Anda di halaman 1dari 14

A. PEMISAHAN RUGI INTI TRANSFORMATOR 1 FASA.

1. Tujuan Percobaan.

Pada akhir percobaan ini praktikan diharapkan dapat :


Menghitung rugi hysteresis pada arus pusar (Eddy Current) secara terpisah.
Menjelaskan pengaruh frekuensi terhadap rugi inti transformator.
Menjelaskan pengaruh arus beban terhadap rugi inti.

2. Pendahuluan.

Pada rugi inti sebuah transformator atau disebut juga rugi besi bergantung dari
frekuensi dan rapat fluksi maksimum, dengan volume dan ketebalan bahan inti
yang telah ditentukan. Untuk mengetahui dan menghitung rugi inti sebuah
transformator maka dilakukan percobaan test atau pengujian rangkaian terbuka
atau pengujian tanpa beban.

Rugi inti sebuah transformator terdiri dari rugi hysteresis dan rugi arus pusar
(Eddy Current) atau dapat dituliskan dalam formula :

P  P  Pe ....................................................................(1)
he h

Dengan Phe adalah rugi daya inti pada transformator yang diperoleh dari
percobaan tanpa beban (open circuit current). Dimana Ph adalah rugi hysteresis
yang terjadi akibat gesekan antara molekul-molekul logam inti dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan arah fluksi magnet. Besarnya rugi hysteresis
ini dapat dituliskan sebesar :

Ph  k h  B x  f ................................................................(2)
m

1
Dengan :
kh : Konstanta hysteresis yang bergantung pada bahan dan volume
inti.
Bm : Rapat fluksi maksimum (Tesla)
x : Faktor Stenmetz yang bergantung dari jenisnya bahan (1,6-
2,0)
f : frekuensi kerja (Hz)

Sedangkan rugi yang diakibatkan arus pusar (Pe) terjadi akibat adanya aliran
arus induksi di dalam logam inti. Besarnya rugi ini dapat di tuliskan sebagai
berikut:

P  k  B 2  f 2 ...............................................................(3)
e e m

Dengan ke = konstanta arus Eddy yang tergantung pada bahan yang tebal inti.
Dengan rugi inti total sebuah transformator dapat di tuliskan:

P  k B x  f  k  B 2 f 2
he h m e m
..........................................(4)
P  A f  B  f 2
he

V
Phe  A  f  B  f 2 , jika rasio f  konstan/tetap.

Dengan melihat persamaan di atas, K1 dan K2 dapat dicari dengan melakukan


percobaan beberapa kali, dimana dengan frekuensi yang berbeda dan nilai
perbandingan atau rasio antara tegangan dan frekuensi (V/f) masing-masing adalah
konstan maka diperbolehkan suatu kurva grafik P/f=f(f) seperti yang terlihat pada
gambar (1) di bawah ini.

2
3. Alat dan Bahan yang Dibutuhkan.

1. Autotrafo dengan frekuensi variabel 0-240 Volt. (1


buah)
2. Transformator satu fasa 220 V/5 A (1
buah)
3. Voltmeter (1
buah)
4. Amperemeter
(2 buah)
5. Frekuensi meter (1
buah)
6. Watt meter (1
buah)
7. Kabel penghubung (15
buah)

4. Rangkaian Percobaan.

3
Gambar 2. Rangkaian percobaan pemisahan rugi inti transformator
5. Langkah Kerja.

1. Buatlah langkah percobaan ini sesuai dengan tujuan percobaan dan masalah
yang dihadapi termasuk cara pengoperasian dan penampilan data.
2. Buatlah grafik kurva P/f=f(f).
3. Tentukan besarnya rugi hysterisis dan rugi arus pusar dari harga-harga
frekuensi pada percobaan terpisah transformator yamg diuji.

