Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum 2012/2013

19.4. THYRISTOR (SCR)


SCR (Silikon Control Rectifier) disebut juga thyristor

1.TUJUAN PERCOBAAN.
Pada akhir percobaan mahasiswa dapat :
 Menerangkan karakteristik SCR
 Mempergunakan SCR dalam praktek.

2.PENDAHULUAN
SCR(Thyristor) biasa di gunakan untuk pengatur
daya,saklar elektronik dll.
Penggunaan SCR sebagai pengatur daya & sebagai saklar
sangat menguntungkan dibandingkan pengatur daya yang
mempergunakan sistim mekanik (mis. Resistor geser).
Sebab :
a. Tidak ada kontak- kontak yang aus dan terbakar.
b. Tidak menimbulkan busur api
Thyristor dapat dipakai untuk mengatur daya – daya yang
kecil sampai yang besar (mis.pada mesin- mesin listrik
dll).sedang untuk mengoprasikan thyristor sendiri
memerlukan daya yang sangat kecil.

TINJAUAN
2.1.Konstruksi & symbol
A (anoda) A (anoda)

P1 P1

Q1
N1 N1 N1

G (gate) P2
P2 Q2
G (gate)

N2 N2

K (katoda)
K (katoda)
(a)
(b)

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 1


Laporan Praktikum 2012/2013

P1
Q1

P’2

N’2
Q2
G

P’2 N2

K
(C)

Gambar a & b kontruksi dasar SCR ( Thyristor)


Gambar. c rangkaian ekivalen SCR terhadap 2 transistor.

A = Anoda
K = Katoda
G = Gate

Gambar . d symbol Thyristor


2.2. Menjalankan Thyristor sebagai penyearah.

VL

IL

RL

EI SCR
IT IG

VAK

VG IRG RG

2.2.( a ). sirkuit control SCR

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 2


Laporan Praktikum 2012/2013

2.2.( b ) bentuk gelombang pada sirkuit control gambar


2.2. ( a )

1.3. Contoh
1. Lihat gambar rangkaian 2.2.a.
Tegangan input AC 30V. (Vpeak).
RL = 15 Ω ; RG = 1 kΩ
Pertanyaan :
a. Pilih SCR dengan spesifikasi yang memenuhi.
b. Tentukan kebutuhan trigger arus dan tegangan.
c. Tentukan besar tegangan supply saat SCR off.

Penyelesaian :

a. Sebelum SCR mendapat trigger, maka SCR mendapat


tegangan blocking arah maju. (VFXM) maka VFXM SCR
harus lebih besar dari Vpeak sumber.

VFXM > 30 V

Lihat tabel pada gambar (c) .


Untuk SCR type CGU, VFXM = 25 V. oleh karena itu SCR
type CGU tak dapat dipakai.
Untuk SCR type CGF, VFXM = 50 V. Terlihat VFXM SCR CGF
memenuhi syarat.

Pada input puncak, tegangan pada RL.

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 3


Laporan Praktikum 2012/2013
VL = ep - VAK
ep−Vak
Ip=
Rl
Bila SCR on, VAK SCR = 1 V.
30V −1V
Ip= =1,93 A
15 Ω

Untuk half-wave rectification, besar rms arus beban


(IL)
Irms = 0,5 x Ip
= 0,5 x 1,93 A
≈ 0,97 A
Arus maximum arah maju efektif (rms) yang dibolehkan
untuk SCR C6 = 1,6 A. oleh karena itu SCR CGF dapat
dipakai.

b. Lihat gb. C untuk pulsa trigget 20/ μs


VG = 0,5 V dan IG ≈ 0,01 mA
Input arus trigger
IT = IG + IRG
IRG = VG/ RG
IT = IG + VG/ RG = 0,01 mA + 0,5 V/ 1KΩ = 0,51
mA
Tegangan Trigger = VG = 0,5 V
Arus Trigger = IT = 0,51 mA
c. SCR akan off bila IL dibawah IH
Untuk SCR CGF IH = 1 mA ( lihat gambar c)
Lihat gambar 2.2. (a)
ei = VAK + IL RL
ei = Tegangan Sumber
saat IL = IH
ei = I V + ( 1 mA x 15 Ω ) = 1,015 V
SCR akan off bila ei dibawah 1,015 V

