Anda di halaman 1dari 6

Notulen Kajian Fasil 2 Odalf

================
🏡 ROOM Kajian Fasil 2 Odalf
📅 Ahad 26, Desember 2021
🕢 19.30 WIB - Selesai
🏻 Narasumber : Ustadzah Ida Nuraeni
👨🏻‍✈️Moderator : Hairil Muhtadin
🌿Tema: Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain
▶️MATERI
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuuh..
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, yang telah memberikan
nikmat sehat serta nikmat ukhuwah kepada kita semua, sehingga malam ini bisa hadir di majlis
yang mulia ini dalam rangka bertholabul ilmi. Semoga Allah mencatatnya sebagai Jihad menuju
surgaNya Allah. Aamiin
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Besar, Rasulullah SAW, beserta para
keluarganya dan para sahabatnya, yg telah memberikan suri tauladan bagi kita semua, dan
semoga kita semua termasuk barisan umat yang memperoleh syafaat darinya. Aamiin
1️
Sahabat quran yg dirahmati Allah
Takabur adalah sikap mental dan perbuatan yang merasa dirinya lebih besar, lebih tinggi, lebih
pandai, atau lebih segalanya dan memandang orang lain lebih rendah. Seseorang yang memiliki
sikap dan perbuatan takabur atau sombong adalah mutakabbir.
Lawan dari perilaku takabur yakni tawaduk, yang berarti rendah hati.
Allah melarang manusia untuk sombong. Hal itu berdasarkan firman Allah dalam Surat Luqman
ayat 18:
١٨ - ‫ض َم َرح ًۗا اِ َّن هّٰللا َ اَل ي ُِحبُّ ُك َّل ُم ْختَا ٍل فَ ُخوْ ۚ ٍر‬
ِ ْ‫ش فِى ااْل َر‬ ِ َّ‫ك لِلن‬
ِ ‫اس َواَل تَ ْم‬ َ ُ‫َواَل ت‬
َ ‫صعِّرْ َخ َّد‬
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri." (QS Luqman ayat 18).
Tidak bisa disangkal, dalam pergaulan dengan sesama manusia kita sering bertemu dengan
orang-orang yang levelnya lebih rendah dari diri kita, baik secara keilmuan, pengalaman, harta
benda, bahkan juga secara pemahaman agama, akhirnya kita tergoda untuk merasa diri lebih
baik dari orang lain.
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak
seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang
lain.” (HR Muslim no. 2865)
Sayangnya, dalam Islam kita tidak dianjurkan untuk merasa diri lebih baik dari yang lainnya,
sekalipun nyata-nyata kita memang tampak lebih superior dibanding sesama.
Misalnya… Jelas-jelas sedekah dan wakaf kita jauh lebih besar di antara yang lain, prestasi
keilmuan kita jauh lebih tinggi, jam terbang profesional kita jauh lebih banyak, secara fisik kita
jauh lebih kuat atau rupawan, tetap saja Allah dan RasulNya menganjurkan kita untuk rendah
hati dan tidak merasa diri lebih baik dari siapapun.
2️⃣
Ada beberapa alasan mengenai hal ini, di antaranya:
1. Pernyataan “Aku lebih baik dari dia!” menyerupai pengakuan Iblis yang membuatnya terhina
karena kesombongan
Bukankah dahulunya Iblis merupakan salah satu makhluk Allah yang ahli ibadah? Akan tetapi
disebabkan keengganannya mengakui Adam sebagai makhluk yang lebih sempurna darinya,
Iblis pun melanggar perintah Allah.
“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab,
“AKU LEBIH BAIK DARIPADA DIA (Adam): Engkau menciptakan aku dari api sedangkan
dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A’raf: 12)
2. Kita tidak tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah
Bisa saja kita merasa diri lebih baik menurut perhitungan kita sendiri, namun ketahuilah bisa jadi
di hadapan Allah perhitungan tersebut tidak berlaku.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada
hati-hati kalian dan perbuatan-perbuatan kalian.” (HR. Muslim)
Siapa yang mengetahui isi hati dan nilai perbuatan selain Allah? Maka, berhati-hatilah terjebak
perasaan lebih baik, lebih shaleh, lebih taqwa, lebih dermawan, karena kita tak benar-benar tahu
derajat kemuliaan kita di hadapan Allah.
3. Merasa lebih baik adalah benih ujub, akar kesombongan
Perasaan bahwa diri kita lebih baik dibandingkan yang lain merupakan benih sifat ujub alias
bangga diri yang merupakan akar dari kesombongan. Allah telah menegur hamba-hambaNya
yang menyatakan diri suci diakibatkan amal ibadah yang mereka lakukan, bahwa sesungguhnya
perasaan tersebut tidak diperkenankan.
“Janganlah menyatakan diri kalian suci! Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang
baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142)
4. Merasa diri lebih baik berpotensi melalaikan kita dari dosa-dosa dan aib diri sendiri
Ketika kita merasa lebih baik, artinya kita membandingkan diri dengan orang lain dan kemudian
merasa ‘aman’ karena menganggap amalan kitalah yang lebih banyak atau dosa kita lebih
sedikit.
“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan
kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara
mauquf).
5. Sifat merasa diri lebih baik dan jauh dari tawadhu’ akan membawa akibat buruk kelak di hari
kiamat

