunakan, nilai ini dapat dinaikan jika

kapasitansi jalur tinggi dan dapat diturunkan jika kapasitansi jalurnya rendah.

Kapasitansi maksimum pada kabel yang diperbolehkan adalah 400pF, sedangkan

kapasitansi peralatan yang umum (typical device capacitance) adalah 10pF.

Untuk mengawali komunikasinya, bus master (typically a microcontroller)

menempatkan alamat (address) piranti tujuan komunikasinya (slave) pada bus.

Semua piranti slave memonitor bus untuk menentukan jika piranti master
34

mengirimkan alamat untuk dirinya, karena hanya piranti dengan alamat yang

benar (tujuan master) yang berhak untuk berkomunikasi dengan master. Setelah

menentukan alamat slave tujuan, master I2C kemudian membuat sebuah start

condition (kondisi start) pada bus. Start condition ini didefinisikan sebagai sinyal

SDA low (rendah) pada saat sinyal SCL high (tinggi).

Gambar 2.21 Start bit dan stop bit

Gambar 2.22 Validitas data

Gambar di atas memperlihatkan validitas data I2C, data dapat berubah

selama clock dalam kondisi low. Data akan kembali stabil selama clock dalam

kondisi high.
35

Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan komunikasi

data I2C.

Kelebihan Kekurangan

Semua piranti slave dapat diakses Jarak dekat


hanya menggunakan tiga kabel Kecepatan rendah 100 KHz,
Biaya murah dan mudah untuk meskipun ada piranti slave 400
implementasinya KHz dan 1 MHz, ini tidak dapat
Di implementasikan pada bersama-sama dengan piranti
hardware atau software yang berkecepatan rendah
Mendukung konfigurasi multi- Pengalamatan piranti yang
master terbatas (limited).

Gambar 2.23 Contoh antarmuka komunikasi 2-wire (I2C)

2.7.4.4 SPI (Serial Peripheral Interface)

SPI adalah antarmuka 4-wire (empat kabel) dengan satu master dan multi

slave. SPI pertama kali dikembangkan oleh Motorola. Sinyal-sinyal SPI terdiri
36

dari DATA IN, DATA OUT, CLOCK, CS (Chip Select). SPI bus merupakan

antarmuka serial sinkron yang sederhana untuk menghubungkan piranti eksternal

berkecepatan rendah menggunakan kabel dengan jumlah yang sedikit.

Pada komunikasi ini dibutuhkan clock untuk sinkronisasi serial data

masuk/keluar dari mikrokontroller. Ketika dua piranti berkomunikasi, maka salah

satu di antaranya berprilaku sebagai piranti master dan yang lainnya sebagai

piranti slave dimana piranti master sebagai pendorong/penghasil clock serial.

Komunikasi data SPI termasuk full duplex, sehingga data senantiasa dikirim dan

diterima.

Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan komunikasi

data serial SPI.

Kelebihan Kekurangan

Multi slave dapat diakses Jarak dekat


menggunakan kabel yang sedikit Jalur data dan clock dapat dibagi
Biaya murah dan mudah untuk (share) tetapi setiap piranti
implementasinya memerlukan sinyal Chip Select.
Di implementasikan pada
hardware atau software
Dapat berkecepatan tinggi
(hingga lebih dari 4MHz jika di
implementasikan pada hardware)
37

Gambar 2.24 Antarmuka komunikasi data SPI 4-bit pada LCD

2.7.4.5 Microwire (1-wire)

Teknik antarmuka Microwire (1-wire) pertama kali dikembangkan oleh

Dallas Semiconductor (sekarang bagian dari MAXIM). Microwire merupakan

antarmuka komunikasi data satu kabel (DATA dan Ground) untuk mengalamati

berbagai periperal, sensor dan chip memori. Satu kabel membawa dua sinyal

operasi yaitu data dan power. Biasanya jaringan ini dibuat menggunakan sebuah

kabel (sepasang) dimana satu jalur membawa sinyal data dan power dan jalur
38

yang lain adalah ground. Dalam operasinya sistem ini sensitif terhadap pewaktuan

yang tepat (right timing).

Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan komunikasi

data serial Microwire.

Kelebihan Kekurangan

Multi slave dapat diakses hanya Kecepatan rendah (low speed)


menggunakan dua kabel Piranti slave 1-wire hanya
Biaya murah dan mudah untuk diproduksi oleh satu sumber yaitu
implementasinya Dallas Semiconductor.
Di implementasikan pada
hardware atau software
Relatif dapat mencapai jarak jauh.
Teorinya mampu mencapai
hingga 300 meter, tapi secara
praktis terbatas oleh kapasitansi
kabel dan noise.

Gambar 2.25 memperlihatkan sebuah jaringan komunikasi Microwire

yang digunakan pada modul-modul peralatan pengukur suhu (temperature

measurements) buatan Dallas Semiconductor DS1820, DS2450 dan DS1822

dengan sebuah mikrokontroller.

Gambar 2.25 Jaringan Microwire (1-wire) pada pengukur suhu


39

2.7.4.6 RS232

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa dikenal dua cara komunikasi

data secara serial, yaitu komunikasi data serial sinkron dan asinkron. RS232

adalah standard komunikasi data serial asinkron. Contoh yang paling sering kita

pakai adalah komunikasi data antara komputer dengan modem, komputer dengan

komputer, komputer dengan mikrokontroller atau mikrokontroller dengan

mikrokontroller menggunakan kabel serial.

Pada prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman

data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel

seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit data sekaligus dalam sekali

detak. Komunikasi data serial ini dikerjakan oleh UART (Universal Asynchronous

Receiver/Transmitter). IC UART dibuat khusus untuk mengubah data paralel

menjadi data serial dan menerima data serial yang kemudian diubah kembali

menjadi data paralel. IC UART 8250 dari Intel merupakan salah satunya. Selain

berbentuk IC mandiri (stand alone), berbagai macam mikrokontroller ada yang

dilengkapi UART, misalnya mikrokontroller keluarga MCS51 dan PICmicro.

Pada UART, kecepatan pengiriman data (baud rate) dan fase clock pada

sisi transmitter dan pada sisi receiver harus sinkron. Untuk itu diperlukan

sinkronisasi antara transmitter dan receiver. Hal ini diperlukan oleh bit “start” dan

bit “stop”. Ketika saluran transmisi dalam keadaan idle, output UART dalam

keadaan logika ‘1’. Ketika transmitter ingin mengirimkan data, output UART

akan diset lebih dulu ke logika ‘0’ untuk waktu satu bit. Sinyal ini akan dikenal

oleh receiver sebagai sinyal “start” yang digunakan untuk mensinkronkan fase
40

clocknya sehingga sinkron dengan fase clock transmitter. Selanjutnya data akan

dikirim secara serial dari bit paling rendah (bit 0) sampai bit tertinggi. Selanjutnya

akan dikirim sinyal “stop” sebagai akhir dari pengiriman data serial.

Gambar 2.26 Pengiriman data tanpa bit paritas

Kecepatan transmisi baud rate dapat dipilih bebas dalam rentang tertentu.

Baud rate yang umum dipakai adalah 110, 135, 150, 300, 600, 1200, 2400, dan

9600 (bit/detik). Dalam komunikasi serial, baud rate dari kedua alat yang

berhubungan harus diatur pada kecepatan yang sama. Selanjutnya ditentukan

panjang data (6, 7 atau 8), paritas (genap, ganjil atau tanpa paritas), dan jumlah bit

stop (1, 1 ½, atau 2 bit).

Karakteristik standar sinyal komunikasi serial RS232 yang banyak

digunakan adalah yang dikembangkan oleh Electronic Industry Association and

the Telecommunications Industry Association (EIA/TIA) yang pertama kali

dipublikasikan pada tahun 1962. Standar ini hanya menyangkut komunikasi data

antara komputer (Data Terminal Equipment - DTE) dengan alat-alat pelengkap

komputer (Data Circuit-Terminating Equipment - DCE). Standar RS232 inilah

yang biasa digunakan pada port serial IBM PC kompatibel.

Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai

berikut.

a. Logika ‘1’ disebut ‘mark’ terletak antara -3 Volt hingga -25 Volt

b. Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 Volt hingga +25 Volt
41

c. Daerah tegangan antara -3 Volt hingga +3 Volt adalah invalid level, yaitu

daerah tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus

dihindari. Demikian juga level tegangan lebih negatif dari -25 Volt atau

lebih positif dari +25 Volt harus dihindari karena tegangan tersebut dapat

merusak line driver pada saluran R232.

Komunikasi serial membutuhkan port sebagai saluran data.  Gambar 2.27

dan 2.28 berikut menampilan konfigurasi port serial DB9 yang umum digunakan

beserta fungsi-fungsinya.

Gambar 2.27 Serial port DB9

Gambar 2.28 Fungsi masing-masing pin DB9

Untuk dapat menggunakan port serial kita perlu mengetahui alamatnya.

Biasanya tersedia dua port serial pada CPU, yaitu COM1 dan COM2. Base

address COM1 adalah 1016 (3F8h) dan COM2 adalah 760 (2F8h). Alamat

tersebut adalah alamat yang biasa digunakan, tergantung komputer yang


42

digunakan. Tepatnya kita dapat melihat pada peta memori tempat menyimpan

alamat tersebut, yaitu memori 0000.0400h untuk base address COM1 dan memori

0000.0402h untuk base address COM2. Berikut adalah tabel register-register yang

digunakan port serial berdasarkan base address-nya.

Tabel 2.1 Nama register yang digunakan beserta alamatnya

Nama Register COM1 COM2


TX Buffer 3F8h 2F8h
RX Buffer 3F8h 2F8h
Baud Rate Divisor Latch LSB 3F8h 2F8h
Baud Rate Divisor Latch MSB 3F9h 2F9h
Interrupt Enable Register 3F9h 2F9h
Interrupt Identification Register 3FAh 2FAh
Line Control Register 3FBh 2FBh
Modem Control Register 3FCh 2FCh
Line Status Register 3FDh 2FDh
Modem Status Register 3FEh 2FEh

Pada beberapa mikrokontroller telah terdapat hardware untuk melakukan

antarmuka komunikasi serial RS232. Jika hardware serial I/O tidak terdapat pada

mikrokontroller, maka hal ini dapat dikembangkan oleh software untuk

melakukan komunikasi data serial menggunakan pin I/O lain pada

mikrokontroller. Beberapa mikrokontroller yang telah terdapat hardware SPI

(Serial Peripheral Interface) atau I2C (Inter Integrated Circuit) sudah mendukung

komunikasi serial RS232.

Hampir semua komponen digital bekerja pada level tegangan TTL. Oleh

karena itu, untuk membentuk saluran RS232 ke mikrokontroller diperlukan

pengubahan level tegangan timbal balik antara TTL – RS232. Banyak tipe
43

konverter yang dapat melakukan hal ini, misalnya IC MAX232 dari Maxim dan

DS275 dari Dallas Semiconductor.

Gambar 2.29 Konverter TTL – RS232

Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan komunikasi

serial RS232.

Kelebihan Kekurangan

Antarmuka yang popular, Lebih cocok untuk komunikasi


sehingga banyak piranti yang sistem ke sistem, dari pada chip
telah mendukung komunikasi ke chip atau chip ke sensor.
serial RS232. Kecepatan rendah untuk jarak
Relatif dapat menjangkau jarak jauh, bahkan mikrokontroller
jauh, maksimum 50 feet untuk yang kecil untuk jarak dekat
baud rate rendah. memerlukan baud rate 115200
Tahan terhadap noise pada level untuk dapat menerima data.
+/- 5 Volt atau lebih, untuk logika Single master/single slave.
0 dan 1. Penambahan biaya untuk chip
Mudah di implementasikan. sistem transceiver (TTL/CMOS
level RS232).
44

