MANAJEMEN PEMBANGKITAN
OLEH
RIDHA NURHIKMA
1824041013
PTE 02
FAKULTAS TEKNIK
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan
dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………..ii
DARTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….…1
Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………………1
Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………..…1
Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………..2
Manajemen Operasi……………………………………………………………………………………………………………..2
Manajemen Pemeliharaan……………………………………………………………………………………………………3
Suku Cadang…………………………………………………………………………………………………………………………3
Laporan Pemeliharaan………………………………………………………………………………………………………….4
Laporan Kerusakan……………………………………………………………………………………………………………….4
BAB II PENUTUP.…………………………………………………………………………………………………………....7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………..8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Listrik merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena manusia dalam menjalankan
aktivitasnya tidak akan terlepas dari kebutuhan terhadap listrik. Mulai dari perseorangan sampai perindustrian,
memiliki kebutuhan yang besar tehadap listrik sehingga lahirlah industri pembangkitan listrik. Pembangkitan
energi listrik merupakan kegiatan yang berlangsung selama 24jam per hari tujuh hari dalam sepekan karena seperti
yang diketahui bahwa energi listrik dibutuhkan setiap harinya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut maka
diperlukan sebuah pengaturan yang baik mengenai pembangkitan.
Menurut salah seorang ahli ekonomi, Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka untuk memperoleh sistem
pembangkitan yang baik maka perlu adanya perencanaan, pengaturan, dan pengkoordinasian yang baik antar
elemen yang terkait. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana manajemen pembangkitan yang baik yang
meliputi manajemen operasi, manajemen pemeliharaan, manajemen bahan bakar, manajemen suku cadang, dan
aplikasi peralatan dan metode kerja yang baru.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. Manajemen Operasi
Penyediaan tenaga listrik kontinu selama 24 jam sehari maka dari itu diperlukan sebuah
manajemen operasi yang tertib agar kegiatan penyediaan energi listrik tidak terhambat. Salah satunya
dengan menyusun metode kerja shift, yang mana mampu memenuhi kebutuhan petugas untuk beroperasi
selama 24 jam. Umumnya dalam terdapat lima shift sehingga dapat diberikan istirahat sekali dalam satu
minggu untuk setiap shift selama 24 jam penuh. Dalam operasi pembangkitan, sebelumnya perlu
dilakukan perencanaan beban agar pengaturan distribusi beban dari pusat listrik ke pusat pengatur beban
dapat diatur dengan sesuai. Jika diringkas dalam sebuah alur skematik maka hubungan antara pusat listrik
dan pusat pengatur beban adalah sebagai berikut
Interkoneksi
Membagikan jatah
beban ke pusat listrik
C. Suku Cadang
Suku Cadang diperlukan untuk menggantikan bagian-bagian tertentu dalam pemeliharaan unit
pembangkit. Suku cadang pada dasarnya dibagi atas dua kategori, yaitu :
1. Consumable Parts
Merupakan suku-suku cadang yang pasti akan digunakan atau dikonsumsikan setelah waktu
tertentu. Contohnya seperti busi mesin bensin mobil yang setelah jam pemakaian tertentu harus
diganti. Begitu pula dengan elemen saringan minyak pelumas (filter cartridge) yang terbuat dari
kertas yang setelah jam pemakaian tertentu harus diganti. Apabila tidak diganti, maka tekanan
minyak pelumas akan turun dan membahayakan bantalan yang menerima minyak pelumas.
Bantalan (bearing) juga merupakan consumable parts. Karena setelah melampaui jam operasi
tertentu menjadiaus (worn) dan harus segera diganti.
2. Spare Parts
Merupakan suku yang dicadangkan untuk menggantikan suku yang mengalami kerusakan yang
tidk dapat diperkirakan sebelumnya kapan akan terjadi. Pada dasarnya apabila pengoperasian unit
pemabangkit dilakukan secara benar maka kerusakan unit pembangkit tidak akan terjadi. Contoh
dari spare parts adalah cylinder head mesin diesel,sudu-sudu turbin, dan kumparan stator
generator.
D. Laporan Pemeliharaan
Laporan pemeliharaan khususnya pemeliharaan besar (overhaul) haruslah memuat hal-halsebagai
berikut:
1. Tanggal Pelaksanaan
Hal ini diperlukan untuk :
Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan dengan rencananya
Jika ada penyimpangan terhadap rencana, harus dijelaskan penyebabnya
Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan kali ini dengan pelaksanaanpemeliharaan
sebelumnya.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
Pekerjaan pemeliharaan umumnya sebagai berikut:
Membongkar atau membuka unit-unit tertentu dari pembangkit.
Memeriksa secara visual atau menggunaklan instrument terhadap bagian-bagian yang
telah dibuka tadi.
Melakukan pembersihan bagian-bagian alat atau instalasi.
Melakukan penggantian suku-suku tertentu serta melakukan perbaikan-perbaikan
Melakukan penyetelan atau peneraan alat-alat ukur alat-alat control danalat-alat
proteksi.
Menutup Kembali bagian yang telah dibuka
Melakukan uji coba dan mebandingkan kinerja unit pembangkit sebelumdan sesudah
menjalani pemeliharaan
3. Penggunaan suku-suku serta material dalam melaksanaka pekerjaan pemelihaaran,volume
maupun harganya.
