Anda di halaman 1dari 24

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan wilayah merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan tersebut akan dilaksanakan secara serasi, selaras, dan
seimbang di wilayah perkotaan dan pedesaan.
Dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
terhadap masyarakat dapat diwujudkan melalui penataan wilayah pengembangan
pemerintah daerah. Penataan ini dilakukan dengan suatu pertimbangan terhadap
kondisi dan kebutuhan yang nyata pada wilayah tersebut.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang paling tepat bagi
pembangunan tempat bertemunya kepentingan nasional dengan kepentingan
setempat. Pembangunan ekonomi yang mengolah kekayaan alam Indonesia harus
senantiasa memperhatikan bahwa pengelolaan sumber daya alam di samping
untuk
membeli manfaat pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, sumber daya alam
terutama hutan, tanah, dan air harus tetap dijaga agar kemampuannya untuk
memperbaiki diri selalu terpelihara.
Dalam konsep pengembangan kawasan telah banyak dikemukakan untuk
menjelaskan

persoalan-persoalan

ketidakseimbangan

dalam

pembangunan

wilayah, beberapa persoalan penting berkaitan dengan peran pusat dalam


pembangunan wilayah yang harus diberikan perhatian penting, yaitu mengenai
penentuan berapa jumlah sampul utama yang tepat difungsikan sebagai pusatpusat wilayah pembangunan, hirarki kota, hubungan fungsional antar sampul
yaitu kearah mana orientasi didistribusikan secara geografis tiap tiap sampul
dilakukan.
Mengingat pentingnya peruntukan lahan untuk kehidupan maka perlu
diteliti peruntukan lahan, fungsi lindung, komparasi faktual penutupan lahan
dengan peruntukan seharusnya, serta perencanaan tata ruang. Dengan demikian
dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan fungsi dan tata guna
lahan demi kelestarian lingkungan dan terjaganya ekosistem DAS. Serta Dengan

memahami metode-metode pengukuran seperti pengukuran sistem koordinat dan


pengukuran (levelling) beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah akan
mempermudah masyarakat bisa menggunakan lahan-lahan kosong miliknya untuk
memanfaatkan lahan tersebut menjadi lahan yang menghasilkan materi atau yang
lain. Oleh karena itulah mahasiswa menempuh perkuliahan tentang pemetaan
suatu wilayah agar bisa memperdalam ilmu tenatng pemetaan suatu wilayah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana cara untuk menentukan elevasi suatu daerah?
2. Bagaimana cara untuk menentukan ketinggian suatu daerah?
3. Bagaimana cara untuk menentukan titik koordinat suatu titik atau patok?
4. Bagaimana cara mengetahui luasan suatu area yang masih belum
dimanfaatkan?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat elevasi suatu area atau daerah.
2. Untuk mengetahui ketinggian suatu area atau daerah.
3. Untuk mengetahui titik koordinat suatu titik atau patok.
4. Untuk memahami cara mencari luas suatu wilayah .
1.3.2 Manfaat
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Dapat mengetahui tingkat elevasi suatu area atau daerah.
2. Dapat mengetahui ketinggian suatu area atau daerah..
3. Dapat mengetahui titik koordinat suatu titik atau patok.
4. Dapat memahami cara mencari luas suatu wilayah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Peta
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga karena melalui
petaseseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide
tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi
penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air
laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek
keruangan (spasial) (Sandy dalam Oktaviantika, 2013:2).

Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil


dengan menggunakan skala dan digambar di atas bidang datar sebagai
kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
2.1.1 Klasifikasi Peta
Menurut Oktaviantika (20013:3-4) peta diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Berdasarkan skala
a. Peta kadaster, berskala 1 : 100 1 : 5.000
b. Peta skala besar, berskala 1 : >5.000 - 1 : 250.000
c. Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 - 1 : 500.00
d. Peta skala kecil, berskala 1 : > 500.000 - 1 : 1.000.000
e. Peta geografi, berskala 1 : > 1.000.000
2. Berdasarkan Isinya
a. Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam
suatudaerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta dunia.
b. Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan
tertentusaja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan
penduduk, petageologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll.

