Anda di halaman 1dari 23

8

Gambar 2.1 Contoh Gedung Parkir Spiral

Pada gedung parkir proses sistem perparkirannya pada saat ini menggunakan

sistem database menggunakan computer dengan dikombinasikan kamera sebagai

pencuplik data akan foto kendaraan bermotor yang akan memarkirkan

kendaraannya. Tujuannya sebagai data kecocokan antara kendaraan motor yang

masuk dan keluar dari gedung parkir. Blok diagram proses sistem parkir yang sering

digunakan saat ini seperti gambar dibawah ini

Gambar 2.2 Blok diagram sistem parkir


9

Pada gambar diatas, dijelaskan bahwa mobil yang akan memasuki gedung

parkir dan hanya diberikan kartu parkir sebagai tanda. Permasalahan yang dihadapi

untuk sistem perparkiran seperti diatas yaitu kurang tersedianya informasi tentang

posisi lahan parkir yang kosong berada dimana. Sistem diatas hanya mampu

mengindetifikasi berapa lama waktu parkir sebuah kendaraan bermotor yang

dikonversi dengan harga per jamnya. Selain itu ditemukan juga sistem perparkiran

yang diterapkan di gedung parkir Senayan City Jakarta sudah menerapkan sistem

parkir tiap lantai diberikan papan penampil yang menunjukan jumlah yang tersedia

berapa, untuk lahan parkir. Tetapi belum juga menampilkan posisi lahan parkirnya

dimana.

Gambar 2.3 Sistem parkir di Senayan City Jakarta

2.2 Mikrokontroler Arduino

Mikrokontroler Arduino merupakan modul kit elektronik atau papan

rangkaian elektronik open source yang dimana dalamnya terdapat komponen

utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR sebagai pengendali

utamanya yang berasal dari perusahaan Atmel.. Di chip mikrokontroler tersebut

terkandung sebuah inti prosesor (CPU), memori (RAM dan ROM), dan
10

perlengkapan input output. Agar dapat diprogram menggunakan komputer

sehingga rangkaian elektronik dapat membaca input misal sensor yang terpasang,

dapat memproses input tersebut dan menghasilkan output yang sesuai dengan

diinginkan. Sehingga dengan kata lain mikrontroler merupakan otak utama dari

bagian arduino, yang bertugas mengendalikan input, proses dan output sari sebuah

rangkaian elektronik.

Secara harfiahnya mikrokontroler bisa disebut “pengendali kecil” yang

dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan

komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi atau

diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara

otomatis, seperti sistem kontrol mesin, remote control, mesin kantor, peralatan

rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan

konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor

memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat

kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan

penggunaan mikrokontroler ini maka didapatkan beberapa keuntungan antara lain

a. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas

b. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian

besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi

c. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang

kompak

Namun demikian tidak sepenuhnya mikrokontroler bisa mereduksi

komponen IC TTL dan CMOS yang sering kali masih diperlukan untuk aplikasi
11

kecepatan tinggi atau sekedar menambah jumlah saluran masukan dan keluaran

(I/O). Dengan kata lain, mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah

komputer karena mikrokontroler sudah mengandung beberapa perihal yang

langsung bisa dimanfaatkan, misalnya port paralel, port serial, komparator,

konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke digital dan sebagainya

hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit atau kompleks.

2.2.1 Struktur Sistem Mikrokontroler

Struktur sistem mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian yang dipaketkan

kedalam satu chip seperti gambar dibawah,

Gambar 2.4 Blok Diagram Mikrokontroler

Keterangan pada Gambar 2.4 :

a. CPU (Control Process Unit) merupakan bagian unit pengolah pusat

keseluruhan sistem yaitu menjalankan perangkat lunak yang disimpan pada

memori program, mengatur jalut pengiriman data dari atau ke piranti –


12

piranti (memori, I/O, dan sebagainya), mengolah data-data yang ada pada

perangkat lunak, dan sebagainya.

b. ROM (Read Only Memory) berguna untuk menyimpan perangkat lunak

ynag akan dijalankan oleh mikroprosesor.

c. RAM (Read Access Memory) berguna untuk menyimpan data sementara

data yang mungkin diperlukan oleh mikroprosesor sewaktu menjalankan

perangkat lunak, misalnya nilai nilai pada variabel.

d. Piranti I/O (Input/Output) berguna untuk menghubungkan sistem dengan

piranti lainnya. Sehingga mempunyai peran penting untuk mengirimkan

dan menerima data dari piranti yang terhubung dengan mikrokontroler.

