Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
I.1 Pendahuluan..........................................................................................................1
II.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
II.3 Tujuan Makalah...................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
ISI..................................................................................................................................3
II.1 Gerak Gelombang Dalam Ruang Hampa............................................................3
II.2 Gerak Gelombang Dalam Dielektrik Sempurna.................................................6
II.3 Gerak Gelombang Dalam Dielektrik Merugi......................................................6
II.4 Vektor Poynting Dan Peninjauan Daya..............................................................7
II.5 Penjalaran Pada Konduktor Baik Efek Kulit.......................................................9
II.6 Pemantulan Gelombang Datar Serba Sama......................................................11
II.7 Rasio Gelombang Berdiri..................................................................................13
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
III.1 Kesimpulan......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Pendahuluan
Definisi dari gelombang datar itu sendiri ialah apabila terdapat suatu bidang
tegak lurus dengan arah perambatan gelombangnya, maka titik-titik potong pada
gelombang tersebut memiliki sudut fasa yang sama pada bidang yang tegak lurusnya.
Namun, apabila antara penerima dan sumber gelombang memiliki jarak yang sangat
jauh maka sumber gelombang bisa dianggap sumber titik serta muka gelombang akan
berbentuk seperti bidang datar. Gelombang datar ini dapat kita lihat juga pada
gelombang cahaya dan gelombang radio yang memiliki asal sumber yang jauh. Dan
untuk gelombang datar serbasama, gelombang elektro magnetiknya terdiri dari medan
E dan H yang akan menentukan arah rambatannya, dimana bidang E dan H ini ialah
bidang datar yang konstan. Sehingga, pada muka gelombang merupakan titik-titik
yang mempunyai fase yang sama dengan amplitude medan terhadap bidang muka
gelombang pada medium propagasi serbasama memiliki nilai yang sama, oleh karena
itu gelombang ini dinamakan gelombang datar serbasama.
1
pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai topik-topik dari gelombang
datar serbasama.
2
BAB II
ISI
II.1 Gerak Gelombang Dalam Ruang Hampa
Namun, pada ruang hampa tidak terdapat batasan struktur apapun, sehingga
besaran dan arah dapat diasumsikan seperti yang telah ditentukan. Pada ruang hampa
medium tidak memiliki nilai artinya ρν = J = 0. Sehingga, jika dihubungkan dengan
persamaan Maxwell maka E dan H hanya dituliskan dengan persamaan berikut:
∂E
∇ × H=∈0 (1)
∂t
∂H
∇ × E=−μ 0 (2)
∂t
∇ . E=0 (3)
∇ . H =0 (4)
Namun, untuk mengetahui apakah dari keempat persamaan tersebut maka
gerak gelombang dapat dapat disimpulkan atau tidak maka kita perlu melihat lebih
jauh. Pada persamaan (1) menyatakan bahwa jika medan listrik E berubah dengan
waktu pada suatu titik, maka medan magnet H melengkung pada titik tersebu
sehinggau H bervariasi secara spasial pada arah normal ke arah orientasinya. Jika E
berubah seiring waktu, maka H secara umum juga akan berubah seiring waktu,
meskipun tidak harus dengan cara yang sama. Pada persamaan (2) menyatakan bahwa
time-variying dari H akan menghasilkan E, dengan melengkung dan bervariasi secara
spasial pada arah normal ke orientasinya.
3
Keberadaan gelombang datar serbasama, di mana bidang E dan H terletak
pada bidang transversal dengan besaran konstan pada bidang transversal dengan arah
yang tegak lurus terhadap arah rambatnya, gelombang seperti ini biasa disebut
gelombang transverse electrical magnetic (TEM). Apabila, medan listrik terpolarisasi
pada arah x, maka perjalanan gelombang akan berada pada arah z, dengan hanya
mengizinkan variasi spasial E dengan z, apabila menggunakan Persamaan. (2) maka
lengkungan E akan berkurang.
