Anda di halaman 1dari 4

Kesimpulan kelompok 6 “ AKHLAK MAHMUDAH DAN AKHLAK MAZMUMAH”

- Silvi pratiwi
- Windy oktiza
- Kamila
- Aisyah suci wulandari

1. kelompok 1: mengapa akhlak dalam Islam memiliki banyak nama dan mengapa
setiap akhlak yg memiliki nama tersebut memiliki banyak macam-macamnya
sebutkan salah satu saja?
=>Karenaaa dalam islam sifat manusia tergolong menjadi 2 ,yang terpuji dan tercelaa
.dengan itu alasan nya islam membagi macam macam sifat manusia,beserta
contohnyaa,karena apa?biar manusia tau mana yang harus dilakuin atau tidak.

2. kelompok 2: Apakah kewajiban anak ketika ada pertentangan antara perintah dan
larangan ayah dan ibu?
=>Salah satu kewajiban utama yang diperintahkan dalam al-Quran setelah tauhid
dan menafikan syirik adalah menghormati orang tua. Terkait dengan hal-hal dimana
di antara kedua keinginan orang tua terdapat pertentangan sehingga seorang anak
tidak bisa mengamalkan keinginan kedua orang tuanya, kita menjumpai dua
kelompok riwayat. Dalam beberapa riwayat, ihsan dan kebaikan kepada ibu harus
didahulukan namun dalam riwayat yang lain ayah adalah seseorang yang mempunyai
otoritas paling tinggi atas anak. Nampaknya, beberapa riwayat itu dapat disatukan,
dalam beberapa hal dimana otoritas ayah sudah ditetapkan, seperti dalam hal-hal
pernikahan bagi gadis dan…maka yang dibahas dalam hal ini adalah pemilik otoritas
(wilāyah) harus didahulukan dan dalam hal-hal yang bukan merupakan urusan
perwalian ayah, maka perintah ibu yang dikedepankan.

3. kelompok 3, " di dalam makalah tersebut di katakan bahwa agar seseorang


terhindar dari perbuatan tercela seseorang harus memelihara rasa malunya,
bagaimana cara memelihara rasa malu sebagaimana di tuliskan di dalam makalah
tersebut?"
=>Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry r.a dia berkata,
Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal
orang-orang dari ucapan nabi-nabi terdahulu adalah: Jika engkau tidak malu
perbuatlah apa yang engkau suka.” [HR Bukhori]. Hadits di atas
mengisyaratkan bila rasa malu telah hilang dalam hati seseorang, maka
alamat dia telah terjerumus menjadi manusia yang hilang akalnya, sehingga
berbuat sesuka hatinya tanpa mengindahkan lagi aturan Allah SWT maupun
kehormatan dirinya. Saya akan menjelaskan beberapa cara agar sifat malu
tertanam dalam diri kita.
1. Berdoa tiap saat agar Allah terus memberi hidayah dan taufiq nya. Serta
berharap agar terus-menerus dalam pengawasan dan lindungan Allah
2. Munculkanlah setiap saat perasaan malu jika ingin melakukan hal-hal yang
dilarang Allah.
3. Pupuklah iman dalam hati dan diri kita. Sebab antara iman dan rasa malu itu
saling bergandengan
Nabi bersabda,
“Rasa malu dan iman itu terikat menjadi satu. Jika yang satu hilang maka yang
lain juga akan hilang.” [HR. Hakim]
4. Ingatlah kematian jikan akan melakukan maksiat.
Semoga, kita termasuk diantara segelintir manusia yang masih memilih rasa
malu.

4. kelompok 4: "bagaimana cara efektif bagi seorang muslim dalam menempatkan


dirinya agar tetap berada pada akhlak mahmudah?"=
=>

5. Kelompok 5 jelaskan bagaimana ahlak mazdmumah bisa terjadi dan apa


solusinya?
=>Akhlak mazmumah bisaa terjadi atau bisa dilakuin seseorang karena minus nya
iman seseorang tersebut,walaupun setiap manusia tidak luput dari dosa
tetapi,seseorang yang soleh akan selalu berusaha menjauhin sifat tercela tersebut.
Solusi untuk terjauh dari sifat tercela tersebut ,kitaa lebih mendekatkan diri kepadaa
Allah SWT. istiqomah, insya allah kita jauh dari sifat tercela tersebut.

6. kelompok 7 . Jelaskan adil yang benar menurut islam, karna seperti yang kita
ketahui di zaman sekarang ini sangat susah mendapatkan keadilan yang benar
sesuai dengan agama islam.
=>"sikap adil dalam islam adalah menempatkan segala sesuatu pada tempat yang
semestinya dengan tidak memihak atau berat sebelah. Dalam sudut pandang lain,
adil dalam islam artinya adalah memutus suatu perkara yang disesuaikan dengan
amal dan perbuatan."