3. Berdasarkan bentuk

a. Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/foto yang dilengkapi
gariskontur, nama, dan legenda.
b. Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam
bentuk titik, garis, dan luasan. Mislnyal: peta rupa bumi (topografi), peta
tematik.

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta


Menurut Oktaviantika (20013:3-4) fungsi dan tujuan pembuatan peta
yaitu:
1. Fungsi

a.

Menunjukkan

posisi

atau

lokasi

relatif

(letak

suatu

tempat

dalam.hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).


b. Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak

di atas permukaan bumi).


c.

Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).

d. Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan

menyajikandi atas peta, melalui media simbol.


2. Tujuan pembuatan peta
a.

Untuk komunikasi informasi ruang.

b.

Untuk menyimpan informasi.

c.

Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan,


media pembelajaran.

d.

Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah,
jalan.

e.

Untuk analisis data spatial, misalnya: perhitungan volume, evaluasi lahan,


dll.

2.2 GPS (Global Positioning System)


GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan
cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan
orangdi seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi
tentang posisi,kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat
memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter
(orde nol) sampai dengan puluhan meter.
Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit
bumi. Satelit yangmengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan

satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan
susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi
dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan
informasi posisi dan waktu dengan ketelitian tinggi. Teknologi GPS mulai
dikembangkan sekitar tahun 70an oleh pihak militer Amerika Serikat melalui
Departemen pertahanan USA yang digunakan untuk kepentingan militer. Seiring
dengan perkembangan systemini, GPS telah digunakan secara luas di pel bagai
bidang diluar kepentingan militer dan dikembangkan tidak hanya di negara
Amerika Serikat saja, melainkan di seluruh dunia. Untuk mengetahui posisi dari
GPS, diperlukan minimal 3 satelit. Pengukuran posisi GPS didasarkan oleh sistem
pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi yaitu pengukuran suatu
titik dengan bantuan 3 titik acu. Tiga jenis alat GPS :
1.

GPS Navigasi memiliki tingkat kesalahan dibawah 10 m dimana rata-rata


GPS tipe inimemiliki kesalahan 3 sampai dengan 6 meter.

2.

GPS Geodesi single frekuensi digunakan untuk pemetaan, tingkat kesalahan


dibawah 1m.

3.

GPS tipe Geodetik dual frekuensi, GPS ini memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi dantingkat kesalahannya di bawah 1 cm. GPS Geodesi dual frekuensi
digunakan untuk mengukur pergerakan tanah.

2.3 Odometer
Odometer

merupakan

alat

sederhana

berupa

roda

yang

dapat

digelindingkan pada tongkat pegangannya. Pada odometer yang paling sederhana,


rodanya dipasang per yang pada setiap putaran akan menyentuh pegangan alat dan
mengeluarkan bunyi. Sedangkan pada odometer yang paling maju, pegangannya
dipasang alat hitung putaran (counter) atau bahkan alat yang langsung
menyatakan jarak yang ditempuhnya, seperti halnya speedometer pada motor.
Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu jalur dimana jalurnya
berbelok-belok dan naik turun, seperti halnya jalur jalan dalam rangka
pengaspalan atau di pertanian sendiri pada pengukuran luas lahan bergelombang
dan bentuk petakannya tidak beraturan.

pengukuran jarak dengan Odometer merupakan metode sederhana hampir


mirip dengan metode langkah, yaitu mengukur jarak dengan menghitung jumlah
putaran roda yang kelilingnya diketahui, bila roda tersebut digelindingkan antara
dua titik pengukuran.

2.4 Pita Ukur atau Meteran


Pita ukur, atau meteran merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur
jarak atau panjang. Kegunaan lain yang juga pada dasarnya adalah melakukan
pengukuran jarak, antara lain mengukur sudut (baik sudut horizontal maupun
sudut vertikal atau lereng), membuat sudut siku-siku, dan membuat lingkaran.
Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan
meteran ini dari ujung satu ke ujung yang lain dari objek yang diukur.

