Anda di halaman 1dari 27

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG PENUH

MENGGUNAKAN FILTER KAPASITOR

Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem
elektronika. Ada dua sumber catu daya yaitu sumber AC dan sumber DC.
Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak - balik, sedangkan sumber
tegangan DC merupakan sumber tegangan searah.
Bila dilihat dengan osiloskop seperti berikut.

(a) Tegangan AC

(b) Tegangan DC Gambar 1.


Penyearah (Rectifier)
Seperti telah kita ketahui bahwa hampir semua peralatan
elektronika menggunakan power suplay (catu daya arus searah).
Sudah

barang

mendapatkan
dengan

tentu
suatu

dalam
sumber

hal

ini

arus

searah yang disesuaikan

prinsip-prinsip

keuntungan lainnya

kita

balik

atau

arus

yang
AC

untuk

ekonomis dan
sesuai

diatas adalah mendapatkan arus searah


bolak

brusaha

(Alternating

dengan
dari

persyaratan

sumber

arus

Curent). Rangkaian

yang dimaksud disini adalah rangkaian penyearah gelombang


yaitu dari sumber tegangan sinyal AC diubah menjdi bentuk
sinyal DC (Direct Crrent). Rangkaian penyearsh ini terdiri dari:
a. Rangkaian penyearah gelombang ( Half wave
Rectifier)
b. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 buah

dioda
c. Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 4 buah
diode
Sumber Tegangan Bila diamati sumber AC tegangan berayun sewaktuwaktu pada kutub positif dan sewaktu-waktu pada kutub negatif,
sedangkan sumber AC selalu pada satu kutub saja, positif saja atau
negatif saja. Dari sumber AC dapat disearahkan menjadi sumber DC
dengan menggunakan rangkaian penyearah yang di bentuk dari dioda.
Ada tiga macam rangkaian penyearah dasar yaitu penyearah setengah
gelombang, gelombang penuh dan sistem jembatan.

(a) Penyearah Setengah

Gelombang

Gelombang Penuh

(b) Penyearah

(c) Penyearah

Sistem Jembatan Gambar

Rangkaian Penyearah Biasanya output dari rangkaian diberi suatu


filter kapasitor untuk menghilangkan riak sehingga diperoleh tegangan
DC yang stabil. Tegangan DC juga dapat diperoleh dari batere. Dengan
penggunaan batere ditawarkan sumber tegangan DC yang stabil dan
portable namun dapat habis tergantung kapasitas batere tersebut.
Tegangan yang tersedia dari suatu sumber tegangan yang ada biasanya
tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan suatu regulator
tegangan yang berfungsi untuk menjaga agar tegangan bernilai konstan
pada nilai tertentu. Regulator tegangan ini biasanya berupa IC dengan
kode 78xx atau 79xx. Untuk seri 78xx digunakan untuk regulator
tegangan DC positif, sedangkan 79xx digunakan untuk regulator DC
negatif. Nilai xx menandakan tegangan yang akan diregulasikan.
Misalnya kebutuhan sistem adalah positif 5 volt, maka regulator yang
digunakan adalah 7805. IC regulator ini biasanya terdiri dari tiga pin

yaitu input, ground dan output. Dalam menggunakan IC ini tegangan


input harus lebih besar beberapa persen (tergantung pada data sheet)
dari tegangan yang akan diregulasikan
PENYEARAH GELOMBANG PENUH DENGAN FILTER C

gambar 5 : rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter C


Analisis Rangkaian
Berbeda dengan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan
Transformator CT. Pada rangkaian kali ini menggunakan transformator
tanpa CT, dengan penyearah 4 buah dioda. Silahkan ikuti alur dari
masing-masing siklus. Keduanya akan masuk keluar dengan arah yang
sama dan berakhir di lawan potensialnya. Sehingga bentuk gelombang
keluaran semuanya berupa bukit (tegangan positif). Dan adanya
kapasitor

membuat

tegangan

ripple

kecil.

