Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG 1.

Tujuan Penyusunan laporan ini ditujukan untuk memenuhi tujuantujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sehingga pemahaman terhadap penyearah setengah gelombang dapat semakin matang. Secara terperinci tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui

prinsip

penyearah

setengah

gelombang

tanpa

menggunakan kapasitor.
b. Mengetahui prinsip penyearah setengah gelombang menggunakan

kapasitor. 2. Alat dan Bahan a. Alat 1) AVOmeter AM-36


a) Spesifikasi

Measurement

Measurement ranges 0 - 0.1V 0.5V 2.5V 10V 50V 250V 1000V

Accuracy Within 3% F.S.

Remarks Input impedance 20k/V 0-centering meter type input impedance 40k/V Terminal

DCV

DCV NULL meter

00-

Within 3% F.S.

0 - 50 DCmA (50

2.5mA 10A at the DC Within 3% F.S.

25mA 250mA

Voltage Drop 250mA (100mV for 50 )

0.1V POSITION)

ACV

0 10V 50V 250V 1000V -10dB +22dB(AC

Within 3% F.S.

Input impedance 9k /V Input impedance 9k /V for output terminal

AF OUTPUT (dB)

10V) +62dB 0dB/0.775(1mW through 600 impedance circuit) x1:0 - 2k Center 20 x 10 : 0 - 20k

Internat batteries Within 3% F.S. UM-3(1.5V) X2 006P(9V) X 1

Center 200 Resistance () x 100 : 0 -

200k Center 2k x 1K : 0 -

2M Center 20k x 1K : 0 -

2M Center 200k Conduct indicator Buzzer (Buzzer is emitted at 20 of less) Battery test (BATT) 0 1.5V GOOD-? RL = 20 0 - 150 at X 1k range 0 15mA at X 10 range 0 1.5 at X 100 Within 3% F.S. Same Within 5% F.S. Within 5% F.S. range power supply optional Load current 250mA

Leakage current (lceo) (LV)

Current across terminal

range 0 150mA at X 1 range Common to each Within 3%

Terminal to

Voltage

applied, terminal Voltage (LV) range 3V 0V (Reverse of LI scale) across F.S. terminal while is measured Insert hFE Within 3% F.S. terminal (on scale) directly

DC current amplification factor (HFE)

Transistor hFE:0 1000 (in X 10 range)

2) Osiloskop Kikusui cos 5041 40MHz a) Spesifikasi A B C D 3) Protoboard 4) Tang potong b. Bahan
1) Dioda IN4007

LINE VOLTAGE 90V 110V 104V 125V 194V 236V 207V 250V

FUSE 0.5A (S.B) 0.3A (S.B)

: 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah

2) Resistor
a) RL = 10k

3) Kapasitor
a) CL = 0,47 F b) CL = 4,7 F c)

CL = 100

4) Transformator 12,5V

3. Landasan Teori a. Penyearah setengah gelombang Hampir sebagian besar peralatan elektronik menggunakan sumber daya listrik 220V/50Hz dari PLN. Bentuk gelombang arus

listrik AC dari PLN berbentuk gelombang sinus. Nilai rata-rata (average value) dari gelombang sinus adalah nol karena nilai positif dan negatifnya sama dan bergantian. Untuk memperoleh nilai positif atau negatif yang rata maka salah satu gelombang sinus itu, positif atau negatif harus di cancel. Untuk memperoleh arus listrik DC yang rata dan stabil digunakan rangkaian penyearah. Rangkaian penyearah adalah rangkaian yang berfungsi untuk menjadikan gelombang yang mempunyai lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah. Sebagai contoh sinyal yang berbentuk sinusoidal dan mempunyai dua arah gelombang, yaitu arah dari kutub positif ke negatif dan arah dari negatif ke positif, kemudian dijadikan gelombang yang mempunyai satu arah saja dengan menggunakan rangkaian penyearah.Untuk menyearahkan gelombang biasanya digunakan dioda. Rangkaian penyearah dibagi menjadi dua jenis yaitu rangkaian penyearah setengah gelombang dan rangkaian penyearah gelombang penuh. Penyearah setengah gelombang menghasilkan tegangan DC hanya dalam setengah periode positif dari satu periode gelombang tegangan masukan DC atau lebih sederhananya, pada rangkaian penyearah setengah gelombang, arus listrik akan dialirkan sebesar setengah gelombang. Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu arah, artinya arus mengalir hanya satu arah saja. Tegangan tersebut merupakan tegangan DC yang bergerak naik sampai nilai maksimum dan turun sampai nol dan tetap nol selama siklus setengah negatif.