2.7.4.7 RS485

RS485 adalah teknik komunikasi data serial yang dikembangkan di tahun

1983 dimana dengan teknik ini, komunikasi data dapat dilakukan pada jarak yang

cukup jauh yaitu 1,2 Km. Berbeda dengan komunikasi serial RS232 yang mampu

berhubungan secara one to one, maka komunikasi RS485 selain dapat digunakan

untuk komunikasi multidrop yaitu berhubungan secara one to many dengan jarak

yang jauh teknik ini juga dapat digunakan untuk menghubungkan 32 unit beban

sekaligus hanya dengan menggunakan dua buah kabel saja tanpa memerlukan

referensi ground yang sama antara unit yang satu dengan unit lainnya.

Sistem komunikasi dengan menggunakan RS485 ini dapat digunakan

untuk komunikasi data antara 32 unit peralatan elektronik hanya dalam dua kabel

saja. Selain itu, jarak komunikasi dapat mencapai 1,6 km dengan digunakannya

kabel AWG-24 twisted pair.

Gambar 2.30 Diagram komunikasi data RS485


45

Gambar 2.31 IC 75176, industri standar RS485

Bus RS485 adalah mode transmisi balanced differential. Bus ini hanya

mempunyai dua sinyal, A dan B dengan perbedaan tegangan antara keduanya.

Karena line A sebagai referensi terhadap B maka sinyal akan high bila mendapat

input low demikian pula sebaliknya. Pada komunikasi RS485, semua peralatan

elektronik berada pada posisi penerima hingga salah satu memerlukan untuk

mengirimkan data, maka peralatan tersebut akan berpindah ke mode pengirim,

mengirimkan data dan kembali ke mode penerima. Setiap kali peralatan elektronik

tersebut hendak mengirimkan data, maka terlebih dahulu harus diperiksa, apakah

jalur yang akan digunakan sebagai media pengiriman data tersebut tidak sibuk.

Apabila jalur masih sibuk, maka peralatan tersebut harus menunggu hingga jalur

sepi.

Agar data yang dikirimkan hanya sampai ke peralatan elektronik yang

dituju, misalkan ke salah satu Slave, maka terlebih dahulu pengiriman tersebut

diawali dengan Slave ID dan dilanjutkan dengan data yang dikirimkan. Peralatan

elektronik yang lain akan menerima data tersebut, namun bila data yang diterima
46

tidak mempunyai ID yang sama dengan Slave ID yang dikirimkan, maka

peralatan tersebut harus menolak atau mengabaikan data tersebut. Namun bila

Slave ID yang dikirimkan sesuai dengan ID dari peralatan elektronik yang

menerima, maka data selanjutnya akan diambil untuk diproses lebih lanjut.

Gambar 2.32 Topologi jaringan RS485

Gambar 2.32 memperlihatkan topologi jaringan RS485, stasiun manapun

dapat berkomunikasi dengan stasiun lainnya tetapi tidak pada waktu yang

bersamaan.

Gambar 2.33 Terminating resistor pada jaringan RS485

Pada jaringan komunikasi RS485, diperlukan adanya terminating resistor

(RT). Nilai terminating resistor yang sesuai dengan impedansi karakteristik kabel

adalah sangat penting pada jaringan RS485. Sebaliknya, jika nilai terminating

resistor ini tidak sesuai maka akan dihasilkan sinyal terdistorsi yang dapat

menyebabkan terjadinya data error. Gambar 2.33 di atas memperlihatkan

penempatan terminating resistor pada jaringan RS485, dan gambar 2.34


47

memperlihatkan hasil percobaan pengaruh nilai terminating resistor terhadap

sinyal.

Gambar 2.34 Terminating resistor terhadap karakteristik sinyal

Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan komunikasi

serial RS485.