Sehingga, untuk medan E berlaku persamaan Helmholtz sebagai berikut:
2 ∂2 E
∇ E=μ0 ϵ 0 (5)
∂t 2
dengan bentuk phasor ∇ 2 E s=−w2 μ 0 ϵ 0 E s
Untuk medan H berlaku persamaan Helmholtz sebagai berikut:
2 ∂2 H
∇ H =μ0 ϵ 0 (6)
∂t 2
dengan bentuk phasor ∇ 2 H s=−w 2 μ0 ϵ 0 H s
Adapun solusi yang dapat diberikan pada kedua persamaan diatas, yaitu
gelombang yang merambat maju dan mundur dimana bentuk umum dari persamaanya
seperti berikut:
E x ( z ,t )=f 1 ¿ (7)
Dalam persamaan diatas, f 1 dan f 2 dapat berupa fungsi apapun yang
argumennya berbentuk t ± z /v . Sehingga, dapat dikhususkan pada fungsi sinusoidal.
Karena gelombangnya sinusoidal, maka kecepatannya menjadi kecepatan fasa.
Dengan bentuk gelombang seperti berikut:
E x ( z ,t )=ε x ( z , t )+ ε 'x (z , t)
E x ( z ,t )=| Ex 0|cos ¿
4
merupakan frekuensi waktu radian, yang mengukur pergeseran fasa per satuan waktu;
memiliki satuan rad/s. k 0 diartikan sebagai spasial frekuensi, mengukur pergeseran
fasa per satuan jarak bersama arah z dalam rad/m, merupakan konstanta fase untuk
propagasi lossless gelombang datar serbasama diruang hampa dengan panjang
gelombang ialah jarak fase spesial bergeser sebesar 2π radian dengan asumsi waktu
tetap.
Namun, seiring bertambahnya waktu, posisi z juga terus meningkat,
puncak gelombang bergerak ke arah z positif pada kecepatan fase c pada ruang
hampa. Seperti pada gelombang transmisi dengan mengekspresikan medan sesaat
yang sebenarnya, dalam bentuk phasor menggunakan medan forward-propogation,
maka dapat dituliskan seperti berikut (dengan c.c merupakan konjukat kompleks):
1 1
εx (z , t)= | E x0|e jϕ 1 e− j k z e jωt + c . c .= E xs e jωt + c . c .=ℜ[E xs e jωt ]
0
2 2
E x ( t )= A cos (wt −w √ μ0 ε 0 z)
E x ( t )=E x 0 cos ¿ ¿
Dengan medan E dan H berlaku:
z
[ ( )]
E x =E x 0 cos w t−
c
Ex 0 z
H y=
η0 [ ( )]
cos w t−
c
Ex μ
Hy ε0 √
= 0 =η0
5
II.2 Gerak Gelombang Dalam Dielektrik Sempurna
Pada bagian ini yang dibahas ialah mengenai gerak gelombang dalam
dielektrik sempurna yang memiliki konduktifitas yang sangat kecil bahkan dianggap
nol. Sehingga, dalam menentukan impedansi instrinsik dan konstanta propagansi
gelombang sama saja seperti pada medium namun dengan nilai konduktifitas sebesar
nol. Sehingga, untuk persamaan gelombangnya maka dapat ditulis seperti berikut:
∇ 2 E s=−ω2 μ 0 ε 0 E s (9)
∂2 E xs 2
2
=−ω μ 0 ε 0 E xs
∂z
ω 2π
serta memiliki kecepatan fasa v sebesar v= , β= , dan kecepatan perambatan
β λ
c c
sebesar dan λ= .
√ μ r εr f √ μr ε r
6
w
paremeter lain ialah kecepatan phasanya (v) yang bernilai dan impedansi intrinsic (
β
jwμ
η ¿ yang bernilai
√ σ + jwε
.