Gambar 1. Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa filter Andaikan sinyal tegangan yang dikehendaki adalah sinyal tegangan DC dan sumber tegangan AC, akibatnya komponen AC dari sinyal gabungan itu tidak dikehendaki dan sinyal AC ini dikenal sebagai tegangan ripple. Dengan demikian pada rangkaian penyearah seringkali dilengkapi dengan filter. Filter digunakan untuk memperkecil tegangan ripple sehingga diperoleh tegangan keluaran yang rata dan stabil.

Gambar 2. Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor b. Bahan 1) Dioda Dioda adalah komponen elektronik yang mempunyai dua elektroda, masing masing disebut anoda untuk elektroda positif dan katoda untuk elektroda negatif, yang terbentuk dari dua sambungan bahan semikonduktor (tipe N dan P). Dioda hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu ketika anoda lebih positif dari katoda atau mendapat bias-maju (forward bias), sedangkan jika katoda lebih positif maka dioda tidak menghantarkan arus atau mendapat bias mundur (reverse bias).

Anod a

Katod a

Gambar 3. Simbol umum dioda Dioda yang digunakan pada rangkaian penyearah adalah dioda penyearah. Dioda penyearah digunakan untuk menyearahkan arus AC menjadi DC.
Anod a Katod a

(a) penyearah 2) Kapasitor

(b)

Gambar 4. (a) Contoh dioda penyearah ; (b) Simbol dioda

Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor dilambangkan dengan huruf C. Kapasitor memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kapasitor diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Gambar 5. Simbol Umum Kapasitor Kegunaan utama dari kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika adalah:
a)

Digunakan sebagai filter pada rectifier (penyearah).

b)
c)

Sebagai pembangkit frekuensi (pada osilator LC), yaitu dari jenis kapasitor variabel. Sebagai penghubung yang disebut juga kopling antara rangkaian yang satu ke rangkaian berikutnya seperti yang terdapat pada amplifier. Kita soroti kegunaan kapasitor sebagai filter pada rectifier

(penyearah). Filter dalam rangkaian penyearah digunakan untuk memperkecil tegangan ripple, sehingga dapat diperoleh tegangan keluaran yang lebih rata, baik untuk penyearah gelombang setengah maupun gelombang penuh. Filter diperlukan karena rangkaian rangkaian elektronik memerlukan sumber tegangan DC yang tetap, baik untuk keperluan sumber daya dan pembiasan yang sesuai operasi rangkaian. a) Filter kapasitor Filter tipe kapasitor menghasilkan tegangan keluaran DC yang sama dengan nilai puncak tegangan rectifier. Prinsip filter kapasitor adalah proses pengisian dan pengosongan kapasitor. Saat dioda forward, kapasitor terisi dan tegangannya sama dengan periode ayunan tegangan sumber. Pengisian berlangsung sampai nilai maksimum, pada saat itu tegangan C sama dengan Vp. Pada ayunan turun kearah reverse, kapasitor akan mengosongkan muatannya. Jika tidak ada beban, maka nilainya konstan dan sama dengan Vp, tetapi jika ada beban maka keluarannya (Vout) memiliki sedikit ripple akibat kondisi pengosongan. Untuk lebih jelas, mari kita lihat Gambar 6. berikut:

(a)

(b) Gambar 6. (a) Kondisi tanpa beban ; (b) Kondisi berbeban Untuk menjelaskan cara kerja kapasitor ini, perhatikan Gambar 7. dimana penjelasan ini diambil untuk satu perioda sinyal masukan pada satu dioda. Selama seperempat perioda positif yang pertama dari tegangan sekunder, Dioda D1 menghantar. Karena dioda menghubungkan sumber VS1 secara langsung dengan kapasitor, maka kapasitor akan dimuati sampai tegangan maksimum VM.

Gambar 7. Cara kerja filter kapasitor Setelah mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar (mati), hal ini terjadi karena kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan tegangan sumber dan bagi dioda artinya tidak ada beda potensial.

