Anda di halaman 1dari 20

Daftar Isi

Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
I.1 Pendahuluan..........................................................................................................1
II.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
II.3 Tujuan Makalah...................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
ISI..................................................................................................................................3
II.1 Gerak Gelombang Dalam Ruang Hampa............................................................3
II.2 Gerak Gelombang Dalam Dielektrik Sempurna.................................................6
II.3 Gerak Gelombang Dalam Dielektrik Merugi......................................................6
II.4 Vektor Poynting Dan Peninjauan Daya..............................................................7
II.5 Penjalaran Pada Konduktor Baik Efek Kulit.......................................................9
II.6 Pemantulan Gelombang Datar Serba Sama......................................................11
II.7 Rasio Gelombang Berdiri..................................................................................13
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
III.1 Kesimpulan......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Pendahuluan

Dalam penerapan persamaan Maxwell dengan topik mengenai perambatan


gelombang elektromagnetik dapat kita lihat pada gelombang datar seragam.
Gelombang datar seragam ini terdapat pada beberapa kasus sederhana dan praktis
sebab dalam praktiknya gelombang seringkali di asumsikan dengan bentuk sebagai
gelombang datar seragam seperti pada prinsip penjalaran, panjang gelombang,
impedansi gelombang, fasa, dan konstanta fasa.

Definisi dari gelombang datar itu sendiri ialah apabila terdapat suatu bidang
tegak lurus dengan arah perambatan gelombangnya, maka titik-titik potong pada
gelombang tersebut memiliki sudut fasa yang sama pada bidang yang tegak lurusnya.
Namun, apabila antara penerima dan sumber gelombang memiliki jarak yang sangat
jauh maka sumber gelombang bisa dianggap sumber titik serta muka gelombang akan
berbentuk seperti bidang datar. Gelombang datar ini dapat kita lihat juga pada
gelombang cahaya dan gelombang radio yang memiliki asal sumber yang jauh. Dan
untuk gelombang datar serbasama, gelombang elektro magnetiknya terdiri dari medan
E dan H yang akan menentukan arah rambatannya, dimana bidang E dan H ini ialah
bidang datar yang konstan. Sehingga, pada muka gelombang merupakan titik-titik
yang mempunyai fase yang sama dengan amplitude medan terhadap bidang muka
gelombang pada medium propagasi serbasama memiliki nilai yang sama, oleh karena
itu gelombang ini dinamakan gelombang datar serbasama.

Namun, sebagai salah satu penerapan persamaan Maxwell dan sebagai


gelombang yang sering diasumsikan pada beberapa kasus menjadikan gelombang
datar serbasama perlu dipahami mengenai perambatan gelombangnya. Sehingga,

1
pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai topik-topik dari gelombang
datar serbasama.

II.2 Rumusan Masalah

1. Bagaiaman gerak gelombang dalam ruang hampa?


2. Bagaimana gerak gelombang dalam dielektrik sempurna?
3. Bagaimana gerak gelombang dalam dielektrik merugi?
4. Bagaimana vektor poynting dan peninjauan daya?
5. Bagaimana penjalaran pada konduktor baik efek kulit?
6. Bagaimana pemantulan gelombang datar serba sama?
7. Bagaimana rasio gelombang berdiri?

II.3 Tujuan Makalah

1. Mengetahui gerak gelombang dalam ruang hampa?


2. Mengetahui gerak gelombang dalam dielektrik sempurna?
3. Mengetahui gerak gelombang dalam dielektrik merugi?
4. Mengetahui vektor poynting dan peninjauan daya?
5. Mengetahui penjalaran pada konduktor baik efek kulit?
6. Mengetahui pemantulan gelombang datar serba sama?
7. Mengetahui rasio gelombang berdiri?

2
BAB II
ISI
II.1 Gerak Gelombang Dalam Ruang Hampa

Berkaitan dengan persamaan Maxwell mengenai fenomena gelombang,


tegangan dan arus merambat sebagai gelombang di jalur transmisi, dimana hal ini
berarti bahwa terdapat medan listrik dan medan magnet dalam proses tersebut dengan
struktur berupa saluran transimisi, sehingga struktur membatasi medan dengan
kemungkinan hanya bergerak sepanjang gelombang.

