1.TUJUAN PERCOBAAN.
Pada akhir percobaan mahasiswa dapat :
Menerangkan karakteristik SCR
Mempergunakan SCR dalam praktek.
2.PENDAHULUAN
SCR(Thyristor) biasa di gunakan untuk pengatur
daya,saklar elektronik dll.
Penggunaan SCR sebagai pengatur daya & sebagai saklar
sangat menguntungkan dibandingkan pengatur daya yang
mempergunakan sistim mekanik (mis. Resistor geser).
Sebab :
a. Tidak ada kontak- kontak yang aus dan terbakar.
b. Tidak menimbulkan busur api
Thyristor dapat dipakai untuk mengatur daya – daya yang
kecil sampai yang besar (mis.pada mesin- mesin listrik
dll).sedang untuk mengoprasikan thyristor sendiri
memerlukan daya yang sangat kecil.
TINJAUAN
2.1.Konstruksi & symbol
A (anoda) A (anoda)
P1 P1
Q1
N1 N1 N1
G (gate) P2
P2 Q2
G (gate)
N2 N2
K (katoda)
K (katoda)
(a)
(b)
P1
Q1
P’2
N’2
Q2
G
P’2 N2
K
(C)
A = Anoda
K = Katoda
G = Gate
VL
IL
RL
EI SCR
IT IG
VAK
VG IRG RG
1.3. Contoh
1. Lihat gambar rangkaian 2.2.a.
Tegangan input AC 30V. (Vpeak).
RL = 15 Ω ; RG = 1 kΩ
Pertanyaan :
a. Pilih SCR dengan spesifikasi yang memenuhi.
b. Tentukan kebutuhan trigger arus dan tegangan.
c. Tentukan besar tegangan supply saat SCR off.
Penyelesaian :
VFXM > 30 V
1.4. Contoh
I G + I2
R1 SCR
IG VAK
D1
R2 VG
ei ~
I2
VL
IRG RG RL
IL
90 ° 90 °
(I2+IG)R1=ei-VD1-VG-(I2+IG)RL
1
R1= [ei-VD1-(I2+IG)RL]
(I 2+ IG)
3.BAHAN & ALAT YANG DI BUTUHKAN
4.CIRCUIT DIAGRAM
IA
440 Ω
6V
V
820 Ω
IG
9V
10 Ω
1KΩ
L1
IA
440 ? / 5 W
0 – 60 V
N Ch2
F VAK
100 K
IG Ch1
IN60
10 ? / 5 W
500 K
G
Gambar 4.2
Petunjuk pengukuran dengan oscilloscope.
1. Ch1 & ch2 bekerja sendiri-sendiri.
2. Posisi Sweep time / Div pada m second.
Catatan :A1 & A2 & V3 posisi digital multimeter.
5. PROBLEM.
5.1 Rangkaian gb.circuit diagram diatas.
5.2 Amati hasil pengukuran arus tegangan , kemudian
isikan pada tabel.
Gambarkan karakteristik SCR ( sesuai hasil
pengukuran),karakteristik IAK terhadap VAK
Dengan macam-macam variasi Arus gate.
5.3 Amati pergeseran titik (pada gb. 4.1.) pada layar
oscilloscope kemudian gambarkan setiap pergeserannya.
TABEL EVALUASI
VS IG = 0.5 mA IG = 1 mA IG = 1,5 mA IG = 2,2
(volt) mA
IA Vak IA Vak IA Vak IA Vak
0 0 0 0 0 0 0 0
10 1 mA 9,9 1 9,9 1 9,9 1,8 0,7
mA
20 2 mA 19,9 2 19,9 2 19,9 0,04 0,7
A
30 3 mA 29,9 3 29,9 3 29,9 0,06 0,8
A
40 4 mA 39,9 4 39,9 4 39,9 0,08 0,8
A
50 5 mA 49,9 5 49,9 5 49,9 0,1 A 0,8
60 6 mA 60 6 60 6 60 0,12 0,8
A
on
ANALISIS
I G + I2
R1 SCR
IG VAK
D1
R2 VG
ei ~
I2
VL
IRG RG RL
IL
90 ° 90 °
(I2+IG)R1=ei-VD1-VG-(I2+IG)RL
1
R1= [ei-VD1-(I2+IG)RL]
(I 2+ IG)
JAWABAN PERTANYAAN
KESIMPULAN