2.5 Kompas
Kompas adalah alat untuk menentukan arah. Arah yang ditunjukkan oleh
jarum magnit kompas adalah arah Utara atau Selatan. Arah ke suatu titik dapat
dibaca dari lingkaran berskala kompas yang tepat dengan visir yang mengarah ke
titik tersebut. Arah yang ditujukan oleh kompas tersebut menyatakan sudut azimut
dari Utara atau Selatan. Dengan mengetahui azimut yang diarahkan ke dua titik,
maka kita dapat mengetahui besarnya sudut yang dibentuk oleh kedua bidikan
tersebut. Oleh karena itu pada pengukuran sudut dengan kompas, maka kompas
dipasang di titik sudut yang akan diukur, kemudian bidikan ke kedua arah yang
bertepatan dengan kedua kaki sudut yang diukur. Besarnya sudut sama dengan
bacaan sudut
ke kaki sebelah kanan dikurangi oleh bacaan sudut ke kaki kiri. Untuk lebih jelas
diilustrasikan seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Pengukuran sudut dengan kompas


Contoh :

- Bacaan azimut titik 1 = 75


- Bacaan azimut titik 2 = 120, maka
- Besarnya sudur yang diukur = 120 - 75 = 45

Bacaan kaki sudut kanan mungkin saja lebih kecil dari bacaan kaki susut
kiri, yaitu apabila bacaan sudut kanan atau ke titik 2 telah melewati nilai 360 .
Oleh karena itu nilai bacaan ke titik 2 harus ditambah dengan 360.
Contoh :

- Bacaan azimut titik 1 = 320


- Bacaan azimut titik 2 = 15, maka
- Besarnya sudur yang diukur = 15 + 360 - 320 = 55

2.6 Google Maps


Google Maps adalah sebuah jasa peta globe virtual gratis dan online
disediakan oleh Google dapat ditemukan di http://maps.google.com. Google Maps
menyediakan gambar resolusi tinggi satelit untuk daerah perkotaan sebagian besar
di Amerika Serikat (termasuk Hawaii, Alaska, Puerto Rico, dan US Virgin
Islands), Kanada, dan Inggris, serta sebagai bagian dari Australia dan banyak
negara lainnya.

Seperti banyak aplikasi web lainnya Google, Google Maps menggunakan


Java Script secara ekstensif. Beberapa tujuan dari penggunaan Google Maps
adalah untuk melihat lokasi, mencari alamat, mendapatkan petunjuk mengemudi
dan lainsebaginya. Hampir semua hal yang berhubungan dengan peta dapat
memanfaatkan Google Maps.
Google Maps dijalankan dengan menggunakan kombinasi dari gambar
peta, database. Gambar-gambar peta yang muncul pada layar merupakan hasil
komunikasi dari pengguna dengan database pada web server google untuk
menampilkan

gabungan

dari

potongan-potongan

gambar

yang

diminta.

Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam suatu database pada google
server, yang nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan permintaan.

2.7 Waterpass
Alat ukur waterpas sebenarnya adalah alat sifat datar, yaitu alat yang
digunakan untuk memperoleh pandangan mendatar. Alat ini dapat digunakan
untuk mengukur jarak horizontal atau jarak mendatar seandainya pada benang
diafragmanya dilengkapi dengan benang stadia dan dapat digunakan untuk
mengukur sudut horizontal bila pada badan alatnya dilengkapi dengan lingkaran
berskala.
Pengukuran sudut dengan alat ini pada prinsipnya lingkaran horizontal
berskala pada badan alat berfungsi sebagai busur derajat dan teropong sebagai
pengarah bacaannya. Adapun prinsip penentuan besarnya sudut yang diukur
adalah sama dengan penggunaan pada kompas, bedanya adalah bacaan sudut
sewaktu teropong diarahkan ke titik tertentu standar nol arah sembarangan atau
diatur pada arah tertentu, sementara pada konpas atau bousol angka nol ini
tertentu, yaitu arah Utara atau Selatan, sehingga pada kompas bacaan sudut itu
menunjukan arah azimut dari titik yang bersangkutan. Waterpass memiliki beberapa
bagian utama yang ditunjukkan pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.1 Bagian-bagian waterpass


Fungsi dari bagian-bagian pada waterpass, yaitu sbb.
1.