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 4


Laporan Praktikum 2012/2013

1.4. Contoh

I G + I2

R1 SCR
IG VAK
D1

R2 VG

ei ~
I2
VL
IRG RG RL

IL

Gb. 2.4. a. Circuit Control Phasa 90°


Menggunakan SCR
Keterangan :
Pada gambar 4.2.a arus trigger diambil dari supply
arus bolak balik sumber melalui R1.
Dioda D1 digunakan untuk pengaman gate SCR dari
tegangan negatip sumber.
- Bila R1 diatur dampai harga R nya kecil maka saat
positip sumber berada pada anoda SCR, SCR ON.
- Bila R1 diatur sampai harga R nya besar maka SCR
akan off.
- Bila R1 diatur pada pertengahan (antara Rkecil & R
besar ) maka SCR akan On antara 0 sampai pertengahan
puncak gelombang positif.
Atau antara 0˚s/d 90˚.
(lihat gambar 2.4 b)

90 ° 90 °

Gambar 2.4.b bentuk gelombang pada beban RL(gambar


2.4 a)
SCR on: ei = (I2 + IG) R1 + VD1 + VG +(I2 +IG)RL

(I2+IG)R1=ei-VD1-VG-(I2+IG)RL

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 5


Laporan Praktikum 2012/2013

1
R1= [ei-VD1-(I2+IG)RL]
(I 2+ IG)
3.BAHAN & ALAT YANG DI BUTUHKAN

 Sumber arus bolak – balik 0 – 110 V.


 Sumber arus searah 0 – 60 V .
 Digital multi meter ( 3 )
 Multimeter Elavi ( 2 )
 Oscilloscope double boem ( 1 )
 Thyristor ( SCR )
 Variable resistor 1MΩ
 Variable resistor 50 KΩ
 Dioda IN 60
 Resistor 1000 Ω / 5 w ( 1 )
 Resistor 10 Ω / 5 w ( 1 )
 Resistor 1000 Ω / 0,5 w ( 1 )
 Saklar 3A / 125 V ( 1 )

4.CIRCUIT DIAGRAM

IA

440 Ω

6V

V
820 Ω
IG
9V
10 Ω

1KΩ

4.1.Modifikasi Rangkaian SCR


Petunjuk pengukuran dengan oscilloscope.
1. INSENTY (pengatur kecerahan dilemahkan).
2. Posisi Sweep time / Div Oscilloscope pada X – Y
Catatan :
A1 & V3 & A2
Pakai digital multimeter.

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 6


Laporan Praktikum 2012/2013

L1
IA

440 ? / 5 W

0 – 60 V
N Ch2

F VAK
100 K
IG Ch1
IN60
10 ? / 5 W
500 K

G
Gambar 4.2
Petunjuk pengukuran dengan oscilloscope.
1. Ch1 & ch2 bekerja sendiri-sendiri.
2. Posisi Sweep time / Div pada m second.
Catatan :A1 & A2 & V3 posisi digital multimeter.

5. PROBLEM.
5.1 Rangkaian gb.circuit diagram diatas.
5.2 Amati hasil pengukuran arus tegangan , kemudian
isikan pada tabel.
Gambarkan karakteristik SCR ( sesuai hasil
pengukuran),karakteristik IAK terhadap VAK
Dengan macam-macam variasi Arus gate.
5.3 Amati pergeseran titik (pada gb. 4.1.) pada layar
oscilloscope kemudian gambarkan setiap pergeserannya.

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 7


Laporan Praktikum 2012/2013
5.4 Amati gb. Pada oscilloscope ch1 & ch2 (pada gb.
4.2.) kemudian gambarkan.
5.5 Sesuaikan gambar pada problem no. 5.2 (SCR dengan
sumber DC) dengan gambar yang
Tampak pada oscilloscope (problem no. 5.3).
5.6 Terangkan cara pengecekan baik atau rusaknya SCR
dengan multimeter Sanwa cx 505
Sekaligus tentukan terminal Anoda,Katoda,dan gate.
5.7 Lihat gb. 2.4.a.
Diketahui : supply teg AC = 30 V peak.
RI = 15 Ω
Tentukan : besar R 1 untuk trigger SCR yang mana
SCR mulai on antara 50 sampai 900 bila
Ditentukan besar arus trigger = 10 µA dan
tegangan gate = 0,5 V.