Contoh piranti I/O yaitu inputan pushbutton yang berfungsi sebagai

menginputkan data.

e. Clock atau denyut berguna untuk menyinkronkan kerja piranti – piranti

dalam sistem elektronis. Pembangkitnya dapat berupa osilator Kristal, RC-

network, resonator keramik, ic timer 555, atau juga VCO (osilastor

terkendali tegangan).

2.2.2 Memori

Memori yang tersedia pada mikrokontroler biasanya beberapa macam dan

mempunyai kegunaan yang khusus, antara lain :

a. EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory).

Beberapa mikrokontroler memiliki EEPROM yang terintegrasi pada

chipnya. Fungsi dari EEPROM yaitu digunakan untuk menyimpan

sejumlah kecil parameter yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Jenis
13

memori ini bekerja relative pelan dan kemampuan untuk dihapus /

tulisnya juga terbatas.

b. FLASH (EPROM). memberikan pemecahan yang lebih baik dari

EEPROM ketika dibutuhkan sejumlah besar memori non-volatile untuk

program. FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih

sering disbanding EEPROM.

c. Battery backed-up static RAM. Memori ini sangat berguna ketika

dibutuhkan memori yang besar untuk menyimpan data dan program.

Keunggulan utama dari RAM statis adalah sangat cepat dibanding

memori non-volatile, dan juga tidak terdapat keterbatasan kemampuan

hapus/tulis sehingga sangat cocok untuk aplikasi dalam penyimpanan dan

manipulasi data secara lokal.

d. OTP (One Time Programmable), mikrokontroler OTP adalah

mikrokontroler yang hanya dapat deprogram satu kali dan tidak dapat

dihapus atau dimodifikasi. Proteksi perangkat lunak yaitu dengan

“encryption” atau proteksi fuse sehingga perangkat lunak yang telah

diprogamkan akan terlindungi dari pembajakan, modifikasi atau rekayasa

ulang.

2.2.3 Perangkat I/O

Perangkat masukan dan keluaran mikrokontroler adalah suatu perangkat

yang menghubungkan proses di dalam mikrokontroler dengan piranti lainnya.

Perangkat ini bervariasi dan kemungkinan ada mikrokontroler yang cukup

lengkap. Ada fitur perangkat I/O yang sangat lengkap, antara lain :
14

a. USART (Universal Synchrounous/Asynchronous Receiver Transmitter)

merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan

asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan

dapat beroperasi pada clock yang lebih tinggi disbanding asinkron.

b. SPI (Serial Peripheral Interface) merupakan port komunikasi serial

sinkron.

c. I2C bus (Inter-Intergrated Circuit Bus) merupakan antarmuka serial 2

kawat yang dikembangkan oleh Philips. Selain itu, perangkat ini

dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer

electronics, otomotif, dan industry. I2C bus ini berfungsi sebagai antar

muka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data.

Jaringan dapat dipasangkan dapat mengirim dan menerima data serta

harus memiliki alamat tertentu.

d. ADC (Analog to Digital Converter) fungsi ADC adalah mengubah

besaran analog (biasanya tegangan) ke bentuk digital atau bilangan bit.

Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi –

aplikasi yang memerlukan informasi analog misalnya voltmeter,

pengukur suhu, merekam perubahan elektrik untuk sistem pengendalian

close loop, dan lain-lain.

e. DAC (Digital to Analog Converter) merupakan kebalikan dari ADC

mengubah bilangan bit ke bentuk informasi analog.

f. Analog Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki sebuah atau lebih

komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa yang


15

umumnya dapat kita bangun dengan penguat operasional, tetapi sinyal

iput/outputnya terpasang pada bus mikrokontroler.

g. USB Converter. Mikrokontroler tertentu memiliki fitur ini sehingga

memungkinkan komunikasi serial dengan karakteristik USB.

2.2.4 Jenis Mikrokontroler Arduino

Saat ini ada bermacam macam variasi papan mikrontroler arduino yang

disesuaikan dengan kebutuhan, yang dikategorikan dalam beberapa kategori

antara lain :

a. Arduino USB : menggunakan usb sebagai antar muka untuk

pemrograman serta untuk komunikasi serial dengan komputer. contohnya

antara lain : Arduino Uno R3, Arduino duemulanove, Arduino Diecimila,

Arduino NG Rev.C

b. Arduino Serial : Arduino yang dimana menggunakan serial untuk antar

muka sebagai pemrograman atau komunikasi serial

c. Arduino Mega : Papan Arduino dengan spesifikasi yang lebih tinggi,

dilengkapi tambahan pin digital, pin analog, port serial, dan sebagainya.

Misalnya arduino mega 2560

d. Arduino Fio : Arduino yang didesain untuk untuk koneksi nirkabel

e. Arduino Lilipad : Arduino yang berbentuk lingkaran

f. Arduino BT : Arduino yang didesain dengan koneksi Bluetooth sebagai

koneksi nirkabel

g. Arduino Nano dan Pro Mini : Papan arduino yang berbentuk kompak dan

digunakan untuk breadboard


16

Gambar 2.5 Macam – macam keluarga arduino

2.3 Sensor dan Tranduser

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan

lingkungan secara fisik atau kimia. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian

pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Beberapa jenis sensor yang

banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya, sensor

suhu, dan sensor tekanan. Jadi jenis sensor secara garis besar bisa dibagi menjadi

2 jenis yaitu :

a. Sensor Fisika adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan

hukum-hukum fisika. Yang termasuk kedalam jenis sensor fisika antara

lain sensor cahaya, sensor suhu, sensor suara, sensor gaya, sensor

tekanan, sensor percepatan.

b. Sensor Kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia

dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik. Biasanya


17

ini melibatkan beberapa reaksi kimia. Yang termasuk kedalam jenis

sensor kimia antara lain sensor PH, sensor gas (oksigen, karbondioksida,

LPG, dll).

2.3.1 Persyaratan Umum Sensor

Dalam peralatan yang disebut dengan sensor yang dimana terdapat

trandusernya harus memenuhi berbagai persyaratan antara lain :

a. Linearitas

ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah

secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara

kontinyu. Contoh sensor suhu yang outputnya linear yang dibandingan

dengan sensor yang outputnya tidak linear.

Gambar 2.6 Perbandingan sensor dengan keluaran linear dan tidak linear

b. Sensitivitas

Akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas

yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang

menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”.

Beberapa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan

satu volt per derajat, yang berarti perubahan satu derajat pada masukan akan
18

menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Linearitas sensor juga

mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapan linear, maka

sensitivitas juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan.

c. Tanggapan Waktu

Pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya terhadap

perubahan masukan.

Gambar 2.7 Grafik perbandingan tanggapan waktu sensor

Tetapi ada beberapa pendapat misal dari Yayan I.B,(1998) mengatakan

ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam memilih sensor yang tepat adalah

dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini :

a. Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada

tempat yang diperlukan?

b. Apakah sensor sudah cukup akurat?

c. Apakah sensor bekerja pada jangkauan yang sesuai?

d. Apakah sensor akan mempengaruhi kuantitas yang sedang diukur?

e. Apakah sensor tidak mudah rusak dalam pemakaiannya?

f. Apakah sensor dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya?

g. Apakah biayanya terlalu mahal?