Namun, pada ruang hampa tidak terdapat batasan struktur apapun, sehingga
besaran dan arah dapat diasumsikan seperti yang telah ditentukan. Pada ruang hampa
medium tidak memiliki nilai artinya ρν = J = 0. Sehingga, jika dihubungkan dengan
persamaan Maxwell maka E dan H hanya dituliskan dengan persamaan berikut:

∂E
∇ × H=∈0 (1)
∂t
∂H
∇ × E=−μ 0 (2)
∂t
∇ . E=0 (3)
∇ . H =0 (4)
Namun, untuk mengetahui apakah dari keempat persamaan tersebut maka
gerak gelombang dapat dapat disimpulkan atau tidak maka kita perlu melihat lebih
jauh. Pada persamaan (1) menyatakan bahwa jika medan listrik E berubah dengan
waktu pada suatu titik, maka medan magnet H melengkung pada titik tersebu
sehinggau H bervariasi secara spasial pada arah normal ke arah orientasinya. Jika E
berubah seiring waktu, maka H secara umum juga akan berubah seiring waktu,
meskipun tidak harus dengan cara yang sama. Pada persamaan (2) menyatakan bahwa
time-variying dari H akan menghasilkan E, dengan melengkung dan bervariasi secara
spasial pada arah normal ke orientasinya.

3
Keberadaan gelombang datar serbasama, di mana bidang E dan H terletak
pada bidang transversal dengan besaran konstan pada bidang transversal dengan arah
yang tegak lurus terhadap arah rambatnya, gelombang seperti ini biasa disebut
gelombang transverse electrical magnetic (TEM). Apabila, medan listrik terpolarisasi
pada arah x, maka perjalanan gelombang akan berada pada arah z, dengan hanya
mengizinkan variasi spasial E dengan z, apabila menggunakan Persamaan. (2) maka
lengkungan E akan berkurang.
Sehingga, untuk medan E berlaku persamaan Helmholtz sebagai berikut:
2 ∂2 E
∇ E=μ0 ϵ 0 (5)
∂t 2
dengan bentuk phasor ∇ 2 E s=−w2 μ 0 ϵ 0 E s
Untuk medan H berlaku persamaan Helmholtz sebagai berikut:
2 ∂2 H
∇ H =μ0 ϵ 0 (6)
∂t 2
dengan bentuk phasor ∇ 2 H s=−w 2 μ0 ϵ 0 H s
Adapun solusi yang dapat diberikan pada kedua persamaan diatas, yaitu
gelombang yang merambat maju dan mundur dimana bentuk umum dari persamaanya
seperti berikut:
E x ( z ,t )=f 1 ¿ (7)
Dalam persamaan diatas, f 1 dan f 2 dapat berupa fungsi apapun yang
argumennya berbentuk t ± z /v . Sehingga, dapat dikhususkan pada fungsi sinusoidal.
Karena gelombangnya sinusoidal, maka kecepatannya menjadi kecepatan fasa.
Dengan bentuk gelombang seperti berikut:
E x ( z ,t )=ε x ( z , t )+ ε 'x (z , t)
E x ( z ,t )=| Ex 0|cos ⁡¿

E x ( z ,t )=| Ex 0|cos ⁡¿ + ϕ 1] + |E ' x 0|cos ⁡¿ + ϕ 2] (8)


Namun, persamaan diatas hanya berlaku saat kecepatan fase sama dengan
kecepatan cahaya. ωt dan k 0 z memiliki sudut dan dinyatakan dalam radian. ω

4
merupakan frekuensi waktu radian, yang mengukur pergeseran fasa per satuan waktu;
memiliki satuan rad/s. k 0 diartikan sebagai spasial frekuensi, mengukur pergeseran
fasa per satuan jarak bersama arah z dalam rad/m, merupakan konstanta fase untuk
propagasi lossless gelombang datar serbasama diruang hampa dengan panjang
gelombang ialah jarak fase spesial bergeser sebesar 2π radian dengan asumsi waktu
tetap.
Namun, seiring bertambahnya waktu, posisi z juga terus meningkat,
puncak gelombang bergerak ke arah z positif pada kecepatan fase c pada ruang
hampa. Seperti pada gelombang transmisi dengan mengekspresikan medan sesaat
yang sebenarnya, dalam bentuk phasor menggunakan medan forward-propogation,
maka dapat dituliskan seperti berikut (dengan c.c merupakan konjukat kompleks):
1 1
εx (z , t)= | E x0|e jϕ 1 e− j k z e jωt + c . c .= E xs e jωt + c . c .=ℜ[E xs e jωt ]
0