Cermin nivo

: untuk memantulkan bayangan nivo

2.

Nivo

: untuk mengetahui kedataran alat

3.

Visir bidikan

: untuk mengarahkan arah bidikan tero-pong

4.

Sekrup fokus benang

: untuk memfokuskan benang bidikan

5.

Lensa bidik

: untuk memfokuskan benang bidikan

6.

Sekrup penggerak horizontal

: untuk menggerakkan secara halus arah


bidikan horizontal teropong

7.

Sekrup leveling

: untuk mendatarkan alat

8.

Plat dasar

: untuk landasan alat ke tripot

9.

Body teropong

: merupakan badan teropong

10. Sekrup fokus obyek

: untuk memfokuskan objek bidikan

11. Rumah lensa depan

: untuk tempat lensa depan

12. Skala gerakan sudut horizontal : untuk mengetahui besar gerakan sudut
horizontal
13. Nomor seri alat

: nomor seri untuk identifikasi alat


BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum


Praktikum Areadilaksanakan setiap hari Senin, tanggal 24 November
sampai dengan 5 Desember 2014 di lapangan Fakultas Kedokteran, Universitas
Jember.
3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum adalah sbb.


Alat

Bahan

Waterpass

Pin besi

Target root

Patok kayu

Tripot

Tali tampar

Pita ukur

Paku payung

GPS
Kompass
Hp Android
Yalon (rambu)

3.3 Metode Praktimu


Berikur merupakan langkah-langkah dalam praktikum yaitu:

Gambar 3.1 Langkah-langkah prkatikum


3.3.1

Persiapan
Pada tahap persiapan merupakan tahap awal dalam praktikum. Dalam

tahap ini yang dilakukan yaitu survey lokasi yang berada di samping dan belakang

fakultas kedokteran Universitas Jember, serta mempersiapkan kebutuhan alat dan


bahan dalam praktikum.
3.3.2

Perencanaan
Pada tahap ini praktikan merancang letak patok untuk penanda daerah

praktikum. Ketentuan untuk jarak antara patok satu dengan patok yang lainnya
tidak boleh lebih dari 50 meter. Pada tahap ini juga praktikan mempersiapkan
bahan dan aplikasi yang digunakan pada tahap perencanaan ini adalah peta
konvensional, aplikasi easy google maps downloader, mapInfo, dan google map.
3.3.3

Pengumpulan Data
Pada tahap ini praktikan mangambil data dan mencatat data-data hasil

praktikum di dalam form yang sudah disediakan. Data-data hasil praktikum


berupa jarak antara patok satu dengan yang lainnya, hasil penembakan dengan
menggunakan

waterpass.

Hasil

penembakan

menggunakan

waterpass

menghasilkan nilai BA (batas atas), BT (batas tengah), dan BB (batas bawah),


serta menghasilkan sudut azimuth.
3.3.4

Pengolahan Data
Pada tahap ini praktikan dianjurkan untuk mengolah atau mengetik ulang

data pada aplikasi MS Excel, kemudian dari data MS Excel membandingkan


pendijitan peta dengan menggunakan aplikasi MapInfo dan dari data pengukuran
GPS sehingga bisa diketahui luasan area tersebut. Sebelum menggunakan Map
Info terlebih dahulu hendaknya melakukan penggabungan peta yang kita
downloade menggunakan Goole map, setelah proses tersebut selesai kemudian
dilanjutkan untuk pembuatan peta atau yang bertujuan untuk mengetahui luas,
jarak dan sebagainya dengan menggunakan Map Info.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Hasil Praktikum
4.1.1 Data Pengukuran
No.

Patok

(1)
1.

(2)
BM

2.

P1

3.

P2

4.

P3

5.

P4

6.

P5

7.

P6

8.