Kapasitor

melakukan

pembuangan saat terjadi pergantian siklus. Dan melakukan pengisian


saat arus dari kedua potensial yang disearahkan tersebut mengalirinya.
Untuk mendapatkan tegangan output yang lebih efektip anda dapat
menggunakan filter phi. Yaitu dengan menambah satu kapasitor lagi
(dipasang paralel, agar nilai kapasitansi bertambah, sehingga waktu
buang semakin lama dan gelombang pun akan nyaris lurus), dan satu
induktor. Dari hasil percobaan yang saya lakukan. Nilai R1 pun
mempengaruhi keefektifan tegangan output. Dari percobaan, R1 yang
bernilai 1,5 KOhm menghasilkan gelombang keluaran yang lebih efektif
(gelombang nyaris lurus) , dibandingkan dengan menggunakan R1 yang
bernilai 100 Ohm.

padContoh rangkaian penyearah tanpa menggunakan filter

Fungsi filter

Contoh rangkaian penyearah dengan menggunakan filter kapasitor

Arus Riak (Ripple Current)

Akibat dari arus ripple sedikit banyak mengganggu keluaran dari catu
daya. Ilustrasi berikut menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari
rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor.

Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, di mana
pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor.
Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus, tetapi eksponensial sesuai
dengan sifat pengosongan kapasitor.
Kemiringan kurva b-c bergantung pada besar arus I yang mengalir ke
beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan
membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar,
kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan
berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah :
V r = V M -V L
dan tegangan dc ke beban adalah :
V dc = V M + V r /2
Tipe tipe filter :
1. Filter Choke (Induktor)
2. Filter Kapasitor
3. Filter RC

1. Filter Choke (Induktor)


Sumber AC menghasilkan sebuah arus dalam induktor, kapasitor, dan
resistor. Arus AC pada tiap-tiap komponen bergantung pada reaktansi
induktif , reaktansi kapasitif , dan resistansi .
Induktor memiliki sebuah reaktansi yang diberikan oleh :

Kapasitor memliki sebuah reaktansi yang diberikan oleh :

Persyaratan pertama desain filter


induktor adalah untuk
memperoleh nilai Xc lebih kecil
dari R L. Persyaratan kedua desain
filter induktor adalah untuk
memperolah X L lebih besar dari X
C. Ketika X L lebih besar dari X C ,
hampir semua tegangan AC
melalui induktor , persamaan
tegangan keluaran AC :

Bentuk gelombang keluaran

Tegangan DC ideal didasarkan perilaku komponen penyearah yang


diasumsikan ideal.
Tegangan DC aktual didasarkan pada hasil pengukuran.
2. Filter Kapasitor
Filter tipe induktor menghasilkan tegangan keluaran DC yang sama dengan

nilai rata-rata tegangan rectifier. Filter tipe kapasitor menghasilkan


tegangan keluaran DC yang sama dengan nilai puncak tegangan rectifier.
Tipe ini umum dipakai dalam system DC power supply.
Prinsip filter kapasitor adalah proses pengisian dan pengosongan kapasitor.
Saat dioda forward, kapasitor terisi dan tegangannya sama dengan periode
ayunan tegangan sumber. Pengisian berlangsung sampai nilai maksimum,
pada saat itu tegangan C sama dengan Vp
Pada ayunan turun kearah reverse, kapasitor akan mengosongkan
muatannya. Jika tidak ada beban, maka nilainya konstan dan sama dengan
Vp, tetapi jika ada beban maka keluarannya (Vout) memliki sedikit ripple
akibat kondisi pengosongan. Untuk lebih jelas, mari kita lihat gambar
berikut

Kondisi tanpa
beban
Kondisi
berbeban
Pada filter kapasitor perhitungan tegangan ripple :

dimana :
V R = tegangan ripple puncak ke puncak
I = arus beban DC
f = frekuensi ripple
C = kapasitor filter
3. Filter RC
Rangkaian RC filter terdiri dari dua kapasitor C1 dan C2 dan sebuah
resistor. Prinsip kerja filter ini adalah membuat gelombang yang dihasilkan
dari rectifier mendekati gelombang DC murni.
Pada saat rectifier mengeluarkan gelombang tegangan pada nilai puncak,
maka kapasitor C1 akan terisi dengan muatan (charge). Ketika gelombang

tegangan menurun, nilainya menuju titik nol, C1 akan mengeluarkan


muatan (discharge).

Kondisi C1 yang selalu terisi muatan dan mengeluarkannya membuat


ripple gelombang semakin kecil ( b ), selanjutnya gelombang diperhalus
oleh C2 hingga gelombang tegangan keluaran menyerupai gelombang
tegangan DC ( c ).
Pada akhirnya, gelombang tegangan output hampir menyerupai dengan
gelombang tegangan DC ( d ).