Akibatnya dioda seperti saklar terbuka, atau dioda dibias mundur (reverse). Dengan tidak menghantarnya dioda, kapasitor mulai mengosongkan diri melalui resistansi beban RL, sampai tegangan sumber mencapai harga yang lebih besar dari tegangan kapasitor. Pada saat dimana tegangan sumber lebih besar dari tegangan kapasitor, dioda kembali menghantar dan mengisi kapasitor. Untuk arus beban yang rendah tegangan keluaran akan hampir tetap sama dengan VM. Tetapi bila arus beban tinggi pengosongan akan lebih cepat yang mengakibatkan ripple yang lebih besar dan tegangan keluaran DC yang lebih kecil. 3) Tegangan ripple Kapasitor mengisi (charges) dengan cepat pada awal siklus sinyal dan membuang (discharges) dengan lambat setelah melewati puncak positif (ketika dioda dibias mundur). Variasi pada tegangan keluaran untuk dua kondisi, mengisi dan membuang, disebut dengan tegangan ripple (ripple voltage).

(a)

(b) Gambar 8. (a) Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor ; (b) Bentuk keluaran tegangan dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor

(a)

(b) Gambar 9. (a) Ripple besar menunjukkan pemfilteran kurang efektif ; (b) Ripple kecil menunjukkan pemfilteran lebih efektif Ketika filter kapasitor membuang (discharges),

tegangannya adalah :

10

Waktu pembuangan kapasitor adalah dari satu puncak mendekati puncak berikutnya, dimana tdis kapasitor mencapai nilai minimumnya. T ketika tegangan

Selama RC

T,

menjadi lebih kecil dari 1.

mendekati 1 dan dapat dituliskan sebagai berikut:

Oleh karena itu,

Tegangan ripple peak to peak adalah:

Untuk memperoleh tegangan DC, tegangan maksimum dikurangi tegangan ripple peak to peak dibagi dua.

Tegangan ripple puncak adalah:

Dengan menganggap bahwa bentuk gelombang ripple menyerupai segitiga, dengan harga peak to peak, Vr,p-p , maka harus dibagi dengan 3 untuk memperoleh tegangan ripple

efektifnya, sehingga tegangan efektif ripple adalah:

11

Faktor ripple menunjukkan efektif tidaknya sebuah filter, didefinisikan sebagai perbandingan tegangan ripple efektif (rms) terhadap tegangan DC.

Semakin kecil factor ripple, semakin baik filter. Faktor ripple dapat diperkecil dengan menambah nilai kapasitor. keterangan: VM R C c. Alat 1) Multimeter analog Multimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan. Selain itu, dapat pula digunakan untuk mengukur daya dari suatu penguat. Dengan demikian, multimeter merupakan suatu alat yang dapat berfungsi ganda (multi). Meter yang digunakan untuk:
a) b) c)

= tegangan maksimum penyearah = resistansi beban = kapasitor filter

Mengukur arus listrik disebut Amperemeter. Mengukur tegangan listrik disebut Voltmeter. Mengukur hambatan listrik disebut Ohmmeter. Dengan adanya fungsi-fungsi tersebut, maka multimeter

disebut juga AVOmeter, yang merupakan singkatan dari Amperemeter, Voltmeter, Ohmmeter. Alat ukur multimeter beraneka ragam bentuk dan konstruksinya tergantung pabrik yang membuat, namun prinsip kerjanya sama saja. Multimeter terdiri dari dua macam yaitu Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

12

Kuat arus DC diukur dengan Amperemeter DC. Kuat arus AC diukur dengan Amperemeter AC. Demikian pula dengan tegangan DC, diukur dengan Voltmeter DC, dan tegangan AC diukur dengan Voltmeter AC.

Gambar 10. Multimeter analog keterangan Gambar 10. : a) b) Jarum penunjuk skala Berfungsi untuk menunjukkan nilai-nilai hasil pengukuran. Skala ukur Berfungsi sebagai skala pembacaan meter yaitu skala tegangan, skala arus, dan skala hambatan. c) Penala mekanik Berfungsi sebagai pengatur agar jarum penunjuk skala menunjukkan harga nol, dalam pengukuran listrik. Mengatur jarum penunjuk skala dapat dilakukan dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil. d) Test Lead (Kabel Penghubung) Berfungsi untuk menghubungkan komponen (objek) yang akan diukur. Kabel warna merah terletak pada soket + dan kabel warna hitam terletak pada soket - . e) f) Output Zero ADJ