P7

Koordinat
(3)
x
y
z
x
y
z
x
y
z
x
y
z
x
y
z
x
y
z
x
y
z
x
y
z

UTM
Zone
(4)
49

Koordinat
(5)

GPS Android
Lintang/Bujur
Deg
Min
Sec
(6)
113
43
10,894
-8
9
42,433

UTM

113
-8

43
9

12,162
42,879

Desimal
(7)
113,71969
-8,16179
113,72005
-8,16191

113
-8

43
9

12,83
41,948

113,72023
-8,16165

113
-8

43
9

13,395
40,846

113,72039
-8,16135

113
-8

43
9

12,289
40,393

113,72008
-8,16122

113
-8

43
9

11,031
39,82

113,71973
-8,16106

113
-8

43
9

10,954
40,595

113,71971
-8,16128

113
-8

43
9

10,411
41,948

113,71956
-8,16165

Zone
(8)

Koordinat
(9)

Deg
(10)

GPS Garmin
Lintang/Bujur
Min
Sec
Desimal
(11)

Zone
(12)

(13)
9.096.808,00
799.713,00
114
9,096,792.00
799.746,00
117
9.096.820,00
799.760,00
117
9.096.852,00
799.773,00
116
9.096.869,00
799.743,00
113
9.096.884,00
799.707,00
115,00
9.096.859,00
799.701,00
114,00
9.096.819,00
799.684,00
114

Pengamatan
Patok

Jarak
bt

Nomor

Pita
Ukur

ba
bb

Validasi

Tinggi
Jarak

Sudut

Jarak
Derajat

Menit

Detik

(m)
(1)

(2)

1
BM
2
P1
3
P2
4
P3
5

P4

(5)

(3)

(4)

0,220

0,00

0,212

37,80

0,250

31,60

0,270

33,15

0,193

37,70

1,100
1,013
0,532
0,628

(6)

Akumulatif

Koodinat
x

(10)

(11)

(11)

Langsung

Azimuth

Posisi

Perhitungan Jarak

(7)

1,260

0,940

1,021

0,825

0,690

0,378

0,797

0,460

(8)

(8)

(9)

(m)

(m)

(9)

(10)

32,00

32,00

19,60

51,60

31,20

82,80

33,70

116,50

6
7
8
9

P5
P6
P7

0,198

38,90

0,121

24,50

0,180

45,00

BM

32,40

1,165
1,236
1,569
1,290

Jumlah

3,273

Sudut

Azimuth

Dalam
BM

104

P1

178

90

P2

256,5

183

P3

179

89

P4

182

P5

287
181,5

P6

268,5

188

78

Visio

1,350

0,980

1,430

1,043

1,690

1,448

1,515

1,068

37,00

153,50

38,70

192,20

24,20

216,40

44,70

261,10

261,10

P7

Posisi

180

Patok

91

Pengamatan
Jarak

Sudut

Perhitungan Jarak
Jarak
Akumulatif

Koodinat
y

Tinggi
Jarak
Pita
Ukur
(m)

Validasi

(1)

(2)

(3)

(4)

BM

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

0,22
0,00
0,21
35,70
0,25
32,00
0,27
33,50
0,19
37,00
0,20
39,10
0,12
24,50
0,18
43,70

P8
31,20
Jumlah

bt

ba
bb

(5)

(6)

1,100
1,013
0,532
0,628
1,165
1,236
1,569
1,290
3,273

1,260
0,940
1,021
0,825
0,690
0,378
0,797
0,460
1,350
0,980
1,430
1,043
1,690
1,448
1,515
1,068

Derajat

Menit

Detik

(8)

(8)

(9)

Langsung

Azimuth

Nomor

(7)

(m)

(m)

(9)

(10)

32,00

32,00

19,60

51,60

31,20

82,80

33,70

116,50

37,00

153,50

38,70

192,20

24,20

216,40

44,70

261,10

261,10

(10)

(11)

(11)

4.1.2 Gambar Peta


Gambar Peta perencanaan.