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG (HALF WAVE)

gambar 1 : rangkaian penyearah setengah gelombang


Analisa Rangkaian
Input pada rangkaian tersebut adalah arus bolak balik (Alternating
Current). Dan dihasilkan output arus searah (Direct Current), karena
hanya menggunakan 1 buah dioda. Dioda tersebut berfungsi sebagai
penyearah. Saat siklus positif (aliran tegangan positif) arus dapat
melewati dioda (diteruskan ke R1), sehingga gelombang pada siklus
positif keluar sebagai output. Namun saat siklus negatif, arus tidak
mengalir, karena terhalang dioda. Oleh karena itu outputnya bernilai nol.
Siklus positif dan negatif berlangsung secara terus menerus, sehingga
didapat bentuk gelombang keluaran berupa bukit tanpa lembah. Selang
antar bukit itulah jeda yang disebabkan siklus negatif tidak dapat
mengalir karena adanya dioda, sehingga gelombang keluaran hanya
setengah gelombang. Oleh karena itulah, rangkaian di atas disebut
rangkaian penyearah setengah gelombang. (frekwensi input = 2 x
frekwensi output)
PENYEARAH GELOMBANG PENUH (FULL WAVE) DENGAN
TRANSFORMATOR CENTRE TAP (CT)

gambar 2 : rangkaian penyearah gelombang penuh

Analisa Rangkaian
Adanya 2 dioda menyebabkan CT menjadi common ground. Siklus dari
CT tidak mengalir karena terhalang oleh kedua dioda. Sedangkan dua
siklus yang lainnya diteruskan ke Resistor 1 dengan arah yang sama.
Sehingga, gelombang keluaran semuanya berupa bukit (input berupa
gelombang

sinusoidal

AC).

Oleh

karena

itu,

rangkaian

diatas

dinamakan penyearah gelombang penuh dengan Transformator Centre


Tap. Karena, rangkaian pertama di atas pun dapat menjadi penyearah
gelombang penuh, dengan menggunakan 4 buah dioda.
Walaupun aotputnya sudah berupa DC, namun keluarannya belum
efektif, karena tegangan ripplenya masih cukup besar. (pada gambar 4
di bawah dapat dilihat Vr/tegangan ripple yang lebih efektif dari
tegangan di atas.)
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG DENGAN FILTER KAPASITOR

gambar 3 : rangkaian penyearah setengah gelombang dengah filter C


Analisis Rangkaian
Yang membedakan rangkaian gambar 3 dengan gambar 1 adalah
adanya capasitor sebagai filter. Saat siklus positif, capasitor melakukan
pengisian bersamaan dengan terjadinya output siklus positif. Dan saat
siklus negatif kapasitor melakukan pembuangan karena siklus negatif
tidak

mengalir.

Sehingga

jarak

antar

bukit

pada

rangkaian

ini

dihubungkan oleh garis miring/ kurva b-c yang merupakan hasil


pembuangan kapasitor (tegangan capasitor). Adanya filter inilah yang
membuat tegangan keluaran lebih efektif karena tegangan ripple yang
kecil. Tegangan ripple secara matematis dapat dihitung dengan rumus :
Vr = VM -VL ....... (1)

gambar 4 : bentuk gelombang dengan filter kapasitor


Catudaya atau power supply merupakan suaturangkaian elektronic yang
mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah.
Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catudaya agar dapat
berfungsi.
Beberapa radio atau tape kecil menggunakan baterai sebagai sumber
tenaga namun sebagian besar menggunakan listrik PLN sebagai sumber
tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat mengubah
arus listrik bolak-balik dari PLN menjadi arus listrik searah. Ada banyak

