Anda di halaman 1dari 5

Rumah Kerang asal Cirebon

Nur Handiyah, pemilik Multi Dimensi Shell Craft ini merangkai komoditi
kerang yang ada di perairan laut Indonesia menjadi berbagai kerajinan tangan
yang unik. Dari usaha yang telah digelutinya sejak tahun 2000 silam ini, pemilik
sudah memasarkan produknya ke sejumlah pasar internasional, sperti Afrika
Selatan, Eropa, Timur Tengah, Thailand, Jepang dan Amerika Latin. Kebanyakan
konsumen yang telah bekerja sama merupakan distributor di negaranya masingmasing. Permintaan yang paling banyak berasal dari Amerika dan Eropa.
Dengan tangan emasnya, pemilik menggambar design untuk kemudian
diimplementasikan menjadi sebuah kerajinan tangan yang unik, seperti tempat
payung, jam, lampu, furniture, tempat tidur, dan kursi, serta sekitar 4000 design
talah dia ciptkan. Proses pengerjaannya pun terbilang tak mudah. Setelah bahan
baku didapatkan kemudian dikeringkan lalu dibersihkan untuk menghilangkan
bau jika ingin membuat beda harus melewati proses pewarnaan terlebih dahulu.
Kemudian, kerang-kerang tersebut akan ditempel sesuai dengan design yang telah
dibuat. Total proses pengerjaan sekitar 3 minggu. Dalam setahun pun, pemilik
dapat mengekspor ratusan produk. Seperti lampu bisa mencapai

600 piece,

furniture 30 set. Jika ditotal satu tahun bisa sekitar 40 konteiner.


Untuk harga, pemilik menawarkan harga yang cukup terjangkau. Kisaran
Rp 1 juta hingga Rp 20 juta. " Tapi biasanya mereka (pasar asing) bisa menaikkan
harga hingga 12 kali lipat di negaranya. Pemilik tidak ingin menjual terlalu mahal
karena pemilik harus pikirkan biaya pengirimannya juga. Pada Trade Expo
Indonesia (TEI), pemilik tak berharap banyak. Pasalnya yang hendak dia bangun

ialah perluasan jaringan kepada para pembeli. Untuk perawatannya sendiri, cukup
dengan melap satu produk dengan kain basah atau kering. Pada produknya,
pemilik menawarkan konsep ecogreen memanfaatkan limbah, dan yang tidak
kalah penting ini produk unik, khas Indonesia.
Keunggulan Produk:
1. Produk merupakan hasil daur ulang limbah
2. Perawatan produk mudah dilakukan
3. Harga terjangkau
4. Perlu ketelitian dalam pembuatan.
Kekuranagan Produk:
1. Pembuatanya masih dengan manual sehingga produk yang dihasilkan tidak
banyak sehinggan tindak memenuhi permintaan pasar.
2. Kurangnya inovasi produk.
Faktor keberhasilan:
1. Nilai minat pasar terhadap produk daur ulang tinggi.
2. Harga produk mudah dijangkau oleh semua kalangan.
3. Dengan bahan baku yang sulit dicari sehingga produk sulit ditemui.
Faktor kegagalan :
1. Kurangnya tenaga ahli untuk meningkatkan produksi.
2. Bukan merupakan produk pokok sehingga nilai minat masyarakat
terhadap produk masih rendah.