19

2.3.2 Klasifikasi Umum Sensor

Berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan menjadi

3 bagian yaitu

a. Sensor thermal (panas) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi

gejala perubahan panas/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi

ruang tertentu. Contohnya : bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo

transistor, photo diode, photo multiplier, photovoltaic, hygrometer, dsb.

b. Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis

seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan

melingkar, tekanan, aliran level, dan sebagainya. Contoh : strain gage,

linear variable differential transformer (LVDT), proximity,

potensiometer, loadcell, bourdon tube

c. Sensor Optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari

sumber cahaya, pantulan cahaya, ataupun bias cahaya yang mengenai

benda atau ruangan. Contoh : photocell, photo transistor, photo diode,

photo voltaic, pyrometer optic, dan sebagainya.

2.3.3 Tranduser

Merupakan bagian penting dari sensor yang berfungsi untuk mengubah

gejala fisik menjadi besaran listrik. Klasifikasi tranduser dibedakan menjadi 2

macam yaitu

a. Self generating tranduser (tranduser pembangkit sendiri) adalah

tranduser yang hanya memerlukan satu sumber energy. Contoh: piezo

electric, thermocouple, photovoltatic, termistor, dan sebagainya.


20

b. External power tranduser (Tranduser daya dari luar) adalah tranduser

yang memerlukan sejumlah energy dari luat untuk menghasilkan suatu

keluaran. Contoh : RTD (resistance thermal detector), strain gauge,

Tabel 2.1 Prinsip kerja dan sifat dari tranduser

Parameter Listrik
Prinsip kerja dan sifat alat Pemakaian alat
dan kelas tranduser

Tranduser Pasif

Perubahan nilai tahanan karena Tekanan, pergeseran


Potensiometer
posisi kontak bergeser posisi

Perubahan nilai tahanan karena Gaya, torsi, posisi

Strain Gauge perubahan panjang kawat oleh  

tekanan dari luar  

Tegangan selisih dua kumparan Tekanan, pergeseran

LVDT primer akibat pergeseran inti Gaya

Gage arus putar Perubahan induksi kumparan pergeseran, ketebalan

  akibat perubahan jarak plat  

Tranduser Aktif

Emisi elektron akibat radiasi Cahaya dan radiasi

Sel Fotoemsitif yang masuk pada permukaan  

fotemisif  

Emisi elektron sekunder akibat cahaya, radiasi, dan

Photomultiplier radiasi yang masuk ke katoda rele sensitif cahaya

sensitif cahaya  
21

Pembangkitan GGL pada titik Temperatur, aliran panas

Termokopel sambung dua logam yang radiasi

berbeda akibat dipanasi  

Generator Perputaran sebuah kumparan di Kecepatan. Getaran

kumparan putar dalam medan magnir yang  

(tachogenerator) membangkitkan tegangan  

Suara, getaran,
Piezoelektrik Pembangkitan GGL bahan kristal percepatan

  piezo akibat gaya dari luar tekanan

Terbangkitnya tegangan pada Cahaya matahari

Sel foto tegangan sel foto akibat rangsangan  

energi dari luar  

Termometer perubahan nilai tahanan kawat Temperatur, panas

tahanan (RTD) akibat perubahan temperatur  

Hygrometer Tahanan sebuah strip konduktif Kelembababan relatif

tahanan berubah terhadap kandungan  

    uap air  

Termistor (NTC) Penurunan nilai tahanan logam Temperatur

  akibat kenaikan temperatur  

Mikropon
Kapasitor Tekanan suara mengubah nilai suara, musik, derau

    kapasitansi dua buah plat  

Pengukuran Reluktansi rangkaian magnetik Tekanan, pergeseran,

reluktansi diubah dengan mengubah posisi getaran,posisi

    inti besi sebuah kumparan  


22

Contoh dari macam – macam tranduser seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.8 Contoh macam – macam tranduser

2.4 Multiplexer dan Demultiplexer

Multiplexer (mux) merupakan perangkat yang memilih salah satu dari

beberapa analog atau digital sinyal input dan meneruskan input yang dipilih

menjadi garis tunggal. Sebuah Multiplexer dari 2 input memiliki garis yang

digunakan untuk pilih baris input untuk dikirimkan ke output. Multiplexer banyak

digunakan untuk meningkatkan jumlah data yang dapat dikirim melalui jaringan

dalam jumlah tertentu waktu dan bandwith. Sering sebuah Multiplexer disebut

juga dengan pemilih data .

Sebuah Multiplexer elektronik memungkinkan beberapa sinyal untuk

berbagi satu perangkat atau sumber daya, misalnya satu A / D converter atau satu

jalur komunikasi, daripada harus satu perangkat per sinyal input. Multiplexing
23

merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan

dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input

tertentu kepada keluarannya, sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sinyal

yang banyak melalui media tunggal. (penggabungan 2 sinyal atau lebih untuk

disalurkan ke dalam 1 saluran komunikasi).

Keuntungannya dari multiplexing yaitu

a. Host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal

b. Hanya menggunakan satu line transmisi yang dibutuhkan

c. Henghemat biaya penggunaan saluran komunikasi

d. Memanfaatkan sumberdaya seefisien mungkin

e. Menggunakan kapasitas saluran semaximum mungkin

f. Karakteristik permintaan komunikasi pada umum- nya memerlukan

penyaluran data dari beberapa terminal ke titik yang sama.

Adapun jenis – jenis dari teknik multiplexing antara lain :

a. Frequency-division multiplexing (FDM)

b. Time-division multiplexing (TDM)

c. Statistical time-division multiplexing (STDM)

Pemilihan FDM, TDM dan STDM ditentukan oleh :

a. Kapasitas kanal,

b. Harga peralatan

c. Konfigurasinya.
24

Gambar 2.9 Contoh gerbang logika multiplexer

Gambar 2.10 Konsep kerja multiplexer dan demultiplexer


25

2.5 Pewaktuan Digital

Pewaktuan digital juga disebut dengan Real Time Clock. Bentuk dari RTC

secara umum yaitu dalam bentuk IC yang mempunyai clock sumber sendiri dan

internal baterai untuk menyimpan data waktu dan tanggal. Sehingga pada suatu

sistem baik pada komputer atau mikrokontroler catudayanya mati, RTC tetap akan

berjalan yang apabila sistem tersebut dihidupkan waktu tidak perlu diseting

kembali. Dengan kata lain, RTC hadir di hampir semua perangkat elektronik yang

digunakan untuk menjaga agar waktu tetap akurat. Keunggulan dari penggunaan

RTC secara umum yaitu

a. Rendah konsumsi daya

b. Lebih akurat dengan sistem pewaktuan digital lainnya

c. Tidak begitu membebani mikrokontroler saat beroperasi

Kebanyakan RTC menggunakan osilator Kristal. Tetapi ada juga yang

menggunakan power line frekuensi. Besar osilator frekuensi yang digunakan yaitu

32,768 kHz. Frekuensi osilator ini sama digunakan dengan jam tangan analog

dikarenakan RTC mempertahankan waktu dan tanggal dengan menghitung detik,

yang memerlukan sinyal clock 1 Hz berasal dari osilator kristal 32.768 kHz.

Waktu saat ini dan tanggal informasi disimpan dalam satu set register, yang dapat

diakses melalui antarmuka komunikasi.

Contoh produsen yang memproduksi RTC antara lain Epson , Intersil ,

Maxim , NXP Semiconductor , Texas Instruments, dan STMicroelectronics. Dan

yang paling banyak digunakan untuk sistem mikrontroler yaitu produk Maxim
26

yang bertipe dallas. Dikarenakan mudah dalam pengaksesannya dan stabil.

Contoh RTC dari Maxim yaitu RTC DS1302.

Gambar 2.11 Contoh RTC DS1302

IC DS1302 memiliki fitur antara lain :

1. Real-time clock (RTC) meyimpan data-data detik, menit, jam, tanggal

dan bulan dalam seminggu, dan tahun valid hingga 2100.

2. 56-byte, battery-backup, RAM nonvolatile (NV) RAM untuk

penyimpanan.

3. Antarmuka Serial Peripheral Interface (SPI)

4. Sinyal keluaran gelombang-kotak terprogram (Programmable

squarewave).

5. Deteksi otomatis kegagalan-daya (power-fail) dan rangkaian switch.

6. Konsumsi daya kurang dari 500nA menggunakan mode baterei cadangan

dengan operasional osilator.

7. Tersedia fitur industri dengan ketahanan suhu: -40°C hingga +85°C.

2.6 Penampil

Penampil (display) merupakan sarana untuk menampilkan hasil dari suatu

proses elektronika. Yang termasuk ke dalam display sepeti 7SEGMENT, led, dan

LCD (Liquid Crystal Display).


27

a. 7SEGMENT

Merupakan cacah segmen dapat disusun dengan masing-masing segmen

dapat menyala. Guna menampilkan gambar dasar yang dikeluarkan oleh dekoder

akan dapat dipakai sebuah penampil tujuh semen (seven segment display).

Penampil ini terdiri dari tujuh segmen yang tersusun membentuk angka delapan,

seperti ditunjukkan pada gambar 15. berikut.

Gambar 2.12 Penampil 7segment

b. Led

Led (light-emitting diode) merupakan suatu semikonduktor yang

memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan

maju. Led dapat digunakan sebagai indikator pada suatu sistem elektronik. Contoh

bentuk fisik led seperti gambar dibawah.

Gambar 2.13 Bentuk fisik led


28

c. LCD

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan suatu jenis media tampilan

yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di

berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi,

kalkulator ,layar komputer, ataupun sistem mikrokontroler. Pada sistem

mikrokontroler lcd yang digunakan masih berbentuk monochrome (atau hitam

putih), dan yang paling sering digunakan yaitu LCD ukuran 16 x 2 seperti gambar

dibawah

Gambar 2.14 Bentuk fisik penampil LCD

Karakteristik dari lcd ukuran 16x2 yaitu

a. Ukuran layar 16 untuk baris, dan 2 untuk kolom

b. Tegangan maksimal yang diperbolehkan +5.3V, dengan typical

tegangan +5V.

c. Terdiri dari 16 pin yang berisi vcc, gnd, contrast, RS, EN, RD, D1 -

D7,backlight (vcc dan gnd backlight).

d. 1 karakter terdiri dari 5x8 dots.


29

2.7 Catu Daya

Perangkat elektronika seharusnya dicatu daya oleh sumber listrik searah

DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan

kegunaan dan perancangannya. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC

yang paling baik. Namun apabila digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan

catu daya lebih besar atau bermacam, sumber dari baterai atau accu tidak akan

cukup. Sumber catu daya yang lain adalah sumber listrik bolak-balik AC

(alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Terdapat 2 jenis power

supply / sumber catudaya yang memenuhi keperluan tersebut, yaitu sumber

catudaya dengan regulasi linear (linear regulated power supply) dan sumber catu

daya dengan penyeleksian (switching regulated supply). Pada alat yang akan

dibahas yaitu regulasi linear. Dikarenakan untuk mengubah menjadi tegangan DC

yang baik dan stabil diperlukan suatu tahapan proses yang secara umum

diperlihatkan pada Gambar 1. Sumber catudaya pada prinsipnya terdiri dari empat

bagian : trafo, penyearah, kondesator sebagai tapis lolos rendah, dan regulator

elektronik.

Gambar 2.15 Diagram proses catu daya DC


30

Transformator diperlukan sebagai komponen yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi

tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya. Keluaran

transformator yang masih AC kemudian disearahkan oleh untai penyearah

(rectifier) sehingga dapat dikelola oleh rangkaian regulasi linear.

1. TrasformatorRangkaian

2. Penyearah Gelombang Penuh

3. Filter (Penyaring)

4. Regulasi dengan Regulator IC

Anda mungkin juga menyukai