Anda di halaman 1dari 6

1.

1 PEMBAHASAN

Pengertian

Ada dua penggolongan akhlak secara garis besar yaitu: akhlak mahmudah dan akhlak
mazmumah. Imam al –Ghazali menggunakan istilah “munjiyat” untuk akhlak mahmudah dan
“muhlihat” untuk akhlak mazmumah. Dikalangan ahli tasawuf,mengenal system pembinaan
mental dengan istilah:takhalli,tahalli dan tajalli. Takhalli adalah membersihkan jiwa dari sifat
tercela. Sedangkan tahalli adalah mengisi jiwa yang kosong dengan sifat terpuji.

Akhlak mahmudah

Akhlak mahmudah dalam bahasa yang artinya “Baik” dalam bahasa arab “Khair”,
dalam bahasa inggris disebut “good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh
pengertian "baik” sebagai berikut.

 Baik adalah suatu yang telah mencapai suatu kesempurnaan.


 Baik adalah menimbulkan keharuan dalam keputusan,kesenangan persesuain.
 Baik adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan
memberi keputusan

Sesuatu yang dikatakan baik ,bila ia mendatangkan rahmat,memberperasaan senang atau


bahagia,bila ia dihargai secara positif.

Jadi akhlakkul karimah berate tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda
kesempurnaan iman sesorang kepada allah. Orang yang memiliki sifat terpuji dapat bergaul
di lingkungan luas karena dapat menghasilkan sifat tolong menolong dan menghargai
sesama. Akhlak yang baik bukan lah teori yang muluk muluk,melainkan akhlak sebagai
tindak tanduk manusia yang keluar dari hati.

A. Adapun macam –macam akhlak mahmudah adalah sebagai berikut :

 Ikhlas

Ikhlas menurut bahasa adalah suci, bersih, murni, atau tidak tercampur dengan
apapun. Sedangkan menurut istilah adalah mengerjakan perbuatan(ibadah atau amal
lainnya) semata-mata mengharapkan ridho ALLAH SWT. Amal/ibadah akan sia-sia tanpa
ikhlas dalam surat An Nisa ayat 146 :
ٓ
‫ت ٱهَّلل ُ ٱ ْل ُمؤْ ِمنِينَ أَ ْج ًرا ع َِظي ًما‬ َ ‫وا ِدينَ ُه ْم هَّلِل ِ فَأ ُ ۟و ٰلَئِ َك َم َع ٱ ْل ُمؤْ ِمنِينَ َو‬
ِ ْ‫س ْوفَ يُؤ‬ ۟ ‫ص‬ ۟ ‫َص ُم‬
ُ َ‫وا بِٱهَّلل ِ َوأَ ْخل‬ ۟ ‫صلَ ُح‬
َ ‫وا َوٱ ْعت‬ ۟ ُ‫إِاَّل ٱلَّ ِذينَ تَاب‬
ْ َ‫وا َوأ‬

“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama)
Allah dan tulus ikhlas (dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala
yang besar”.(QS An Nisa 146 . Adapun pengertian ikhlas lainnya. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada
dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk.
Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi
Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan
hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku
berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”

Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat
yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih dari
sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.

         Amanah

Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan)


sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal
ini didasarkan pada firman Allah SWT:

َ‫ان‬66‫ ِه إِنَّ هَّللا َ َك‬6ِ‫ ْد ِل إِنَّ هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم ب‬6‫وا ِبا ْل َع‬66‫س أَنْ ت َْح ُك ُم‬ ِ ‫ا‬66َ‫ؤَ دُّوا األ َمان‬66ُ‫أْ ُم ُر ُك ْم أَنْ ت‬66‫إِنَّ هَّللا َ َي‬
ِ ‫ا َوإِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَيْنَ النَّا‬66‫ت إِلَى أَ ْهلِ َه‬
‫صي ًرا‬ِ َ‫س ِمي ًعا ب‬ َ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada


yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…”
(QS 4:58).

         Adil

Adil berasal dari bahasa Arab “al-‘Adl” mempunyai pengertian meletakkan sesuatu pada
tempatnya. Keadilan akan menjaga kedamaian, ketentraman, keharmonisan hubungan, dan
kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya ketidakadilan akan menimbulkan ketidak percayaan,
ketidak senangan, kebencian, dendam, permusuhan, peperangan dan lain sebagainya.
Dalam al qur’an perintah untuk berlaku adil :

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan. (QS. Al-Nahl:
90).Sifat adil dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu:

a.      Berlaku adil dalam menetapkan hukum.

b.      Berlaku adil terhadap istri.

c.      Berlaku adil pada anak-anaknya.

d.      Berlaku adil dalam kesaksian, baik dalam bentuk kata-kata atau tulisan.

e.      Berlaku adil dalam  mendamaikan orang-orang yang sedang berselisih.