Kelebihan Kekurangan

Antarmuka yang popular, Lebih cocok untuk komunikasi


sehingga banyak piranti yang sistem ke sistem, dari pada chip
telah mendukung komunikasi ke chip atau chip ke sensor.
serial RS485. Penambahan biaya untuk chip
Dapat mencapai jarak sangat jauh sistem transceiver dan kabel
hingga 1000 feet twisted pair dengan terminating
Tahan terhadap noise dan resistors.
perbedaan tegangan
Di implementasikan pada
hardware dan software
Mudah di implementasikan
Banyak digunakan pada industri
otomatisasi
Kecepatan tinggi hingga 115200
baud rate.
48

2.7.4.8 Ethernet

Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan komunikasi

data Ethernet.

Kelebihan Kekurangan

Kecepatan sangat tinggi (10Mbit Lebih cocok untuk komunikasi


hingga 100bit/s) sistem ke sistem, dari pada chip
Jarak sangat jauh hingga 100 feet, ke chip atau chip ke sensor.
lebih dari itu dapat menggunakan Penambahan biaya untuk chipset
Hubs dan Switches Ethernet, transformator,
Tahan terhadap noise connector dan kabel khusus
Banyak digunakan pada industri Mahal dan rumit dalam
otomatisasi dan ketahanan noise. implementasinya
High code footprint.

Gambar 2.35 Contoh jaringan Ethernet MINI-MAX/51-E


49

2.8Sistem Komunikasi

Jaringan adalah sekumpulan peralatan yang dihubungkan agar dapat saling

berkomunikasi dengan tujuan membagi sumber daya (seperti file atau data). Agar

jaringan dapat berfungsi, dibutuhkan layanan-layanan yang dapat mengatur

pembagian sumber daya. Selain itu dibutuhkan aturan-aturan (protocols) yang

mengatur komunikasi dan layanan-layanan secara umum untuk seluruh sistem

jaringan. Pada sebuah jaringan komunikasi data sedikitnya terdapat pertukaran

data antar dua entitas. Jaringan komunikasi data biasa disebut juga sistem

komunikasi.

2.8.1 Model Komunikasi

Pada gambar 2.36a menunjukkan model komunikasi sederhana, kegunaan

dasar dari sistem komunikasi ini adalah menjalankan pertukaran data antar dua

pihak. Dalam gambar 2.36b ditampilkan satu contoh khusus, yaitu komunikasi

antara sebuah client/workstation dan sebuah server yang dihubungkan dengan

sebuah jaringan telepon umum. Berikut ini elemen-elemen kunci model tersebut:

1. Source (Sumber): Alat ini membangkitkan data sehingga dapat

ditransmisikan, misalnya telepon dan PC (personal computer).

2. Transmitter (Pengirim): biasanya data yang dibangkitkan dari sistem

sumber tidak ditransmisikan secara langsung dalam bentuk aslinya.

Sebuah transmitter cukup memindah dan menandai informasi dengan cara

yang sama seperti menghasilkan sinyal-sinyal elektro-magnetik yang dapat

ditransmisikan melewati beberapa sistem transmisi berurutan. Sebagai


50

contoh, sebuah modem tugasnya menyalurkan suatu digital bit stream dari

suatu alat yang sebelumnya sudah dipersiapkan misalnya PC, dan

mentransformasikan bit stream tersebut menjadi suatu sinyal analog yang

dapat melintas melalui jalur telepon.

3. Transmission System (Sistem Transmisi): Berupa jalur transmisi tunggal

(single transmission line) atau jaringan kompleks (complex network) yang

menghubungkan antara sumber dengan destination (tujuan).

4. Receiver (Penerima): receiver menerima sinyal dari sistem transmisi dan

menggabungkannya kedalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap oleh

tujuan. Sebagai contoh, sebuah modem akan menerima suatu sinyal analog

yang datang dari jaringan atau jalur transmisi dan mengubahnya menjadi

sutau digital bit stream.