2 2
E x ( t )= A cos (wt −w √ μ0 ε 0 z)
E x ( t )=E x 0 cos ¿ ¿
Dengan medan E dan H berlaku:
z
[ ( )]
E x =E x 0 cos ⁡ w t−
c

Ex 0 z
H y=
η0 [ ( )]
cos ⁡ w t−
c

Ex μ
Hy ε0 √
= 0 =η0

Dengan η0 merupakan impedansi instrinsik dalam ruang hampa yang memiliki


nilai 120π Ω=377 Ω. Dan untuk gelombang datar serbasama dimana E xtak berubah
terhadap x dan H y tak berubah terhadap y, dapat ditulis sebagai berikut:
d 2 E xs 2
2
+w μ0 ε 0 E xs=0
dz
2

penyelesaian umum → E xs= A e−√−w μ ε z= A e− jw √ μ 0 0 0 ε0 z

5
II.2 Gerak Gelombang Dalam Dielektrik Sempurna

Pada bagian ini yang dibahas ialah mengenai gerak gelombang dalam
dielektrik sempurna yang memiliki konduktifitas yang sangat kecil bahkan dianggap
nol. Sehingga, dalam menentukan impedansi instrinsik dan konstanta propagansi
gelombang sama saja seperti pada medium namun dengan nilai konduktifitas sebesar
nol. Sehingga, untuk persamaan gelombangnya maka dapat ditulis seperti berikut:

∇ 2 E s=−ω2 μ 0 ε 0 E s (9)

∂2 E xs 2
2
=−ω μ 0 ε 0 E xs
∂z

Denganbahan dielektrik sempurna σ=0 ; α =0 dan β=ω √ με

E xs=E x 0 e− jαz cos ¿ ¿ βz ¿ (10)

E x =E x 0 cos (ωt−βz ) (11)


Ex 0
H y= cos ( ωt−βz ) (12)
η
μ
η=
√ ε
(impedansi intrinsic bahan)

Pada persamaan (11) menunjukkan gelombang yang merambat dalam arah z

ω 2π
serta memiliki kecepatan fasa v sebesar v= , β= , dan kecepatan perambatan
β λ

c c
sebesar dan λ= .
√ μ r εr f √ μr ε r

II.3 Gerak Gelombang Dalam Dielektrik Merugi

Perbedaan pada dielektrik sempurna dan dielektrik merugi ialah pada


konduktifitasnya, apabila pada dielektrik sempurna memiliki konduktifitas yang
sangat kecil hingga dapat dikatakan nol, maka pada dielektrik merugi terjadi hal
sebaliknya yaitu konduktifitasnya tidak sama dengan nol. Adapun parameter-

6
w
paremeter lain ialah kecepatan phasanya (v) yang bernilai dan impedansi intrinsic (
β

jwμ
η ¿ yang bernilai
√ σ + jwε
.

Persamaan Maxwell yang berlaku pada gerak gelombang dalam dielektrik


merugi ini dapat dituliskan seperti berikut:

∇ × H s= ( σ + jwε ) E s ; ∇ . H s=0 (13)

∇ × Es =− jwμ H s ; ∇ . E s=0 (14)

∇ × ( ∇ × E s) =∇ × ( jwμ H s ) →∇ ( ∇ . E s )−∇ 2 E s=− jwμ ( ∇ × H s ) =− jwμ ( σ + jwε ) E s

∴ ∇2 E s= jwμ ( σ + jwε ) E s → ∇ 2 E s=γ 2 E s (15)

∴ ∇2 H s = jwμ ( σ + jwε ) H s → ∇ 2 H s=γ 2 H s (16)

Apabila arah rambat gelombang pada arah z terdapat E x dan H y saja . Maka untuk
gelombang datar serbasama E xtidak akan berubah terhadap x dan H y tidak akan
berubah terhadap y. Sehingga, untuk kasus tersebut penyelesaian umumnya dapat
ditulis seperti berikut:

