ELEKTRONIKA DAYA
RANGKAIAN PENYULUT
OLEH:
RIDHA NURHIKMA
1824041013
PTE 02
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rangkaian Penyulut” ini,
meskipun masih banyak kekurangan.
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peserta diskusi
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. kami mengucapkan terima kasih untuk
semua pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak
lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Elektronika
Daya’’.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari segi
penyusunan maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak retak”, demikian pula
dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan setiap kritik dan saran yang
bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
Kesimpulan .................................................................................................................. 10
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sakelar elektronis memiliki sifat tidak akan dapatON/OFF tanpa ada
rangkaian luar yang dapat membangkitkan signal/ pulsa sebagai pemicu/ penyulut.
Rangkaian luar yang dimaksud adalah rangkaian pemicu atau rangkaian
penyulut(triggering circuits).Dengan demikian, rangkaian pemicu/penyulut
merupakan rangkaian yang digunakan untuk meng-ON-kan SCR, transistor, atau
MOSFET.Sesuai dengansifat semikonduktor, transistor dan MOSFETdapat digunakan
sebagai sakelar elektronis untuk sumber masukan tegangan searah (DC)saja,
sedangkan SCR dapat digunakan sebagai sakelar elektronis untuk sumber masukan
tegangan bolak-balik (AC)maupun DC.KarenaSCR memiliki sifat yang dapat dipakai
untuk sumber masukan AC maupun DCinilah, komponen SCR banyak digunakan
dalam rangkaian elektronika daya. Jika komponen SCR digunakan dalam rangkaian
elektronika daya dengan sumber masukan searah DC, ketika SCR sudah dipicu maka
rangkaian akan terus ONdan akan OFF jika rangkaian diputus dari sumber
masukannya. Agar SCR dapat OFF tanpa memutus sumber masukan diperlukan
rangkaian yang disebut rangkaian komutasi (dc line commutation), yakni rangkaian
yang digunakan untukmeng-OFF-kan SCR dalam suatu rangkaian tertutup.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu rangkaian penyulut dan bagaimana metode penyulutan?
2. Apa saja prinsip perencanaan rangkaian penyulut?
3. Apa saja jenis dari rangkaian penyulut?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian rangkaian penyulut dan metode penyulutan.
2. Mengetahui prinsip perencanaan rangkaian penyulut.
3. Mengetahui jenis dari rangkaian penyulut.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Temperatur
Jika temperatur naik, arus bocor pada sambungan yang dibias mundur
akan naik. Pada temperature yang tinggi, akan menyebabkan SCR konduksi.
4. Cahaya
Aksi turn-on karena pengaruh cahaya diperoleh karena radiasi
komponen. Ini dapat digunakan bergantian dengan penyulutan gate.
Penyulutan semacam ini mungkin diaplikasikan dimana rangkaian
memerlukan tanggapan cahaya atau isolasi secara kelistrikan antara sinyal
penyulut dan beban.
5. Penyulutan Gate
Ini adalah metode yang paling umum digunakan untuk mengkonduksi
thyristor. Penyulutan gate memerlukan penguatan penyulutan yang tinggi yang
merupakan perbandingan arus anoda dan arus gate , sehingga pengaturan
hanya akan menggunakan daya yang rendah. Jika arus gate yang diberikan
pada komponen diperbesar, tegangan breakover SCR akan turun, sehingga
memungkinkan SCR konduksi pada tegangan rendah.
Terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi agar SCR dapat konduksi,
yakni :
a. SCR harus dalam kondisi bias maju.
b. Pulsa gate yang diaplikasikan harus lebih positif terhadap
katoda.
c. Impedansi beban sepatutnya jangan terlalu tinggi sehingga saat
SCR dikondisikan, dapat mencapai arus latchingnya.
B. PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN RANGKAIAN PENYULUT
Dari beberapa methoda mengkonduksikan SCR seperti yang disebutkan tadi,
memberikan pulsa tegangan gate untuk mengatur penyulutan merupakan methode
yang paling umum digunakan. Rangkaian pengatur gate ini umumnya disebut dengan
rangkaian penyulut, yang umumnya merupakan rangkaian elektronika berdaya
rendah. Rangkaian pengatur gate ini harus dapat memenuhi dua fungsi umum, yaitu :
1. Untuk menghasilkan pulsa tegangan untuk tiap thyristor pada saat yang tepat
secara periodic dengan urutan tertentu tergantung pada tipe rangkaian dayanya.
Pulsa penyulut dengan urutan yang dikehendaki dapat dibangkitkan dengan
mempergunakan rangkaian – rangkaian elektronika yang terdiri atas gerbang -
gerbang logika, flip – flop, counter dan lain – lain. Penggunaan komponen –
komponen tersebut dalam bentuk rangkaian terintegrasi akan sangat
meyederhanakan rangkaian pengatur.
2. Pulsa yang dihasilkan oleh rangkaian pengatur biasanya memiliki daya yang
rendah, sehingga mungkin tidak mampu menyulut thyristor jika diaplikasikan
langsung. Oleh karena itu, pulsa ini perlu dikopel ke terminal gate-katoda thyristor
melalui rangkaian pengendali (driver circuit). Rangkaian pengendali umumnya
berupa penguat pulsa dan trafo pulsa. Rangkaian penyulut terdiri atas suplai dc,
pembangkit pulsa, penguat pulsa dan beberapa trafo pulsa yang disesuaikan
dengan rangkaian dayanya. Suplai daya dc berfungsi untuk memberikan sumber
daya pada rangkaian pembangkit pulsa serta penguat pulsa.
Dimana Vd adalah tegangan jatuh dioda D, Igt adalah arus gate untuk menyulut
SCR dan Vgt adalah tegangan gate untuk menyulut yang berkaitan dengan nilai Igt.
Rv yang diserikan dengan Rmin digunakan untuk mengatur arus gate untuk
mendapatkan sudut penyulutan yang diinginkan. Pada saat Rv = 0, arus yang mengalir
adalah arus gate maju puncak saat tegangan anodanya mencapai Vm, yaitu pada saat
𝜔t = 90o . Namun SCR akan konduksi pada saat arus gate mencapai nilai Igt dan SCR
akan konduksi. Selanjutnya nilai Rv dapat ditentukan dengan persamaan :
𝑉𝑚 − 𝑉𝑑 − 𝑉𝑔𝑡
𝑅𝑣 =
𝐼𝑔𝑓𝑚
Pada saat nilai Rv dicapai, arus gate adalah Igt yang terjadi pada saat t = 90o .
dengan demikian, rangkaian penyulut ini dapat mengatur sudut penyulutan SCR dari
0 < 𝛼 < 90𝑜 .
Dengan penyulut UJT, daya yang didisipasikan pada terminal gate-katoda menjadi
rendah, karena dihasilkan pulsa penyulut yang pendek. Pada penyulut ini, UJT
dioperasikan sebagai osilator relaksasi untuk memperoleh pulsa yang tajam penyulut
ini juga memiliki stabilitas frekuensi yang baik terhadap perubahan tegangan sumber
dan temperatur.
UJT akan breakdown bila tegangan antara emitter-basis mencapai tegangan
puncak Vp, yang dinyatakan dengan Vp = ηVz + Vd , dimana adalah intrinsic
standoff ratio dari UJT yang besarnya antara 0,54 – 0,7. Kemudian C akan
melepaskan muatan melalui emiter sehingga pulsa yang terjadi akan menyulut SCR
untuk konduksi melalui trafo pulsa.