5. Destination (Tujuan): menangkap data yang dihasilkan oleh receiver.

(a) Blok diagram umum

(b) Contoh jaringan komunikasi

Gambar 2.36 Model komunikasi sederhana


51

2.8.2 Komunikasi Data

Sebuah sistem dikatakan memiliki komunikasi data jika sedikitnya

terdapat pertukaran data antar dua entitas, dalam hal ini dimisalkan Sumber dan

Tujuan. Gambar 2.37 menunjukkan suatu perspektif baru terhadap model

komunikasi yang sebelumnya ditunjukan dalam gambar 2.36a. Kita akan

menelusuri gambar ini menggunakan surat elektronik (electronic mail) sebagai

contoh.

Gambar 2.37 Model komunikasi data sederhana

Pada gambar di atas, informasi yang dimasukan oleh User PC (m)

misalnya melalui keyboard diubah menjadi rangkaian bit dan secara singkat

ditahan didalam memori utama (g). PC dihubungkan dengan beberapa media

transmisi misalnya sebuah local network atau jaringan komunikasi telepon, lewat

suatu perangkat I/O (transmitter), dalam hal ini berupa modem. Transmitter

dihubungkan secara langsung ke media dan merubah aliran yang masuk [g(t)]

menjadi sinyal [s(t)] yang mampu untuk ditransmisikan.

Sinyal yang ditransmisikan s(t) menjadi subjek sejumlah gangguan,

sehingga memungkinkan sinyal yang diterima r(t) dapat berbeda dengan s(t).

Receiver akan berupaya menganalisis keaslian s(t), didasarkan atas r(t) dan

pengetahuannya atas media, dan menghasilkan rangkaian bit g’(t). Bit-bit ini
52

dikirim ke komputer output, dimana bit-bit tersebut secara singkat ditahan

didalam memori sebagai g’. Dalam beberapa kasus, sistem tujuan akan berupaya

untuk memperingatkan bila terjadi error, dan untuk selanjutnya bekerjasama

dengan sistem sumber sampai akhirnya mendapatkan data yang bebas dari error

(error-free data). Data-data ini kemudian diberikan kepada User melalui suatu

perangkat output, seperti printer atau layar. Pesan atau message (m’) sebagaimana

yang dilihat oleh User biasanya merupakan salinan dari pesan aslinya (m).

2.8.3 Jaringan Komunikasi Data

Seringkali, sangatlah tidak praktis saat dua perangkat komunikasi

dihubungkan secara langsung, dari ujung ke ujung. Berikut ini contoh

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi:

1. Bila perangkat-perangkatnya merupakan bagian yang saling jauh terpisah,

misalnya berada pada jarak puluhan, ratusan meter atau lebih. Tentunya

akan memakan biaya yang banyak sekali untuk menyambung dan

menghubungkannya.

2. Jika terdapat serangkaian perangkat, masing-masing membutuhkan

jaringan untuk menghubungkan satu sama lain pada waktu-waktu yang

berbeda. Maka sangatlah tidak praktis bila harus menyediakan kabel untuk

menghubungkan masing-masing bagian perangkat tersebut.

Solusi bila terjadi masalah seperti ini adalah dengan cara menghubungkan

masing-masing perangkat tersebut dengan suatu jaringan komuniasi

(communication network). Gambar 2.38 menghubungkan pembahasan masalah ini


53

dengan gambar 2.36a, serta ditampilkan pula dua kategori utama yang dianjurkan

dimana biasanya jaringan komunikasi diklasifikasikan, dalam hal ini adalah Wide

Area Network (WAN) dan Local Area Networks (LAN). Berikut ini adalah tabel

klasifikasi jaringan komunikasi.