7. Kelompok 8 : Jelaskan macam –macam akhlak mahmudah Dan Akhlak


Madzmumah ?
=>1. Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji atau baik. Akhlak ini
bisa juga disebut dengan sebutan akhlakul karimah yaitu akhlak yang pada dasarnya
ada pada diri manusia. Fithrah manusia sendiri pada dasarnya adalah makhluk yang
baik. Namun, karena terpengaruh dengan sekeliling maka perkembangan sifat
manusia sendiri itu akan berubah. macam-macam akhlak mahmudah : a.) zuhud :
Zuhud merupakan sifat yang tidak bergantung kepada harta benda duniawi dengan
demikian seseorang tidak merasa bangga ketika memiliki harta yang melimpah
keanehan tersebut berasal dari Karunia Allah subhanahu wa ta’ala. b.) Amanah :
Amanah merupakan tanggung jawab yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang
wajib untuk disampaikan ataupun diberikan oleh manusia kepada manusia untuk
disampaikan kepada yang berhak. c.) Haya’ / Pemalu : Seorang muslim hendaknya
memiliki sifat malu karena dengan sifat ini seseorang tidak akan mudah untuk
melakukan maksiat.
2. Akhlak Madzmummah Akhlak Madzmummah adalah akhlak tercela atau perilaku
yang buruk baik secara pebuatan, perkataan dan sebagainya yang mana akan
mendatangkan kemadhorotan untuk dirinya sendiri dan orang lain yang dapat
menggoyahkan iman seseoran tersebut. macam-macam akhlak mazmumah : a.)
Sombong : Sombong atau takabur merupakan salah satu dari akhlakul mazmumah.
Sifat sombong ini dapat menjauhkan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena
sombong berpikiran bahwa apa yang terjadi merupakan hasil dari kerja kerasnya. b.)
Riya' : Riya’ adalah sifat ingin dilihat manusia akan amal baiknya sehingga mereka
akan memujinya dan agar ia dipandang tinggi derajatnya diantara mereka. Sifat ini
sangat rentan menyerang hati manusia yang gila hormat dan jabatan. c.) Hasad :
Yaitu keadaan hati yang tidak ridho jika orang lain mendapat nikmat Allah dan
berusaha untuk melenyapkan dan berharap nikmat tersebut dimilikinya.

8. kelompok 9 “Bagaimana pendapat kalian tentang orang yang sudah mengetahui


dosa g hibah tetapi tetap melakukannya?”
=>Jika kita perhatikan, saat ini umat Islam sudah terlalu sering melakukan dosa
dalam interaksi sehari-hari. Walaupun mereka menyadari jika perbuatannya adalah
dosa, tetapi tetap dilakukan juga. Dengan pembiasaan tersebut, perbuatan dosa yang
mulanya merupakan beban, sekarang sudah tidak terasa berat. Melihat banyak orang
yang melakukan dosa serupa, perbuatan tersebut kemudian dianggap lumrah dan
bahkan tidak dianggap sebagai dosa lagi. Pertanyaannya, mengapa hal tersebut
sampai bisa terjadi? Alasannya, tidak lain karena cahaya akidah dan hati nurani yang
telah mati. Perlu diketahui, kondisi hati seorang mukmin terbagi menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut. Qalbun salim atau hati yang sehat. Hati dengan kondisi yang sehat
memiliki ciri-ciri berorientasi akhirat, mencintai Allah dan rasul-Nya lebih dari apa
pun, sedih bila kehilangan kesempatan untuk beribadah kepada-Nya, serta
senantiasa rindu kepada Allah dan rasul-Nya juga pada ayat-ayat Al-Quran. Qalbun
marid atau hati yang sakit. Hati dengan kondisi ini akan kurang berfungsi dalam
memahami perbedaan antara yang haq dan bathil. Qalbun mayyit atau hati yang
mati dan sudah tidak dapat digunakan untuk membedakan antara yang haq dan yang
bathil. Seseorang dengan kondisi hati yang telah mati inilah yang tidak akan merasa
berdosa ketika dirinya melakukan maksiat kepada Allah Swt. Seorang muslim yang
telah terbiasa berbuat dosa sehingga tidak ada lagi rasa penyesalan di dalam
hatinya, perlu dipertanyakan kembali keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.
Sebab, bisa saja dirinya telah tergolong sebagai orang munafik tanpa dia sadari.
Alasannya, orang munafik menganggap perbuatan dosa yang telah dilakukannya
seperti lalat yang kecil. Sedangkan, orang beriman menganggap dosanya seperti
gunung besar yang diletakkan di atas kepalanya.

9. kelompok 12 "bagaimana pendapat kalian jika ada seseorang memaafkan


kesalahan orang lain, tapi didalam hatinya masih ada rasa emosi/marah?"
=>Memaafkan kesalahan orang lain secara tulus ikhlas memang tak mudah. Kadang
mulut ini sudah berjanji untuk memaafkan tapi hati masih saja merasa tersakiti. Tapi
nyatanya ada balasan yang dijanjikan Allah SWT bagi kaumnya yang mudah
memaafkan. Dalam islam saling memaafkan sangatlah dianjurkan. Sebagaimana
telah difirmankan oleh Allah SWT : “Dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah
maha pengampun lagi maha penyayang (QS An-Nuur:22)” Jika Allah SWT saja
begitu berlapang dadanya memaafkan kaumnya, pastinya kita juga harus bisa ikhlas
ya:)

Anda mungkin juga menyukai