Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA I

Dosen Pengampu
Ir. Lela Nurpulaela, M.T.

Disusun Oleh:

Amanda Fairuz Syahla NPM. 2110631160003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “ Transistor Sebagai Saklar” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari laporan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Elektronika 1. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang transistor sebagai saklar dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
berkontribusi atas bantuannya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.

Karawang, 22 Juni 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB 3 TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR .................................................... 1

3.1 Tujuan Praktikum ............................................................................... 1

3.2 Dasar Teori .......................................................................................... 1

3.2.1 Transistor……………………………………………………………...1
3.2.2 Relay…………………………………………………………………..2
3.2.3 Sensor LDR (Light Dependent Transistor)…………………………...3
3.2.4 Potensiometer…………………………………………………………5
3.2.5 Resistor………………………………………………………………..7
3.2.6 Kabel Jumper Arduino………………………………………………10
3.3 Hasil Percobaan Praktikum .............................................................. 12

3.4 Pembahasan & Analisis ..................................................................... 13

3.5 Kesimpulan ........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16

ii
BAB 3

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

3.1 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini, yaitu sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui cara menggunakan transistor sebagai saklar
2. Mampu merancang rangkaian transistor sebagai saklar
3. Mampu menganalisa rangkaian transistor sebagai saklar

3.2 Dasar Teori

3.2.1 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang sering dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya. Pada umumnya transistor memiliki 3 terminal yaitu Basis (B),
Emitor (E), dan Kolektor (C). tegangan yang di satu terminalnya misalkan Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus
input. Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Transistor
merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronika modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.

1
Gambar 1. Transistor
Jenis transistor ada 2, yaitu transistor NPN dan transistor PNP. Prinsip
kerja transistor NPN adalah arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika
basisnya dihubungkan ke ground. Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil
daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka lebih
baik pada pin basis dipasang resistor. Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus
akan mengalir dari emitor menuju kolektor, jika pada pin basis dihubungkan
ke sumber tegangan. Arus yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus
yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu lebih baik pin basis dipasang
sebuah resistor.

3.2.2 Relay
Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch
elektrik yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai
komponen electromechanical atau elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian
utama yaitu coil atau elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal. Komponen
relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar,
sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low power, dapat
menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan lebih tinggi. Berikut
adalah gambar dan juga simbol dari komponen relay.

2
Gambar 2. Simbol Relay
Relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik. Namun jika diaplikasikan
ke dalam rangkaian elektronika, relay memiliki beberapa fungsi yang cukup unik.
Berikut adalah beberapa fungsi komponen relay saat diaplikasikan ke dalam
sebuah rangkaian elektronika.
1. Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan
signal tegangan rendah.
2. Menjalankan fungsi logika alias logic function.
3. Memberikan fungsi penundaan waktu alias time delay function.
4. Melindungi motor atau komponen lainnya dari kelebihan tegangan atau
korsleting.

Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak


Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan
listrik yang bertegangan lebih tinggi. Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri
dari 2 jenis yaitu :
 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi CLOSE (tertutup)
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada di posisi OPEN (terbuka)

3.2.3 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor
yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen

3
tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi
cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang
mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya
redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah
yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkat muatan
elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk atau
bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya
redup. Paada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom
bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk
mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi
konduktor yang baik, atau bisa juga disebut LDR memiliki resistansi yang kecil
pada saat cahaya terang.

Gambar 3. Bentuk LDR dan Simbol LDR

Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang
menyerupai bentuk kurva. Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida
yang sangat sensitif terhadap pengaruh dari cahaya. Jalur cadmium sulphida yang
terdapat pada LDR. Jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai
kurva agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit.
Cadmium sulphida (CdS) merupakan bahan semikonduktor yang memiliki gap
energi antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai
cadmium sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga
terjadi perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elekt
ron tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan
hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.

