Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ikhlas
dalam Beramal”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan penjelasan kepada para pembaca agar dapat memahami dan dapat
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan banyak manfaat untuk
para teman-teman yang lainnya.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Ikhlas dalam Beramal 3
B. Tujuan Ikhlas dalam Beramal 3
C. Menjauhi Sifat Riya’ atau Syirik Kecil 4
BAB III 6
PENUTUP 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikhlas merupakan salah satu dari berbagai amal hati, dan bahkan ikhlas berada
di barisan pemula dari amal-amal hati. Sebab diterimanya berbagai amal tidak bisa
menjadi sempurna kecuali dengannya.1
Sikap ini merupakan tindakan tulus hati yang bisa memberikan ketenangan,
kedamaian bagi diri pribadi dan orang lain. Lebih dari itu, sikap ini akan mampu
memberikan pencerahan-pencerahan terhadap dimensi-dimensi lain seperti:
terbentuknya sikap taat beribadah, rasa tanggung jawab, terbentuknya pribadi
yang disiplin, sikap keakraban yang tinggi dan lain-lain. Karena itu Allah
memberikan keistimewaan bagi orang-orang yang memiliki sikap ikhlas ini.
Berkenaan dengan hal ini, dalam salah satu haditsnya Rasulullah bersabda:
ال يقبل اهللا من عمل إال ما، قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم:عن أبي هريرة رضي اهللا عنه قال
)كان له خالصا وابتغى به وجهه (رواه ابن ماجه
Artinya: Dari Abi Hurairah ra berkata: Bersabda Rasulullah Saw, Allah tidak
menerima amalan seseorang hamba, kecuali apabila ia memiliki sikap ikhlas pada
dirinya, dan dengan sikap ikhlas tersebut seseorang akan mampu mencari
keridhaan-Nya (Hadits Riwayat Ibnu Majah).2
Dari hadits di atas, dapat dipahami bahwa kunci utama diterimanya amalan
seseorang adalah ikhlas dalam melakukannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian ikhlas dalam beramal?
2. Apa tujuan ikhlas dalam beramal?
3. Mengapa perbuatan riya’ dan syirik harus dijauhi?
1 Yusuf Al-Qadrdhawy, Niat dan Ikhlas: Penerjemah Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 1997), hlm 17
2 Ibnu Majah, Sunah Ibnu Majah, Jilid II, (Mesir: Dar al-Fikr), hlm 22
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian ikhlas dalam beramal.
2. Mengetahui tujuan ikhlas dalam beramal.
3. Agar dapat mengetahui bahaya dari sifat riya’ dan syirik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ikhlas dalam Beramal
Ikhlas ditinjau dari sisi bahasa berasal dari khulusho, yaitu kata kerja
intransitif yang artinya bersih, jernih, murni, suci, atau bisa juga diartikan tidak
ternoda (terkena campuran). Ikhlas menurut bahasa adalah sesuatu yang murni yang
tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya.3
Dalam pengertian yang lebih spesifik lagi, ikhlas pada hakikatnya adalah
“niat, sikap, atau perasaan yang timbul dalam hati nurani yang dalam pada diri
seseorang dan disertai dengan amal perbuatan”. Ikhlas juga dapat dimaknai sebagai
“ketulusan dalam mengabdikan diri kepada tuhan dengan segenap hati, pikiran dan
jiwa seseorang”.4
Niat dan ikhlas saling berkaitan, karena perbuatan yang ikhlas tidak akan
muncul jika tidak didasari oleh niat yang baik. Niat dalam sebuah amal perbuatan itu
merupakan sebuah keharusan. Allah SWT tidak akan menerima amal perbuatan
seseorang kecuali karena niat dan keikhlasan dari perbuatan tersebut.
Ikhlas merupakan salah satu dari berbagai amal hati, dan bahkan ikhlas berada
dalam barisan pemula dari amal-amal hati. Sebab diterimanya berbagai amal tidak
bisa menjadi sempurna kecuali dengannya.5
Penegasan Islam dalam menuntun ikhlas dan pemurnian niat karena Allah
serta meluruskan tujuan hanya kepada-Nya. Menurut Alwi Shihab, “bukan sekadar
ِ َت ِهجْ َرتُهُ إِلَى هَّللا ْ ن َكانvْ ئ َما نَ َوى فَ َم ٍ ة َولِ ُك ِّل ا ْم ِرvِ َّ ه َو َسل َّ َم قَا َل إِن َّ َما اأْل َ ْع َما ُل بِالنِّيvِ صل َّى اللَّهم َعلَ ْي
َ ِ ع َْن ُع َم َر أَ َّن َرسُو َل هَّللا
إِلَى َما هَا َج َر إِلَ ْي ِهvُصيبُهَا أَ ِو ا ْم َرأَ ٍة يَتَ َز َّو ُجهَا فَ ِهجْ َرتُه ِ ُ يvَت ِهجْ َرتُهُ ل ُد ْنيَا ْ إِلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َو َم ْن َكانvَُو َرسُولِ ِه فَ ِهجْ َرتُه
7 Alwi Shihab, Memilih Bersama Rasulullah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hal. 66-67.
8 Imam An-Nawawi, Riyadus Sholihin, Darul Hadits Qahirah Cetakan Ke-12, 2016, hal 32
9 Mahmud Ahmad Mustafa, (Dahsatnya Ikhlas), MedPress Digital 2012, hlm 12
4
ى النَّاسُ بِأ َ ْع َمالِ ِه ْم ْاذهَبُوا إِلَى الَّ ِذينَ ُك ْنتُ ْم تُ َراءُونَ فِى ال ُّد ْنيَا فَا ْنظُرُوا هَلْ ت َِج ُدونَ ِع ْن َدهُ ْم َجزَ ا ًء ؟
َ ُز
ِ ج
10 Toto Haryanto dan Uswatun Hasanah, Hadist, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2006), hlm 24
11 Abdul Hamid Ritonga, Hadist Seputar Islam dan Tata Kehidupan, hlm 71-72
12 Abu Abdillah Said bin Ibrahim, Hadits Abrain Imam An-Nawawi, (Solo: Al-Wafi, 2016), Hal.37
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar bahwasannya makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari hal yang sempurna. Kami juga membutuhkan
kritik dan saran agar bisa menjadi suatu motivasi bagi diri kami agar dapat menjadi
lebih baik lagi untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
6
DAFTAR PUSTAKA
Niat dan Ikhlas: Penerjemah Kathur Suhardi, Yusuf Al-Qadrdhawy, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar. 1997)
Sunah Ibnu Majah, Ibnu Majah, Jilid II, (Mesir: Dar al-Fikr)
Dahsatnya Ikhlas, Mahmud Ahmad Mustafa, MedPress Digital 2012
Ensiklopedi Islam Ringkas (the Consice Encyclopaedia of Islam), terj. Ghufron A.
Mas’ adi, Cyrill Glasse, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Akhlak seseorang Muslim, Soffandi dan Wawan Djunaedi, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2001)
Memilih Bersama Rasulullah, Alwi Shihab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)
Riyadus Sholihin, Imam An-Nawawi, Darul Hadits Qahirah (Cetakan Ke-12), 2016
Hadist, Toto Haryanto dan Uswatun Hasanah, (Palembang: IAIN Raden Fatah Press,
2006)
Hadist Seputar Islam dan Tata Kehidupan, Abdul Hamid Ritonga
Hadits Abrain Imam An-Nawawi, Abu Abdillah Said bin Ibrahim, (Solo: Al-Wafi,
2016)