TABEL EVALUASI
VS IG = 0.5 mA IG = 1 mA IG = 1,5 mA IG = 2,2
(volt) mA
IA Vak IA Vak IA Vak IA Vak
0 0 0 0 0 0 0 0
10 1 mA 9,9 1 9,9 1 9,9 1,8 0,7
mA
20 2 mA 19,9 2 19,9 2 19,9 0,04 0,7
A
30 3 mA 29,9 3 29,9 3 29,9 0,06 0,8
A
40 4 mA 39,9 4 39,9 4 39,9 0,08 0,8
A
50 5 mA 49,9 5 49,9 5 49,9 0,1 A 0,8
60 6 mA 60 6 60 6 60 0,12 0,8
A
on

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 8


Laporan Praktikum 2012/2013

ANALISIS

I G + I2

R1 SCR
IG VAK
D1

R2 VG

ei ~
I2
VL
IRG RG RL

IL

Gb. 2.4. a. Circuit Control Phasa 90°


Menggunakan SCR
Keterangan :
Pada gambar 4.2.a arus trigger diambil dari supply
arus bolak balik sumber melalui R1.
Dioda D1 digunakan untuk pengaman gate SCR dari
tegangan negatip sumber.
- Bila R1 diatur dampai harga R nya kecil maka saat
positip sumber berada pada anoda SCR, SCR ON.
- Bila R1 diatur sampai harga R nya besar maka SCR
akan off.
- Bila R1 diatur pada pertengahan (antara Rkecil & R
besar ) maka SCR akan On antara 0 sampai pertengahan
puncak gelombang positif.
Atau antara 0˚s/d 90˚.
(lihat gambar 2.4 b)

90 ° 90 °

Gambar 2.4.b bentuk gelombang pada beban RL(gambar


2.4 a)

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 9


Laporan Praktikum 2012/2013
SCR on: ei = (I2 + IG) R1 + VD1 + VG +(I2 +IG)RL

(I2+IG)R1=ei-VD1-VG-(I2+IG)RL
1
R1= [ei-VD1-(I2+IG)RL]
(I 2+ IG)
JAWABAN PERTANYAAN

Gelombang pada beban


VRL = VDC = 2,5 volt
Vm = 16,5 x 5 = 8 volt
VDC = VAV = Vm/2π (1+cosα)
= 8/2.3,14 (1+cosα)
= 8/6,24 (1+cos 45O)
= 1,273 (1+0,7)
VDC = 2,164 volt
Berdasarkan praktek VDC = 2,5 volt sedangkan berdasarkan
analisa VDC = 2,164 volt.

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 10


Laporan Praktikum 2012/2013

Gelombang pada VAK


Berdasarkan praktek = VRL = VDC = 0 volt
Berdasarkan analisa = Vm = 3,2 x 5
= 16 volt
VDC = VAC = Vm/2π (1+cosα)
= 16/2.3,14 (1+cos 180o)
= 2,54 (1+(-1))
= 0 volt

Gelombang pada Vgate


Berdasarkan praktek = VRL = 6 volt
Berdasarkan analisa = Vm = 17 volt

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 11


Laporan Praktikum 2012/2013
VDC = VAC = Vm/2π (1+cosα)
= 17/2.3,14 (1+cos 90o)
= 2,7 (1+1)
= 5,4 volt

KESIMPULAN

SCR berfungsi sebagai saklar2.


 
Melalui kaki (pin) gate memungkinkan SCR di trigger menjadi
ON, yaitudengan memberi arus gate. Dengan memberi arus gate Ig
yang semakinbesar dapat menurunkan tegangan breakover sebuah
SCR. Dimana teganganini adalah tegangan minimum yang
diperlukan SCR untuk menjadi ON3.
 
Sekali SCR mencapai keadaan ON maka selamanya akan ON,
walaupuntegangan gate dilepas atau di short ke katoda4.
 
untuk membuat SCR menjadi OFF adalah dengan membuat arus
anoda-katoda turun dibawah arus Ih (holding current) atau
dengan menurunkantegangan anoda-katoda ke titik nol

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 12


Laporan Praktikum 2012/2013

Medan, 30 Januari 2013

RIZKY MULIA HARAHAP


NIM 1005031037

LAB TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN Page | 13

Anda mungkin juga menyukai