Keadilan akan menciptakan ketenangan, ketentraman,dan kedamaian dalam kehidupan


dirinya, keluarganya, dan masyarakat di sekitarnya.
Allah berfirman:

 ‫س‬ ِ ‫َّلان‬ ‫َ َُْحتكم َيبْن‬ ‫َِ َْالأه َ َِاإذو‬ ‫َ ٰ ِلإى‬ ‫اأْل َ َ َانم ِت‬ ‫ُْ َأْ ُميرُكم َْأن َُ ُّتؤدوا‬ ‫ِ َّإن َهَّللا‬
‫صًار‬
‫َب ِي‬ ‫سمًاع‬
‫َ ِي‬ ‫َاَكن‬ ‫ِ َيع ُْظكم ِبۗه ِ َّإن َهَّللا‬ ‫ِ َّنعام‬ ‫َْ ِالبعد ۚل ِ َّإن َهَّللا‬ ‫َتُ ُحْكموا‬ ‫َْأن‬
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS.
An-Nisa: 58)

         Tawakal

Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah ‘Azza wa Jalla
membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan tetap menapaki kawasan-kawasan hukum
dan ketentuan. Tawakal merupakan gambaran keteguhan hati dalam menggantungkan diri
hanya kepada Allah SWT. Al-Ghazali mengaitkan tawakal dengan tauhid, dengan penekanan
bahwa tauhid sangat berfungsi sebagai landasan tawakal.

Tawakal adalah  kesungguhan  hati dalam bersandar kepada Allah SWT untuk mendapatkan


kemaslahatan serta mencegah kemudaratan, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat.
Allah berfirman:

‫اورْ هُ ْم فِي اأْل َ ْم ِر ۖ فَ إ ِ َذا‬ ِ ‫ًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل‬d‫َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ ِل ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فًَظ‬
ِ ‫ب اَل ْنفَضُّ وا ِم ْن َحوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬
ْ
َ‫َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ال ُمت ََو ِّكلِين‬

Artinya “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. “(QS. Ali Imrah: 159)

         Pemaaf

Istilah pemaaf berasal dari bahasa Arab “al-afwu” yang berarti memberi maaf,
berlapang dada terhadap kesalahan atau kekeliruan orang lain dan tidak memiliki atau
menyimpan rasa dendam dan sakit hati kepada orang yang berbuat kesalahan kepadanya.
Memberi maaf  merupakan perbuatIan yang sangat berat, tetapi sangat mulia. Memberi
maaf harus dilakukan dengan cara yang ikhlas, bersifat lahir batin dan bukan karena
terpaksa. Memberi maaf  harus dilakukan oleh setiap muslim pasa setiap kesempatan, baik
dalam lingkungan keluarga, antar keluarga, linkungan kerja maupun dalam kehidupan
masyarakat yang yang lebih luas (bertetangga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara)
tanpa menunggu permintaan maaf dari pihak lain.Allah berfirman yang artinya “Dan
tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan
dengan benar. Dan, sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang. Maka, maafkanlah
(mereka) dengan cara yang baik.” (QS AL Hijr:85)

”Berbuatlah sekehendakmu, tapi ingatlah bahwa segala perbuatan itu akan dimintakan
pertanggungjawaban”

         Rasa malu

Rasa malu merupakan rem atau pengekang dari segala bentuk kemaksiatan. Sepanjang
rasa malu ini ada terpelihara pada jiwa seseorang maka dirinya akan terjaga dari segala
godaan syetan yang mengajak kepada perbuatan dosa. Dengan memiliki rasa malu, orang
akan terjaga akhlaknya. Oleh karena itu semua agama samawi mengajarkan kepada
umatnya untuk berakhlak mulia yang salah satunya adalah memlihara rasa malu.

