Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

RIYA’

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Disusun Oleh:

Lili Puspa 4122009

Dosen Pengampu:

Dr.H.Nunu Burhanuddin Lc,M.Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR' AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

T.A 2022 M/1444 H


BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Riya’ merupakan penyakit yang sangat berbahaya, penyakit yang
sangat berbahaya ini, mengakibatkan hancurnya amalan dan menjadikann-
ya seperti debu yang berterbangan tak bernilai.Betapa banyak amalan yang
seseorang lakukan dan yang mereka kumpulkan namun semua itu hilang
karna niat riya‟ yang mereka kerjakan. Seseorang melakukan kebaikan
bukan karna mengharapkan ridha Allah semata melainkan agar mereka
mendapat pujian dihadapan manusia.
Menurut Al-Ghazali Riya‟ berasal dari kata ru‟yah yang artinya
melihat riya asalnya mencari kedudukan di hati manusia dengan cara
mempertontomkan kepada manusia kebajikan yang mereka lakukan se-
hingga orang-orang menontonnya dan memujinya. hanya saja pangkat dan
kedudukan di hati manusia itu kadang-kadang di cari dengan amalan selain
ibadah, dan kadang- kadang di cari dengan amalan ibadah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Riya?


2. Apa Jenis Riya?
3. Bagaimana Cara Menghindari Riya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riya’
1. Pengertian Riya’
Secara bahasa, pengertian riya merupakan istilah yang berasal
dari kata Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer.
Pengertian riya adalah perbuatan memperlihatkan sesuatu baik ba-
rang atau perbuatan baik dengan maksud agar dilihat orang lain dan
mendapat pujian. Padahal tujuan utama dari beramal atau beribadah
harus dilakukan demi mencari ridha Allah SWT.

Pengertian riya adalah perbuatan yang dibenci Allah SWT


karena perbuatan yang dilakukan tidak didasarkan dengan niat sema-
ta-mata hanya untuk Allah SWT. Riya merupakan bentuk syirik
kecil yang dapat merusak ibadah dan mengurangi pahala. Kebaikan
yang didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah.

Pengertian riya adalah sikap yang muncul karena kurangnya


pemahaman akan tujuan amal dan ibadah yang dilakukan. Riya
muncul akibat kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta
ketidak jujuran menjalankan perintah agama. Orang yang riya adalah
orang yang beribadah karena ingin dianggap sebagai orang yang taat
pada agama.

B. Jenis Riya’

a. Riya Kholish atau riya perbuatan


Riya kholish adalah jenis riya perbuatan yang dimak-
sudkan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk
mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia. Riya ini juga
terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. riya badan, misalnya memamerkan tubuh langsing dengan
alasam karena rajin berpuasa.
2. riya pakaian, misalnya berhijab panjang hanya karena untuk di-
anggap sebagai orang alim.
3. riya ucapan, misalnya melantunkan ayat-ayat Alqur’an dengan
suara yang merdu dan fasih dihadapan orang hanya karena ingin
dipuji.
b. Riya syirik atau niat
Riya syirik atau riya niat adalah suatu perbuatan yang dil-
akukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah SWT, na-
mun juga dilandasi dengan niat agar mendapat perhatian dan pujian
dari manusia sekaligus kerugian saat Berbuat Riya.
Pengertian riya adalah sikap yang dilaknat Allah SWT dan
orang yang riya tergolong sebagai orang munafik. Ini sesuai
dengan QS. An-Nisa ayat 142 yang berbunyi:

‫ِس َه ََل‬
َ َّ‫سِلى ي َُرا ُء ْهنَ الن‬ َّ ‫ع ُم ْۚ َهاِذَا قَِ ُم ْوا اِلَى ال‬
َ ‫صلوةِ قَِ ُم ْوا ُك‬ ُ ‫ّللاَ َه ُو َو اَِ ِع‬ ُ ‫ا َِّن ْال ُمن ِف ِقيْهَ يُخ ِد‬
ٰ َ‫ع ْون‬
ٰ َ‫َي ْر ُك ُر ْهن‬
‫ّللاَ ا ََِّل قَ ِليْا‬
Artinya: “ Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah,
tetapi Allah lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk
shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria
(ingin dipuji) dihadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Al-
lah kecuali sedikit sekali”.

Beberapa bahaya riya di antaranya adalah:

1. Menghapus pahala atas amal kebaikan yang dilakukan


2. Riya lebih berbahaya daripada fitnah
3. Menimbulkan kesempitan dalam hidup
4. Jika menjadi tidak tenang dan terus menerus gelisah
5. Hilangnya wibawa dan kharisma diri di hadapan orang lain.
C. Cara Menghindari Perbuatan Riya’
1. Niat kan ibadah hanya semata karena Allah
Riya bisa dihindari dengan memfokuskan niat ibadah han-
ya semata-mata karena Allah SWT dan bukan karena ingin
mendapat sanjungan dari manusia. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan
sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia
niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim)
2. Selalu mengingat Allah
Manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah,
salah satunya lewat dzikir. Sebab dengan berzikir seorang muslim
akan senantiasa teringat oleh Allah.
3. Mengendalikan hati
Berusaha mengendalikan hati agar tidak terbuai dengan pu-
jian orang lain. Sebuah pujian memang bisa memotivasi diri agar
menjadi lebih baik. Namun, terkadang pujian juga bisa menjadi ra-
cun hingga membuat seseorang menjadi riya. Maka dari itu, co-
balah untuk tidak berbangga diri dengan mengendalikan hati.
4. Menyembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib
Cara menghindari riya selanjutnya adalah menyembunyi-
kan amal kebaikan seperti bersedekah seolah tangan kanan mem-
beri, tangan kiri tidak mengetahui. Namun, ibadah umum yang tid-
ak bisa disembunyikan, seperti sholat jamaah di masjid, membaca
Al-Qur’an atau puasa tak perlu ditutupi. Terpenting berusahalah
ikhlas mengerjakan ibadah karena Allah.
5. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah
Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk meli-
batkan Allah dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-
sifat yang tercela seperti riya. Dengan berdoa, keimanan akan di-
perkuat dan dilindungi dari godaan setan.
PENUTUP

Kesimpulan

Riya merupakan bentuk syirik kecil yang dapat merusak dan membuat
ibadah serta kebaikan yang dilakukan tidak bernilai di hadapan Allah.

Sikap ini muncul karena orang tak paham tujuan ibadah dan amal yang
dilakukan. Dalam Islam, setiap ibadah, amal, dan aktifitas lainnya harus dilakukan
demi mencari ridha Allah SWT.

Riya muncul akibat kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta
ketidakjujuran menjalankan agama. Ia beribadah kerana ingin dipandang sebagai
orang taat dan saleh. Sikap riya sangat merugikan karena kebaikan dan ketaatan
yang dilakukan tidak bernilai di sisi Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syaikh, Syarah Kitab Tauhid Jakarta: Januari2010

Anda mungkin juga menyukai