Qatadah berkata, “Barangsiapa yang diberi kelebihan harta, atau kecantikan, atau ilmu, atau
pakaian, kemudian ia tidak bersikap tawadhu’, maka semua itu akan berakibat buruk baginya
pada hari kiamat.”
Sahabat, sangat mungkin Allah lebih mencintai orang yang amalannya tidak banyak namun ia
merasa dirinya hina, dibandingkan seseorang dengan amalan melimpah namun ia merasa dirinya
suci.
Mudah-mudahan kita tak menyepelekan perasaan diri sendiri ‘lebih baik’ dari hamba Allah yang
lain, karena begitu banyak keburukan di balik perasaan ini. Wallaahualam.
3️⃣
Berikut ini sebab-sebab seseorang menjadi takabur:
1. Merasa apa yang diucapkan benar, sehingga menganggap orang lain salah.
2. Gila pujian. Jika mengetahui banyak orang memujinya, ia girang bukan main dan bertambah
keangkuhannya.
3. Merasa banyak ilmu, banyak harta. Namun lebih fatalnya, ada orang tidak kaya tetapi dia
bersikap sombong.
4. Amal dan ibadah. Ia merasa nanti hidupnya selamat sampai di akhirat sedangkan orang lain
dianggap tidak selamat.
5. Karena nasab (garis keturunan) dan kelebihan fisik yang dimiliki.

Akibat takabur atau sombong, maka dapat melahirkan sikap-sikap sebagai berikut:
1. Merasa apa yang datang dari dirinya sendiri semua serba hebat dan agung.
2. Takabur membuat seseorang kurang sadar terhadap kedudukan dirinya, menyanjung dirinya
sendiri dan menganggap suci dirinya serta bersih dari segala dosa
3. Seseorang yang takabur tidak mau belajar kepada orang lain sebab ia sudah merasa pandai
4. Jika usahanya gagal akan melemparkan kesalahannya kepada orang lain.
5. Bangga dan gembira kalau segala sesuatu timbul dari gagasannya dan suka sekali
memopulerkan apa yang ada pada dirinya, dan sebaliknya tidak suka kesejahteraan yang dicapai
oleh orang lain.
6. Membuat orang lain membencinya.
7. Hilangnya rasa saling hormat dan menghormati.
4️⃣
Berikut ini adalah Jenis Takabur
Dalam buku Be Smart Pendidikan Agama Islam (PAI) oleh Tuti Yustiani, takabur secara umum
terbagi menjadi dua:
a. Takabur Batin
Takabur batin adalah sifat dalam jiwa yang tidak terlihat dan melekat dalam hati. Seperti sifat
merasa besar dan lebih pandai.