jenis atau variasi rangkaian catudaya dengan segala kelebihan dan


kekurangannya. Namun secara prinsip rangkaian catudaya terdiri atas
transformator, dioda dan condensator.
Rangkaian penyearah (rectifier circuit).
Bagian utama atau boleh dikatakan jantung suatu catudaya adalah
rangkaian penyearah yang mengubah gelombang sinus AC menjadi
deretan pulsa DC. Ini merupakan dasar atau langkah awal untuk
memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu peralatan
elektronik.
A
B
Penyearah gelombang penuh (fullwave rectifier).
Kelemahan dari halfwave rectifier adalah arus listrik yang mengalir ke
beban hanya separuh dari setiap satu cycle. Hal ini akan menyulitkan
dalam proses filtering (penghalusan). Untuk mengatasi kelemahan ini
adalah penyearah gelombang penuh.
Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada
gambar. Menggunakan dua dioda dan satu center tape transformer. Jika
titik tengah transformer ditemukan maka tegangan di kedua ujung lilitan
sekunder berlawanan fasa 180 derajat. Jadi ketika misalnya tegangan
dititik A mengayun kearah positif diukur dari titik tengah lilitan sekunder
maka tegangan dititik B mengayun ke arah negatif diukur dari titik yang
sama. Mari kita lihat prinsip kerja penyearah gelombang penuh ini.
Gambar A menunjukkan ketika anoda D1 mendapat tegangan positif,
Anoda D2 mendapat tegangan negatif.
A
Pada kedudukan ini hanya D1 saja yang konduksi atau terhubung
singkat. Arus listrik mengalir dari titik tengah sekunder melalui beban,
kemudian melalui D1 dan kembali ketitik tengah melalui lilitan atas
sekunder. Dan hal ini D1 berfungsi seperti saklar atau switch yang
menutup sehingga arus listrik mengalir melalui beban disaat periode
positif dari gelombang sinus AC.
Gambar B menunjukkan apa yang terjadi selama setengah periode
berikutnya ketika polaritas berganti.
B
Anoda D1 mengayun kearah negatif sementara anoda D2 mengayun
kearah positif. Akibatnya D1 menyumbat, sebaliknya D2 konduksi atau
terhubung singkat. Pada keadaan ini arus listrik mengalir dari titik
setengah sekunder melalui beban dan D2 kembali ketitik tengah setelah
melalui lilitan bawah sekunder
Perhatikan bahwa dalam rangkaian penyearah gelombang arus listrik
mengalir sepanjang satu periode. Sedangkan dalam rangkaian

penyearah setengah gelombang arus listrik hanya mengalir selama


setengah periode saja.
Jadi penyearah gelombang penuh (fullwave rectifier) lebih baik dari
penyearah setengah gelombang (halfwave rectifier).
Penyearah type jembatan (bridge rectifier)
Rangkaian dasar penyearah type jembatan seperti terlihat pada gambar.
Terdiri atas satu transformer dan 4(empat) dioda yang disusun
sedemikian rupa sehingga arus listrik hanya mengalir kesatu arah saja
melalui beban. Sirkuit ini tidak memerlukan sekunder bersenter tapi
sebagaimana pada rangkaian penyearah gelombang penuh. Bahkan
transformator tidak diperlukan jika tegangan DC yang dibutuhkan relatif
sama dengan tegangan jaringan PLN, misalnya. Artinya titik A dan B
dapat dihubungkan langsung dengan jaringan yang tersedia di rumah.
Transformator digunakan bila tegangan DC yang dibutuhkan lebih kecil
atau lebih besar dari tegangan jaringan. Selain itu adakalanya
transformator digunakan sebagai isolator antara tegangan jaringan
dengan tegangan rangkaian.
Gambar A menunjukkan jalannya aliran arus listrik selama periode positif
AC (sine wave). D1 dan D2 konduksi. Arus listrik mengalir dari ujung
lilitan bawah sekunder melalui beban, D1, D2, dan kembali ke lilitan
bawah sekunder.
A
Setengah periode berikut polaritas sinewave berganti seperti terlihat
pada gambar B. Ujung lilitan atas sekunder sekarang menjadi negatif,
ujung lilitan bawah menjadi positif.D3 dan D4 konduksi. Pada kedudukan
ini arus listrik mengalir dari ujung lilitan atas sekunder melalui beban,
D3, D4 dan kembali lilitan bawah sekunder. Dari gambar A dan B
nampak jelas arus listrik yang mengalir melalui beban selalu dalam arah
yang sama.
B
Filtering (penghalusan).
Sebagaimana telah kita lihat pada bab sebelumnya bahwa arus listrik DC
yang keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja
arus listrik DC semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan oleh
perangkat elektronik apapun.
Untuk itu perlu dilakukan suatu cara filtering agar arus listrik Dc yang
masih berupa deretan pulsa itu menjadi arus listrik DC yang halus/ rata.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya dengan C filter, RC
filter dan LC filter.
Pada bab berikut hanya akan dibahas C filter (basic). Sedangkan RC
maupun LC filter merupakan pengembangan C filter yang fungsinya
lebih menghaluskan tegangan output dioda.

Capacitor sebagai filter.


