OLEH :
KELOMPOK 5
1. PIYA UMAINI
2. MITA
3. IRPAH
4. TIARA AGUSTIN
5. FAKIH FATHURRAHMAN
6. AHMAD MUZZAKI MIRZA ABDULLAH
MAN 1 LAHAT
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Pengertian Riya
Secara Etimologi, kata riya berasal dari kata ru’yah, yang artinya menampakkan.
Dikatakan arar-rajulu, berarti seseorang menampakkan amal shalih agar dilihat oleh manusia.
Makna ini sejalan dengan firman Allah SWT:
Tahukah kalian, kebaikan yang didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah SWT.
Perbuatan ini juga bisa diartikan sebagai sikap yang muncul akibat kurangnya pemahaman
akan tujuan amal serta ibadah yang dilakukan. Riya muncul karena kurangnya iman kepada
Allah, hari akhir dan ketidak jujuran kala menjalankan perintah agama. Orang riya adalah
seseorang yang beribadah hanya karena ingin dianggap sebagai sosok taat pada agama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa riya adalah melakukan amal kebaikan
bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara
memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapat pujian atau
penghargaan, dengan harapan agar orang lain memberikan penghormatan padanya. Oleh
itu, Syeikh Ahmad Rifa’i berpesan bahwa riya’ merupakan perbuatan haram dan satu
diantara dosa besar yang harus dijauhi serta di tinggalkan.
Adapun contoh perilaku riya dikutip dari buku yang sama, antara lain sebagai berikut:
Ciri-ciri Riya
1. Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang.
2. Amal atau perbuatn baik yang telah ia lakukan sering diungkti-ungkit atau disebut sebut.
3. Beramal atau beribadah sekejar ikut-ikutan, itupun dilakukan apabila ia berada ditengah-
tengah orang ramai.
4. Amal (perbuatan baiknya) selalu ingin diingat,diperhatikan ingin mendapat pujian dan
ingin didengar orang lain.
5. Terlihat tekun dan bertambah motifasinya dalam beribadah apabila mendapat pujian dan
sanjungan, sebaliknya semangatnya akan menurun bahkan meyerah apabila dicela orang.
Menurut Ali bin Abi Thalib, ciri-ciri orang riya terdapat dalam jiwa seseorang. Di antara ciri-
ciri orang riya adalah malas jika seorang diri, giat jika di tengah-tengah orang banyak,
tambah semangat beramal jika mendapatkan pujian, dan berkurang frekuensi amalannya jika
mendapat celaan.