Tabel 2.2 Klasifikasi jaringan komunikasi

Berdasarkan koneksi - Broadcast Links


(keterhubungan) - Poin-to-Point Links
- Local Area Network (LAN)
- Metropolitan Area Networl (MAN)
Berdasarkan skala
- Wide Area Network (WAN)
- Internetwork (Internet)
- Bus
Berdasarkan topologi - Star
- Ring, dan lain-lain.
- Ethernet
Berdasarkan protokol
- Token Ring, dan lain-lain.
- Peer-to-Peer
Berdasarkan arsitektur - Client/Server
- Hybrid
54

Gambar 2.38 Model jaringan sederhana

Pada gambar di atas diperlihatkan model jaringan sederhana sebagai solusi

untuk menggabungkan beberapa perangkat komunikasi.


55

2.9Chipcon CC1100

Gambar 2.39 Chip RF Transceiver Chipcon CC1100

2.9.1 Deskripsi Chipcon CC1100

CC1100 merupakan sebuah chip transceiver UHF yang dirancang untuk

aplikasi wireless berdaya rendah. Rangkaiannya disusun untuk ISM (Industrial,

Scientific and Medical) dan SRD (Short Range Device) dengan band frekuensi

pada 315, 433, 868 dan 915 MHz, tetapi dapat dengan mudah diprogram untuk

beroperasi pada band frekuensi lain antara 300-348 MHz, 400-464 MHz dan 800-

928 MHz.

RF transceiver CC1100 diintegrasikan dengan sebuah modem baseband.

Modem ini mendukung berbagai format modulasi dengan data rate hingga 500

kbps. Jarak komunikasi dapat ditambah dengan mengaktifkan pilihan Forward

Error Correction yang diintegrasikan pada modem.


56

CC1100 menyediakan dukungan hardware yang luas untuk packet

handling, data buffering, burst transmissions, clear channel assessment, link

quality indication dan wake-on radio. Pokok parameter operasi dan 64-byte FIFO

(First-In First-Out) transmit/receive CC1100 dapat dikontrol melalui antarmuka

SPI. Pada sistem tipikalnya, CC1100 akan digunakan bersamaan dengan sebuah

mikrokontroller dan beberapa komponen pasif tambahan. CC1100 adalah bagian

dari teknologi Chipcon generasi ke-4 (4th generation) yang berlandaskan teknologi

CMOS 0,18 µm.

2.9.2 Fitur-Fitur Chipcon CC1100

Dibawah ini beberapa fitur Chipcon CC1100, untuk selengkapnya lihat

pada lampiran Chipcon CC1100.

a. Berukuran kecil (QLP 4x4 mm, 20 pin)

b. Chip RF transceiver UHF

c. Band frekuensi: 300-348 MHz, 400-464 MHz dan 800-928 MHz

d. Sensitivitas tinggi (-110 dBm pada 1,2 kbps, packet error rate 1%)

e. Programmable data rate hingga 500 kbps

f. Konsumsi daya rendah (15,4 mA pada RX, 1,2 kbps, 433 MHz)

g. Programmable baseband modem

h. Ideal untuk beroperasi pada multi-channel

i. Antarmuka SPI yang efisien: semua register dapat diprogram dengan satu

“burst” transfer.

j. Mendukung untuk mode transmit/receive asinkron.


57

2.9.3 Kondisi Pengoperasian

Tabel 2.3 Kondisi pengoperasian CC1100

Parameter Min Max Satuan Kondisi


Suhu -40 85 o
C
Catu daya 1,8 3,6 V Semua pin catu daya harus
mempunyai tegangan yang sama

2.9.4 Karakteristik Umum

Tabel 2.4 Karakteristik umum CC1100

Parameter Min Max Satuan Keterangan


Frekuensi 300 348 MHz
400 464 MHz
800 928 MHz
Data rate 1,2 500 kbps FSK
1,2 250 kbps GFSK, OOK dan ASK
26 500 kbps (bentuk) MSK (disebut juga
differential offset QPSK)

2.9.5 Konfigurasi Pin Chipcon CC1100

Gambar 2.40 Konfigurasi pin Chipcon CC1100


58

Tabel 2.5 Deskripsi pin Chipcon CC1100

Anda mungkin juga menyukai