Anda di halaman 1dari 8

Riya adalah salah satu konsep penting dalam Islam yang merujuk pada tindakan

berpura-pura atau menunjukkan amal ibadah kepada Allah semata-mata untuk


mendapatkan pujian atau penghargaan dari manusia. Konsep ini sangat ditekankan
dalam Islam karena bertentangan dengan prinsip dasar ibadah, yaitu ikhlas (tulus).

Pengertian riya secara bahasa yakni berasal dari kata Arriyaa'u yang memiliki arti
menampilkan atau pamer. Riya merupakan suatu perbuatan menampilkan sesuatu,
barang baik atau perbuatan baik. Namun dengan tujuan agar dilihat oleh orang lain untuk
mendapat pujian. Padahal sebenarnya tujuan utama dari beribadah atau beramal hanya
dilakukan demi mencari ridha Allah

Riya juga merupakan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Karena perbuatan
ini dilakukan tidak berdasarkan niat semata-mata hanya untuk Allah SWT. Riya adalah
bentuk dari syirik kecil di mana yang mampu merusak ibadah serta mengurangi pahala
seseorang. Tahukah kalian, kebaikan yang berlandaskan riya tidak bernilai di hadapan
Allah SWT.

Perbuatan ini juga bisa diartikan sebagai sikap yang muncul akibat kurangnya
pemahaman akan tujuan amal serta ibadah yang dilakukan. Riya muncul karena
kurangnya iman kepada Allah, hari akhir dan ketidakjujuran kala menjalankan perintah
agama. Orang riya adalah seseorang yang beribadah hanya karena ingin dianggap
sebagai sosok yang taat pada agama

Riya dapat didefinisikan sebagai perilaku atau niat yang salah dalam ibadah. Ini
adalah tindakan memperlihatkan amal baik kepada orang lain dengan maksud untuk
mendapatkan pujian atau pengakuan, bukan karena niat ikhlas semata-mata untuk Allah.
Riya bukan hanya tindakan fisik tetapi juga niat di dalam hati.

-Sebab-sebab riya :
1. Terlalu dikagumi orang lain.
2. Lari dari celaan.
3. Rakus akan apa yang diperoleh terdapat pada orang lain.
4. Ambisi mendapatkan kedudukan atau kepemimpinan.
5. Senang karena lezatnya pujian orang lain.
6. Lalai akan dampak buruk riya.

-Dampak negatif riya

Adapun dampak negatif riya dalam kehidupan adalah sulit mendapatkan taufik dan
hidayah, selalu merasa tidak tenang, dan hilangnya wibawa. serta dapat juga
menyebabkan seseorang bersikap membanggakan diri, dan mudah terpengaruh oleh
perasaan sendiri, serta senantiasa sombong
-Sifat-sifat riya

1. 1.Malas beramal atau beribadah jika sendirian.


2. 2.Jika di depan orang lain rajin beramal atau beribadah.
3. 3.Jika dipuji, semakin banyak amal yang dilakukannya.
4. 4.Jika tidak ada yang memuji, maka ia malas dan makin berkurang beramalnya.
5. Suka memamerkan amal
6. Memamerkan ibadah secara tersirat (halus)
7. Suka menonjolkan aib orang lain
8. Membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan ibadah yang dilakukannya.
9. Menuntut ilmu demi popularitas
10. Berpura-pura tawadhu.

- Dalil Tentang Riya

1. QS AL-BAQARAH : 264

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَل ُتْبِط ُلوا َص َد َقاِتُك ْم ِباْلَم ِّن َو اَأْلَذ ٰى َك اَّلِذي ُيْن ِفُق َم اَلُه ِر َئ اَء الَّناِس َو اَل ُيْؤ ِمُن ِبالَّلِه َو اْلَي ْو ِم اآْل ِخ ِر ۖ َفَم َثُلُه َك َم َث ِل َص ْف َو اٍن‬
‫َع َلْيِه ُتَر اٌب َفَأَص اَب ُه َو اِبٌل َفَت َر َك ُه َص ْلًد اۖ اَل َي ْق ِدُروَن َع َلٰى َش ْي ٍء ِمَّما َك َس ُبواۗ َو الَّلُه اَل َي ْهِدي اْلَقْو َم اْلَك اِفِر يَن‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu


dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Al-Qur'an dan Riya

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyebutkan riya sebagai perilaku yang sangat dimurkai.
Surat Al-Munafiqun (63:5) menjelaskan:

"Dan apabila diundang kepada Allah dan Rasul-Nya agar Dia memberikan hukum tentang
sesuatu yang penting (perkara agama), sebahagian dari mereka berpaling. Dan jika
haknya (untuk Allah dan Rasul-Nya) diberikan kepada mereka, tentulah sebahagian besar
dari mereka (terpaksa) akan menolaknya."