Filtering yang paling sederhana ialah dengan menggunakan capacitor
yang dihubungkan seperti terlihat pada gambar. Tegangan input ratarata (average) 115 volt. Tegangan puncak 162 volt. mari kita lihat apa
yang terjadi ketika suatu capasitor ditambahkan pada output dioda.
Pada saat anoda D1 mendapat pulsa positip, D1 langsung konduksi dan
capacitor mulai mengisi. Ketika capacitor telah mencapai tegangan
puncak D1 menyumbat karena katodanya lebih positip daripada
anodanya. Capacitor harus membuang (discharge) muatannya melalui
beban yang mempunyai resistan tertentu. Oleh karenanya waktu
discharge capacitor lebih lama dibanding waktu yang dibutuhkan AC
untuk melakukan satu periode (cycle). Akibatnya sebelum capacitor
mencapai nol volt diisi kembali oleh pulsa berikutnya.
A
B
C
Bagaimana bentuk tegangan DC setelah difilter dengan capacitor dapat
dilihat pada gambar.
Gambar A menunjukkan output penyearah setengah gelombang tanpa
capacitor. Tampak jelas tegangan rata-ratanya (Eave) hanya sekitar 31%
dari tegangan puncak.
Ketika suatu capacitor ditambahkan maka bentuk tegangan outputnya
seperti terlihat pada gambar B. Di sini capacitor mencegah tegangan
output mencapai nol volt. Sehingga tegangan output rata-ratanya naik
dibanding sebelumnya (no capacitor).
Jika nilai capacitornya dibesarkan atau ditambah maka bentuk tegangan
outputnya seperti terlihat pada gambar C. Tampak jelas tegangan rataratanya (Eave) meningkat dibandingkan sebelumnya (nilai capacitor
yang lebih besar diperlukan bila arus listrik yang dibutuhkan beban
relatif besar).
Tegangan rata-rata (Eave).
Jika kita mengatakan tegangan AC ini 115 V, sesungguhnya yang kita
sebutkan adalah tegangan efektif (Erms). Sedangkan tegangan
puncaknya (Epeak adalah:
Epeak = Erms x 1,414
Epeak = 115 V x 1,414 = 162,6 V.
A
B
Sedangkan tegangan rata-ratanya adalah 0 V karena positif dan negatif
bergantian (alternate). Yang dibutuhkan rangkaian elektronika adalah
tegangan rata-rata atau Eave. Untuk mendapatkan Eave maka salah

satu gelombang AC (positif / negatif) harus di clip / dipotong (lihat


gambar).
Eave = Epeak x 0,0318
Eave = 162,6 V x 0,318 = 51,7 V.
Output Eave pencatudaya setengah gelombang sukar difilter karena
mengandung ripple 50Hz
Pada catudaya type jembatan (bridge rectifier) hubungan antara
tegangan puncak Epeak dengan tegangan rata-rata Eave sebagai
berikut:
Epeak = Erms x 1,414
Epeak = 115V x 1,414 = 162,6V.
Eave = Epeak x 0,636
Eave = 1,62,6V x 0,636 = 103,4V.
Dari perbandingan di atas tampak jelas bahwa output tegangan DC
catudaya type jembatan lebih besar dari tipe setengah gelombang.
Walaupun ripple frekwensi catudaya jembatan 120Hz, secara teknis
mudah difilter atau disaring dibanding ripple frekwensi 60Hz dari
pencatudaya tipe setengah gelombang.

a. Penyearah gelombang ( Half wave Rectifier)


Seperti diperlihatkan pada gambar 2.6 suatu deretan dioda
dan R kita berikan teganga bolak-balik. Karena tegangan
yang diberikan pada input trafo bolak-balik maka pada suatu
saat terminal A adalah positip sedangkan
adalah

negatip.