Apabila arah rambat gelombang pada arah z terdapat E x dan H y saja . Maka untuk
gelombang datar serbasama E xtidak akan berubah terhadap x dan H y tidak akan
berubah terhadap y. Sehingga, untuk kasus tersebut penyelesaian umumnya dapat
ditulis seperti berikut:
E x ( t )=ℜ [ E xs e jwt ]=ℜ [ E x 0 e−αz e− jβz e jwt ]=E x 0 e−αz cos( wt−βz )
7
Teorema peninjauan daya dan vector pointing penting untuk dikembangkan,
sebab melalui teorema tersebut kita bisa mengetahui aliran daya terkait dengan
gelombang elektromagnetik. Teorema ini dikemukakan oleh John H.Poynting,
fisikawan inggris pada tahun 1884. Bermula dari salah satu persamaan Maxwell,
pengembangan ilmu ini berawal dengan asumsi bahwa media mungkin saja
konduktif, untuk menjelaskannya maka dimulai dengan menuliskan persamaan
Maxwell.
∂E
∇ × H=σE+ε (18)
∂t
∂E
E ( ∇ × H )=σ E2 + E . ε (19)
∂t
−∂ B
∇ × E=
∂t
∂B ∂D
−H . −∇ . ( E × H )=J . E+ E .
∂t ∂t
∂E ∂H
−∇ . ( E × H )=J . E+∈ E . + μH .
∂t ∂t
∂ ε E2 μ H2
−∇ . ( E × H )=J . E+ (
∂t 2
+
2 ) (20)
Dari persamaan (20) apabila kedua ruas diintegrasikan menuju seluruh volume dan
dilakukan pengerjaan menggunakan teorema divergensi akan didapatkan:
8
ε E2 μ H 2
❑ ❑ ❑
∂
−∮ ( E × H ) . ds=∮ J . EdV +
s v
∮
∂t v 2
+( 2 )
dV (21)
Pada −∮ ( E × H ) . ds, tanda (-) artinya terjadi penyerapan atau disipasi daya
s
total pada volume tersebut. Sedangkan tanda (+) digunakan apabila terdapat sumber
yang mengeluarkan daya dalam lingkup volume tersebut digunakan tanda. Pada
❑ ❑ 2 2
∮ J . EdV + ∂∂t ∮ ε 2E + μ 2H dV , disipasi ohmik ditunjukkan oleh integrasi suku
( )
v v
pertama, lalu integrasi suku kedua menunjukkan medan listrik dan medan magnetic
yang menyebabkan atau menyimpan energy total dan daya sesaat dinyatakan dalam
turunan parsial terhadap waktu.
Pada teorema vector poynting ini, vector poynting ialah sebab dari vector
intensitas medan listrik dan vector intensitas medan magnet yang saling tegak lurus
satu sama lainnya. Sehingga cross product dari E dan H menghasilkan vector lain
yang arahnya tegak lurus terhadap E dan H. Hal tersebut dapat diilustrasikan seperti
berikut ini:
E x0 2
P= ⃗
⃗ E×⃗
H= e−2 αz ¿ (22)
2|ή|
9
T
1 Ex 0 2
P z ,av = ∫ P z dt = −2 αz (23)
T 0 2∨ή∨¿ e cos θη ¿
Pengetahuan penjalaran pada konduktor baik efek kulit ini diperlukan sebagai
studi tambahan dalam propagasi dengan kerugian. Pada umumnya bahan yang
memenuhi kriteria kerugian yang tinggi ialah yang memiliki kerugian tangen, ϵ′′/ϵ′ ≫
1. Kriteria yang lebih spesifik ntuk diterapkan pada konduktor baik ialah σ / (ωϵ ′) ≫
1. Pada pembahasan kali ini berhubungan dengan gelombang yang terkait dengan
medan elektromagnetik yang ada di elektrik eksternal yang berseblahan dengan
permukaan konduktor dimana gelombang merambat di sepanjang permukaan.