Gambar 4.1 dibawah ini merupakan peta rencana lokasi dan kondisi lokasi yang
akan disurvey.
Gambar Peta dengan Pengukuran GPS Android

4.2.3 Gambar Peta dengan Pengukuran GPS Garmin

4.2 Pembahasan
4.2.1

Perbandingan Metode GPS Android Dan GPS Garmin

Menurut gambar diatas tingkat keakuratan antara GPS android dan GPS
Garmin terletak pada GPS garmin. Hal ini dikarenakan tingkat eror yang terbesar
pada GPS Android karena tingkat perbandingan erornya yaitu 7 sedangkan pada
garmin yaitu 5. Pada gambar diatas luas area pada GPS android lebih besar jika
dibandingakan dengan GPS garmin, pada GPS garmin luas areanya yaitu 0,4731
sedangkan pada GPS android 0,5012.
4.2.2

Kendala Praktikum
Pada saat praktikum lapang kendala yang dialami yaitu salah satunya

yaitu pada saat pembacaan targetrood yang terhalang oleh pepohonan kemudian
pada saat pembacaan waterpass kurang jelas karena pada kaca waterpass sedikit
kabur sehingga kurang.
4.2.3

Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Hasil Pengukuran Luas

Faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil pengukuran yaitu adanya


perbedaan pengukuran anrtara pengkuran GPS android dan GPS garmin, karena
antara keduanya terdapat perbedaan hasil yang mana GPS garmin memiliki nilai
keakuratan dibandingkan GPS android. Hal ini dapat terlihat dari tingkat eror dari
keduanya.
4.2.4 Saran
Untuk praktikum yang lebih baik, untuk

mendapatkan hasil yang baik dan

maksimal diperlukan tingkat ketelitian yang sangat baik, praktikan harus lebih memahami
teori, metode dan cara kerja alat maupun cara kerja lapang yang diberikan oleh asisten
dosen, lebih memahami cara kendala apa saja yang ada pada saat pelaksanaan praktikum,
praktikan lebih cepat menyelesaikan praktikum dan dapat berkerja secara efektif dan
efisien

BAB 5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dan pengolahan data yang telah dilakukan


dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.

Dengan menggunakan GPS garmin didapatkan data titik koordinat yang sama
dengan lokasi yang sesungguhnya saat pendigitasian peta.

2. Hasil data yang diperoleh dari kedua GPS yang digunakana, yaitu GPS

android dan GPS garmin pada saat digitasi mengalami perbedaaan.

DAFTAR PUSTAKA
Azmi, N. 2013. Pemanfaatan Google Api (Google Maps) Pada Website
Pariwisata Menggunakan Framework Codeignter (Studi Kasus : Desa
Wisata Bejiharjo). Yogyakarta: Jurusan Teknik Informatika Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Amikom Yogyakarta.
DEPDIKNAS. 2001. Modul Program Keahlian Mekanisasi Pertanian Kode
Modul Smkp2k02-03mkp (Mengukur Jarak dan Sudut). Jakarta:
Proyek Pengembangan Sistem Dan Standar Pengelolaan Smk.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.
Ramadijanti, N. 2013. Pemetaan Batas Wilayah Darat Penggunaan Lahan Dari
Citra Landsat. Studi Kasus : Kabupaten Jombang. Surabaya: Kampus
PENS. ITS.
Syahrial, R. 2009. Analisis Peruntukan Lahan Daerah Aliran Sungai (Das)
Belawan Kaitannya Dengan Perencanaan Tata Ruang. Medan:
Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara.

Kreksya. 2010. Pengertian Dan Kegunaan GPS. Jakarta. [serial on line].


https://id.scribd.com/doc/109705482/Pengertian-Dan-Kegunaan-GPS.
[16 December 2014].
Oktaviantika. 2013. Prinsip Dasar Peta. Jakarta. [serial on line].
https://id.scribd.com/doc/153842896/BAB-1-Prinsip-dasar-peta-pdf.
[16 December 2014].

LAMPIRAN

Gambar 1.1 peta lokasi


Gambar Peta perencanaan.

Gambar 4.1 dibawah ini merupakan peta rencana lokasi dan kondisi lokasi yang
akan disurvey.
Gambar Peta dengan Pengukuran GPS Android

Gambar Peta dengan Pengukuran GPS Garmin

PEMETAAN SUMBER DAYA LAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM LUAS AREA POLYGON


diajukan guna menyelesaikan salah satu tugas Matakuliah Pemetaan Sumber Daya Lahan
dan Sistem Informasi Geografis.

Oleh:
Maya Cholidah
131710201006
TEP-A

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

Anda mungkin juga menyukai