Dan

pada

saat

terminal

berikutnya terminal A

menjadi negatip dan terminal B yang jadi positip dan


seterusnya bergantian setiap setengah perioda.
D
Vo
A

ut

Harga rata-rata
()
R

VP

L
Vi

(+

VD

t
2

B-

0
(a)

(b)

Gambar 2.6 Rangkaian penyearah


gelombang a. Skema
Rangkaian
b. Gelombang
Output

Pada saat terminal A positip dioda mendapat tegangan


maju maka mengalirlah arus, dan pada saat terminal A
negatip

dioda

mendapat tegangan terbalik dan tidak ada

arus mengalir. Dengan demikian pada dioda mengalirlah arus


yang bentuknya dilukiskan seperti gambar 2.6
b. Arus ini tidak lagi bolak bali melainkan searah tapi
tidak rata melainkan

berdenyut-denyut,

inipun dinamai arus searah


direct

current). Arus

karenanya

denyut

(pulsating

denyut

inipun

arus

membangkitkan tegangan pada R dan bentuk tegangan pada


R adalah belahan positip dari pada bentuk arus bolak balik
yang dimasukkan deretan dioda dan R.
Tujuan

dari

rangkaian

memperoleh arus searah


balik, dan

penyearah
dari

adalah

untuk

sumberarus bolak

kemampuan menyearahkannya dapat

dilihat

dengan

menghitung

besarnya

komponen arus searah atau harga rata-rata pulsa searahnya,


yaitu:

I
= 0,318 Im

m
IDC =

Besarnya Im adalah:Im = I 2 = 1,414 I sehingga:


1,414
IDC

= 0,45 I

sedangkan tegangan searahnya adalah harga rata-rata dari


setengah
gelombang sinus yang positip sehingga:

Em
EDC
=

= 0,318 Em

Prioda

dari

sinyal

output

adalah

sama

dengan

perioda

sinyal input. Setiap siklus input menghasilkan satu siklus


output.

Inilah

sebabnya mengapa

frekuensi

output

dari

penyearah setengah gelombang sama


dengan frekuensi input
fout =
fin

b. Penyearah gelombang penuh dengan 2 buah dioda (Full


wave
Rectifier)
Untuk memperoleh perataan yang lebih sempurna, maka
dipakailah dua buah dioda sebagai penyearah rangkap. Guna
memahami apakah yang

diperoleh

dari

dua

dioda,

mari

terlebih dulu kita pelajari


rangkaian di Gambar 2.7.

A+

Vo
ut

D1
AVi

Harga rata-rata

Vm

CT

RL

I
B+

Vm
D
2

B-

IDC
0

(A
)

2 3 4
(B)

Gambar 2.7 Rangkaian penyearah gelombang


Penuh
a.

Skema

Rangkaian b.
Gelombang
Outut

Dari

rangkaian

penyearah

gelombang

telah

kita

ketahui bahwa beban hanya dilalui arus selama setengah


perioda. Sehingga untuk mendapatkan
perioda
dioda

secara
lagi,

penuh
dengan

arus

selama

satu

dilakukan dengan menambah satu


tujuan

menyearahkan setengah

gelombaang lainnya seperti yang diperlihatkan pada gambar


diatas.
Besarnya harga rata-rata pulsa arus yang melalui beban
adalah dua
kali harga rata-rata penyearah setengah gelombnag yaitu:

2 Im
IDC

Sedangkanharga rata-rata tegangan searahnya adalah:


2
EDC
=

Em

= 0,645 Em

c. Penyearah gelombang penuh dengan 4 buah dioda


(Sistim
Jembatan)
Rangkaian penyearah sistim jembatan ini adalah rangkaian
penyearah

gelombang

penuh

tetapi

tidak

menggunkan

center tap pada trafonya (seperti pada penyearah gelombang


penuh yang menggunakan 2 buah dioda. Perhatikan gambar
2.8 dibawah ini

A
+
A-

D4 D1

Gambar 2.8
RL

B+

D3

Rangkaian
penyearah

D2

gelombang

Penuh sistim

Jembatan

Vout

Harga
ratarata
Im

2 3 4

Pada saat A positi sementara B negatif, maka jalannya arus


setengah
siklus perioda pertama adalah dari titik A+ melalui D1,
RL

D3

dan kembali

ditunjukkan

dengan

Selanjutnya

setengah

ke

sumber.

tanda
siklus

Dalam

gambar

panah warna

merah.

perioda

berikutnya

adalah

titik B menjadi positif dan titik A jadi negative, sehingga


jalannya arus adalah

dari

titik

B+

menuju

D2,

RL

,D4 dan kembali ke sumber. Demikian seterusnya untuk


proses berikutnya kembali lagi titik A jadi positif
titik

negative

demikian

seterusnya

setiap

dan

setengah

perioda, dan gelombang outputnya seperti ditunnjukkan


pada gambar diatas

Dioda
1. Prinsip Kerja Dioda
Dalam

berbagai

rangkaian

elektronika

komponen

semikonduktor dioda sering kita jumpai jenis dan type yang


berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan
rangkaian tersebut

dibuat.

