DIODA
6.1 Tujuan Percobaan
Memberikan pengertian tentang penerapan dioda sebagai penyearah
arus listrik.
6.2 Dasar Teori
Sebuah dioda silikon dibangun dari 2 macam semikonduktor
ekstrinsik (yaitu : semikonduktor tipe N dan semikonduktor tipe P). Kedua
macam tipe semikonduktor tersebut digabungkan dengan teknik tertentu
sehingga menjadi sebuah komponen elektronika yang sering dikenal
sebagai dioda silikon.
P
N
(b)
(a)
Gambar 1. (a) Dua Daerah Semikonduktor Pada Dioda; (b) Simbol Dioda
Dioda sebagai komponen semikonduktor mempunyai karakteristik yang
unuik. Bila sebuah dioda dibias reverse (balik), maka akan didapat arus
yang kecil (skala mA). Tetapi bila dioda tersebut dibias forward (maju),
maka akan didapat arus yang besar (setelah tegangan biasnya melewati
tegangan lutut).
Catu +
daya -
RL
Catu +
daya -
(a)
RL
(b)
Arus Bocor
-B
Daerah
Reverse
Daerah
Forward
Dalam Gambar 3 dapat dilihat bahwa bila dioda dibias maju, dioda
menjadi sangat tidak konduk (bersifat sebagai penghantar listrik) sebelum
melewati tegangan lutut (potensial barier). Tetapi bila tegangan mendekati
potensial barier, elektron bebas dan hole mulai melintasi junction dalam
jumlah yang lebih besar. Di sekitar potensial barier inilah perubahan jumlah
elektron dan hole yang melintas meningkat dengan pesat. Dasar inilah
yang dijadikan pedoman untuk menentukan besarnya potensial barier
sebuah dioda. Besar potensial barier untuk dioda silikon 0.7 volt,
sedangkan untuk dioda germanium mempunyai potensial barier sebesar
0.3 volt.
Dengan memanfaatkan karakteristik yang dimiliki dioda, maka dioda
dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik. Ada dua jenis
rangkaian penyearah arus yang menggunakan dioda, yaitu penyearah
setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
Penyearah setengah gelombang tegangan masukan (AC) menjadi
tegangan keluaran (DC) yang berdenyut, dengan kata lain, tegangan
beban selalu positif dan nol, tergantung di setengah siklus yang mana
tegangan beban tersebut berada.
Tegangan Puncak
180O
360O
Tegangan Puncak
0
180O
360O
Gambar 5. Bentuk Gelombang untuk Penyearah Gelombang Penuh
DIODA 36
Ch2
RL = 1 k
Vout
Vin
Catu Daya
Ch1
Osciloscop
Vout
Vin
C a tu D a y a A C
= 1 kO hm
O s c ilo s c o p
C h2 C h1
DIODA 38
6.7 Tugas
1. Jelaskan dengan singkat mengapa terjadi perbedaan
tegangan keluaran pada penyearah setengah gelombang
tegangan keluaran pada penyearah gelombang penuh?
2. Mengapa terjadi perbedaan amplitudo tegangan puncak
tegangan masukan dan tegangan keluaran?
3. Sebutkan tiga (3) macam dioda dan kegunaannya yang anda
serta gambarlah simbolnya?
bentuk
dengan
antara
ketahui
DIODA 39
Asisten Acara 6
(.
)
NIM :
Nilai
Praktikan
(.)
NIM :
DIODA 40
VII.Transistor
7.1 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari karakteristik penguatan DC (dc) pada sebuah transistor
dengan cara mengukur arus kolektor (Ic) sebagai fungsi dari arus
basis (IB) dengan menjaga tegangan kolektor emitor (VCE) tidak
berubah.
2. Mempelajari penggunaan transistor yang difungsikan sebagai switch
(Saklar)
7.2 Dasar Teori
Transistor merupakan salah satu komponen aktif semikonduktor yang
bekerja berdasarkan pengolahan aliran elektron di dalamnya. Sebuah
transistor terdiri dari tiga elemen penyusun, yaitu : Basis (B), Kolektor (C),
Emitor (E).
Ada dua jenis junction (hubungan) yang dipunyai oleh sebuah
transistor, yaitu junction yang terbentuk oleh pertemuan emitor basis dan
junction yang terbentuk oleh pertemuan basis kolektor. Bila dilihat
berdasarkan type transistor, maka transistor dapat dibedakan menjadi 2
tipe transistor, yaitu npn dan pnp. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
gambar 1 dan gambar 2.