E xs=E x 0 e−γz =E x 0 e−αz e− jβz (17)

Dengan nilai sesaat yaitu:

E x ( t )=ℜ [ E xs e jwt ]=ℜ [ E x 0 e−αz e− jβz e jwt ]=E x 0 e−αz cos( wt−βz )

II.4 Vektor Poynting Dan Peninjauan Daya

7
Teorema peninjauan daya dan vector pointing penting untuk dikembangkan,
sebab melalui teorema tersebut kita bisa mengetahui aliran daya terkait dengan
gelombang elektromagnetik. Teorema ini dikemukakan oleh John H.Poynting,
fisikawan inggris pada tahun 1884. Bermula dari salah satu persamaan Maxwell,
pengembangan ilmu ini berawal dengan asumsi bahwa media mungkin saja
konduktif, untuk menjelaskannya maka dimulai dengan menuliskan persamaan
Maxwell.

∂E
∇ × H=σE+ε (18)
∂t

Apabila mengambil produk skalarnya dengan E, maka diperoleh:

∂E
E ( ∇ × H )=σ E2 + E . ε (19)
∂t

Lengkungan medan listrik yang diberikan oleh persamaan Maxwell ialah:

−∂ B
∇ × E=
∂t

Lalu persamaan tersebut di subtitusi sehingga:

∂B ∂D
−H . −∇ . ( E × H )=J . E+ E .
∂t ∂t

∂E ∂H
−∇ . ( E × H )=J . E+∈ E . + μH .
∂t ∂t

∂ ε E2 μ H2
−∇ . ( E × H )=J . E+ (
∂t 2
+
2 ) (20)

Dari persamaan (20) apabila kedua ruas diintegrasikan menuju seluruh volume dan
dilakukan pengerjaan menggunakan teorema divergensi akan didapatkan:

8
ε E2 μ H 2
❑ ❑ ❑

−∮ ( E × H ) . ds=∮ J . EdV +
s v

∂t v 2
+( 2 )
dV (21)

Pada −∮ ( E × H ) . ds, tanda (-) artinya terjadi penyerapan atau disipasi daya
s

total pada volume tersebut. Sedangkan tanda (+) digunakan apabila terdapat sumber
yang mengeluarkan daya dalam lingkup volume tersebut digunakan tanda. Pada

❑ ❑ 2 2
∮ J . EdV + ∂∂t ∮ ε 2E + μ 2H dV , disipasi ohmik ditunjukkan oleh integrasi suku
( )
v v

pertama, lalu integrasi suku kedua menunjukkan medan listrik dan medan magnetic
yang menyebabkan atau menyimpan energy total dan daya sesaat dinyatakan dalam
turunan parsial terhadap waktu.

Pada teorema vector poynting ini, vector poynting ialah sebab dari vector
intensitas medan listrik dan vector intensitas medan magnet yang saling tegak lurus
satu sama lainnya. Sehingga cross product dari E dan H menghasilkan vector lain
yang arahnya tegak lurus terhadap E dan H. Hal tersebut dapat diilustrasikan seperti
berikut ini:

Sehingga, untuk persamaan vector poynting bisa dituliskan sebagai berikut:

E x0 2

P= ⃗
⃗ E×⃗
H= e−2 αz ¿ (22)
2|ή|

Maka, untuk daya rata-rata diperoleh sebagai berikut:

9
T
1 Ex 0 2

P z ,av = ∫ P z dt = −2 αz (23)
T 0 2∨ή∨¿ e cos θη ¿

Pada persamaan (23) terdapat redaman kerapatan dan impendasi intrinsiknya


juga menimbulkan factor cos θη yang menentukan kerapatan daya.