b. Takabur Lahir
Takabur lahir adalah perbuatan dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti merendahkan atau
menyepelekan orang lain. Takabur lahir sebenarnya merupakan perwujudan dari takabur batin.
Agar terhindar dari perilaku takabur, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:
1. Harus memiliki sifat percaya diri.
Tetapi jika sudah memasuki ketakaburan dan menganggap orang lain rendah, inilah yang
dikatakan takabur yang dilarang agama.
Hal tersebut harus dihindari dengan cara bahwa kita tetap punya sisi lemah, orang lain juga
mempunyai potensi dan kita harus menghargai potensi orang lain tersebut.
2. Harus ingat dan sadar, bahwa orang yang takabur atau sombong dengan kekuatannya, maka
Allah yang akan menghancurkannya, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.
3. Harus sadar bahwa ilmu yang dimiliki sangatlah sedikit dibandingkan dengan ilmu Allah
SWT.
Bahkan sesungguhnya ilmu kita lebih sedikit dibandingkan dengan orang-orang yang di sekitar
kita. Kita hanya paham sesuatu yang pernah dilihat, dibaca dan didengarkan, selebihnya kita
tidak mengerti.
4. Harus sadar bahwa fisik yang gagah, wajah yang tampan rupawan atau cantik jelita adalah
anugerah Allah SWT.
Ketampanan atau kecantikan sifatnya hanyalah sementara, yaitu ketika masih usia muda. Karena
yang menentukan kemuliaan adalah ketakwaannya.
5. Harus ingat bahwa harta yang kita miliki adalah titipan Allah SWT
Segala yang dititipkan haruslah dijaga dan digunakan dengan benar, karena harta yang ada
tersebut bukan untuk disombong-sombongkan.

Dampak Negatif Perilaku Takabur:


1. Menjadi penghalang masuk surga, karena tidak memiliki akhlak seorang mukmin. Akhak
mukmin adalah pintu surga dan kesombongan menjadi penutup pintu surga
2. Mendapatkan hukuman di dunia karena kesombongannya.
Membuat orang lain membenci perilakunya
▶️REKAP TANYA JAWAB
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Nama: Budi
Dari grup: G60

Pertanyaan: Kasus begini ustadzah, ada dua orang A dan B.


A dikenal punya hafalan yg lebih byk dan bacaan Quran nya lebih baik dr B. Tapi A ini
mendahulukan B untuk menjadi imam ketika sholat jamaah.
Dan si B dengan PD nya maju sebgai imam, padahal klo waktu sholat jamaah yg bacaan dibjahr
kan, si B ini tidak mau..
Bgmn kita sebgai makmum nya menyikapi hal ini, ustadzah?
Jawaban: Ijin menjawab pertanyaan mas budi ya🙏🏻
Bismillahirrahmanirrahim
Terkait dengan hal ini, Imam al-Nawawi dalam kitab Raudlat al-Thalibin wa ‘Umdat al-Muftin
telah merinci penjelasan mengenai hukum bermakmum kepada imam yang tidak bisa/baik
membaca al-Fatihah.
. ‫ َوِإاَّل فَاَل‬،َّ‫صح‬َ ً‫َت ِس ِّريَّة‬ ْ ‫ ِإ ْن َكان‬:‫ َو ْالقَ ِدي ُم‬. ُّ‫صح‬ ْ ‫ ْال َج ِدي ُ—د اَأْل‬.‫ارِئ بِ ِه ثَاَل ثَةُ َأ ْق َوا ٍل‬
ِ َ‫ اَل ت‬:ُ‫ظهَر‬ ِ ‫ فَفِي‬،‫فَِإ ْن َأخَ َّل بَِأ ْن َكانَ ُأ ِّميًّا‬
ِ َ‫ص َّح ِة ا ْقتِدَا ِء ْالق‬
ْ ‫صحُّ ُم‬
‫طلَقًا‬ ِ َ‫ ُمخَ َّر ٌج َأنَّهُ ي‬:‫ث‬ ُ ِ‫ َوالثَّال‬.