Radio AM/FM model vintage


Pada era globalisasi saat ini, khalayak terus menerus disuapi sejumlah
perlengkapan elektronik canggih di mana menggeser secara perlahan keberadaan
barang-barang antik. Namun, hal itu tidak terjadi di PT Kriya Nusantara.
Perusahaan yang masih satu grup dengan PT Panasonic ini justru mengedepankan
keantikan sebagai nilai jual. Mereka memproduksi radio AM/FM yang dulu
pernah menjadi primadona di zamannya.
Untuk menarik perhatian masyarakat, radio yang diproduksi di Bandung,
Jawa Barat tersebut didesign ala vintage. Keunggulan produk tersebut yakni
diproduksi serta didesign oleh putra bangsa. Radio dengan motif vintage yang
dikombinasi dengan metal working art. Seperti tak ada matinya, radio vintage
tersebut telah dilempar ke pasar Timur Tengah. Sudah diekspor ke Uni Emirat
Arab, Dubai dan Kuwait. Satu buah radio tersebut dibandrol dengan harga yang
bervariasi. Mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Tergantung design dan detail
pengerjaannya.
Agar radio unik ini bisa dioperasikan, konsumen tinggal menyediakan
empat buah batu baterai berukuran besar yang nantinya akan diletakkan pada
bagian belakang radio. Produk yang mulai diproduksi pada 2008 ini telah mampu
melempar sekitar 500 unit ke pasar asing di tiap tahunnya. Pada pameran Trade
Expo Indonesia (TEI) kali ini pun sudah ada pembeli asal Vietnam serta Timur
Tengah yang confirm membeli produk tersebut. Kedepannya, perusaan berencana
menembus pasar Eropa.
Keunggulan Produk:
1. Produk unik dan sulit dijumpai

2. Harga terjangkau
3. Keunggulan produk tersebut yakni diproduksi serta didesign oleh putra
bangsa
Kekuranagan Produk:
1. Pembuatanya perlu ketelitian sehingga produksi yang dihasilkan tidak
terlalu banyak.
2. Peminat hanya dikalang pencinta seni karena sering dianggap produk
yang kuno.

Faktor keberhasilan:
1. Terkenal dikancah Internasional
2. Banyak kolektor barang-barang antik yang mencari produk ini.
Faktor kegagalan :
1. Nilai minat masyarakat lokal akan barang barag antik masih cukup rendah.

Bahan baku untuk membuat rumah kayu


Sudah bukan rahasia lagi bahwa Indonesia merupakan salah satu negara
yang kaya akan komoditi kayu. Hal itulah yang membuat salah satu perusahaan di
Batam untum memproduksi sejumlah bahan baku yang berasal dari kayu. Pihak
Marketing, Agnes Elfira menuturkan produk tersebut merupakan kombinasi antara

serbuk kayu dicampur dengan plastik. Serbuk kayu dari plantation wood pinus.
Harga produk tersebut pun bervariatif. Harganya tergantung dari luas ruangan
yang diinginkan pembeli untuk dipasangi oleh kayu-kayu tersebut dari sekitar Rp
200.000 hingga Rp 1 juta per kepingnya, tergantung luas ruangannya.
Produk tersebut telah diekspor ke sejumlah negara seperti Vietnam,
Filipina, China, India, Australia serta Afrika Selatan. Jika untuk pasar lokal,
perusaaan tidak begitu mengutamakan, karena masih banyak kayu yang mudah
didapatkan. Untuk demand terbesar, yakni pembeli dari Australia, Thailand dan
India.
Sejumlah komoditi kayu tersebut mampu digunakan baik di dalam
maupun luar ruangan. Untuk keunggulan produk tersebut yakni anti rayap, jika
terkena air tidak mudah lapuk. perusahaan memberikan garansi minimal selama 7
tahun kepada pembelinya.
Keunggulan produk:
1. Produk anti rayap
2. Produk tidak mudah lapuk
3. Perusahaan memberikan garansi minimal 7 tahun untuk kepuasan
konsumen.
Kekuranagan Produk:
1. Harga terlalu mahal bagi masyarakat lokal
Faktor keberhasilan:
1. Terkenal dikancah Internasional.
2. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang berkualitas karena kayu
tersebut anti rayap dan tidak mudah lapuk
3. Perusahanya sangat menjaga kepercayaan konsumen dengan adanya
garansi selama 7 tahun
Faktor kegagalan :
1. Bahan baku sulit didapat serta Menjadi ancaman kelestarian hutan jika
bahan baku sudah mulai menipis

Anda mungkin juga menyukai