II.5 Penjalaran Pada Konduktor Baik Efek Kulit

Pengetahuan penjalaran pada konduktor baik efek kulit ini diperlukan sebagai
studi tambahan dalam propagasi dengan kerugian. Pada umumnya bahan yang
memenuhi kriteria kerugian yang tinggi ialah yang memiliki kerugian tangen, ϵ′′/ϵ′ ≫
1. Kriteria yang lebih spesifik ntuk diterapkan pada konduktor baik ialah σ / (ωϵ ′) ≫
1. Pada pembahasan kali ini berhubungan dengan gelombang yang terkait dengan
medan elektromagnetik yang ada di elektrik eksternal yang berseblahan dengan
permukaan konduktor dimana gelombang merambat di sepanjang permukaan.
Sehingga, keseluruhan bidang yang ada dalam konduktor akan mengalami kerugian
disipatif yang timbul dari arus konduksi yang dihasilkan dan secara keseluruhan
medan akan berkurang dengan bertambahnya jarak perjalanan disepanjang
permukaan. Konduktor yang baik memiliki konduktivitas yang tinggi dan arus
konduksi yang besar, sehingga energy yang direpresentasikan oleh gelombang yang
merambat melalui material akan berkurang saat gelombang merambat karena
kerugian ohmik terus menerus ada. Pada kerugian tangen, rasio arus konduksi
kepadatan terhadap perpindahan arus kepadatan dalam bahan diberikan oleh σ/ωϵ′.
Contoh konservatif dari konduktor dengan logam yang buruk dan frekuensi yang
tinggi ialah rasio5 dengan nichrome (σ. = 106) pada 100 MHz, sekitar 2 × 108.
Sehingga, situasi di sini ialah σ / ωϵ ′ ≫ 1, dan kita harus dapat membuat beberapa
pendekatan yang sangat baik untuk menemukan α, β, dan η untuk konduktor yang
baik.

10
Pada konduktor yang baik berlaku σ / ωϵ ≫ 1, μr >1 , ε r >1 ,dan ρ ≠ 0.
Konstanta Propogasi: γ = √ jωμ(σ + jwε)
Impedansi Intrinsik dapat ditulis sebagai berikut,
jwμ
ή=|η|<θ η=
√ σ + jwε
Namun, untuk σ ≫ ωϵ ′ , berlaku,
jwμ √2 ∠45° (1+ j)
ή=
√ σ
=
σδ
=
σδ
(24)

Skin Depth dapat ditulis sebagai berikut,


1 1 1
δ= = = (25)
√ πfμσ α β
Persamaan Medan Listrik, dapat ditulis sebagai berikut,
z
E x =E x 0 e− z/ δ cos ⁡(ωt− ) (26)
δ
Persamaan Medan magnet, dapat ditulis sebagai berikut,
σδE x0 −z / δ z π
H x= e cos ⁡(ωt − − ) (27)
√2 δ 4
Waktu rata-rata, dapat ditulis sebagai berikut,
1 2 −2 z / δ
( S z )= 4 σδ Ex 0 e (28)

Daya rata-rata, dapat ditulis sebagai berikut,


1
P z ,av = σδbL E2x 0 (29)
4
Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa besarnya rapat arus akan menurun
cepat dengan factor e− z/ δ apabila masuk kedalam konduktor. Energi
elektromagnetiknya tidak diteruskan kedalam konduktor, namun merambat di
sekeliling konduktor, jadi konduktor hanya membimbing gelombang. Arus yang
mengalir dalam konduktor akan mengalami redaman tahanan konduktor dan
merupakan kerugian bagi konduktor sebagai pembimbing gelombang. Adapun efek
kulit atau skin depth dapat menjadi penyebab dari kondisi buruk konduktor apabila

11
dipakai sebagai medium penjalaran daya. Meskipun begitu, konduktor cukup baik
sebagai penghantar arus dan cukup dengan bentuk pipa terhubung dengan adanya
skin depth.

II.6 Pemantulan Gelombang Datar Serba Sama

Pemantulan gelombang dapat terjadi saat suatu gelombang berjalan mencapai


batas antara dua medium yang berlainan, sehingga sebagian dari gelombang
diteruskan dan sebagian lainnya akan dipantulkan dimana besar diantara keduanya
ialah konstanta masing-masing medium.