Basis
Kolektor
C
B
Emit
or
n
(a)
(b)
Kolektor
p
(a)
C
B
Emit
or
(b)
Ic
Ic
IB
IB
IE
IE
(a)
(b)
R
V
+
BB
IB
BE
+
BE
+
-
CE
DIODA 42
Break
Down
IC
A k t if
S a tu ra s i
IB
V
C E
S w it c h t e r t u t u p
C C
C
S w it c h t e r b u k a
CC
IB
Sedangkan pada keadaan titik sumbat, arus nol dan arus kolektor
sangat kecil (sehingga dapat diabaikan). Jika transistor bekerja pada
daerah saturasi, maka transistor tersebut akab berfungsi sebagai switch
DIODA 43
tertutup (dari kolektor ke emitor). Tetapi jika transistor bekerja pada daerah
cut off, maka transistor berfungsi sebagai switch terbuka.
+15 V
+15 V
1
+5 V
0 V
0 V
+5 V
0 V
5 0,7
1,43mA
3 k
Sehingga arus akan melewati menuju emitor. Pada kondisi ini bila sebuah
beban (misalkan berupa LED) dipasang pada kolektor (lihat Gambar 8.),
maka beban tersebut akan bekerja. Dalam keadaan inilah transistor
kelihatan seperti switch tertutup.
+
IC
R 1= 1 W
7.3 Rangkaian
9 V o Percobaan
lt
R 2= 1 W
BD 130
IB
DIODA 44
R e lla y
R 1= 1 W
+
_
9 V o lt
R 2= 1 W
BD 130
IB
_
Gambar 10. Rangkaian Percobaan Transistor 2
7.4 Alat-alat dan Komponen
- Kit Percobaan
- Amperemeter
- Catu daya DC (9 Volt)
- Catu Daya DC Variable (0 12 Volt)
7.5 Langkah-langkah Percobaan
Percobaan Transistor 1
- Gunakan catu daya DC variable untuk VCE)
- Atur VCE pada tegangan + 9 Volt
- Atur besar arus IB sesuai dengan nilai yang tertera dalam Tabel 1
yang ditentukan kemudian.
- Ukur arus kolektor (IC) sebagai fungsi arus basis (IB) dengan menjaga
tegangan (VCE) tidak berubah (atur VCE tetap pada tegangan +9 Volt).
- Tabelkan Hasilnya
- Gambarlah grafik IC sebagai fungsi IB dalam grafik 1
- Dari Tabel 1, hitung besar penguatan DC dari transistor tersebut.
DIODA 45
DIODA 46
Asisten Acara 7
(.
)
NIM :
Nilai
Praktikan
(.)
NIM :
DIODA 47
Kolom ketiga merupakan rangkaian equivalen yang dari masingmasing gerbang logika yang disusun dari gerbang logika NAND yang
merupakan gerbang universal. Gerbang NAND disebut sebagai gerbang
universal karena semua ekspresi logika dapat disusun dari gerbang ini.
Tipe IC yang berisi gerbang NAND adalah 7400 dari TTL dan 4011
dari CMOS. Berikut adalah gambar IC gerbang logika TTL.
DIODA 49
DIODA 50
NOT A
B
0
1
0
1
A AND B
B
0
1
0
1
A NAND B
DIODA 51
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
A OR B
B
0
1
0
1
A NOR B
B
0
1
0
1
A XOR B
DIODA 52
Jawab:
DIODA 53
Asisten Acara 8
(.
)
NIM :
Nilai
Praktikan
(.)
NIM :
DIODA 54
IX. Flip-Flop
9.1 Tujuan Percobaan
Mengenal berbagai macam flip-flop beserta karakteristiknya.
9.2 Dasar Teori
Rangkaian logika terdiri atas dua macam yaitu: rangkaian logika
gabungan rangkaian logika sekuensial. Rangkaian logika gabungan
diperoleh dari menyusun gerbang-gerbang logika untuk membentuk suatu
fungsi logika (seperti pada percobaan 3), sedangkan rangkaian logika
sequensial yang bekerja berdasar urutan, rangkaian, atau dengan kata lain
berhubungan dengan variable waktu. Rangkaian dasar logika sequensial
adalah Flip-Flop yang merupakan dasar dari pencacah, register geser, dan
memori.
Jenis Flip-Flop antara lain adalah:
RS (set-reset)
RS (set-reset) dengan clock
Flip-flop D (clock)
Flip-flop D dengan preset-clear
Flip-flop JK (clock)
Flip-flop JK dengan preset-clear
Flip-Flop merupakan rangkaian digital yang mempunyai dua keluaran
dimana sinyal-sinyal dikeluaran selalu berlawanan. Flip-Flop merupakan
dasar rangkaian sequensial karena keluaran Flip-Flop ditentukan sebagian
atau seluruhnya oleh masukan yang terjadi sebelumnya. Dengan dasar
inilah Flip-Flop diterapkan sebagai unsur ingatan (memori).