4
3.2.4 Potensiometer
Potensiometer biasanya di gunakan untuk pengoprasian pengendali
elektronik, seperti penguat sinyal, pengaturan suara, pengaturan intensitas, sebagai
tranduser, pengendali masukan dan keluaran sebuah perangkat elektronik. Contoh
yang biasa di gunakan sebagai tranduser adalah sebagai sensor joystick yang
dapat kita gunakan dari jarak jauh.Potensiometer sangat jarang di gunakan untuk
mengendalikan daya yang besar secara langsung. 7 Untuk pengendali volume
yang menggunakan potensiometer biasanya di lengkapi dengan saklar yang sudah
terintegrasi, sehingga pada saat potensiometer membuka saklar penyapu berada
pada posisi terendah.Kebanyakan dari komponen ini di gunakan pada rangkaian
power amplifier sebagai pengatur volume, bass dan treble.
Dan juga di gunakan dalam kontrol motor DC yang berfungsi sebagai
pengatur kecepatan putaran motor. Nilai dari potensiometer dapat berubah sesuai
dengan perputaran ataupun pergeseran yang di hasilkan. Range yang di hasilkan
juga bervariasi, misalnya nilai yang tertera pada potensio adalah 100k ohm, maka
range resistansi akan dimulai dari tahanan 0 ohm sampai dengan 100k ohm. Jadi
dengan begitu, nilai yang dihasilkan dari sebuah tahanan potensio terbukti
berubah-ubah.

Gambar 4. Potensiometer
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer
adalah :
1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
2. Element Resistif
3. Terminal

5
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam,
yaitu :
1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara menggeserkan wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari 8
bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan ibu
jari untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara memutarkan wiper-nya sepanjang lintasan yang
melingkar. Biasanya menggunakan ibu jari untuk memutar wiper tersebut.
Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumb
wheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan
harus menggunakan alat khusus seperti obeng (screwdriver) untuk
memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB
dan jarang dilakukan pengaturannya.

Gambar 5. Bentuk-bentuk Potensiometer


Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang
membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya.Sedangkan terminal
lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive).Pergerakan
Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya
Nilai Resistansi sebuah Potensiometer. Elemen Resistif pada Potensiometer
umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun
Bahan Karbon (Carbon). 9 Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya,
Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear
(Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic
Potentiometer).

6
3.2.5 Resistor
Resistor merupakan suatu komponen elektronik yang memiliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik yang paling sering
ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika
menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif
yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk
membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor
sering disebut dengan hambatan atau tahanan dan biasanya disingkat dengan
Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah Ohm (Ω). Sebutan
“Ohm” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga
merupakan seorang Fisikawan Jerman. Dalam membatasi dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum
Ohm.

Gambar 6. Resistor dan simbol resistor

Fungsi Resistor

Berikut adalah beberapa fungsi Resistor antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai alat untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2. sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian
3. Sebagai alat untuk membagi arus
4. Sebagai alat untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh rangkaian elektronika.
5. Sebagai alat untuk membagi tegangan.

7
6. Sebagai alat untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah
dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).

Jenis-Jenis Resistor

Berikut adalah beberapa jenis- jenis resistor diantaranya sebagai berikut :

1. Resistor Tetap

Resistor tetap adalah jenis resistor yang bernilai tetap dan hanya
dapat dapat ditandai dengan angka atau warna. Contohnya: resistor film
karbon dan resistor film logam dimana keduanya menggabungkan lapisan
karbon atau logam dan memiliki nilai hambatan yang selalu tetap.

Gambar 7. Resistor Tetap

2. Resistor Variabel

Resistor variabel adalah jenis resistor yang memiliki nilai


hambatan yang dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Resistor variabel juga
terbagi lagi kedalam 3 jenis yaitu: potensiometer, rheostat, dan trimpot.

8
Gambar 8. Resistor Variabel

3. Resistor thermal (Thermistor)


Resistor thermal adalah jenis resistor yang nilainya dipengaruhi
oleh suhu/temperatur. Resistor thermal terbagi menjadi 2 jenis: Thermistor
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive
Temperature Coefficient).

Gambar 9. Simbol dan bentuk resistor thermistor

4. Light Dependent Resistor (LDR)


LDR adalah jenis resistor yang nilainya dipengaruhi oleh intensitas
cahaya yang diterima.

Gambar 10. Simbol dan bentuk resistor LDR

3.2.6 Kabel Jumper Arduino


Kabel jumper adalah kabel elektrik yang memiliki pin konektor di setiap
ujungnya dan memungkinkan untuk menghubungkan dua komponen yang

9
melibatkan Arduino tanpa memerlukan solder. Intinya kegunaan kabel jumper ini
adalah sebagai konduktor listrik untuk menyambungkan rangkaian listrik.
Biasanya kabel jamper digunakan pada breadboard atau alat prototyping lainnya
agar lebih mudah untuk mengutak-atik rangkaian. Konektor yang ada pada ujung
kabel terdiri atas dua jenis yaitu konektor jantan (male connector) dan konektor
betina (female connector). Konektor jantan fungsinya untuk menusuk dan
konektor betina fungsinya untuk ditusuk.