Ayat ini menggambarkan orang-orang munafik yang hanya berpartisipasi dalam


ibadah ketika ada manfaat dunia yang bisa mereka dapatkan darinya.
Hadis tentang Riya
Rasulullah SAW juga telah memberikan banyak ajaran tentang pentingnya
menjauhi riya. Salah satu hadis yang terkenal adalah hadis riwayat Abu Hurairah yang
menyatakan:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk-bentuk tubuh kalian atau kepada amal
kalian, tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian."

Ini menekankan bahwa Allah lebih memperhatikan niat dan ketulusan hati seseorang
dalam beribadah daripada tampilan luaran atau tindakan fisik.

- Bahaya Riya

Riya memiliki konsekuensi serius dalam kehidupan seorang Muslim. Berikut adalah
beberapa bahaya riya:

Mengurangi Kehadiran Allah dalam Ibadah: Riya mengubah ibadah dari suatu
bentuk ketaatan kepada Allah menjadi bentuk kesombongan dan pencarian pujian dari
manusia.

Kehilangan Pahala: Riya dapat mengakibatkan seseorang kehilangan pahala


ibadah karena niatnya yang tidak tulus.

Hypokrisi: Riya membuat seseorang menjadi munafik, yaitu berpura-pura baik di


depan orang lain tetapi tidak tulus dalam hati.

Hati yang Tidak Tenang: Orang yang terjebak dalam riya akan selalu cemas
tentang apa yang dikatakan atau dipikirkan orang lain tentangnya.

- Cara Menghindari Riya

Perbuatan riya sebagai salah satu penyakit hati yang bisa kita hindari dengan cara
mendekatkan diri kepada Allah SWT atau muraqabah. Dalam buku Quran Hadits yang
ditulis oleh Muhaemin dikatakan bahwa mendekatkan diri kepada Allah dan mengingat
nama-Nya setiap saat akan menjadikan hati menjadi bersih.

Riya juga dapat dihindari dengan meluruskan niat dalam melakukan segala
sesuatu karena Allah SWT. Selain itu, berbuat sewajarnya dan tidak membicarakan
perbuatan yang telah dilakukan juga dapat menjadi cara untuk menghindari munculnya
penyakit hati ini.

Perbuatan riya tentu dilarang dalam agama Islam. Bahkan, riya menjadi dosa dari
jenis syirik. Lalu, bagaimana cara kita agar terhindar dari riya? Berikut penjelasannya.

1. Perbaiki Niat
Cara menghindari riya’ yang pertama yakni dengan memperbaiki niat. Kita harus ingatlah
bahwa segala macam perbuatan kita tergantung pada niat. Apabila niat kita baik, semata-
mata karena Allah SWT, maka insyaAllah itu akan dicatat sebagai pahala.

Begitupun sebaliknya, jika terbesit di pikiran kita rasa ingin dipuji oleh manusia, maka
perbuatan kita tidak memperoleh apapun, bahkan bernilai dosa. Maka dari itu, sebelum
melakukan sesuatu pastikan untuk memperbaiki niat dalam hati.

2. Berdoa dan Memohon Ampunan Allah SWT

Manusia merupakan makhluk yang penuh dengan keterbatasan. Kita bisa


mengatasi segala sesuatu hanya dengan atas izin Allah SWT. Sudah menjadi keharusan
bagi kita untuk melibatkan Allah SWT dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari
sifat-sifat yang tercela seperti riya. Jangan pernah lelah berdoa kepada Allah agar diberi
kekuatan iman dan dilindungi dari bisikan setan.

3. Merendah Diri

Manusia terkadang sering lupa diri. Kenikmatan dunia yang begitu memukau
seperti halnya harta benda, kedudukan, wajah yang rupawan, dan keturunan seringkali
membuat manusia menjadi sombong dan riya’ (pamer). Padahal semua kenikmatan
tersebut pemberian dari Allah SWT. Namun, manusia menganggap itu diperoleh dari
usahanya sendiri.

Pemikiran seperti itulah yang kemudian memicu munculnya penyakit hati, hingga
membawa manusia ke dalam kesesatan. Hendaknya, kita harus menyadari bahwa kita
hanyalah hamba Allah SWT dan merupakan ciptaan Allah SWT. Tidak ada yang kita miliki
di dunia ini karena semuanya hanya titipan yang bersifat fana dan pasti akan musnah.