6. Tabel Evaluasi.

Frekuensi P0 V0 I0 Ph Pe
(Hz) (watt) (volt) (mA) (watt) (watt)
25 7 110 65 6 1
50 16 220 124 12 4

Grafik Kurva P/f=f (f)

4
1. f  50 Hz / V  220V / P  16W / I  110 mA
P  A f  B  f 2

16  A  50  B  50 2
16  A50  B 2500

2. f  25 Hz / V  110 V / P  7 W / I  67 mA
P  A f  B  f 2

7  A  25  B  25 2
7  A25  B 625

16  A50  B 2500  1 16  A50  B 2500


7  A25  B 625  2 14  A50  B1250 

2  B1250
B  0,0016

16  A50  B 2500
16  A50   0,0016  2500
16  A50  4
12
A 
50
 0,24

5
Maka, pada f  50 Hz
Ph  A  f Pe  B  f 2

 0,24  50  0,0016  50 2
 12W  4W

Maka, pada f  25 Hz
Ph  A  f Pe  B  f 2

 0,24  25  0,0016  25 2
 6W  1W

7. Analisa.

Dari pecobaan di atas dapat kita tentukan nilai A dan B secara matematis
seperti yang diperlihatkan pada point 6. Selain itu dari percobaan tersebut kita juga
dapat menentukan rugi hysteresis dan rugi arus eddy dan diperoleh bahwa rasio
rugi hysteresis konstan terhadap perubahan frekuensi.

8. Kesimpulan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan tersebut ialah :


a. Rasio rugi hysteresis konstan terhadap perubahan frekuensi.
b. Untuk mengetahui dan menghitung rugi inti sebuah transformator dilakukan
percobaan pengujian tanpa beban.

6
B. PEMBEBANAN TRANSFORMATOR 1 FASA

1. Tujuan Percobaan.

Pada akhir percobaan diharapkan mahasiswa sebagai praktikan dapat:


Menentukan jenis beban yang dilayani oleh transformator.
Menghitung regulasi tegangan suatu transformator, pada kondisi beban yang
bersifat resistif, induktif, dan kapasitif.
Menentukan kondisi regulasi tegangan transformator berdasarkan rangkaian
ekivalen.

2. Pendahuluan.

Regulasi tegangan suatu transformator dapat diartikan sebagai perubahan


tegangan pada terminal sekunder pada saat kondisi transformator dibebani. Besarnya
regulasi dinyatakan dalam persen atau per-unit dari rating tegangan sisi sekunder saat
berbeban dengan faktor daya (power faktor) tertentu dengan tegangan pada sisi primer
dijaga atau dianggap konstan.

Bila V2 adalah besarnya tegangan terminal sisi sekunder pada saat beban penuh
dan E2 dinyatakan sebagai besarnya tegangan terminal sisi sekunder pada saat beban
nol atau tanpa beban dengan daya tertentu, maka regulasi tegangan dapat dinyatakan :

7
E V
V  2 2
Regulasi tegangan r V (per-unit).......................[2.1]
n

Dengan : Vn = Tegangan rating atau nominal terminal sekunder.

Perubahan atau penurunan tegangan pada sisi sekunder saat dibebani


dikarenakan adanya kebocoran impedansi ke sekunder dari sisi primer atau rugi-rugi
tegangan yang disebabkan impedansi pada sisi primer dan rugi-rugi tegangan yang
disebakan impedansi pada sisi sekunder. Besarnya penurunan tegangan tersebut
tergantung dari besarnya beban dan faktor daya beban. Secara diagram vektor dapat
digambarkan sebagai berikut :

a. Beban bersifat resistif.

Gambar 1. Diagram vektor tegangan dan arus pada beban resistif

b. Beban bersifat kapasitif.

8
Gambar 2. Diagram vektor tegangan dan arus pada beban kapasitif

c. Beban bersifat induktif.