Gambar 11. Kabel jumper

Macam-Macam Kabel Jumper Arduino

1. Kabel Jumper Male to Male

Gambar 12. Kabel jumper male to male


Jenis yang pertama adalah kabel jumper male male. Kabel jumper male to
male adalah adalah jenis yang sangat yang sangat cocok untuk kamu yang
mau membuat rangkaian elektronik di breadboard.

2. Kabel Jumper Male to Female

10
Gambar 13. Kabel Jumper male to female
Kabel jumper male female memiliki ujung konektor yang berbeda pada
tiap ujungnya, yaitu male dan female. Biasanya kabel ini digunakan untuk
menghubungkan komponen elektronika selain Arduino ke breadboard

3. Kabel Jumper Female to Female

Gambar 14. Kabel jumper female to female


Jenis kabel jumper yang terakhir adalah kabel female to female. Kabel ini
sangat cocok untuk menghubungkan antar komponen yang
memiliki header male. contohnya seperti sensor ultrasonik HC-SR04,
sensor suhu DHT, dan masih banyak lagi.

 Kelebihan
Kelebihan dari kabel jumper antara lain :
1. Memiliki konektor di ujungnya yang sangat memudahkan kita dalam
memasang maupun melepas kabel ke komponen.
2. Harganya terjangkau
3. Memiliki warna bervariasi yang memudahkan kita dalam membuat
rangkaian

11
 Kekurangan
Kabel jumper Arduino tidak memiliki kekurangan yang berarti karena
dengan adanya kabel jumper ini sudah sangat memudahkan kita dalam
membuat rangkaian proyek.

3.3 Hasil Percobaan Praktikum

Dalam praktikum ini kami diminta untuk merakit dan menyolder satu set
saklar dan sensor yang disediakan oleh asisten praktikum. Pada praktikum ini
akan dibuat rangkaian dengan menggunakan sensor LDR (Light Dependent
Resistor) yang bekerja dengan cahaya. untuk membuat rangkaian yang berfungsi
apabila ada sinar lampu akan mati jika tidak ada sinyal maka lampu hidup berikut
adalah rangkaiannya.

Gambar 15. Rangkaian transistor sebagai saklar


Dapat dilihat pada rangkaian ini kita menggunakan berbagai komponen
resistif seperti potensiometer atau yang lebih dikenal resistor variabel dengan nilai
resistansi maksimal 10k ohm, resistor 330 ohm, sensor LDR dan juga
menggunakan transistor NPN tipe C9013 karena saklar kerjanya dan kita gunakan
juga relay 12 V sebagai saklar dan output lampu untuk terhubung ke kaki COM
dan NO/NC.
Kemudian kelompok kami memasang kabel jumper dijalur antara kaki
Emitor dan kaki 2 sensor LDR sebagai ground lalu, setelah dipasang kabel jumper
pada COM sebagai nantinya dipasang ke sumber dari lampu. Terakhir pasang
kabel jumper pada kaki NO relay yang nantinya dipasang ke kabel lampu.
Berikut ini adalah hasil rangkaian percobaan kami pada papan PCB :

12
Gambar 16. Hasil dari rangkaian yang telah kami coba solder

3.4 Pembahasan & Analisis

Pada praktikum ini banyak komponen yang memiliki cabang lebih dari
dua, seperti komponen B. relay, potensiometer dan transistor. Karena komponen
ini memiliki lebih dari dua cabang, dan setiap cabang memiliki fungsi yang
berbeda, kita perlu membaca datasheet dari setiap komponen, dan datasheet
tersebut dapat kita temukan di google. Setelah kita mengetahui datasheet untuk
setiap komponen, yang harus kita lakukan adalah menggabungkannya.
Pada potensiometer, kaki 1 dihubungkan ke input 12 Volt dan kaki Vcc+ dari
relay Vcc+ dijumper dengan kabel yang terhubung langsung ke sumber arus
listrik. Lalu kita lihat komponen kaki lain dari potensiometer terhubung.Seperti
yang dilihat nanti di skema kaki 2, potensiometer terhubung ke resistor kaki 1
pada 330 ohm dan resistor kaki 2 ada di satu cabang dari transistor yang
terhubung ke pangkal, yaitu di tengah, sedangkan cabang koleksi diikat.
Transistor terhubung ke v-relay. Setelah itu kita lihat 3 pin potensiometer, 3 pin
potensiometer dihubungkan ke salah satu kaki LDR dan 2 pin LDR dihubungkan
ke ground dan emitor dari transistor dan ground dihubungkan dengan kabel
jumper yang langsung menuju tegangan . Terhubung tegangan - di sumber listrik.
dan relay memiliki kaki COM dan NO/NC yang tidak terhubung. Pada kaki COM
akan dihubungkan dengan salah satu kaki pada lampu dan kami menggunakan NC
pada rangkaian ini kaki NC dihubungkan dengan lampu output.
Cara kerja dari rangkaian transistor sebagai sakelar yaitu, Pada saat sensor
ldr menagkap cahaya terang, maka resistansi pada LDR akan berkurang
Mengakibatkan tegangan antara basis dan emitor yang melewati hambatan resistor