Sabda Rosulullah s.a.w, "Sesungguhnya setiap agama mampunyai akhlak, dan akhlak Islam
adalah rasa malu," (Riwayat Imam Malik)

Allah berfirman :

ْ َ‫ا ي‬6ً‫أْتِي آ ِمن‬66َ‫إِنَّ الَّ ِذينَ يُ ْل ِحدُونَ فِي آيَاتِنَا ال يَ ْخفَ ْونَ َعلَ ْينَا أَفَ َمنْ يُ ْلقَى فِي النَّا ِر َخ ْي ٌر أَ ْم َمنْ ي‬
ِ ‫ا‬6‫وا َم‬66ُ‫ ِة ا ْع َمل‬6‫و َم ا ْلقِيَا َم‬6
َ‫ون‬66ُ‫ا تَ ْع َمل‬66‫ ْئتُ ْم إِنَّهُ بِ َم‬6‫ش‬
‫صي ٌر‬ِ َ‫ب‬

“ Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami.
Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik ataukah orang-orang yang
datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? Perbuatlah apa yang kamu kehendaki;
sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Fushshilat Ayat : 40)

Kalau tidak merasa malu, manusia dipersilakan oleh Allah untuk berbuat apa saja, tapi harus
ingat bahwa segala perbuatan itu tidak ada yang terlepas dari pengawasan Allah SWT dan
kelak akan dimintakan pertanggungjawaban. Dengan kurangnya rasa malu, orang akan
berbuat apa saja tanpa mempertimbangkan halal dan haram. Hilangnya rasa malu akan
mengakibatkan rusaknya akhlak dan rusaknya akhlak mengakibaatkan rusaknya iman. Itulah
sebabnya dikatakan oleh Rosululla s.a.w, "Malu itu bagian dari iman."Orang yang tidak
memiliki rasa malu, sering disebut dengan ungkapan tebal kulit muka. Karena kalau orang
merasa malu, biasanya akan memerah mukanya. Orang yang tidak pernah memerah
mukanya adalah orang yang kurang rasa malunya karena itu disebut tebal kulit muka. Tentu
ini hanya peribahasa saja, bukan berarti bahwa kulit mukanya setebal kulit badak.

Rosulullah bersabda: "Malu itu bagian dari keimanan, dan keimanan itu dapat
memasukkan seseeorang ke surga, sedangkan sifaat yang keji adalah sifat kasar, dan sifaat
kasar itu menyebabkan masuk neraka (Riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi).  Timbulnya
berbagai penyakit sosial di tengah-tengah masyarakat kita, tentu disebabkan karena orang
tidak atau kurang memiliki rasa malu. Tidak malu dijatuhi hukuman oleh negara, bahkan
penjara hanya dianggap sebagai tempat istirahat dan rekreasi. Keluar dari penjara, tidak
malu berbuat pelanggaran lagi karena sudah siap masuk penjara berulang kali. Kalau masih
memiliki rasa malu, berarti orang akan terhindar dari segala tindakan kejahatan,
keserakahan, korupsi, mengambil yang bukan haknya dan lain-lain. Marilah kita jaga diri kita
dari segala bentuk kema'siatan yang akan membawa kepada kehancuran pribadi dan
kehancuran masyarakaat, bangsa dan nengara.

3.Akhlah mazmumah(tercela)

Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama
(Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong,
malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis,
putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab,
tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi,
perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi
narkoba), israaf,  tabdzir.

A.    Adapun macam-macam akhlak mazmumah diantara nya:

         Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri

Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau
keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang
lain, misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri
atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati,
maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan,
seperti yang terjadi pada kisah Qabil dan Habil.

   Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki

Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan
berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta
merasa senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat
iri. Hanya saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan,
permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.

Hasud

Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama.
Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik
dan merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang
sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki
dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap
kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah
menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi
penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.

Ghibah dan Naimah 


Ghibah dalam bahasa kita disebut mengumpat dan mengunjing, Ghibah adalah
menyebut atau memperkatakan seseorang diblakang dirinya dengan apa yang dibencikan
(menggosip negativ), Ghibah terjadi disebabkan dari dengki, mencuri muka ata berolok olok
dengan tujuan untuk menjatuhkan martabat orang yang diumpat.

Namimah atau Adu domba adalah menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan
keaadan seseorang atau mengabarkan pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan
maksud adu domba antara keduanya atau merusakkan hubungan baik antara mereka.

Rasa dendam, memberitahukan keburukan orang  dan mengadu domba merupakan


penyakit hati yang dapat membawa kepada berburuk sangka, suka menyelidiki keburukan
orang lain, yang merupakan perbuatan yang dibenci islam.

Anda mungkin juga menyukai