Pada Gambar diatas dapat mendefinisikan wilayah 1 (ϵ1, µ1) sebagai ruang
setengah dimana z <0; daerah 2 (ϵ2, µ2) adalah ruang-setengah dimana z> 0. Dengan
mula-mula membentuk gelombang di daerah 1, bergerak ke arah + z, dan terpolarisasi
linier sepanjang x. Sehingga medan listrik dan medan magnet yang berada pada
kondisi tersebut ialah:
−jkz
+¿e ¿
( z ) =E
E+¿ ¿
xs 1
x10
(30)
1 + ¿e − jk z
1
¿
+¿ ( z ) = E ¿
H ys1
η1 x 10 (31)

12
Energi yang ditransmisikan melintari permukaan dengan batas z=0 ke wilayah
2 dengan memberikan gelombang yang bergerak kea rah +z dalam medium tersebut
memiliki medan magnet dan medan listrik sebagai berikut:
−j k z
2

+¿ ( z ) =E +¿e ¿
¿
E xs 2 x20
(32)
1 + ¿e − jk z
2
¿
+¿ ( z ) = E ¿
H ys2
η2 x 10 (33)

Maka, gelombang pantul yang di gambarkan pada gambar diatas dapat


dituliskan sebagai berikut:
jk z
E−¿ −¿
xs 1 ( z ) =E x 10 e (34)
1
¿¿

−¿ E−¿
x10 j k z
H xs1 ( z )= e ¿¿ 1
(35)
η1
Untuk rasio amplitude dari medan listrik yang datang dan yang dipantulkan
dapat menentukan keofisien refleksi yang disimbolkan dengan Γ.
E−¿
x 10
Γ= ¿
+¿ η2−η1 jϕ (36)
E x 10= =¿ Γ ∨e ¿
η2 +η1

Amplitudo relatif dari intensitas medan listrik menghasilkan koefisien transmisi τ

E+¿
x 20
τ= ¿
2 η2 (37)
E +¿
x 10 = =1+ Γ=¿ τ∨e j ϕ ¿ 1

η1 +η2

Hubungan umum antara power yang dipantulkan dan power insiden

⟨ S 1 r ⟩ =¿ Γ ∨¿2 ⟨ S1 i ⟩ ¿ (38)

Kepadatan daya yang ditransmisikan:

1
⟨ S 2 ⟩ = 2 ℜ¿
II.7 Rasio Gelombang Berdiri

13
Dalam kasus dimana | Γ | <1, sebagian energi ditransmisikan ke wilayah kedua
dan sebagian dipantulkan. Oleh karena itu, Wilayah 1 mendukung medan yang terdiri
dari gelombang berjalan dan gelombang berdiri. Pengukuran rasio tengangan
gelombang berdiri dan lokasi dari tegangan minimum atau maksimum
memungkinkan penentuan impedansi beban yang tidak diketahui atau menetapkan
sejauh mana impedansi beban cocok dengan saluran. Pengukuran serupa dapat
dilakukan pada amplitudo medan dalam refleksi gelombang bidang. Menggunakan
bidang yang sama yang di bagian sebelumnya (pemantulan gelombang datar serba
sama), kami menggabungkan antara insiden dan intensitas pemantulkan medan listrik.
Media 1 diasumsikan sebagai dielektrik sempurna (α1 = 0), tetapi daerah 2 dapat
berupa material apa saja. Total fasor medan listrik di wilayah 1 adalah
jβ z
1
− jβ 1z +¿ e ¿
+¿ e +Γ E ¿
x 10

(39)
−¿=E x 10 ¿
+¿+ Ex 1 ¿
E x1 T =E x1

j ( β 1+ θ)
E x1 T =( e− jβ 1 z +|Γ |e ) E+¿ ¿
x 10 (40)

Amplitudo medan maksimum dan minimum bergantung pada z dan dapat


diukur. Perbandingan ialah rasio gelombang berdiri dengan simbol s. Nilai
maksimumnya apabila setiap suku dalam tanda kurung pada persamaan (40) memiliki
+¿ ¿
sudut fase yang sama, sehingga untuk E x10 postif dan real, dapat dituliskan seperti
berikut:

+¿¿
¿ E x1 T ∨¿max =(1+|Γ|) E x 10 ¿ (41)

−1
Sehingga, z max = (ϕ +2 mπ)
2 β1

Medan listrik maksimum terletak pada bidang batas (z = 0) dengan φ = 0; φ =


0 ketika 'nyata dan positif. Ini terjadi untuk η1 dan η2 nyata saat η2> η1. Jadi ada
medan maksimum pada permukaan batas ketika impedansi intrinsik daerah 2 lebih
besar dari pada daerah 1 dan kedua impedansi itu nyata. Untuk konduktor sempurna φ