“Jika orang yang menjadi Imam itu adalah yang tidak bisa membaca Alquran/al-Fatihah
(Ummy), maka hukum sah salat bagi makmum yang lebih fasih ada tiga pendapat: pendapat
pertama jadid tidak sah, sedang pendapat kedua sah jika sedang salat sirriyyah (tidak
mengeraskan suara: Zuhur, Ashar), jika salat jahriyyah (Subuh, Magrib, Isya) tidak sah. Adapun
pendapat ketiga, pendapat paling lemah (mukharraj/dha’if), sah secara mutlak”.
Tapi untuk menghindari konflik dengan si B, sebaiknya si A mengajak lagi si B untuk
memperbaiki bacaannya. Dirayu terus dan dijelaskan hukumnya dengan baik. Dan Si A harus
bisa membedakan kapan si B boleh jadi Imam.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Nama: Iwan
Dari grup: g39
Pertanyaan : Bunda,untuk menyikapi orang yang mempunyai sifat takabur,
sikap kita yang baik hrs bgmn ?
Dan cara kita agar dijauhkan dari sifat takabur tsb hrs bgmn
Jawaban :Ijin menjawab pertanyaan mas Iwan
Bismillahirrahmanirrahim
Menyikapi orang yg memiliki sifat Takabur, saat dia mulai memunculkan sifatnya, kita wajib
mengingatkannya, tetapi jangan keras ya, kita ajak bicara dengan lemah lembut dan penuh
kesabaran.
Klu belum gabung di Odoj, kita ajak gabung di odoj saja, insya Allah dengan membiasakan
membaca al quran, akan berpengaruh juga terhadap pola fikir dan perilakunya.
Yg ketiga kita bantu mendoakan, supaya Allah berkenan merubah hatinya, demi kebaikan dia
sendiri.
Cara kita menjauhkan dari sifat takabur
1. Harus memiliki kepercayaan atas diri sendiri yg tidak berlebihan, tetap merasa ada yg lebih
dari kita.
2. Kesadaran bahwa kekuatan kita akan diambil Allah jika kita betsifat takabur.
3. Selalu ingat bahwa ilmu, harta, ataupun kekuatan kita bukanlah yg "ter.. " Karena madih ada
yg di atas kita
4. Banyak berinteraksi dgn al quran, memahami artinya, sehingga hidayah saat tilawah akan kita
raih.
5. Banyak beristighfar dan berdzikir
Wallahubishob🙏🏻
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Nama: Umar Syarif
Dari grup:
Fasil Os 4
Pertanyaan:
Kenapa orang takabur sulit menerima kebenaran dari orang lain ?

Jawaban:Ijin menjawab pertanyaan mas Umar


Bismillahirrahmanirrahim
Kenapa orang yg memiliki sifat takabur susah menerima kebenaran dari orang lain, karena
Di dalam hati dan fikirannya dia yg paling tahu/benar. Itu bisa jadi gabungan takabur bathin
(melekat dalam hati sifatnya) dan takabur lahir (diperlihatkan dengan akhlaknya)
Untuk merubahnya, harus ada kesadaran dari sendiri. Biasanya klu sudah kena batunya, dia akan
berubah.
Wallahubishob🙏🏻
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Nama: Sulaeman
Dari grup: G37 odalf pro
Pertanyaan: apakah sifat takabur itu datangnya dari nafsu yg di bisikan syetan/iblis ?
Jawaban:Ijin menjawab pertanyaan dari mas Sulaeman.
Bismillahirrahmanirrahim
Seperti yg disampaikan tadi Takabur bisa dari bathin dan lahir. Sifat itu pastinya ada dalam diri
kita masing2, namun kemampuan pengendalian diri kita yang membedakannya.
Klu yg sering berinteraksi dgn al quran, insya Allah lebih bisa menekannya, sehingga sifat itu
tidak muncul dengan jelas, karena dia akan ingat dengan makna dari ayat2 Allah.

Tapi klu kita jauh dari al quran, akan lebih mudah syetan mempengaruhi sifat takabur itu. Lebih
menjadi2.
Wallahubishob

Anda mungkin juga menyukai