4. Penggunaan Tenaga Kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, baik hari,orangnya
beserta klasifikasi dan biayanya.
5. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang
6. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam rupiah per kWh, yaitu jumlah pemeliharaan kaliini
dibagi dengan jumlah produksi kWh dalam selang waktu antara pemeliharaansebelum ini
dengan pemeliharaan ini.
E. Laporan Kerusakan
Kerusakan merupakan hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tettapi dalam praktiknyatidak
dapat dihindarkan. Oleh karena itu setiap kerusakan harus dianalisis penyebabnya denganharapan agar tidak
terulang lagi kejadian yang sama. Untuk dapat menganalisis penyebab kerusakan, diperluka laporan
kerusakan yang memadai. Oleh karena itu, laporan kerusakan harus berisi tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Tanggal dan jam terjadinya kerusakan
2. Situasi sistem tenaga listrik sewaktu terjadi kerusakan
3. Data dan informasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi sebelumnya
4. Parameter-parameter, seperti arus, tegangan,daya, suhu, tekanan, dan lain-lain yangberkaitan
dengan alat yang rusak, sebelum dan sesudah kerusakan terjadi.
5. Jika memyamgkut kerusakan unit pembangkit, maka lapiran Overhaul (pemeliharaanbesar) yang
terakhir perlu dilampirkan.
Beberapa kerusakan berat beserta penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Kerusakan Sudu-sudu Turbin PLTU
Penyebab Kerusakan: Kebocoran kondensor yang menyebabkan air laut pendingin masuk ke
dalam sirkuit uap sehingga garam laut (NaCl) ikut dalam uap dan “menggigit” sudu-sudu turbin
uap sampai akhirnya rusak
Langkah Pencegahan: Unit PLTU harus segera dihentika apabila ada tanda-tandaair laut masuk
ke dalam sirkuit uap. Hal ini terlihat dari naiknya daya hantarlistrik air ketel. Air ketel harus
dibersihkan dari kontaminasi NaCl dan kebocoran kondensor harus diperbaiki.
Sistem pembangkitan dikatakan baik apabila dapat mencatu dan menyalurkan tenaga listrik ke
konsumen dengan tingkat keandalan yang tinggi. Keandalan di sini meliputi kelangsungan, stabilitas, dan
harga per KWH yang terjangkau oleh konsumen. Pemadaman listrik sering terjadi akibat gangguan yang
tidak dapat diatasi oleh sistem pengamannya. Keadaan ini akan sangat mengganggu kelangsungan
penyaluran tenaga listrik. Naik turunnya kondisi tegangan dan catu daya listrik pun bisa merusak peralatan
listrik.
Oleh karena adanya beberapa gangguan yang tidak dapat dihindarkan, maka perlu upaya
pencegahan agar dapat memperkecil kerusakan pada peralatan listrik, terutama pada manusia akibat adanya
gangguan. Pencegahan gangguan pada sistem dapat dikategorikan menjadi dual angkah, yaitu:
1. Usaha memperkecil terjadinya gangguan
Cara yang ditempuh meliputi:
a. membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan
b. membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi peralatan dan penangkal
petir (arrester)
c. memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara sekecil mungkin,
serta selalu mengadakan pengecekan
d. membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh luar mekanis dan
mengurangi atau menghindarkan sebab-sebab gangguan karena binatang, polusi,
kontaminasi, dan lain-lain
e. pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus mengikuti peraturan-
peraturan yang berlaku
f. menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan membuat prosedur tatacara
operasional (standing operational procedure) dan membuat jadwal pemeliharaan yang
rutin
g. memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap
sambaran petir
h. memasang penangkal petir untuk mencegah kerusakan pada peralatan akibat sambaran
petir
2. Usaha mengurangi kerusakan akibat gangguan
Beberapa cara mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain:
a. mengurangi akibat gangguan, misalnya dengan membatasi arus hubung singkat,caranya
dengan menghindari konsentrasi pembangkitan atau dengan memakai impedansi
pembatas arus, pemasangan tahanan, atau reaktansi untuk sistem pentanahannya sehingga
arus ganggua satu fase terbatas. Pamakaian peralatan yang tahan atau andal terhadap
terjadinya arus hubung singkat.
b. secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai pengamandan
pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai
c. merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari sistemtidak
akan mengganggu operasi sistem secara keseluruhan atau penyaluran tenaga listrik ke
konsumen tidak terganggu
d. mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu dengan memakai
pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator memadai.
Selain itu, dalam upaya pencegahan terjadinya gangguan, tentunya dibutuhkan analisa mengenai
gangguan dan dibutuhkan laporan gangguan yang digunakan untuk mencatat semua yang diperlukan guna
mengidentifikasi gangguan.
Adapun yang dicantumkan dalam laporan gangguan, antara lain:
1. tanggal dan jam terjadinya gangguan
2. relai-relai yang bekerja
3. proses mengatasi gangguan
4. kerugian yang terjadi akibat gangguan
5. penyebab gangguan
BAB 3
PENUTUP