Sehingga, keseluruhan bidang yang ada dalam konduktor akan mengalami kerugian
disipatif yang timbul dari arus konduksi yang dihasilkan dan secara keseluruhan
medan akan berkurang dengan bertambahnya jarak perjalanan disepanjang
permukaan. Konduktor yang baik memiliki konduktivitas yang tinggi dan arus
konduksi yang besar, sehingga energy yang direpresentasikan oleh gelombang yang
merambat melalui material akan berkurang saat gelombang merambat karena
kerugian ohmik terus menerus ada. Pada kerugian tangen, rasio arus konduksi
kepadatan terhadap perpindahan arus kepadatan dalam bahan diberikan oleh σ/ωϵ′.
Contoh konservatif dari konduktor dengan logam yang buruk dan frekuensi yang
tinggi ialah rasio5 dengan nichrome (σ. = 106) pada 100 MHz, sekitar 2 × 108.
Sehingga, situasi di sini ialah σ / ωϵ ′ ≫ 1, dan kita harus dapat membuat beberapa
pendekatan yang sangat baik untuk menemukan α, β, dan η untuk konduktor yang
baik.
10
Pada konduktor yang baik berlaku σ / ωϵ ≫ 1, μr >1 , ε r >1 ,dan ρ ≠ 0.
Konstanta Propogasi: γ = √ jωμ(σ + jwε)
Impedansi Intrinsik dapat ditulis sebagai berikut,
jwμ
ή=|η|<θ η=
√ σ + jwε
Namun, untuk σ ≫ ωϵ ′ , berlaku,
jwμ √2 ∠45° (1+ j)
ή=
√ σ
=
σδ
=
σδ
(24)
11
dipakai sebagai medium penjalaran daya. Meskipun begitu, konduktor cukup baik
sebagai penghantar arus dan cukup dengan bentuk pipa terhubung dengan adanya
skin depth.
Pada Gambar diatas dapat mendefinisikan wilayah 1 (ϵ1, µ1) sebagai ruang
setengah dimana z <0; daerah 2 (ϵ2, µ2) adalah ruang-setengah dimana z> 0. Dengan
mula-mula membentuk gelombang di daerah 1, bergerak ke arah + z, dan terpolarisasi
linier sepanjang x. Sehingga medan listrik dan medan magnet yang berada pada
kondisi tersebut ialah:
−jkz
+¿e ¿
( z ) =E
E+¿ ¿
xs 1
x10
(30)
1 + ¿e − jk z
1
¿
+¿ ( z ) = E ¿
H ys1
η1 x 10 (31)
12
Energi yang ditransmisikan melintari permukaan dengan batas z=0 ke wilayah
2 dengan memberikan gelombang yang bergerak kea rah +z dalam medium tersebut
memiliki medan magnet dan medan listrik sebagai berikut:
−j k z
2
+¿ ( z ) =E +¿e ¿
¿
E xs 2 x20
(32)
1 + ¿e − jk z
2
¿
+¿ ( z ) = E ¿
H ys2
η2 x 10 (33)
−¿ E−¿
x10 j k z
H xs1 ( z )= e ¿¿ 1
(35)
η1
Untuk rasio amplitude dari medan listrik yang datang dan yang dipantulkan
dapat menentukan keofisien refleksi yang disimbolkan dengan Γ.
E−¿
x 10
Γ= ¿
+¿ η2−η1 jϕ (36)
E x 10= =¿ Γ ∨e ¿
η2 +η1
E+¿
x 20
τ= ¿
2 η2 (37)
E +¿
x 10 = =1+ Γ=¿ τ∨e j ϕ ¿ 1
η1 +η2
⟨ S 1 r ⟩ =¿ Γ ∨¿2 ⟨ S1 i ⟩ ¿ (38)
1
⟨ S 2 ⟩ = 2 ℜ¿
II.7 Rasio Gelombang Berdiri
13
Dalam kasus dimana | Γ | <1, sebagian energi ditransmisikan ke wilayah kedua
dan sebagian dipantulkan. Oleh karena itu, Wilayah 1 mendukung medan yang terdiri
dari gelombang berjalan dan gelombang berdiri. Pengukuran rasio tengangan
gelombang berdiri dan lokasi dari tegangan minimum atau maksimum
memungkinkan penentuan impedansi beban yang tidak diketahui atau menetapkan
sejauh mana impedansi beban cocok dengan saluran. Pengukuran serupa dapat
dilakukan pada amplitudo medan dalam refleksi gelombang bidang. Menggunakan
bidang yang sama yang di bagian sebelumnya (pemantulan gelombang datar serba
sama), kami menggabungkan antara insiden dan intensitas pemantulkan medan listrik.
