Disusun Oleh :
DAFAR ISI................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Pengertian SCR..................................................................................................................3
2.2Simbol Dan Bentuk
SCR.................................................................................................................................... 3
2.3 Fungsi SCR.........................................................................................................................3
2.4 Cara Kerja
SCR.....................................................................................................................................4
2.5 Prinsip Kerja
SCR.....................................................................................................................................5
2.6 Karakteristik SCR..............................................................................................................5
2.7 Kurva Karakteristik I-V Thyristor (SCR).......................................................................6
2.8 Kontrol Fasa Thyristor (SCR)..........................................................................................9
2.9 Contoh Rangkaian SCR (Silicon Controlled
Rectifier)......................................................................................................................... 10
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
Daftar pustaka........................................................................................................................12
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
kasih dan karunia-Nya yang begitu besar kepada kita semua, sehingga kami dapat
melaksanakan berbagai tugas dalam mata kuliah Elektronika Daya (ELDA), serta
dapat menyelesaikan Makalah tentang SCR.
Makalah tentang SCR ini merupakan wujud dari rasa tanggung jawab kami
atas tugas yang telah di berikan dari dosen mata kuliah Elektronika Daya (ELDA)
untuk kami sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini.
Kami menyadari bahwa makalah tentang SCR ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari bapak dosen dan rekan-rekan
yang bersifat membangun guna memperbaiki penyusunan Makalah - makalah yang
mungkin akan kami buat yang akan datang.
Semoga Makalah tentang SCR ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi modal bagi kita untuk belajar tentang Elektronika Daya. Akhir kata, kami
ucapkan terima kasih.
Penulis
II
BAB I
PENDAHULUAN
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda
yang memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan Dioda pada umumnya yang
hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki Terminal.
Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate” atau “Gerbang”
yang berfungsi sebagai pengendali (Control), sedangkan kaki lainnya sama seperti
Dioda pada umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”. Silicon
Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota kelompok komponen
Thyristor.
Silicon Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali diperkenalkan
secara komersial pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan untuk mengendalikan
Tegangan dan daya yang relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. Oleh karena itu SCR
atau Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar (Switch) ataupun Pengendali
(Controller) dalam Rangkaian Elektronika yang menggunakan Tegangan / Arus
menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa aplikasi SCR di rangkaian
elektronika diantaranya seperi rangkaian Lampu Dimmer, rangkaian Logika, rangkaian
osilator, rangkaian chopper, rangkaian pengendali kecepatan motor, rangkaian inverter,
rangkaian timer dan lain sebagainya.
1
1.3 Tujuan
a. Dapat Mengetahui Pengertian SCR.
b. Dapat Mengetahui Simbol dan bentuk SCR
c. Dapat Mengetahui Fungsi SCR
d. Dapat Mengetahui Cara kerja SCR
e. Dapat Mengetahui Prinsip kerja SCR
f. Dapat Mengetahui Karakteristik SCR
g. Dapat Mengetahui Kurva Karakteristik I-V Thyristor (SCR)
h. Dapat Mengetahui Kontrol Fasa Thyristor (SCR)
i. Dapat Mengetahui Contoh Rangkaian SCR (Silicon Controlled Rectifier)
2
BAB II
PEMBAHASAN
SCR ini fungsinya sebagai komponen pengendali atau bisa juga disebut
dengan saklar (Switch). SCR dijadikan sebagai saklar karena dapat mengendalikan
daya serta tegangan tinggi hanya dengan perangkat berukuran kecil. Maka dari itu,
SCR lebih sering dijumpai pada rangkaian listrik dengan tenaga sedang hingga
3
tinggi (Medium-High Power). Adapun beberapa contoh kegunaan SCR dalam
dunia elekronika, diantaranya:
Rangkaian timer
Rangkaian inverter
Rangkaian logika
Rangkaian isolator
Rangkaian chopper
Lampu dimmer
pengendali kecepatan motor
Cara kerja dari SCR sama dengan dioda pada umumnya yaitu untuk
mengalirkan arus searah dari terminal Anoda ke Katoda, namun untuk
menghubungkan antara terminal Anoda dan terminal Katoda menggunakan
pengendali yaitu terminal Gate. Untuk mengaktifkan SCR (agar terminal
Anoda dan Katoda terhubung) maka pada terminal Gate harus dialiri arus
positif terlebih dahulu sebagai pemicu atau trigger.
Ketika terminal Gate dialiri arus listrik maka SCR akan aktif, antara
terminal Anoda dan Katoda terhubung sehingga arus listrik dapat mengalir
dari terminal Anoda ke Katoda. Dan jika terminal Gate sudah tidak dialiri arus
positif kembali (arus positif yang ke terminal Gate dihilangkan), SCR akan
masih tetap aktif.