13
330 Ohm, sebagian resistansi VR dan resistansi LDR lebih kecil daripada
resistansi pada VR sebelah atas (antara basis ke positif). Sehingga transistor dalam
keadaan tidak bekerja dan relay dalam kondisi terbuka. Namun pada saat cahaya
berkurang atau gelap, maka resistansi meningkat dan sekaligus meningkat pula
tegangan antara basis dan emitor. Kondisi ini membuat transistor aktif dan
mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Karena arus yang mengalir melalui
kolektor di seri dengan relay, maka relay akan ikut aktif. Aktifnya relay bisa kita
manfaatkan untuk menghidupkan lampu. Lalu, kita menghubungkan VCC+ dan
VCC- ke power supply dan kita harus menyambungkan COM dan NC atau NO ke
output berikut adalah hasilnya pada percobaan pertama kami berhasil membuat
rangkaian berjalan sempurna pada rangkaian kami, kami mencoba untuk
mengubah fungsinya dari LDR tekena cahaya lampu menyala menjadi LDR
tertutup lampu mati.

Gambar 17. Hasil Percobaan Pengetesan Rangkaian

3.5 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pada praktikum modul 3 ini, yaitu :


1. Transistor merupakan salah satu komponen aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan memiliki fungsi dasar sebagai penguat, saklar
elektronik dan pembangkit sinyal.
2. Relay disini juga sebagai switch bisa dari kolektor pada transistor
menerima tegangan maka relay akan berfungsi jika tidak menerima
tegangan maka relay tidak berfungsi.

14
3. Rangkaian ini memiliki fungsi memanfaatkan Sensor untuk mengaktifkan
lampu. Saat cahaya menerangi LDR maka lampu akan padam akan tetapi
saat LDR tidak terkena cahaya maka lampu akan menyala.
4. Pada percobaan kali ini kami membuat fungsi LDR menjadi terbalik akan
tetapi rangkaian tetap bekerja normal. jika ldr tertutup maka lampu terang
jika ldr terbuka lampu menyala. Bisa dibilang sensor bekerja karena
mampu mendeteksi cahaya.
5. Jika terjadi kesalahan pada saat pemasangan komponen, maka hasil
rangkaian tidak akan berfungsi normal.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. http://fis15j-sumaryantishm.blogspot.com/2016/11/laporan-eldas-
transistor-sebagai-sakelar.html, diakses pada tanggal 22 Juni 2023, 20.35
WIB.
2. https://www.academia.edu/30101592/LAPORAN_PRAKTIKUM_ELEKT
RONIKA_DASAR_1_Transistor_Sebagai_Saklar_2_Lampu_taman_otom
atis, diakses pada tanggal 22 Juni 2023, 20.47 WIB.
3. https://binus.ac.id/bandung/2022/11/berkenalan-dengan-tipe-tipe-resistor-
membaca-kode-warna-resistor-dan-penggunaanya/, diakses pada tanggal
22 Juni 2023, 21.28 WIB.
4. https://pakdosen.co.id/resistor-adalah/, diakses pada tanggal 22 Juni 2023,
21. 42 WIB.
5. http://eprints.polsri.ac.id/8053/3/BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 22
Juni 2023, 22.15 WIB.
6. http://eprints.polsri.ac.id/2056/3/BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 22
Juni 2023, 22.37 WIB.
7. https://www.aldyrazor.com/2020/04/kabel-jumper-arduino.html, diakses
pada tanggal 22 Juni 2023, 22.45 WIB.
8. https://www.academia.edu/10706949/Laporan_Praktikum_Rangkaian_Lig
ht_Dependent_Resistor_LDR_, diakses pada tanggal 22 Juni 2023, 23.15
WIB.
9. https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/, diakses
pada tanggal 22 Juni 2023, 23,37 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai