Sumber medan magnetik dapt berupa sebuah magnet permanen, atau dapat
juga berasal dari arus searah. Untuk sementara kita tunda dahulu medan yang
ditimbulkan oleh magnet permanen dan yang akan dibahas adalah medan
magnetik yang oleh arus listrik (1). Hukum yang terkait erat dengan kasus ini
adalah “HUKUM BIOT SAVART” yang dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut ini.
IdL x a r IdL x a r H
dH = = -- - m
4πr2 4πr2
I dH
dL r
IdL x a r H
H = 4r 2 m
Hukum Biot Savart dapat juga dinyatakan dengan sumber arus yang terdistribusi
misalnya arus yang mengalir pada konduktor bentuk lembaran dengan kerapatan arus
“ K “ A/m. atau arus yang mengalir pada lembaran yang tebal sehingga penghantar
tersebut berupa volume dengan kerapatan arus “ J “.
Gambar 1
Jika suatu kawat berarus I mengalir pada kawat yang panjangnya terbatas seperti
gambar 2 berikut ini, maka persamaan yang dapat digunakan adalah
I
H p = 4 πρ ( (sin α 2 – sin α 1) a φ A/m
I
H p = 4 πρ a φ A/m
Gambar 2
Contoh soal X – 1
Hitunglah kuat medan magnetic ( H ) pada titik p (0,6,0) jika kawat memanjang dari;
a). A(0,0,13) sampai B(0,0,3)
ρ = 6ay => aρ = ay
I
= 4 πρ ( 0,908 – 0,447 ) a φ
= 0,3429ax A/m
Ada sesuatu yang perlu disimak dari hasil diatas, yaitu semakin besar arus akan
semakin besar pula kuat medan magnetiknya dan sebaliknya bila jarak
α1 = -53,13° α2 = 53,13°
sin α1 = -0,8 dan sin α2= 0,8
I
H p = 4 πρ (sin α 2 – sin α 1) a φ A/m
56
= 4 π .6 ( 0,8 + 0,8 ) a φ = 0,594178 a x A/m
c). Bila panjang kawat dianggap takberhingga maka dalam hal ini letak titik
A(0,0,∞) dan B(0,0,-∞) dan untuk ini α2 =-90° dan α2 = 90° dan persamaan yang
dapat digunakan adalah
I
Hp= a φ A/m
2 πρ
Hp= 56 ax = 1,485446 a x A/m
2 π .6
Contoh X-2.
Arus I = 56 Amp. mengalir pada kawat bentuk cincin berjejari a = 5 terletak pada
bidang z = 2 berpusat di (5,0,2). Arah I pada cincin se-arah jarum jam bila dilihat
dari pusat sumbu (0,0,0). Hitunglah kuat medan magnetic pada titik; a). p(0,0,0),
b). p(0,0,2) dan c). p(0,0,8).
Jawab.
H=
r = -5 aρ dan besarnya r = 5
ar= - aρ
besarnya r = √61
ar =(-5 aρ + 6az)/√61
Hukum ini menyatakan bahwa integral garis H sepanjang lintasan tertutup sama
dengan arus searah yang terlingkung oleh lintasan tersebut, perhatikan gambar X-2 berikut
ini.
Gambar X-2
Aplikasi hukum ini justru digunakan untuk mnentukan besar “ H “ disekitar penghantar-
penghantar ber-arus seperti beberapa contoh brikut ini.
Gambar X-3
a-1. Kuat medan magnetic pada titik antara kawat dalam dan luar
I
A
H φ = 2 πρ /m untuk a < ρ < b
Gambar X-4
b. Solenoide
Gambar X-5
H = Kaaz A/m
H = NI / d az A/m
SAP XI MEDAN MAGNETIK TUNAK
(lanjutan)
c. Toroida
Untuk toroida seperti gambar XI-1 berikut ini juga ada yang ideal dan ada pula
yang berlilitan “ N “ (tidak ideal). Seperti halnya solesoide, intensitas medan magnetic
di-dalam rongga toroida dapat dinyatakan sebagai
Gambar XI-1
Untuk toroida berlilitan N 1lt dan ber-arus dengan arah seperti gbr.b maka Intensitas
medan magnetiknya
NI
H a A
2 m
Gambar XI-2
d). dua lembaran arus; K1 = 4,2ay A/m pada bidang x = 6 mm dan lembaran arus
lainnya K2 = -9,6ay A/m pada bidang x = 19 mm.
Jawab.
I c 2
2
H A untuk b c
2 c 2 b 2 m
80 144 100
H 8,89246 A m
2 144 81
c). toroidaa berpusat di titik asal dan jejari ρ o = 12 mm ber-arti titik p juga berada
dalam rongga toroida dan persamaan yang dipakai;
NI
H Am
2
XI-1 Kurl
Integral lintasan tertutup sepanjang elemen garis yang mmbentuk unsur luas
kemudian dibagi dengan luas keunsuran tersebut maka akan diperoleh;
Perlu diketahui bahwa defenisi curl seperti diatas tidak menunjuk pada sistem
koordinat tertentu, dan secara umum dapat kita defenisikan sbb.
Khusus untuk system koordinat kartesian curl H dinyatakan sebagai berikut
H z H y H H z
xH a x x
a y
y z z x
H y H x
a z
x y
curl H x H J Jx a x J y a y J z az A m2
Jawab
Dari data soal; Hx = x2y, Hy= 0, Hz = (3z2+xy) dan berdasarkan persamaan diatas
Hz Hy
J x ( 3 z 2 xy ) 0 x
Y z y
Hx Hz 2
J y z y ( 3 z 2 xy ) y
z x z x
Hy Hx 2
J z 0 x y x2
x y y
Dengan demikian kerapatan arus pada titik p(2,-3,4) Jp = Jxax + Jyay + Jzaz
a) H = (xy2 + 25)a x – yz2ay A/m dan b). H = (x3 + 3y2)ay + x2az A/m
Curl H untuk ketiga system koordinat yang dapat digunakan dalam berbagai
persoalan untuk menghitung kerapatan arus ( J ).
Dari hokum integral ampere kita dapat menurunkan persamaan Maxwell yaitu
curl H sebagaimana tersebut diatas dan persamaan ini dapat dipandang sebagai bentuk
titik hokum integral ampere dan berlaku dalam basis per-satuan luas seperti:
H . dL
( x H ) N
s
Dan dari sinilah lahir teorema “ STOKES “ yang dinyatakan sebagai berikut
H . dL ( x H ). dS Ampere
Jelas bahwa teorema diatas menghubungkan integral “garis” (sebut sisi kiri) dan
integral “permukaan” (sisi kanan).
H . dL H . dL 1
a
H . dL
b
2 H . dL
c
3 H . dL
d
4 Amp
Sebagai Φ = B . dS
s
Weber
b). Arus I = 350 Amp. mengalir pada kawat sepanjang sb. Z (arah –az). Hi-
Jawab
x dxdya
8 5
B . dS 4 . 10
7
Φ =
2
ya x (3z 2 xy) a z z
s 0 0
8 5
4 .10 7 (0 xy) dxdya
0 0
z 494,800843
b). Menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu menuliskan persamaan tentang medan
magnetic yang ditimbulkan disekitar kawat ber-arus ( I ).
Seandainya luasan tersebut terletak pada z = 4, maka fluks yang menembus akan
lebih kecil karena luasan akan bertambah jauh dari kawat ber-arus.
Vektor jarak dari kawat ke-element luas dS ρ = xax + 4az dan besarnya
ρ = √ (x2 + 16) dan unit Vector pada persamaan diatas a = -4ax + xaz
Φ=
Φ=
Kita dapat berkesimpulan bahwa semakin jauh luasan dari sumber arus (I) akan
semakin kecil jumlah fluks yang akan menembus luasan. Demikian juga jumlah
fluks akan berbanding lurus dengan arus I yang mengalir.
b). B = 12(z-5)a
Jawab.
L=
Fluks magnetik yang terdapat diantara kawat dalam (jejari a ) dan kawat luar (jejari
b) adalah
Φ=
Dengan demikian berdasarkan rumus induktansi diatas maka untuk saluran coaxial
dapat dinyatakan sebagai berikut
L =
L =
Induktansi saluran kawat sejajar dengan jejari kawat a dan jarak antar kawat (sumbu-
sumbunya) d dapat kita hitung dengan memulai dari menghitung fluks yang terdapat
di-antara kedua kawat tersebut (lihat gbr. berikut)
Intensitas medan magnetic yang ditimbulkan oleh kedua kawat pada titik-titik
diantaranya adalah H = 2[I/(2πρ)
Kerapatan fluks B
Bila I mengalir ke-arah ax pada kawat yang berimpit sb. X, maka a = az sehingga
Induktansinya
Untuk suatu toroida dengan luas penampang teras A jejari sumbu teras ρ berlilitan N
1lt. Jumlah fluks pada terasnya
a).Saluran coaxial; diameter kawat dalam dan luar masing-masing 1mm dan
b).Saluran kawat sejajar dengan diameter kawat 3 mm, jarak antar kedua kawat 25
cm, panjang saluran s = 1200 meter. Hitung L
N2 = 1800 1lt dengan jejari a2 = 5 cm. jika panjang solenoide keduanya sama d =
40 cm dan diletakkan sesumbu, hitunglah L1, L2, M12 dan M21
Jawab.
L=
L=
Sehingga induktansinya;
L=
L=
L=
L1=
L1=
L1= 8,8826 mH
L=
L2=
L2=