Untuk mengnon aktifkan SCR ini dapat dilakukan dengan cara
menurunkan arus maju dari terminal Anoda ke Katoda sampai mencapai titik
holding current di SCR. Titik holding current pada tiap-tiap SCR berbeda-beda
tergantung dari spesifikasi SCRnya.
Holding current pada SCR merupakan arus minimal yang harus
dipertahankan agar SCR dapat bekerja atau aktif, nilai arus minimanya 0,7V.
Namun pada intinya untuk mengnon aktifkan SCR dapat dilakukan dengan
cara menghilangkan atau meng nol kan arus maju dari terminal Anoda ke
Katoda.
4
2.5 Prinsip Kerja SCR
Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun
SCR memerlukan tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat
mengaktifkannya. Pada saat kaki Gate diberikan tegangan positif sebagai
pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus listrik dari Anoda (A) ke
Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya akan ON
meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-
Katoda harus diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR.
Besarnya arus Holding atau Ih sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR
itu sendiri. Karena masing-masing jenis SCR memiliki arus Holding yang
berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan SCR ke kondisi
“OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke titik
Nol.
5
e. Arus anoda harus lebih besar daripada arus holding untuk
mempertahankan konduksi.
f. Memblokir aliran arus ketika di reverse bias, tidak peduli apakah arus
Gerbang diterapkan.
g. Setelah dipicu "ON", akan terkunci "ON" berjalan bahkan ketika arus
gerbang tidak lagi diterapkan asalkan arus anoda di atas arus terkunci.
6
penguncian regeneratif dari dua transistor internal. Penerapan sinyal atau
pulsa gerbang setelah regenerasi dimulai tidak akan berpengaruh sama sekali
karena thyristor sudah berjalan dan sepenuhnya-ON.
Berbeda dengan Transistor, thyristor (SCR) tidak bisa bias untuk tetap berada
dalam beberapa wilayah aktif di sepanjang garis beban antara status
pemblokiran dan saturasinya. Besar dan durasi pulsa "nyalakan" gerbang
tidak banyak berpengaruh pada pengoperasian perangkat karena konduksi
dikendalikan secara internal. Kemudian menerapkan pulsa gerbang sesaat ke
perangkat sudah cukup untuk membuatnya berjalan dan akan tetap "ON"
secara permanen bahkan jika sinyal gerbang sepenuhnya dihapus.
Oleh karena itu thyristor juga dapat dianggap sebagai Kait Bistabil yang
memiliki dua status stabil "OFF" atau "ON". Ini karena tanpa sinyal gerbang
diterapkan, thyristor (scr) silikon menghalangi arus di kedua arah bentuk
gelombang AC, dan begitu dipicu ke dalam konduksi, tindakan penguncian
regeneratif berarti bahwa tidak dapat dimatikan "OFF" lagi hanya dengan
menggunakan Gerbang.
Setelah thyristor telah mengunci sendiri ke dalam keadaan "ON" dan
melewatkan arus, itu hanya dapat diubah "OFF" lagi dengan melepas
tegangan supply dan karena itu arus Anoda ( I A ) sepenuhnya, atau dengan
mengurangi Anoda menjadi arus katoda dengan beberapa cara eksternal
(pembukaan sakelar misalnya) untuk di bawah nilai yang biasa disebut “arus
minimum holding”, IH.
Oleh karena itu, arus anoda harus dikurangi di bawah level minimum
holding ini cukup lama untuk thyristor secara internal terkunci pn-junction
untuk memulihkan keadaan pemblokiran mereka sebelum tegangan maju
diterapkan kembali ke perangkat tanpa secara otomatis berjalan sendiri. Jelas
kemudian bagi sebuah thyristor untuk berjalan di tempat pertama, arus anoda,
yang juga merupakan arus bebannya, IL harus lebih besar dari nilai arus
holding. Itulah IL > IH.
7
titik silang lebih dari setiap setengah siklus, dan seperti yang kita ketahui
sekarang, akan tetap "OFF" hingga penerapan Gerbang memicu pulsa
berikutnya.
Karena tegangan sinusoidal AC terus menerus terbalik (reverse) dalam
polaritas dari positif ke negatif pada setiap setengah siklus, ini
memungkinkan thyristor untuk mengubah "OFF" pada titik 180° nol dari
gelombang positif. Efek ini dikenal sebagai "pergantian alami" dan
merupakan karakteristik yang sangat penting dari Thyristor (SCR).