14
= π, dan maksimum ini ditemukan pada zmax = −π / (2β1), −3π / (2β1), atau zmax =
−λ1 / 4, −3λ1 / 4, dan seterusnya. Untuk mendapatkan nilai minimal, sudut fase dari
dua suku dalam tanda kurung pada persamaan (40) yang lebih besar berbeda 180◦,
sehingga,

−1
z max = (ϕ +(2 m+1) π) (42)
2 β1

Minimum dipisahkan oleh kelipatan satu setengah panjang gelombang (seperti


pada maksimum), dan untuk konduktor sempurna, minimum pertama terjadi ketika
−β1z = 0. Secara umum, medan listrik minimum ditemukan pada z = 0 jika φ = π; ini
terjadi jika η2 <η1 dan keduanya nyata.

Sehingga, didapatkan total medan pada daerah 1 ialah:

ϕ ϕ
(
+ ¿cos β 1 z +
2)cos⁡(ωt+ )
2
+ ¿cos (ωt −β1 )+2 |Γ |Ex 10 ¿¿
ε x 1 T( z ,t )=( 1−|Γ|) E (43)
x 10

Medan dinyatakan dalam Persamaan (43) adalah jumlah dari gelombang


+¿ ¿
perjalanan amplitude (1 - |Γ |) E x10 dan gelombang berdiri memiliki amplitudo
+¿ ¿
2 |Γ | E x10 . Porsi gelombang datang yang memantulkan dan merambat balik di
wilayah 1 mengganggu bagian yang setara dari gelombang datang untuk membentuk
gelombang berdiri. Sisa gelombang datang (yang tidak mengganggu) adalah bagian
gelombang perjalanan dari persamaan (43). Amplitudo maksimum yang diamati di
wilayah 1 ditemukan di mana amplitudo dari dua suku di persamaan (43)
+¿ ¿
dijumlahkan secara langsung menghasilkan (1 + |Γ |) E x10 . Amplitudo minimum
ditemukan di mana gelombang berdiri mencapai nol, hanya menyisakan amplitudo
+¿ ¿
gelombang perjalanan (1 + |Γ |) E x10 .. Fakta bahwa dua suku dalam persamaan (40)
bergabung dengan cara ini dengan tahapan yang tepat dapat dikonfirmasi dengan
mengganti zmax dan zmin.

Rasio daro amplitude maximum dan minimum dari gelombang berdiri ialah:

15
¿ E x 1T ∨¿ max
s= ¿ (44)
¿ E x 1T ∨¿min =1+¿ Γ ∨ ¿ ¿¿
1−¿ Γ∨¿ ¿

|Γ | <1, s selalu positif dan lebih besar dari atau sama dengan satu. Jika
|Γ | = 1, amplitudo yang dipantulkan dan amplitudo insiden sama, semua energi
insiden dipantulkan, dan s tidak terbatas.

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

 Gelombang datar ialah apabila terdapat suatu bidang tegak lurus dengan arah
perambatan gelombangnya, maka titik-titik potong pada gelombang tersebut
memiliki sudut fasa yang sama pada bidang yang tegak lurusnya.
 Pada ruang hampa tidak terdapat batasan struktur apapun, sehingga besaran
dan arah dapat diasumsikan seperti yang telah ditentukan. Pada ruang hampa
medium tidak memiliki nilai artinya ρν = J = 0.

16
 Perbedaan antara gerak gelombang datar serbasama dielektrik sempurna dan
merugi ialah dengan pasti dapat dibedakan dari konduktifitasnya.
 Vector poynting ialah sebab dari vector intensitas medan listrik dan vector
intensitas medan magnet yang saling tegak lurus satu sama lainnya.
 Gelombang berdiri terjadi apabila terdapat paduan antara gelombang datang
dan pantul.

DAFTAR PUSTAKA

1) Jr, William H.Hayt & John A.Buck. 2010. Engineering Electomagnetics. Eighth
Edition. Connect Learn Succed: United States.
2) Ulaby, Fawwaz T & Umberto Ravaioli. 2007. Fundamentals Of Applied
Electromagnetics. Seventh Edition. Pearson Education: New Jersey.
3) Balanis, Constantine A. 2002. Advance Engineering Electromagnetics. Second

17
Edition. Wiley: United Stated of America

18

Anda mungkin juga menyukai