Media 1 diasumsikan sebagai dielektrik sempurna (α1 = 0), tetapi daerah 2 dapat
berupa material apa saja. Total fasor medan listrik di wilayah 1 adalah
jβ z
1
− jβ 1z +¿ e ¿
+¿ e +Γ E ¿
x 10
(39)
−¿=E x 10 ¿
+¿+ Ex 1 ¿
E x1 T =E x1
j ( β 1+ θ)
E x1 T =( e− jβ 1 z +|Γ |e ) E+¿ ¿
x 10 (40)
+¿¿
¿ E x1 T ∨¿max =(1+|Γ|) E x 10 ¿ (41)
−1
Sehingga, z max = (ϕ +2 mπ)
2 β1
14
= π, dan maksimum ini ditemukan pada zmax = −π / (2β1), −3π / (2β1), atau zmax =
−λ1 / 4, −3λ1 / 4, dan seterusnya. Untuk mendapatkan nilai minimal, sudut fase dari
dua suku dalam tanda kurung pada persamaan (40) yang lebih besar berbeda 180◦,
sehingga,
−1
z max = (ϕ +(2 m+1) π) (42)
2 β1
ϕ ϕ
(
+ ¿cos β 1 z +
2)cos(ωt+ )
2
+ ¿cos (ωt −β1 )+2 |Γ |Ex 10 ¿¿
ε x 1 T( z ,t )=( 1−|Γ|) E (43)
x 10
Rasio daro amplitude maximum dan minimum dari gelombang berdiri ialah:
15
¿ E x 1T ∨¿ max
s= ¿ (44)
¿ E x 1T ∨¿min =1+¿ Γ ∨ ¿ ¿¿
1−¿ Γ∨¿ ¿
|Γ | <1, s selalu positif dan lebih besar dari atau sama dengan satu. Jika
|Γ | = 1, amplitudo yang dipantulkan dan amplitudo insiden sama, semua energi
insiden dipantulkan, dan s tidak terbatas.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Gelombang datar ialah apabila terdapat suatu bidang tegak lurus dengan arah
perambatan gelombangnya, maka titik-titik potong pada gelombang tersebut
memiliki sudut fasa yang sama pada bidang yang tegak lurusnya.
Pada ruang hampa tidak terdapat batasan struktur apapun, sehingga besaran
dan arah dapat diasumsikan seperti yang telah ditentukan. Pada ruang hampa
medium tidak memiliki nilai artinya ρν = J = 0.
16
Perbedaan antara gerak gelombang datar serbasama dielektrik sempurna dan
merugi ialah dengan pasti dapat dibedakan dari konduktifitasnya.
Vector poynting ialah sebab dari vector intensitas medan listrik dan vector
intensitas medan magnet yang saling tegak lurus satu sama lainnya.
Gelombang berdiri terjadi apabila terdapat paduan antara gelombang datang
dan pantul.
DAFTAR PUSTAKA
1) Jr, William H.Hayt & John A.Buck. 2010. Engineering Electomagnetics. Eighth
Edition. Connect Learn Succed: United States.
2) Ulaby, Fawwaz T & Umberto Ravaioli. 2007. Fundamentals Of Applied
Electromagnetics. Seventh Edition. Pearson Education: New Jersey.
3) Balanis, Constantine A. 2002. Advance Engineering Electromagnetics. Second
17
Edition. Wiley: United Stated of America
18