13

Berfungsi sebagai pengatur agar jarum penunjuk skala menunjukkan harga nol dalam pengukuran OHMS (di sebelah kanan skala ukur). g) Selektor Switch (Saklar Pemilih) Berfungsi untuk memilih mode operasi DCV, ACV, DC mA, dan OHMS. h) Soket Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead (kabel penghubung) yang berwarna hitam. i) Soket + Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead (kabel penghubung) yang berwarna merah. 2) Cara menggunakan multimeter analog Sebelum multimeter digunakan, sebaiknya ikuti langkahlangkah berikut ini agar diperoleh hasil pengukuran yang tepat dan benar. Langkah-langkah tersebut adalah: a) Mula-mula kedua ujung kawat penghantar (merah dan hitam) dihubungkan, pertama-tama jarum bergerak dahulu, kemudian kembali lagi ke skala nol. b) Selector switch diatur atau diputar ke arah yang diperlukan, misalnya ke arah penunjuk mA bila akan mengukur kuat arus. Ke arah Ohmmeter bila akan mengukur besar hambatan resistor, atau ke arah penunjuk AC Volt untuk mengukur besar tegangan dari sumber tegangan atau sumber arus bolak-balik, atau ke penunjuk DC Volt bila akan mengukur tegangan dari sumber arus searah. c) Perhatikan jarum penunjuk pada skala yang tertulis sesuai dengan switch yang diperlukan. Pada skala terdapat skala Ohm, yang dibaca pada waktu menggunakan Ohmmeter atau mengukur hambatan resistor. Daftar skala Voltampere, dibaca pada waktu menggunakan Voltmeter atau

14

Amperemeter untuk mengukur besar tegangan dari sumber tegangan dan kuat arus yang mengalir. d) Menggunakan multimeter harus hati-hati, agar tidak terjadi kerusakan pada komponen di dalamnya. 2) Osiloskop Osiloskop adalah serangkaian alat untuk pengukuran dan analisa bentuk gelombang serta gejala lain dalam rangkaianrangkaian elektronik dengan memanfaatkan masukan berupa sinyal-sinyal listrik. Osiloskop memiliki beberapa kegunaan diantaranya untuk mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik, membedakan arus AC dengan arus DC, dan mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Gambar 11. Osiloskop Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna-warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebaga contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.

15

Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah focus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vp-p dan 0.2 Vp-p dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan osiloskop antara lain adalah:
a.

Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digoundkan). Disampinguntuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala-jala.

b.
c.

Memastikan probe dalam keadaan baik. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.

d. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur

posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 X (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar. e. Tentukan skala Time/Div frekuensi sinyal masukan. untuk mengatur tampilan

16

f.

Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.

g.

Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.

h.

Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

4. Hasil Praktikum a. Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa filter kapasitor dengan sumber tegangan DC
Dioda IN4007

5V

V1

V2

RL = 10 k

Gambar 12. Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa filter kapasitor, dengan sumber tegangan DC 1) Tabel hasil pengukuran Menggunakan Voltmeter U1 U2 4,8V 4,4V 2) Gambar hasil pengukuran Gambar rangkaian pada protoboard Gambar hasil pengukuran U1 menggunakan Voltmeter Gambar hasil pengukuran U1 menggunakan Osiloskop Menggunakan Osiloskop U1 U2 4,4V 4V

17

Gambar rangkaian pada protoboard

Gambar hasil pengukuran U2 menggunakan Voltmeter

Gambar hasil pengukuran U2 menggunakan Osiloskop

b. Rangkaian

penyearah

setengah

gelombang

dengan

filter

kapasitor, dengan sumber tegangan DC


Dioda IN4007

5V

V1

V2

CL

RL = 10 k

Gambar 13. Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor, dengan sumber tegangan DC

18

1) Tabel hasil pengukuran Menggunakan Voltmeter 0,47 5,2V U1 4,7 5,2V 100 5,2V 0,47 4,8V U2 4,7 4,8V 100 4,8V

Menggunakan Osiloskop 0,47 4,4V U1 4,7 4,4V 100 5V 0,47 4V U2 4,7 4V 100 4,4V

c. Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor, dengan sumber tegangan AC

Dioda IN4007

+
12,5V V1 V2

+
CL RL = 10 k

Gambar 14. Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor, dengan sumber tegangan AC 1) Tabel hasil pengukuran CL ( 0,47 4,7 100 U2 (V) 8 15 17 Uripple (Vp-p) 16,5 5 0,4 f (kHz) 0,05 0,05 0,05

U2 diukur menggunakan Voltmeter, berarti U2 tersebut merupakan Veff = Vrms .