Kata

dioda berasal

dari

pendekatan kata

yaitu dua elektroda yang mana (di

berarti dua)

dua

dan

mempunyai

katoda.

Anoda digunakan

buah

elektroda

untuk

yaitu

polaritas

katoda untuk polaritas negatip. Didalam

anoda

positif

dan

dioda

terdapat

junction (pertemuan)

dimanadaerah

semikonduktor

type-p

dan

semi

konduktor type-n bertemu.


Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu
arah saja,
yaitu pada sat dioda memperoleh catu arah maju (forward
bias). Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam
keadaan konduksi atau menghantar
tahanan

dalam

kecil. Sedangkan

bila

dan

mempunyai

dioda relative
dioda

diberi

catu

arah

terbalik (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada


kjondisi
sehingga

ini

dioda

arus

dioda hanya
antara

sulit

mempunyai
mengalir.

digunakan

lain

tahanan
Dari

pada

dalam

kondisi

beberapa

sebagai penyearah

yang tinggi

tersebut

maka

pemakain

saja

gelombang

(rectifier),

disamping kegunaan-kegunaan lainya misalnya sebagai Klipper,


Clamper , pengganda tegangan dan lain-lain.

Sifat-Sifat Dioda
a. Dioda Silikon:
1. menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt
2. perlawanan maju cukup kecil
3. perlawanan terbalik sangat tinggi, dapat mencapai

beberapa Mega ohm


4. Arus maju maksimum yang dibolehkan cukup besar, sampai
1000 A
5. Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup
tinggi, dapat mencapai 1000 V
b. Dioda Germanium:
1. Menghantar dengan teganagnmaju kira-kira 0,2 Volt
2. Perlawanan maju agak besar
3. Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm)
4. Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar
5. Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi
Dioda Zener
Dioda

zener

breakdown

dibuat

untuk

bekerja

pada

daerah

dan menghasilkan tegangan breakdown kira-

kira dari 2 samapai 200 Volt. Dengan


tegangan

riverse

memberikan
melampaui

tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti


sumber tegangan konstan. Jika tegangan yang diberikan
mencapai

nilai

breakdown,

pembawa minoritas lapisan

pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang


cukup tinggi untuk mengeluarkan electron
luar. Efek zener
banyak
sempit.

berbeda-beda,
maka

sehingga

medan

dari

biladioda

orbit
di-dop

lapisan pengosongan
listrik

pada

amat
lapisan

pengosongan sangat kuat.


Pada gambar 3 menunjukkan kurva tegangan arus dioda
zener. Pada dioda zener breakdown mempunyai knee yang
sangat tajam, diikuti
dengan kenaikan arus yang hampir vertikal. Perhatikan bahwa

tegangan kira-kira konstan sama dengan Vz pada sebagian


besar daerah breakdown. Lembar data biasanya menentukan
nilai VZ pada
arus test IZT tertentu diatas knee ( perhatikan gambar2.3 )

Vz
IZT

IZ
M

Gambar 2.3. Kurva Dioda Zener


Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan
dengan arusnya, yaitu:
PZ = VZ
x IZ

Misalkan jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, Hitunglah daya


dissipanya.

Jawab: Pz = 13,6 x 0,015 = 0,204 W


Selama PZ kurang dari rating daya Pz maks dioda zener
tidak akan rusak. Dioda zener yang ada dipasaran mempunyai
rating daya dari
W

sampai

lebih

dari

50

W.

Lembar

data

kerap

kali

menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat


ditangani tanpa melampaui rating dayanya. Arus maksimum
diberi tanda IZm. Hubungan antara Izm
dan rating daya adalah:

Pz max
IZma
Vz

x=

Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda


penyearah.
Dioda

silikon

breakdown

ini

dioptimumkan

dan dioda

regulator

tegangan.

daerah

breakdown,

zener

Jika

bekerja

adalah

dioda zener

bertambahnya

pada

tulang

daerah

punggung

bekerja

dalam

tegangan sedikit

akan menghasilkan pertambahanarus yang besar.


Ini menandakan

bahwa

dioda

zener

pempunyai

inpedansi yang kecil.


Inpedansi dapat dihitung dengan bantuan rumus:

V
ZZ
=

3. Clipper
Pada peralatan computer, digital dan sistim elektronik lainnya,
kadang kita ingin membuang tegangan sinyal diatas atau
dibawah level tegangan

tertentu. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan


rangkaian clipper dioda (clipper = pemotong).