4. Mengendalikan Hati

Kita harus belajar dan berusaha untuk mengendalikan hati agar tidak terbuai
dengan pujian manusia. Sebuah pujian memang bisa memotivasi diri sendiri untuk
menjadi lebih baik. Namun, kadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat kita
menjadi riya’. Maka dari itu, cobalah untuk tidak terlalu berbangga diri.

Ingatlah dan terus mengingat bahwa apa yang kita lakukan saat ini semata-mata
karena izin Allah SWT. Kita mampu beramal karena diberikan rezeki berkecukupan. Kita
bisa sholat dengan sempurna karena diberikan kesehatan. Jadi berterima kasihlah pada
Allah SWT.

5. Perbanyak Rasa Syukur

Dengan selalu bersyukur dapat menjadi salah satu cara agar kita dapat
menghindari sifat riya. Dengan memperbanyak rasa syukur kepada Allah SWT, kita tidak
akan terlalu mengharapkan pujian dari orang lain. Cukup Allah SWT yang menjadi saksi
hidup kita. Jadi, Sering-seringlah mengucapkan Alhamdulillah dalam setiap kegiatan yang
kita kerjakan.

Jangan sampai kita memamerkan ibadah hanya agar banyak teman, agar dicintai,
diagung-agungkan atau mungkin agar naik jabatan. Percayalah, pujian dari manusia tidak
akan berlangsung selamanya. Jadi, mulai saat ini lebih syukuri apa yang ada dan niatkan
segala sesuatu hanya untuk Allah SWT.

6. Terus-menerus Mengingat Allah SWT

Sudah dijelaskan dalam Al-Quran bahwasannya setan tidak akan pernah lelah
dengan menggoda manusia menuju jalan yang sesat. Oleh karena itu, manusia harus
sering meminta perlindungan kepada Allah SWT, salah satunya lewat berdzikir. Aktivitas
dzikir akan membuat kita terus mengingat Allah SWT, sehingga syaitan akan sulit mencari
celah untuk masuk.

7. Sembunyikan Amal Kebaikan

Kita perlu dalam menyembunyikan ibadah dan amal-amal kebaikan sebagai cara
menghindari sikap riya. Namun, ibadah umum yang tidak bisa disembunyikan, seperti
sholat jamaah di masjid, membaca Al-Quran atau puasa tak perlu ditutupi dan yang
terpenting berusahalah ikhlas

Untuk menghindari riya, seorang Muslim harus melakukan beberapa tindakan


berikut:

Ikhlas (Tulus): Setiap tindakan ibadah harus dilakukan semata-mata untuk Allah, tanpa
memikirkan pujian atau penghargaan dari manusia.

Berdoa: Meminta bantuan Allah untuk menjauhkan diri dari riya dan memperkuat niat
ikhlas.

Merahasiakan Amal: Tidak memperlihatkan amal ibadah kepada orang lain.

Menjaga Hati: Selalu memeriksa niat dalam setiap tindakan dan berusaha untuk
memurnikan hati.

Kesimpulan

Riya adalah perilaku yang sangat dimurkai dalam Islam karena mengganggu
hubungan seseorang dengan Allah. Untuk menjadi seorang Muslim yang sejati, sangat
penting untuk menjauhi riya dan memastikan bahwa setiap tindakan ibadah dilakukan
dengan niat yang tulus semata-mata untuk Allah SWT. Dengan melaksanakan prinsip-
prinsip ini, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang lebih
bermakna dan tulus dalam beribadah.

Harap dicatat bahwa makalah ini hanya memberikan pandangan umum tentang
riya dalam Islam. Anda dapat menambahkan lebih banyak rincian dan kutipan hadis atau
ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan untuk menguatkan argumen Anda. Juga, pastikan untuk
menyebutkan sumber-sumber yang Anda gunakan dalam makalah Anda.
RIYA DALAM ISLAM

 MUHAMMAD SYUKRAN ZAIN (KETUA


KELOMPOK)
 GRINDRA FAHMI
 ZAHRATUN RABIYAH
 RAYA AUFIDYA FITRAH
 NURWAHYUNI D.

MAN 2 KOTA PALU


Jl. M.H. Thamrin No.41, Besusu Tengah, Kec. Palu Tim., Kota Palu, Sulawesi Tengah 94111

Anda mungkin juga menyukai