19

Grafik tegangan ripple terhadap kapasitor

Grafik tegangan U2 terhadap kapasitor

a) Perhitungan
(1) Pada rangkaian penyearah setengah gelombang

dengan filter kapasitor 0,47

20

(a) Uripple = 3,3 Div x 5 V/Div = 16,5 V (b) Perioda Uripple = T = 4 Div x 5 mS/Div = 20 mS (c) f = (d) Tegangan maksimum penyearah = VM

16,5 16,5 16,5 VM

= = = VM (4,26) = = 3,87 V

(e) VDC

(f) Tegangan ripple puncak = Vr,(p)

= 8,25 V
(g) Tegangan efektif ripple = Vr,(rms)

= 4,76 V (h) Faktor ripple = r

21

= 1,09
(2) Pada rangkaian penyearah setengah gelombang

dengan filter kapasitor 4,7


(a) Uripple = 1 Div x 5 V/Div = 5 V (b) Perioda Uripple = T = 4 Div x 5 mS/Div = 20 mS (c) f = (d) Tegangan maksimum penyearah = VM

5 5 5 VM

= = = VM (0,425) = = 11,76 V

(e) VDC

(f) Tegangan ripple puncak = Vr,(p)

= 2,5 V

22

(g) Tegangan efektif ripple = Vr,(rms)

= 1,44 V (h) Faktor ripple = r

= 0,16
(3) Pada rangkaian penyearah setengah gelombang

dengan filter kapasitor 100


(a) Uripple = 0,2 Div x 2 V/Div = 0,4 V (b) Perioda Uripple = T = 4 Div x 5 mS/Div = 20 mS (c) f = (d) Tegangan maksimum penyearah = VM

0,4 0,4 0,4 VM

= = = VM (20 x 10-3) = = 20 V

(e) VDC

23

(f) Tegangan ripple puncak = Vr,(p)

= 0,2 V
(g) Tegangan efektif ripple = Vr,(rms)

= 0,12 V (h) Faktor ripple = r

= 0,0061 Diperoleh hasil bahwa faktor ripple pada rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor 0,47 adalah 1,09 , sedangkan dengan filter kapasitor 4,7 0,16, dan dengan filter kapasitor 100 adalah

adalah 0,0061.

Semakin besar nilai kapasitor, semakin kecil faktor ripple. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar nilai kapasitor filter maka pemfilteran akan semakin efektif karena tegangan ripple akan semakin kecil dan tegangan keluaran yang dihasilkan akan lebih rata dan stabil. Selain itu, pada tabel hasil pengukuran terlihat bahwa nilai tegangan U2 semakin besar seiring dengan besarnya nilai kapasitor filter.

24

Kita ingat, prinsip filter kapasitor adalah proses pengisian dan pengosongan kapasitor. Saat dioda forward, kapasitor terisi dan tegangannya sama dengan periode ayunan tegangan sumber. Pengisian berlangsung sampai nilai maksimum, pada saat itu tegangan C sama dengan Vp. Jadi, semakin besar nilai kapasitor filter maka semakin besar pula kemampuan kapasitor filter menyimpan tegangan dari sumber tegangan. U2 terletak antara kapasitor filter dan resistor beban, berarti tegangan U2 bernilai sama dengan tegangan pada kapasitor. 2) Gambar hasil pengukuran Gambar rangkaian pada protoboard (kapasitor 0,47 ) Gambar hasil pengukuran U2 menggunakan Voltmeter Gambar hasil pengukuran Uripple menggunakan Osiloskop

Gambar rangkaian pada protoboard (kapasitor 4,7 )

Gambar hasil pengukuran U2 menggunakan Voltmeter

Gambar hasil pengukuran Uripple menggunakan Osiloskop

25

Gambar rangkaian pada protoboard (kapasitor 100 )

Gambar hasil pengukuran U2 menggunakan Voltmeter

Gambar hasil pengukuran Uripple menggunakan Osiloskop

d. Hasil simulasi menggunakan EWB 1) Hasil simulasi rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa filter, dengan sumber tegangan DC

26

2) Hasil simulasi rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor, dengan sumber tegangan DC

27

28

29

3)

Hasil simulasi rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor, dengan sumber tegangan AC

30

31

5. Analisa

a. Tabel hasil pengukuran, rangkaian penyearah setengah gelombang dengan kapasitor, dengan sumber tegangan AC (menggunakan EWB) CL ( 0,47 4,7 100 U2 (V) 14.9 15.9 15.6 Uripple (Vp-p) 15 5 1 f (kHz) 0,05 0,05 0,05

b. Tabel hasil pengukuran, rangkaian penyearah setengah

gelombang dengan kapasitor, dengan sumber tegangan AC

32

(menggunakan Voltmeter untuk U2 dan menggunakan osilokop untuk Uripple dan frekuensi) CL ( 0,47 4,7 100 U2 (V) 8 15 17 Uripple (Vp-p) 16,5 5 0,4 f (kHz) 0,05 0,05 0,05

33

Anda mungkin juga menyukai