3.1. Clipper Positip


Seperti

yang

ditunjukkan

output bagian positipnya


rangkaian

adalah

pada

gambar

semua

2.4

dipotong.

tegangan

Cara

kerja

sebagai berikut: selama setengah siklus

positip tegangan input dioda konduksi, dengan demikian kita


dapat

membayangkan

dalam

saklar

tertutup.Tegangan

pada

kondisi

ini

hubungan

dioda seperti
singkat

harus

sama dengan nol, oleh sebab itu tegangan output sama


dengan nol selama tiap-tiap setengah siklus positip

sehingga

semua tegangan jatuh pada resistor ( R)


R

RL

Gambar 2.4. Clipper


positip
Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dan
kelihatan terbuka
rangkaian

dan

sebagai

membentuk

akibatnya
pembagi tegangan

dengan output:

R
L
Vout

i
Bambar 2.5. Clipper dibias positip

Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dak


kelihatan seperti terbuka, dan sebagai akibatnya rangkaian
membentuk pembagi tegangan dengan output:

RL
Vout

VP

R + RL

Dan biasanya RL jauh lebih besar dari pada R sehingga


Vout -VP.
Selama setengah siklus positip dioda konduksi dan seluruh
tegangan jatuh

pada

dan

siklus negatip dioda of, dan


besar

dari

sehingga

sebaliknya
karena

pada
RL

hampir

setengah

jauh

lebih

seluruh tegangan

setengah siklus negatip muncul

pada

yang diperlihatkan pada

gambar 2.4 semua

sinyal diatas level o V telah dipotong.

RL.

Clipper

Seperti
positip

disebut juga pembatas positip (positive


limiter), karena tegangan output dibatasi maksimum 0 Volt.

3.2. Clipper di Bias


Dalam beberapa aplikasi anda mungkin level pemotongan
tidak 0 V, maka dengan bantuan clipper di bias anda
dapat

menggeser

level pemotongan

positip

atau

level

negatip yang diinginkan. Pada gambar


2.5 menunjukkan clipper dias, agar dioda dapat konduksi
tegangan input harus lebih besar dari pada +V. Ketika Vin
lebih besar daripada
+V dioda berlaku seperti saklar tertutup dan tegangan
output sama
dengan +V dan tegangan output tetap pada +V selama
tegangan input melebihi +V.
Ketika tegangan input kurang dari +V dioda terbuka dan
rangkaian kembali pada pembagi tegangan. Clipper dibias
berarti membuang
semua sinyal diatas mevel +V

R
+ Vp
+V
0

RL 0

V
-

- Vp

Vp

Gambar 2.5 Clipper dibias positip

Detektor Dioda
Detektor berfungsi
pembawa, pekerjan
dan
(rectifying).
detector

menceraikan
deteksi

pada

Pekerjaan

sinyal

tersebut

informasi

disebut

juga

dari
de

sinyal

modulasi

hakekatnya suatu pekerjaan penyearahan


penyearahan

yang

terjadi pada

sirkit

dan di dalam pencatu daya pada hakekatnya tidak ada

perbedaan azas. Oleh sebab itu sekema dasar dari sirkit detector
juga

tidak berbeda dengan sekema dasar sebuah

pencatu daya.

Bila rangkaian detector kita bandingkan dengan rangkaian sebuah

pencatu daya maka akan terdapat kesamaan dan perbedaan, antara


lain yaitu:

Detektor

Pencatu Daya

1. Frekuensi operasinya 255

1. Frekuensi operasinya 50 Hz

Khz
2. Tegangan kerjanya kecil/
2. Tegangan kerjanya kecil
(10V atau kurang )

besar sesuai keperluan.


3. Arusnya besar ( dalam mA /

3. Arusnya sangat kecil (

Amper)

dalam uA )
4.
4.

Amplitodo
tegangan bolakbalik

disirkit

bervariasi

masukan

Amplitodo

tegangan

bolak-balikdi

sirkit

masukan konstan (berasal


dari jaringan listrik).

(oleh adanya 4. Di sirkit keluaran terdapat

modulasi).
5. Di sirkit keluaran terdapat

hanya
tegangan rata (tegangan

tegangan rata dan juga

bb nya kecil sehingga

tegangan bb dengan

boleh diabaikan)

frekuensi rendah.

Anda mungkin juga menyukai