Gambar 3. Diagram vektor tegangan dan arus pada beban induktif

Sebagai misal, pada kondisi beban bersifat induktif, dengan memperhatikan


gambar c. regulasi tegangan pada kondisi ini dapat dinyatakan sebesar :
E V I R  cos  I  X  sin 
%V  2 2  2 ek 2 2 2 ek 2 2  %
R V V ...........................(3.2)
2 2

Dengan :
Rek2 = Tahanan ekivalen dilihat dari sisi sekunder.
Xek2 = Reaktansi ekivalen dilihat dari sisi sekunder.

9
3. Peralatan yang Diperlukan

1. Sumber tegangan arus AC/0-240 Volt dan auto trafo. (1 buah)


2. Transformator satu fasa 220 V/48 V/5 A (1 buah)
3. Voltmeter AC (2 buah)
4. Amperemeter AC (2 buah)
5. Rheostat 42 Ω/5 A (1 buah)
6. Kabel penghubung (15 buah)

4. Rangkaian Percobaan.

Gambar. Rangkaian percobaan regulasi tegangan transformator

5. Langkah Kerja.

1. Buatlah rangkaian percobaan seperti pada gambar di atas.


2. Atur tahanan beban Rheostat (Rh) pada harga maksimum.

10
3. Naikkan arus beban dengan mengatur tahanan Rheostat dan hasil pengukuran
masukkan dalam tabel evaluasi.
4. Buatlah kurva V2  f  I 2  dan %Vr  f  I 2  % .
5. Hitunglah besar regulasi tegangan bila dilihat dari rangkaian ekuivalennya.
6. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan.

6. Tabel Evaluasi.

No I2 V2 E2 Rh Vr Beba S1 S2 I1 η
. (ampere (volt (volt (Ω) % n (A) (%
) ) ) % )
1. 0,5 49,7 50 110Ω/0,5A 0,6 10 26,4 24,85 0,12 94
2. 1 46 50 110Ω/1A 8 20 52,8 46 0,24 87
3. 1,5 45 50 110Ω/1,5A 10 30 79,2 67,5 0.36 85
4. 2 41 50 110Ω/2A 18 40 105,6 82 0,48 77
5. 2,5 39 50 110Ω/2,5A 22 50 132 97,5 0,60 73
6. 3 35 50 42Ω/3A 30 60 158,4 105 0,72 66
7. 3,5 31 50 42Ω/3,5A 38 70 182,6 108,5 0,83 59
8. 4 28 50 42Ω/4A 44 80 206,8 112 0,94 54
9. 4,5 26 50 42Ω/4,5A 54 90 233,2 117 1,06 50
10. 5 25 50 42Ω/5A 62 100 257,4 125 1,17 48

Kurva V2  f  I 2 

11
Kurva %Vr  f  I 2  %

Kurva n%  f  I 2  %

12
7. Analisa.

Data pada tabel menunjukkan semakin besar arus yang mengalir pada sisi
sekunder maka, regulasi tegangan juga akan semakin besar. Regulasi tegangan
yang semakin besar berarti semakin tidak bagus.

8. Pertanyaan.

1. Dengan maksud apa kita harus mengetahui regulasi tegangan suatu


transformator ?

Jwb : Untuk mengetahui perubahan tegangan pada terminal sekunder


transformator pada saat dibebani.

2. Dalam percobaan, beban yang digunakan adalah tahanan murni, bagaimana


regulasi tegangannya bila bebannya bersifat induktif dan kapasitif ?

13
Jwb :.Bila beban bersifat induktif dan kapasitif maka, regulasi akan semakin
besar karena tegangan jatuh yang diakibatkan oleh komponen resistif
lebih kecil dari komponen reaktif.

9. Kesimpulan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan tersebut ialah :


a. Semakin besar regulasi tegangan maka semakin tidak baik.
b. Regulasi tegangan juga dapat diartikan sebagai penurunan tegangan output
ketika transformator berbeban.

14

Anda mungkin juga menyukai