A
B
0
1
0
1
Qa
1
1
0
Qa
Qb
1
0
1
Qb
rangkaian diberikan pulsa clock. Pada percobaan ini akan dikenalkan jenisjenis flip-flop sebagai berikut :
Flip-flop dengan clock
Rangkaian flip-flop ini mempunyai dua masukan yang disebut S (Set) dan R
(Reset), sedangkan keluarannya adalah Q dan Q dengan anggapan
keduanya saling berlawanan.
Flip-flop D
Rangkaian ini mempunyai satu masukan yang disebut D (Data) dan
keluarannya adalah Q dan Q. Flip-flop ini diperoleh dari flip-flop R-S yang
salah satu masukannya didapat dengan mengkomplemenkan masukan
lainnya.
Flip-flop J-K
Flip-flop jenis ini dibuat sebagai penyempurnaan flip-flop terdahulu, dengan
maksud untuk menghindari adanya perilaku tak tentu dari masukannya.
Flip-flop merupakan perangkat yang bekerja berdasarkan waktu.
Untuk memberikan input waktu digunakan oscillator. Salah satu jenis
oscillator adalah pewaktu (timmer) yang dibangun dari IC NE 555 sebagai
clock. Untuk keperluan percobaan diberikan modul clock yang digunakan
untuk keperluan ini.
DIODA 56
Rangkaian
Simbol
Simbol
IC TTL 7474
DIODA 57
Simbol
IC TTL 7473
DIODA 58
Percobaan 2 Flip-Flop D
- Rangkaikan percobaan 2 (gambar 5), sambungkan catu daya pada
modul debouceless switch, modul clock, modul preset-clear, dan IC
7474
- Sambungkan input clock flip-flop D dengan output modul clock.
Sambungkan input A dan B flip-flop D dengan output modul
debouceless switch. Sambungkan preset dan clear flip-flop D dengan
output modul preset-clear. Rangkaikan output Q dan negasi Q flipflop dengan rangkaian keluaran LED seperti pada acara 3
- Hidupkan catu daya dan operasikan saklar modul debouceless switch
(LED hidup=1, LED padam=0).
- Dengan setting D untuk nilai yang ada pada tabel 3, operasikan pulsa
clock untuk setiap perubahan masukan. Amati hasil nilai Q sebelum
pulsa clock - LED clock padam - (Q n) dan sesudah pulsa clock - LED
clock hidup - (Qn+1).
- Catat hasil pengamatan anda pada tabel 3. Bagaimana hubungan
antara keluaran Q dan Q?
- Perhatikan, pada saat pulsa clock bagaimana keluaran (Q n+1)
berubah?
- Lengkapilah diagram waktu pada lembar kerja.
Percobaan 3 Flip-Flop J-K
- Rangkaikan percobaan 3 (gambar 6), sambungkan catu daya pada
modul debouceless switch, modul clock, modul preset-clear, dan IC
7473
- Sambungkan input clock flip-flop J-K dengan output modul clock.
Sambungkan input A dan B flip-flop J-K dengan output modul
debouceless switch. Sambungkan clear flip-flop J-K dengan output
clear modul preset-clear. Rangkaikan output Q dan negasi Q flip-flop
dengan rangkaian keluaran LED seperti pada acara 3
- Hidupkan catu daya dan operasikan saklar modul debouceless switch
(LED hidup=1, LED padam=0).
- Dengan setting J dan K untuk nilai yang ada pada tabel 4, operasikan
pulsa clock untuk setiap perubahan masukan. Amati hasil nilai Q
sebelum pulsa clock - LED clock padam - (Q n) dan sesudah pulsa
clock - LED clock hidup - (Qn+1).
- Catat hasil pengamatan anda pada tabel 4. Bagaimana hubungan
antara keluaran Q dan Q?
- Perhatikan, pada saat pulsa clock bagaimana keluaran (Q n+1)
berubah?
- Set J dan K pada posisi 1, operasikan pulsa clock secara berulangulang. Bagaimana keadaan keluaran Q?
- Lengkapilah diagram waktu pada lembar kerja.
DIODA 59
Qn
Qn+1
Hubungan Q dan Q
DIODA 60
Percobaan 2 Flip-Flop D
Clock
Preset
Clear
Qn
Qn+1
Hubungan Q dan Q
DIODA 61
Clear
Qn
Qn+1
Hubungan Q dan Q
Keluaran Q dan negasi Q pada saat J dan K pada posisi 1 dan clock
bergantian
DIODA 62
DIODA 63
9.8 Kesimpulan
Asisten Acara 9
(.
)
NIM :
Nilai
Praktikan
(.)
NIM :
DIODA 64