Thyristor digunakan di rangkaian yang diumpankan dari supply DC,
kondisi pergantian alami ini tidak dapat terjadi karena tegangan supply DC
kontinu sehingga beberapa cara lain untuk mematikan "OFF", thyristor harus
disediakan pada waktu yang tepat karena sekali dipicu akan tetap bekerja.
Namun dalam rangkaian AC sinusoidal pergantian alami terjadi setiap
setengah siklus. Kemudian selama setengah siklus positif dari
bentuk gelombang sinusoidal AC, thyristor forward bias (anoda positif) dan
anoda dapat dipicu "ON" menggunakan sinyal atau pulsa Gerbang. Selama
setengah siklus negatif, Anoda menjadi negatif sementara Katoda positif.
Thyristor adalah reverse bias oleh tegangan ini dan tidak dapat berjalan
bahkan jika sinyal Gerbang hadir.
Jadi dengan menerapkan sinyal Gerbang pada waktu yang tepat selama
setengah positif dari bentuk gelombang AC, thyristor dapat dipicu ke dalam
konduksi sampai akhir setengah siklus positif. Dengan demikian kontrol fasa
(seperti yang disebut) dapat digunakan untuk memicu thyristor pada titik
mana pun di sepanjang bagian positif dari bentuk gelombang AC dan salah
satu dari banyak penggunaan Thyristor (SCR) adalah dalam kontrol daya
sistem AC seperti yang ditunjukkan
8
2.8 Kontrol Fasa Thyristor (SCR)
Pada awal setiap setengah siklus positif, Thyristor SCR "OFF". Pada
penerapan pulsa gerbang memicu thyristor SCR ke konduksi dan tetap
terkunci "ON" selama durasi siklus positif. Jika thyristor dipicu pada awal
setengah siklus ( θ = 0° ), beban (lampu) akan "ON" untuk siklus positif
penuh dari bentuk gelombang AC (AC setengah-gelombang yang
diperbaiki) pada suhu tinggi tegangan rata-rata 0.318 x Vp.
Karena penerapan pulsa pemicu gerbang meningkat di sepanjang
setengah siklus ( θ = 0° hingga 90° ), lampu menyala untuk waktu yang
lebih sedikit dan tegangan rata-rata yang dikirim ke lampu juga secara
proporsional akan kurang mengurangi kecerahannya.
Kemudian kita dapat menggunakan Thyristor SCR sebagai peredup
lampu AC serta dalam berbagai aplikasi daya AC lainnya seperti: kontrol
kecepatan motor AC, sistem kontrol suhu dan rangkaian regulator daya, dll.
Sejauh ini kita telah melihat bahwa thyristor (scr) pada dasarnya
adalah perangkat setengah gelombang yang berjalan hanya setengah positif
dari siklus ketika Anoda positif dan menghalangi aliran arus seperti Dioda
ketika Anoda negatif, terlepas dari sinyal Gerbang.
Tetapi ada lebih banyak perangkat semikonduktor yang tersedia yang
datang di bawah banner "Thyristor" yang dapat berjalan di kedua arah,
9
perangkat gelombang penuh, atau dapat "OFF" dimatikan oleh sinyal
Gerbang.
Perangkat tersebut termasuk "Gate Turn-OFF Thyristor" (GTO),
"Thathrist Induction Static" (SITH), "Thyristors Controller MOS" (MCT),
"Silicon Controller Switch" (SCS), "Triode Thyristor" (TRIAC) dan "Light
Activated Thyristor”(LASCR) untuk beberapa nama, dengan semua
perangkat ini tersedia dalam berbagai tegangan dan peringkat arus
membuatnya menarik untuk digunakan dalam aplikasi pada tingkat daya
yang sangat tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SCR (Silicon Controlled Rectifier) merupakan alat yang berfungsi sebagai saklar
atau pengendali. Alat ini sekilas memang memiliki bentuk dan fungsi hampir sama
10
dengan dioda. Namun bedanya, SCR memiliki 3 buah kaki terminal yaitu katoda, dioda
dan juga gate.
Karena terbuat dari bahan semikonduktor serta dilapisi dengan silicon, kemampuan
SCR untuk mengendalikan tegangan listrik cukup baik. Karena alasan itu pula, maka
SCR sering digunakan pada berbagai perangkat elektronika.
Misalnya seperti digunakan pada rangkaian osilator, rangkaian gerbang logika,
lampu dimmer, inverter, CDI dan lain sebagainya.
Daftar pustaka
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/07/mengenal-thyristor-scr.html
https://kamuharustahu.com/pengertian-scr/
https://teknikelektronika.com/pengertian-scr-silicon-controllled-rectifier-prinsip-
kerja-scr/
11